Anda di halaman 1dari 9

PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN
ASYRI FEBRIANA, S.H., M.H
A. Class Action
PERMA No 1 Tahun 2002 merumuskan Gugatan Perwakilan
Kelompok (Class Action) sebagai suatu prosedur pengajuan gugatan ,
dimana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan
gugatan untuk dirinya sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok
orang yang jumlahnya banyak , yang memiliki kesamaan fakta atau
kesamaan dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota
kelompoknya.
Unsur-Unsur Class Action
a. Gugatan secara perdata
Gugatan dalam class action masuk dalam lapangan hukum perdata. Istilah gugatan
dikenal dalam hukum acara perdata sebagai suatu tindakan yang bertujuan untuk
memperoleh perlindungan hak yang diberikan oleh pengadilan untuk menghindari adanya
upaya main hakim sendiri (eigenechting).
b. Wakil Kelompok (Class Representatif)
Adalah satu orang atau lebih yang menderita kerugian yang mengajukan gugatan
sekaligus mewakili kelompok orang yang lebih banyak jumlahnya. Untuk menjadi wakil
kelompok tidak disyaratkan adanya suatu surat kuasa khusus dari anggota Kelompok.
Lanjutan…
c. Adanya Kerugian yang nyata-nyata diderita
Untuk dapat mengajukan class action Baik pihak wakil kelompok (class repesentatif )
maupun anggota kelompok (class members) harus benar-benar atau secara nyata
mengalami kerugian atau diistilahkan concrete injured parties.
d. Kesamaan peristiwa atau fakta dan dasar hukum
Terdapat kesamaan fakta (peristiwa) dan kesamaan dasar hukum (question of law)
antara pihak yang mewakilili (class representative) dan pihak yang diwakili (class
members).
B. Legal Standing
Konsep legal standing atas nama lingkungan dicetuskan dalam makalah Prof. Christopher Stone
dari US berjudul “Should Trees Have Standing?: Toward Legal Rights for Natural Objects” di
sebuah simposium tahun 1972. Inti dari makalah tersebut adalah gagasan untuk memberikan hak
hukum (legal rights) kepada obyek- obyek alam (natural objects), karena alam juga memiliki hak
meskipun merupakan obyek inanimatif.

Saat ini UUPLH telah memuat pengakuan hukum (legal recognition) atas standing organisasi
lingkungan. Dalam UUPLH Pasal 38 disebutkan bahwa organisasi LH berhak mengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi LH. Urgensi pemberian standing atas nama lingkungan ini
bisa didasarkan pada dua hal; faktor kepentingan masyarakat luas dan faktor penguasaan SDA oleh
negara.
Ketentuan Pasal 38 UUPLH menyebutkan:
(1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan pola kemitraan, organisasi
lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2) Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk hak melakukan tindakan tertentu
tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil.
(3) Organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi
persyaratan:
a. Berbentuk badan hukum atau yayasan;

b. Dalam anggaran dasar organisasi lingkungan hidup yang bersangkutan menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan
didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup;
c. Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya.
C. Alternatif Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya
ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu guna menjamin tidak akan
terjadinya atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dalam
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan
jasa pihak ketiga, baik yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan
maupun yang memiliki kewenangan mengambil keputusan, untuk
membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup.
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup melalui Lembaga
Penyedia Jasa
 Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan jasa pihak
ketiga, baik yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan maupun yang memiliki
kewenangan mengambil keputusan, untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan
hidup. Dengan demikian salah satu yang ditempuh yaitu melalui Lembaga Penyedia Jasa.

 Para pihak atau salah satu pihak yang bersengketa dapat mengajukan Permohonan bantuan
untuk penyelesaian sengketa lingkungan hidup kepada lembaga penyedia jasa dengan tembusan
disampaikan kepada instansi yang bertangung jawab di bidang Pengendalian Dampak
Lingkungan atau instansi yang bertanggung jawab di bidang Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah yang bersangkutan.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai