Anda di halaman 1dari 9

Tugas : Opini mengenai tugas dan tanggung jawab negara Dosen : Eddy Yehuda, Drs., M.S.

Disusun oleh :
Gio Novfran Ramdzy Adzim Andini Putri P 210110100300 210110130211 210110130214 Hilma Rizky N Zata Bening A Tito Joeanta 210110130235 210110130260 210110130296

Made Syenadira 210110130228

Humas C PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

Tugas dan Tanggung Jawab Negara:


1. Menjamin kemerdekaan beragama tiap-tiap penduduk Hak dan kebebasan beragama serta berkeyakinan merupakan salah satu hak asasi manusia yang bersifat mutlak sebagai wujud dari hak asasi manusia yang paling inti. Karena itu sering dikatakan bahwa, hak dan kebebasan beragama merupakan hak asasi yang bersifatnon-derogable rights yaitu hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1948 menyatakan setiap orang berhak atas kebebasan agama (Pasal 18). Di dalam pasal tersebut menjelaskan mengenai hak kebebasan beragama yang terdiri dari hak untuk beragama, hak untuk berganti agama, hak untuk mengamalkan agama dengan cara mengajarkannya, melakukannya baik secara sendiri ataupun kelompok dan di tempat umum atau tempat pribadi. Pengertian kebebasan beragama seperti yang ada dalam deklarasi umum PBB tentu saja bersifat sangat liberal, dan nampak didominasi budaya Barat. Ini berbeda dengan konsep kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Bahwa tidak ada tempat bagi ateisme atau propaganda antiagama di Indonesia. Di Indonesia, kebebasan beragama dan berkeyakinan dijamin oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menyatakan bahwa negara menjamin kebebasan beragama dan berkepercayaan (Pasal 28E jo Pasal 29 ayat 1). Bahkan, dalam Pasal 28I UUD 1945 dinyatakan bahwa kebebasan beragama tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Ketentuan itu masih diperkuat lagi dalam Pasal 22 UU No 39/1999 tentang HAM. Setiap orang mempunyai kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri. UUD45 pasal 18 telah menyebutkan bahwa negara, khususnya pemerintahlah yang berkewajiban untuk menghormati, melindungi, memajukan dan memenuhi Hak Asasi Manusia. Dalam UUD 1945 Pasal 29 sangat tegas disebutkan bahwa, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Pasal ini merupakan bentuk

perlindungan negara terhadap semua umat beragama di Indonesia. Pasal tersebut juga merupakan bentuk peneguhan dan penegasan bahwa Negara Indonesia didirikan bukan atas dasar satu agama saja, tetapi memberikan kedudukan yang sama bagi semua agama yang berkembang di Indonesia.Konsepsi satu untuk semua merupakan kesepakatan bersama para pendiri bangsa dengan melihat realitas kemajemukan bangsa. Sebagai bangsa yang majemuk pluralistis, tentunya Indonesia mempunyai potensi konflik yang sangat tinggi, terutama konflik antaragama. Maka disusunlah Tri kerukunan umat beragama yang berisi kerukunan umat satu agama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Agar hal tersebut dapat dihindari. Di Indonesia sendiri kebebasan beragama diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah secara resmi mengakui enam agama, setiap warga negara wajib memilih satu agama yang tersedia agar memudahkan proses seseorang sebagai warga negara contohnya ketika seseorang ingin menikah maka ia harus beragama agar dapat diproses oleh Negara. Beberapa larangan hukum terus berlaku terhadap beberapa jenis kegiatan keagamaan tertentu yang dianggap dapat menyinggung agama lain. Kebebasan beragama dianggap diatur secara tertulis pada undang-undang dengan tujuan agar HAM masyarakat dapat terwujud dengan baik dan benar. Dengan kata lain, pemerintah sebenarnya menyalahkan tindakantindakan anarkis yang dilakukan atas dasar agama tertentu. Namun fakta berbicara lain sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum di Indonesia penerapan peraturan mengenai kebebasan beragama masih kurang tegas dalam pelaksanaannya. Penyerangan Ahmadiyah ,merupakan salah satu bukti bahwa penegakan kebebasan beragama di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Kebebasan untuk mengekspresikan keberagamaan di Indonesia nampaknya juga banyak mendapat sorotan dari dunia internasional. Meskipun belum bisa dijadikan rujukan, data terbaru yang dikeluarkan Pemerintah Amerika Serikat yang memasukkan Indonesia dalam daftar pelanggaran berat kebebasan beragama bersama Afganistan, Bangladesh, Belarus, Kuba, Mesir, dan Nigeria perlu dicermati ulang. Setidaknya, laporan tahunan yang dirilis pertengahan tahun 2006 ini cukup membuka mata untuk melihat sejauh mana Indonesia telah menjamin hak-hak beragama warganya

2. Membiayai pendidikan Dalam pembukaan UUD 1945 tertera tujuan Negara Indonesia, salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itu pemerintah wajib memfasilitasi pendidikan setiap warga Negara dan warga Negara wajib menempuh pendidikan agar mencapai tujuan yang disebutkan di atas tadi, sebagaimana tertera pada: Pasal 31 UUD 1945 (perubahan ke-4 tahun 2002) (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya Pasal 31 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) juga menegaskan (1) Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya Seperti yang sudah kita ketahui sekarang ini jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah menerima bantuan-bantuan dari pemerintah seperti contoh Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS ini disalurkan untuk membantu mempermudah warga Negara Indonesia dalam menempuh pendidikan wajib 9 tahun. Besar biaya BOS berdasarkan jumlah siswa tahun 2012 untuk SD Rp 580.000/siswa/tahun dan untuk SMP Rp 710.000/siswa/tahun. Karena dengan biaya yang diberikan pemerintah seadanya, pada kenyataannya untuk buku dari BOS saja terkadang tidak semua siswa mendapatkannya karena jumlah buku yang terbatas. Selain itu pula sekarang ini masih ada saja biaya-biaya yang dipungut oleh pihak sekolah kepada siswa. Entah itu buku penunjang, seragam atau kelengkapan lainnya. Sebenarnya telah diadakan peraturan dari pemerintah bahwa pihak sekolah dilarang untuk memungut biaya dari muridnya. Sebenarnya terdapat dua factor, yaitu adanya oknum-oknum yang mencari keuntungan atau mungkin ini menandakan bahwa sebenarnya biaya BOS belum bisa membantu biaya pendidikan sepenuhnya. Selain itu BOS juga terbatas hanya sampai jenjang SMP, sedangkan pada zaman sekarang ini untuk dapat bekerja pendidikan minimal adalah SMA. Lulusan dari SMA pun belum tentu menjamin mendapatkan pekerjaan karena tersaingi oleh yang pendidikannya

lebih tinggi. Lalu bagaimana dengan lulusan SMP? Inilah tugas dari pemerintah itu sendiri untuk mengembangkan lagi dan mengkritisi akan kemajuan pendidikan warga Negara melalui fasilitas-fasilitas yang akan diberikan untuk kemudahan menempuh pendidikan. Usaha dari pemerintah pun tidak cukup apabila tidak adanya atau kurangnya kemauan dari warga Negara itu sendiri. Disini dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan warga negaranya agar tercapainya tujuan dari Negara Indonesia ini. 3. Memajukan pengetahuan Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Oleh karena kemajuan inilah yang mendorong lahirnya globalisasi yang menyebabkan begitu majunya perkembangan tekhnologi dan pengetahuan di seluruh dunia, dan globalisasi juga menyebabkan semakin ketatnya daya saing antar setiap negara dalam memajukan negaranya masing-masing. Perbedaan lokasi geografis dan batas-batas negara bukan lagi merupakan hambatan utama. Permodalan, perdagangan barang dan jasa, serta teknologi mengalir semakin bebas melampaui batas-batas wilayah negara sehingga kebebasan suatu negara mengendalikan perkembangan dirinya menjadi semakin terikat oleh berbagai perkembangan internasional. Bahwa setiap negara di dunia ini tidak bisa bertahan dan berkembang tanpa adanya pengaruh negara lain. Perkembangan teknologi, perdagangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya menjadi isu-isu utama dalam persaingan global. Pada kenyatannya kini banyak Negaranegara berkembang mulai beralih dari Negara agraris menuju Negara industri demi menjaga persaingan di pasar global. Karena itu, proses industrialisasi yang berlangsung kini memiliki beragam problematika tersendiri yang biasa terjadi di Negara berkembang. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia menjadi permasalahan utama dalam proses industrialisasi. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia menjadi permasalahan utama dalam proses industrialisasi. Indonesia dalam hal ini pun tidak luput dari masalah tersebut yang tentunya dapat memicu terhambatnya perkembangan dan kemajuan nasional. Oleh karena itu dibutuhkan peran suatu bangsa untuk membimbing dan memberi pengetahuan kepada masyarakat dalam rangka untuk memperbaiki kualitas dari masyarakat indonesia. disini diperlukan suatu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengawali proses

industrialisasi tersebut. IPTEK selayaknya hadir sebagai pendukung dari pengembangan industri tersebut, karena tidak mungkin suatu industri dapat maju tanpa adanya pengembangan IPTEK. Dalam konstitusi Undang-undang Dasar 1945 telah mengatur mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tercantum dalam pasal 31 ayat (5) yakni Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Hasil amandemen keempat konstitusi tersebut mengatur mengenai tanggung jawab bagi pemerintah dan bangsa untuk memajukan IPTEK demi persatuan dan kesejahteraan bangsa. Sebuah tanggung jawab yang besar tentunya mengingat betapa pentingnya IPTEK dalam kemajuan industri suatu bangsa. Apalagi ditambah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, persatuan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Kemajuan IPTEK sangat berpengaruh besar kepada negara ini, antaralain untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing bangsa, memperkuat kesatuan dan persatuan nasional, mewujudkan pemerintahan yang transparan, dan meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional. 4. Memajukan kebudayaan Kebudayaan Indonesia adalah suatu hal yang tidak ternilai harganya. Dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah Indonesia untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Banyak kebudayaan yang ada di negeri kita ini, mulai dari Sabang hingga Merauke. Nenek moyang kita mewariskan begitu berharganya kebudayaan daerah yang sangat indah. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, rasa cinta rakyat Indonesia pada budayanya sendiri nampaknya mulai berkurang. Sulit sekali untuk menemukan remaja yang benar-benar mencintai kebudayaan daerahnya sendiri. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi. Remaja masa kini tampaknya lebih senang dan bangga menggunakan produk luar negeri dibandingkan produk lokal, dan lebih bangga jika menyukai dan mengidolakan artis mancanegara dibandingkan seniman tradisional. Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah kita harus bisa melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia. Ini menjadi sebuah tantangan yang harus dilewati agar kebudayaan kita tidak punah dan hilang tanpa jejak. Pemerintah harus bisa melindungi kebudayaan kita agar tidak dicuri bangsa lain seperti kasus-kasus yang ada. Selain itu, pemerintah kita juga harus bisa membuat kebudayaan Indonesia terlihat tidak kalah menarik

daripada kebudayaan mancanegara. Kebudayaan Indonesia harus dikemas sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian para generasi muda sebagai penerus bangsa. 5. Memelihara bahasa daerah Opini kami tentang bahasa daerah yang ada di Indonesia ini sudah hampir punah, kenapa begitu? Orang-orang sekarang sudah banyak yang malu menggunakan bahasa daerahnya sendiri dan mereka lebih suka memakai bahasa Jakarta yang biasa disebut bahasa gaul. Kita seharusnya bangga menggunakan bahasa daerah kita sendiri, kenapa harus malu? Apakah ada yang salah dari bahasa daerah? Ataukah karena gengsi? Dari sini kita masyarakat Indonesia harus merubah mindset kita, kita tak harus malu menggunakan bahasa daerah untuk percakapan sehari-hari seharusnya kita bangga dengan bahasa daerah kita sendiri. Pemerintah juga dapat disalahkan karena kurangnya memperhatikan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia ini, jadi bahasa-bahasa di Indonesia lebih banyak di telantarkan dan tidak pernah di pedulikan sama sekali. Sekarang coba kita liat, sudah jarang ABG yang masih fasih berbahasa daerah mereka sendiri, apa itu kesalahan kita sendiri ataukah pemerintah yang salah? Berharap bahasa daerah akan tetap hidup dalam keseharian masyarakat dengan mengandalkan lembaga pendidikan formal, rasanya sama sekali tak memadai. Berapa SKS siswa mendapat pelajaran bahasa daerah dalam seminggu? Apalagi kalau setelah itu tidak dipraktekkan dalam keseharian di rumah. Jadi Indonesia yang sekarang masih sangat belum bisa melindungi dan mengayomi bahasa daerah yang ada di Indonesia, mereka masih menelantarkan bahasa-bahasa daerah. Dan tujuan Indonesia tentang membudayakan bahasa daerah masih sangat jauh dari kata berhasil. Berharap Indonesia bisa melakukan yang terbaik demi terjaganya bahasa daerah di Indonesia kita ini. 6. Memelihara Fakir Miskin dan Anak Terlantar Fakir Miskin dan Anak terlantar wajib dipelihara oleh Negara karena sudah diterangkan dalam Udang-Undang Dasar 1945 pasal 37. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus mempunyai jiwa penolong, apalagi kita sebagai seorang muslim, apa kita tega membiarkan saudara-saudara kita yang kelaparan, putus sekolah, kurang kasih sayang, tidak mempunyai tempat tinggal, sedangkan kita tinggal di rumah yang mewah, bisa bersekolah sampai tinggi, mendapatkan kasih sayang dari kedua

orang tua kita, Apakah kita sudah peduli dengan lingkungan kita? Sedangkan disekitar kita masih banyak orang yang membutuhkan bantuan kita, uluran tangan kita. Dalam kenyataan tidak semua manusia dilahirkan didunia ini dalam keadaan yang sempurna atau beruntung, dalam arti beruntung yaitu mampu melakukan apa saja yang kita inginkan , di tengah-tengah masyarakat Indonesia ini pun, tidak sedikit orang atau kaum yang kurang mampu, yang tidak mampu dalam menghadapi kehidupan, kesempatan orang yang kurang mampu untuk berusaha sangat terbatas, sehingga akses terhadap kehidupan dan pendidikan yang layakpun sulit mereka penuhi. Kalau memang seluruh kota di Indonesia memiliki masalah yang sama terkait anakanak terlantar, apakah itu artinya anak-anak jalanan itu adalah disahkan oleh negara untuk mengemis di jalanan? ataukah anak jalanan itu tidak tersentuh hukum ketika dia mengganggu perjalanan orang lain? ataukah selama ini kita sudah melihat ada tindakan dari pemerintah untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar tersebut? atau mungkin kita bisa

menjeratnya dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan? ah sudahlah mungkin terlalu ekstrim jika seperti itu. Namun yang semakin membuat saya miris adalah anak-anak itu mengemis karena orang tuanya yang menginginkan mereka begitu. Terkadang orang tua mereka tidak segan untuk melakukan tindakan kasar jika mereka tidak menghasilkan uang. Apakah orang tua mereka bisa di tindak secara hukum karena ekploitasi anak? Kemana Komnas Anak? apakah mereka hanya memelihara anak-anak yang sanggup membayar mereka? Negeri ini terlalu sibuk dengan statusisasi dan konspirasi kemakmuran sehingga mereka tidak mempedulikan anak-anak yang seharusnya menikmati pendidikan dan masa kecil mereka yang indah tapi malah jadi suram karna harus beralih profesi menjadi seniman jalanan.
7. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam Secara formal, Negara dalam hal ini dijalankan oleh pemerintah diberi kewenangan atribusi dalam menguasai bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya yang dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal itu diatur dalam pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 Kewenangan tersebut terus menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan batas-batas yang diberikan yang menegaskan bahwa : bumi, air, dan kekayaan

alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara untuk pergunakan bagi sebesarbesar kemakmuran rakyat. Kemudian dituntaskan secara kokoh didalam undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok Agraria di pasal 2 ayat (2) yang menegaskan bagaimana konsep menguasai Negara atas tanah tersebut. Seperti mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air, dan ruang angkasa, Menentukan dan mengatur hubunganhubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa. Namun dalam hal ini apakah pemerintah juga berhak atas memiliki atas tanah, disinilah belum adanya peraturan pemerintah yang mengatur secara konkrit tentang bagaimana cara mengatur, mengurus, dan mengawasi perolehan dan penggunaan tanah. Dengan demikian apakah persamaan dan dan perbedaan hak menguasai Negara atas tanah dan hak memiliki Negara atas tanah dalam rangka memakmurkan rakyat secara adil dan merata sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional, sehingga tercipta sebuah keadaan bahwa melalui penguasaan dan pengunaan tanah yang tersedia, rakyat dapat memenuhi semua kebutuhan dengan memuaskan. Dasar hukum: 1. 2. 3. 4. Undang-Undang Dasar 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23) Undang-Undang No. 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara

Anda mungkin juga menyukai