Anda di halaman 1dari 4

Implementasi Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Pada

Masa Pandemi Covid-19 Dalam Bidang Kesehatan dan Pendidikan


Alvia Poppy Nurjayanti

Manajemen A-20201221035

Manusia tidak bisa melepaskan diri dari suatu hal yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban dalam kehidupan sehari-harinya. Karena hak dan kewajiban adalah suatu yang melekat
pada diri orang itu. Hal ini menunjukkan jika hak dan kewajiban mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengertian hak warga negara sendiri adalah suatu
kewenangan yang dimiliki oleh warga negara untuk melakukan sesuatu sesuai peraturan
perundang-undangan. Sedangkan kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak
boleh ditinggalkan atau tindakan yang harus diperbuat oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara.

Dalam konteks Indonesia, hak dan kewajiban warga negara merupakan suatu hal yang
penting dari negara Indonesia yang menganut asas demokrasi karena implementasi hak dan
kewajiban warga negara menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam tumbuhunya kehidupan
demokrasi. Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima oleh
warga negara dan apa yang harus dilakukan oleh negara dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam UUD 1945. Namun dalam UUD 1945 hanya dijelaskan secara pokok-pokok saja
sehingga diperlukan penjelasan melalui ketetapan MPR ataupun peraturan perundang-undangan
sebagai produk bersama DPR dan Presiden.

Hubungan antara hak dengan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dan harus berjalan dengan seimbang. Dimana ada hak, disana pula ada kewajiban. Hak
dan kewajiban memiliki hubungan sebab-akibat. Diperolehnya hak merupakan akibat dari
dilaksanakannya kewajiban. Sebaliknya, kewajiban yang dilaksanakan oleh seseorang akan
memberikan dirinya ataupun orang lain suatu hak, sehingga ketika seseorang menuntut haknya
kepada negara maka seseorang tersebut harus memenuhi kewajibannya sebagai warga negara.
Hak dan kewajiban warga negara harus direalisasikan dimana saja dan kapan saja, walapun
ditengah-tengah pandemi Covid-19 yang terjadi seperti sekarang ini. Pada tanggal 11 Maret 2020
yang lalu, WHO (World Health Organization) secara resmi menyatakan bahwa virus corona atau
bisa disebut dengan Covid-19 sebagai pandemi global pada yang artinya virus ini telah menyebar
secara luas hampir ke seluruh dunia yang dimana terdeteksi pertama kali di kota Wuhan, Tiongkok.
Penyebaran virusnya sangat cepat ke hampir seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Menurut
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kasus Covid-19 pertama kali terjadi di Indoneisa pada
tanggal 2 Maret 2020, setelah itu kasus penyebaran Covid-19 sangat cepat hingga saat ini. Dilansir
dari data yang diunggah oleh WHO pada tanggal 12 April 2021, total kasus di Indonesia sendiri
sudah mencapai 1.566.995 jiwa dengan total kematian 42.530 jiwa.

Lalu bagaimana hak dan kewajiban kita sebagai warga negara pada masa pandemi Covid-
19 seperti saat ini? Ascobat Gani, Guru Besar Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengatakan bahwa di masa
pandemi Covid-19 ini masyarakat dan pemerintah memiliki hak dan kewajiban masing-masing,
apalagi kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali. "Penduduk berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan dengan kewajiban memelihara kesehatan dan kesehatan
lingkungan," kata Ascobat Gani dikutip dari siaran pers, Selasa (28/9/2020).

Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, kondisi pandemi Covid-19
saat ini juga melahirkan tanggung jawab negara kepada warganya dalam bidang kesehatan. Dalam
Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dinyatakan
bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan negara bertanggung jawab
untuk penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dimaksud. Tetapi untuk memenuhi hak kesehatan
sebagai dimaksud dalam ketentuan UUD 1945 tersebut, bukanlah persoalan yang mudah untuk
mewujudkannya.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 juga menjelaskan tentang memperbolehkan


pemerintah melakukan karantina untuk mencegah atau menangkal keluar-masuknya penyakit atau
faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Undang-
undang tersebut juga mengatur hak dan kewajiban warga negara jika terjadi karantina. Itu tertera
dalam Bab III Pasal 7 hingga pasal 9, Dalam pasal 7 berisi “Setiap Orang mempunyai hak
memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.” Dan dalam
pasal 8 dijelaskan bahwa “Setiap Orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya selama
karantina.” Sedangakan pasal 9 menjelaskan 2 poin mengenai karantina ini yakni ayat 1 berisi
“Setiap orang wajib mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan.” Dan ayat 2
menjelaskan jika “Setiap orang berkewajiban ikut serta dalam penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan.”

Tak hanya dari sektor kesehatan saja, namun warga negara khususnya bagi pelajar juga
harus mendapatkan hak pendidikan yang layak. Disaat pandemi Covid-19 ini banyak sekolah-
sekolah dan kampus-kampus diliburkan karena adanya peraturan PSSB (Pembatasan Sosial Skala
Besar). Namun meskipun diadakannya PSSB, tidak boleh menghambat proses belajar mengajar
secara formal karena Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong
masa depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan
perubahan zaman. Atau, menjadi raksasa sakit, yang tenggelam dalam berbagai persoalannya
sendiri. Kalah dalam persaingan global, dan dan bahkan diacak-acak berbagai kepentingan jangka
pendek, baik dari dalam maupun luar negeri. Sehingga cara yang dilakukan untuk masalah ini
adalah dengan menyelenggarakan proses belajar mengajar dari rumah/secara online yang
terlaksana sejak tanggal 16 Maret 2020. Sistem pendidikan online tidak mudah karena ada banyak
keluhan dari orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan
perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet. Sehingga sistem
pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi,
menjadi makin melebar saat pandemi.

Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang
dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan
kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Sehingga hal ini berpotensi
membuat angka putus sekolah meningkat. “Data akurat akan menjadi fondasi bagi penyusunan
kebijakan pembelajaran jarak jauh, memberi bantuan yang tepat penerima dan tepat guna,” kata
Puan Maharani dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Melihat kondisi tersebut, Puan
berharap pemerintah dapat melakukan terobosan untuk penyesuaian sistem pendidikan nasional
pada masa darurat akibat Covid-19.
Pelajar di Indonesia membutuhkan akses internet, membutuhkan kuota internet maupun
pulsa untuk dapat mengikuti pelajaran daring. Tapi, belum semua pelajar bisa mengakses internet
karena keterbatasan. Tak hanya itu, tenaga pendidik juga harus melakukan berbagai penyesuaian
metode pembelajaran di masa darurat ini. Pemerintah juga harus memastikan skema penggunaan
dana BOS untuk membantu siswa mendapat kuota internet berjalan dengan baik. Sehingga
Pemerintah harus mampu memberikan solusi bagi para pelajar yang terkendala geografis dan
keterbatasan infrastruktur telekomunikasi belum bisa mengikuti proses pembelajaran. Dan itu
semua merupakan hak yang didapat oleh warga negara khusunya pelajar mengenai pendidikan.
Sedangkan untuk kewajibannya, pelajar harus melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pelajar
yakni belajar dengan bersungguh-sunggguh dan menghindari hal-hal yang bisa menganggu proses
belajar mengajar. Dengan begitu hak dan kewajiban akan berlangsung secara seimbang

Kesimpulan dari pemaparan diatas adalah setiap warga negara mendapatkan hak pelayanan
kesehatan seperti keringanan biaya rumah sakit dengan BPJS atau vaksinasi untuk mecengah
Covid-19 dan juga mendapatkan hak pendidikan khususnya pelajar seperti mendapat bantuan
kuota agar bisa menikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari rumah. Namun tak hanya
mendapatkan hak nya, warga negara juga harus melakukan kewajibannya dimasa pandemi Covid-
19 ini yaitu dalam bidang kesehatan, kita harus mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah
seperti karantina mandiri, keluar menggunakan masker, mencuci tangan sebelum makan ataupun
dari luar rumah, dan juga menjaga jarak. Sedangkan dalam bidang Pendidikan, kita sebagai pelajar
harus sadar bahwa pendidikan itu penting sehingga, dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan
menghindari hal yang bisa menggangu proses belajar mengajar. Dengan terpenuhinya kewajiban
sebagai warga negara ditengah-tengah pandemi Covid-19 ini, maka warga negara juga akan
memeproleh hak nya sebagai warga negara. Dengan begitu maka hubungan hak dan kewajiban
sebagai warga negara menjadi seimbang meskipun dalam masa pendemi covid-19 seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai