Anda di halaman 1dari 6

SEPTIAN DWI SAPUTRA

043707808

ILMU HUKUM

TUGAS 3
HUKUM DAN MASYARAKAT
HKUM4102.17
TUGAS 3

Pandemi Corona, Angka Pengangguran Tembus 10 Juta

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pandemi Covid-19


berdampak pada kenaikan pengangguran. Semenjak pandemi COVID-19 menghampiri
Indonesia, sektor ketenagakerjaan terkena imbas yang luar biasa dahsyat.

"Akibat dari pandemi Covid-19 ini, pengangguran kita naik. Sebenarnya, pengangguran
kita itu sudah turun per Februari 2020, secara nasional pengangguran kita turun, dari
yang semula 7.050.000 menjadi 6.800.000, turun sebenarnya. Itu karena kerja keras
dari semua pihak, Alhamdulillah TPT (tingkat pengangguran terbuka) secara nasional
turun," kata Ida Fauziyah di sela-sela penyerahan bantuan Program Padat Karya
Pertanian untuk Cipta Lapangan Kerja dan Ketahanan Pangan di Ponpes Nurul Huda,
Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (1/9/2020).

Ada pekerja yang kena PHK maupun pekerja yang dirumahkan akibat pandemi COVID-
19. Berdasarkan data di Kementerian Ketenagakerjaan, total pekerja kena PHK
maupun dirumahkan sebanyak 3,5 juta orang. Kemudian, jika ditambah dengan 6,8 juta
tingkat pengangguran terbuka hingga mencapai 10,3 juta.

"Begitu pandemi menghampiri negara kita, mau tidak mau, dampaknya pada sektor
ketenagakerjaan ini sungguh luar biasa. Sehingga data yang ada di Kementerian
Ketenagakerjaan total mereka yang di-PHK, mereka yang dirumahkan itu 3,5 juta. 3,5
juta ditambah 6,8, itu menjadi sangat signifikan jumlahnya. Sangat signifikan
jumlahnya, 6,8 ditambah 3,5, 10 juta lebih. Dampak pandemi COVID-19 sungguh
sangat luar biasa kita rasakan," ujar Ida.

Menurutnya, pemerintah akhirnya melakukan banyak cara untuk menyelesaikan


pandemi COVID-19 ini. Baik itu, yang diselesaikan pemerintah yaitu yang pertama akar
masalahnya yakni kesehatan. Kemudian, pemerintah juga mengalokasikan anggaran
sebesar Rp695,2 triliun untuk menangani COVID-19 beserta dampak dari Covid
tersebut.

"Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk menangani COVID-19


dan dampak dari COVID-19 ini. Prioritasnya adalah pada kesehatan, termasuk
pemerintah mengalokasikan dimulai tahun 2020 ini untuk pengadaan vaksin, yang
dimulai dari pengadaan itu memang masih berasal dari Tiongkok atau nanti pengadaan
secara produksi sendiri produk dalam negeri vaksin merah putih," tuturnya.

Selain kesehatan, pemerintah juga menyelesaikan dampak dari COVID-19 diantaranya


memperkuat ketahanan pangan, kemudian ketahanan sosial. Untuk ketahanan sosial
melalui program-program yang bersifat bantuan sosial dan sebagainya.

"Yang terakhir adalah melalui Kementerian Ketenagakerjaan, pemerintah memberikan


subsidi gaji atau upah kepada para pekerja yang masih eksis bekerja, tapi karena
pandemi kehilangan pendapatan atau berkurang pendapatan atau pendapatan masih
ajek, tetapi kebutuhan meningkat. Pemerintah memberikan subsidi untuk 15,7 juta
masyarakat yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kenapa mereka dibantu.
Program ini melengkapi program ada," tutur Ida.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5155917/pandemi-corona-
angka-pengangguran-tembus-10-juta

1. SOAL 1

Analisis kasus di atas dalam kaitannya dengan mobilitas sosial, baik mobilitas
vertikal maupun horizontal!

2. SOAL 2

Berikan contoh kasus lainnya tentang dampak Corona, dan menurut anda
bagaimana efektivitas hukum berlaku menghadapi situasi seperti pada kasus
tersebut!

3. SOAL 3

Simpulkan kegunaan hukum dan masyarakat dalam kenyataannya, terkait


dengan dampak Corona seperti kasus yang diberikan pada soal diatas!

JAWAB :

1). Dari kasus di atas yang berkaitan dengan mobilitas sosial vertikal kebawah
adalah tentang menaik nya jumlah pengangguran di indonesia yang semula 7.050.000
Sehingga data yang ada di Kementerian Ketenagakerjaan total mereka yang di-PHK,
mereka yang dirumahkan itu 3,5 juta. 3,5 juta ditambah 6,8, itu menjadi sangat
signifikan jumlahnya. Sangat signifikan jumlahnya, 6,8 ditambah 3,5, 10 juta lebih.
Dampak pandemi COVID-19 sungguh sangat luar biasa kita rasakan.

-Berkaitan dengan mobilitas sosial horizontal adalah tentang pemberian anggaran


kesehatan yang semebelum ada covid juga adanya pemberian anggaran kesehatan
bagi masyarakat yang kurang mampu tapi kali ini berupa vaksin "Pemerintah
mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk menangani COVID-19 dan dampak
dari COVID-19 ini. Prioritasnya adalah pada kesehatan, termasuk pemerintah
mengalokasikan dimulai tahun 2020 ini untuk pengadaan vaksin, yang dimulai dari
pengadaan itu memang masih berasal dari Tiongkok atau nanti pengadaan secara
produksi sendiri produk dalam negeri vaksin merah putih,"
2). Dampak yang sangat terasa yaitu tingkat kriminalitas umum di beberapa daerah
mengalami peningkatan signifikan, yang disebabkan oleh situasi pandemi yang
melumpuhkan ekonomi. Hal itu terlihat dari laporan aparat daerah, kriminalitas yang
terjadi kebanyakan dengan motif pencurian.

Berbeda dari krisis-krisis ekonomi sebelumnya krisis karena pandemi ini yang terkena
dampak besar adalah usaha mikro. Dibutuhkan insentif lanjutan pada kekuatan utama
ekonomi nasional untuk pemulihan ekonomi di usaha mikro, pariwisata dan pangan.
Selain itu dibutuhkan juga penguatan fiskal sebagai syarat mitigasi dan kebijakan
moneter lebih longgar dalam bentuk relaksasi kredit dan pembiayaan kepada pelaku
usaha di sektor ekonomi utama dan mikro.

berdampak pada aspek sosial, ekonomi, hingga penegakan hukum. Hal ini disebabkan
berbagai aktivitas masyarakat dibatasi melalui terbitnya PP No. 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19. Mulai melarang kegiatan belajar mengajar di sekolah, beribadah di tempat
ibadah, membatasi transportasi, hingga larangan aktivitas di tempat kerja.

Dampak lanjutannya hingga ke persoalan ekonomi. Seperti, jutaan orang dirumahkan


atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran dunia usaha mengalami
kesulitan keuangan. Pandemi global penyebaran virus Corona ini membuat lesu usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM), terpukulnya pekerja nonformal, yang potensial
banyak orang jatuh miskin. Ini salah satu faktor mendorong orang melakukan kejahatan
demi memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi jelang lebaran.

Hukum di Indonesia mempunyai beberapa tahapan dimulai dari segi pembuatan,


pelaksanaan, dan penegakan hukum. Pembuatan hukum saat ini, dalam arti hubungan
antara pemerintah dan DPR untuk membuat produk-produk legislasi masih tetap
berjalan seperti biasa namun dengan pola yang berbeda.

“Dalam situasi seperti ini pemerintah masih bisa membahas RUU (Rancangan Undang-
Undang) dan UU (Undang-Undang), selain itu persidangan di pengadilan pun berjalan
seperti biasa dengan memperhatikan aturan pencegahan Covid-19 namun agak sulit
untuk bergerak leluasa dan kreatif seperti sebelum ada pandemi”

Terdapat tiga potensi dampak sosial negatif berkepanjangan yang mengancam peserta
didik akibat efek pandemi COVID-19. Ketiga dampak tersebut seperti putus sekolah,
penurunan capaian belajar, serta kekerasan pada anak dan risiko eksternal.

 Putus sekolah
Seperti yang telah dijelaskan tadi, pandemi memberikan dampak ke berbagai sektor di
Tanah Air. Sektor ekonomi adalah salah satu sektor yang cukup mengalami dampak
signifikan. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Tidak jarang orang tua yang lebih memilih anaknya berhenti bersekolah dan memilih
mempekerjakan anak untuk membantu perekonomian keluarga akibat krisis ekonomi
yang terjadi. Selain itu, banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah
dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara
tatap muka.
 Penurunan capaian belajar
Tidak bisa dimungkiri, keadaan sosial-ekonomi tiap keluarga berbeda-beda. Perbedaan
akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat mengakibatkan
kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi yang berbeda.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah risiko terjadinya learning loss. Studi
menemukan bahwa pembelajaran tatap muka menghasilkan pencapaian akademik
yang lebih baik saat dibandingkan dengan PJJ.

 Kekerasan pada anak dan risiko eksternal


Selama pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), peserta didik lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah. Hal ini tentu meningkatkan risiko kekerasan yang tidak
terdeteksi. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa
diketahui oleh guru.
Selain kekerasan di rumah, risiko eksternal juga menjadi hantu bagi peserta didik.
Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan risiko untuk pernikahan
dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan kehamilan di kalangan remaja.

3).Peran hukum saat masa pandemi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat


Sesuai dengan amanat dalam pembukaan UUD 1945 serta bagian batang tubuh pasal
33 UUD 1945 mengenai kesejahteraan sosial dan kemakmuran rakyat serta
Berdasarkan Laporan Pembangunan Dunia Tahun 1997 fungsi Negara ada tiga yaitu
fungsi aktivis,minimal dan menengah6 .Serta dalam sistem pemerintahan terdapat etika
pemerintah yaitu pertama residue,caring ,peduli kedua turbulence serving.

Melalui hukum diharapkan masyarakat dapat memperoleh kesejahteraan melalui


produk hukum yang ditetapkan oleh pemerintah yang digunaakan pemerintah sebagai
dasar untuk melaksanakan suatu program yang digagas pemerintah sebagai trobosan
terhadap dampak covid -19 ini serta untuk mengatur kehidupan negara dalam
menghadapi dampak pandemi virus corona sehingga kesejahteraaan masyarakat yang
awalnya terdampak dengan adanya virus covid -19 bisa dikurangi .dengan dikeluarnya
sejumlah produk hukum pasca terjadinya pandemic covid-19 maka sejumlah program
pemerintah untuk penanganan covid yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat
pula terus diprogram dan dilaksanakan seperti terobosan program BLT (Bantuan
Langsung Tunai ),Bantuan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah ),pembebasan
biaya Listrik dan subsidi Listrik ,pelonggaran waktu Kredit untuk masyarakat yang
terdampak dan sejumlah bantuan lainnya semua hal tersebut sebagai langkah
pemeritah untuk mensejahterakan masyarakat ,tidak hanya disektor ekonomi saja
,melainkan dibidang bidang lain juga sperti pendidikan,kesehatan dan penanganan
bencana

Trobosan hukum atau Regulasi mengenai masyarakat yang rentan terhadap dampak
pandemi covid -19 perlu dikhususkan mengingat fungsi pemerintahan sebagai regulator
dan law in action sehingga kendali regulasi dan hukum berada ditangan pemerintah
,serta regulasi hukum terkait dengan penanngulangan dampak pandemic perlu untuk
diperhatikan lebih agar program penanganan penanngulangan bencana tersebut tidaak
akan salah sasaran atau salah diberikan kepada masyarakat yang kesejahteraanya
sebenarnya tidak terancam dengan adanya pandemic covid -19 ini .

Anda mungkin juga menyukai