0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan12 halaman
Makalah ini membahas pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kontrak kerja di Indonesia. Pemerintah menerapkan kebijakan seperti physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar untuk mencegah penyebaran virus. Kebijakan ini berdampak pada banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan. Pemerintah memberikan bantuan berupa program kartu pra-kerja untuk melatih keterampilan dan menyiapkan pencari kerja. Makalah
Makalah ini membahas pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kontrak kerja di Indonesia. Pemerintah menerapkan kebijakan seperti physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar untuk mencegah penyebaran virus. Kebijakan ini berdampak pada banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan. Pemerintah memberikan bantuan berupa program kartu pra-kerja untuk melatih keterampilan dan menyiapkan pencari kerja. Makalah
Makalah ini membahas pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kontrak kerja di Indonesia. Pemerintah menerapkan kebijakan seperti physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar untuk mencegah penyebaran virus. Kebijakan ini berdampak pada banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan. Pemerintah memberikan bantuan berupa program kartu pra-kerja untuk melatih keterampilan dan menyiapkan pencari kerja. Makalah
(Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu pada
Pada mata pelajaran “Hukum Bisnis” dengan dosen pembimbing Ibu Emy Zulaikha,S.H,M.H )
DISUSUN OLEH: NAMA : HOLIFATUL HASANA KELAS : 3MB NIM : 20104796
PROGRAM STUDI AKUTANSI S-1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “MANDALA” JEMBER 2020 BAB I
1.LATAR BELAKANG
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
diumumkan WHO (World Health Organization) tanggal 11 Maret 2020. Kejadian Covid-19 yang dilaporkan Kepada publik pertama kali tanggal 31 Januari 2020 di Wuhan, Propinsi Hubei, RRC. Memasuki Minggu ketiga April 2020 Terdapat 170.000 lebih korban yang Meninggal, yang sembuh sebanyak 640.000 Dari total yang terkonfirmasi positif Sebanyak lebih dari 1,4 juta orang .
Di Indonesia diumumkan terdampak Virus oleh Presiden
Joko Widodo tanggal 2 Maret 2020, sekaligus menyebutnya Sebagai bencana (disaster). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara Khusus menyebut Covid-19 sebagai Bencana non alam (non natural disaster) Dengan skala cakupan nasional. Dibandingkan dengan kejadian pada Tahun 2003, ketika kasus SARS terjadi Berdampak pada melambatnya Perekonomian Indonesia hingga 0,03 Persen. Covid-19 yang reproduksi Sebarannya lebih cepat dari SARS dan korban Meninggal yang lebih tinggi dari SARS dan MERS.
Secara global, kasus positif corona mencapai 2.601.774
kasus dengan angka kematian akibat penyakit covid-19 mencapai 183.803jiwa, sementara pasien covid-19 yang berhasil sembuh kini tercatat sebanyak 674.413 orang. Sementara di Indonesia terhitung pada tanggal 20 April 2020, sendiri total kasus positif corona telah mencapai 6.760 pasien.
Semakin meningkatnya jumlah pasien yang diakibatkan
Covid-19 ini membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan untuk dapat menyelesaikan kasus Covid- 19, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan Social Distancing atau masyarakat menyebutnya dengan #dirumahaja. Hal ini dilakukan untuk dapat mengurangi bahkan memutus rantai infeksi Covid-19 dimana seseorang perlu menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, serta tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain. Selain itu pemerintah menerbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang merupakan strategi pemerintah untuk dapat mencegah virus corona semakin menyebar, sementara itu menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes)RI, PSBB tak sepenuhnya
Membatasi seluruh kegiatan masyarakat, pembatasan
tersebut hanya berlaku untuk aktivitas tertentu saja di suatu wilayah yang terduga terinfeksi Covid-19. Banyak sekolah dan Universitas yang diliburkan oleh pemerintah dengan memberlakukan belajar dan bekerja didalam rumah, membatasi kegiatan keagamaan, pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan ditempat umum dan meliburkan tempat kerja dan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan keamanan.
Dengan adanya pendemi penyakit Covid-19 ini mau
tidak mau beberapa perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau karyawan sehingga terjadi PHK terhadap karyawan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit. Banyak pula perusahaan yang mengambil langkah-langkah dan ektrim untuk mempertahankan bisnis mereka dan tentunya untuk mengurangi kerugian akibat covid-19. Menurut pemantauan ILO (International Labour Organization) karena adanya tindakan karantina penuh atau parsial saat ini sudah berdampak pada hampir 2,7 milliar pekerja, yang sudah mewakili sekitar 81 persen tenaga kerja dunia. Dalam situasi saat ini, usaha diberbagai sektor ekonomi sedang menghadapi krisis ekonomi yang dapat mengancam operasi dan kesehatan mereka, terutama di antara perusahaan kecil, sementara jutaan pekerja rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta mengalami PHK.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Menerapkan batasan pemerintah selama covid-19 belum
hilang dari Indonesia.
2. Mengetahui beberapa pembatasan pemerintah terhadap
masyarakat selama masa covid-19.
3. hal-hal yang dapat dilakukan oleh pra kerja yang tidak
memiliki pekerjaan selama masa covid-19 belum hilang. BAB II
3. PEMBAHASAN
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia dan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan masyarakat Indonesia untuk mulai menerapkan Social Distancing atau pembatasan sosial, yang merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian viruscorona dengan menganjurkan orang sehat untuk tidak berada ditempat ramai dan melakukan kontak langsung dengan orang lain. Dan kini istilah Social Distancing diganti dengan Phsyical Distancing oleh pemerintah. Tidak hanya itu Pemerintah juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatasi atau mengurangi penyebaran Covid-19 yakni berupa kebijakan sosial. Dan pada tanggal 31 Maret 2020 Presiden Jokowi mengadakan konferensi pers yang bertujuan untuk mengumumkan kepada publik mengenai kebijakan yang dipilih untuk menyikapi Covid-19 sebagai pendemi Global ini, dimana Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlandas pada UU No.6 tahun 2018 tentang ke karantina Kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) yang sedang terjadi di suatu wilayah tertentu.
Menurut Kementrian kesehatan (Kemenkes) PSBB tak
sepenuhnya membatasi seluruh kegiatan masyarakat, pembatasan tersebut hanya berlaku untuk aktivitas tertentu saja di suatu wilayah yang terduga terinfeksi Covid-19. Banyak pelajar dan mahasiswa yang diliburkan oleh pemerintah dengan memberlakukan belajar dan bekerja didalam rumah, membatasi kegiatan keagamaan, pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan ditempat umum dan meliburkan tempat kerja dan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan keamanan. Namun walaupun sudah adanya kebijakan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, penerapan PSBB membuat tenaga kerja di Indonesia hampir kehilangan pekerjaannya. Karena pada situasi seperti ini usaha diberbagai sektor ekonomi akan menghadapi kerugian besar, yang akan mengancam operasi dan kesehatan para pekerja terutama pada perusahaan-perusahaan kecil, dalam hal ini jutaan pekerja rentan kehilangan pekerjaan. Sedangkan penduduk di suatu Negara sangat sering mengonsumsi barang dan jasa untuk dapat memenuhi kehidupan sehari-harinya, akan tetapi hanya sebagian masyarakat yang secara langsung terlibat dalam kegiatan memproduksi suatu barang dan jasa.
Dalam menyikapi virus corona ini pemerintah
memberikan kebijakan berupa bantuan bagi 6 juta buruh korban PHK dengan menggegarkan dana sebesar 10 triliun untuk dapat mengantisipasi jika terjadi lonjakan jumlah Pengangguran akibat banyaknya perusahaan yang sudah melakukan pemutusan hubungan kerja ditengah pendemi virus corona ini. Program tersebut akan direalisasikan dalam bentuk kartu Pra-kerja. Kartu Pra-kerja sendiri adalah program pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditunjukkan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Komite Cipta Kerja dibentuk melalui Presiden Nomor. 36 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui program kartu Prakerja. Kartu Prakerja ini tidak hanya diberikan kepada yang sedang mencari pekerjaan, namun juga pada buruh, karyawan dan pegawai. Pemerintah sendiri sudah membuka pendaftaran kartu pra-kerja pada 11 April 2020, yang awalnya target penerima ini adalah untuk orang-orang yang belum bekerja, namun dimasa pendemi virus corona ini kartu prakerja difokuskan kepada orang-orang yang telah di PHK. Kartu pra-kerja ini sudah menjadi salah satu program pemerintah, yakni yang bertujuan untuk menyiapkan keahlian bagi para pencari kerja. PHK sendiri telah dimulai oleh beberapa perusahaan dan akan terus menghantui banyak pekerja formal terutama yang bekerja di swasta, seperti survei saya diatas banyak yang telah merasa khawatir akan pekerjaan mereka. Data hingga 2019 jumlah pekerja formal Indonesia mencapai angka 55 juta dengan 4 juta pekerja yang merupakan pegawai negeri sipil. Sedangkan keahlian calon pekerja yang diharapkan dari kartu pra-kerja yang telah diterbitkan yakni untuk menyiapkan calon-calon pekerja untuk dapat diterima di perusahaan-perusahaan, namun pada saat pendemi wabah virus corona ini pengrekrutan para pekerja baru akan sulit terjadi. Bagi para penerima kartu Pra- kerja akan mendapatkan bantuan uang sebesar Rp. 3.550.000 untuk biaya pelatihan dan insentif. Dimana pembagiannya yakni untuk biaya insentif pelatihan sebesar Rp. 600.000/bulan (selama 4 bulan) dan insentif survei sebesar Rp. 50.000/survei (akan ada 3 survei) dan setiap pemegang kartu pra-kerja akan menerima sekali bantuan untuk seumur hidup.
BAB III
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa hal Yang bisa dilakukan oleh para pengangguran agar
tetap mendapatkan penghasilan yakni dengan menjajal bisnis online, karena seperti yang kita tahu penerapan sistem Social Distancing membuat masyarakat akan sering berada dirumah atau dirumah aja. Membuka kelas online atau menjadi pengajar online, karena banyaknya sekolah dan universitas yang terpaksa harus diliburkan dan diganti dengan Kelas online dapat kita manfaatkan hal ini dengan penjadi pengajar secara online tidak hanya seputar akademik, tetapi dalam bidang seni pun dapat kita lakukan, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Serta membuka usaha kecil-kecilan dirumah seperti menjual takjil dan makanan ringan lainnya pada suasana Ramadhan ini. Sehingga dalam hal ini dapat menjadi keuntungan ekonomis dalam bonus demografi, yang merujuk pada semakin besar jumlah tabungan penduduk produktif sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil ditengah pendemi corona saat ini. Artinya, ketika semakin banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja dan semakin sedikit pula anggota rumah tangga yang ditanggung sehingga dapat menciptakan kelebihan pendapatan yang dapat disimpan sebagai tabungan.
- (t.thn.).Diambil kembali dari Kementrian Kesehatan. (t.thn.).
- Diambil kembali dari bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51850113 - Elena, M. (2020, April 15). Diambil kembali dari Ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200415/9/1227629/dampa k-pandemi-covid-19-ini-sektor-sektor-yang-rentan-kena-phk
- Yasmin, P. (2020, April 6). Diambil kembali dari