Anda di halaman 1dari 3

Pada 11 Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) sudah mengumumkan status pandemi

global untuk penyakit virus corona 2019 atau yang juga disebut corona virus disease 2019 (COVID-19).
Virus yang awal penyebarannya berasal dari Wuhan, China telah mewabah di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Pada awal bulan maret 2020 lalu virus ini mulai masuk ke indonesia. sebulan lebih Covid-19
ada di Indonesia, virus ini sudah memberikan dampak besar pada sektor-sektor strategis Indonesia.
Salah satu cara pemerintah untuk menangani penyebaran virus Covid-19 ini dan penerapan
PSBB(Pembatasan Sosial Bersekala Besar). Dari kebijakan ini pemerintah bertujuan membatasi
pergerakan masyarakat sehingga penyebaran virus Covid-19 ini dapat ditekan. meskipun demikian,
kebijakan yang ditetapkan pemerintah ini tentunya akan membawa efek negatif di masyarakat, salah
satunya hilangnya lapangan pekerjaan masyarakat.

Sejak adanya himbauan Physical Distancing hingga sekarang (sabtu, 10/4) sudah ada sedikitnya 1,2
juta pekerja terkena imbas dari virus Covid-19, baik itu pekerja formal maupun informal. karena adanya
wabah ini para pekerja tersebut tidak dapat bekerja, dirumahkan bahkan sampai ada yang PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).menurut data 7 april 2020 total pekerja yang terkena imbas dari Covid-19
ini sejumlah 1.200.031 dengan rincian, pekerja formal yang dirumahkan dan di-PHK sejumlah 1.010.579
orang dan pekerja innformal sejumlah 189.452 orang. Kementrian Ketenagakerjaan memperkirakan
jumlah tersebut akan terus bertambah karena masih banyak perusahaan yang belum melaporkan
keadaan perusaan dan tenaga kerjanya. dalam hal ini pemerintah menghimbau pemerintah daerah agar
terus memantau perkembangannya, agar tidak ada pekerja yang terlantar akibat wabah Covid-19 ini.

Dalam menghadapi persoalan ini pemerintah melalui Kementrian Ketenagakerjaan mengeluarkan


peraturan mengenai perlindungan pekerja atau buruh dan kelangsungan usaha dalam rangka
penanganan dan penanggulangan Covid-19 dengan menggunakan SE Menaker NO M/3/HK.04/III/2020.
selain itu pemerintah saat ini juga berusaha mempercepat perilisan kaartu Prakerja dan berusaha agar
kartu tersebut dapat sampai dan digunakan oleh-orang-orang yang memang membutuhkan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mencatat 1,6 juta
pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan sebagai dampak ekonomi
pandemi virus corona. Sedangkan, jumlah pekerja sektor informal yang terdampak sebanyak
265.881 orang. Secara keseluruhan, total pekerja yang terdampak mencapai 1.506.713 orang," 

Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Senin, 13 April 2020


Usulan Konsultan Ketenagakerjaan Cegah
PHK Massal Dampak Covid-19
Ady Thea DA

Antara lain menerbitkan Perppu terkait aturan ketenagakerjaan sebagai


payung hukum, misalnya untuk pekerjaan paruh waktu, fleksibilitas
ketentuan PKWT dan perluasan outsourcing.

Ketua Himpunan Konsultan Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (HKHKI)


Ike Farida. Foto: RES

Penyebaran wabah Covid-19 yang semakin meluas


berdampak pada banyak sektor, salah satunya sektor
ketenagakerjaan. Meluasnya virus corona hampir di seluruh
wilayah Indonesia sangat mempengaruhi kinerja,
produktivitas, dan keuangan perusahaan. Sebagian
pengusaha mengalami kesulitan keuangan yang mendorong
perusahaan mengurangi upah, merumahkan pekerjanya,
hingga melakukan PHK.   

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah


mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai
langkah terakhir mengatasi dampak Covid-19. “Situasi dan
kondisinya memang berat. Tapi inilah saatnya pemerintah,
pengusaha dan pekerja bekerja sama mencari solusi
(terbaik, red) untuk mengatasi dampak Covid-19,” kata Ida
dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/4/2020) lalu.

 
Ketua Umum Himpunan Konsultan Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia (HKHKI) Ike Farida melihat pemerintah telah
menerbitkan sejumlah peraturan terkait Covid-19 antara lain
SE Menaker No.m/3/HK.04/III/2020 tentang Perlindungan
Pekerja dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19; Peraturan
Presiden No.49 Tahun 202; Peraturan Menteri Kesehatan
No.9 Tahun 2020; SE Menperin No.4 Tahun 2020; Keputusan
Gubernur Jakarta No.380 Tahun 2020; dan Peraturan
Gubernur Jakarta No.33 Tahun 2020.

Tapi dari berbagai peraturan itu, Ike menilai belum ada yang
memberi solusi konkret terhadap nasib pekerja dan pengusaha
untuk menghindari PHK. Tanpa maksud mengkritik pemerintah
atas lengah dan lambatnya penanganan serta antisipasi
pandemi Covid-19, pihaknya mendesak pemerintah untuk tidak
melakukan hal yang sama dalam masalah ketenagakerjaan.

emerita harus mencari cara bagaimana menghindari PHK,


bukan mengurusi pasca PHK. Berbagai program sosial yang
disiapkan pemerintah seperti kartu prakerja berpotensi tidak
tepat sasaran. Program ini bukan solusi agar tidak terjadi PHK,
tapi hanya subsidi dan fasilitas pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi kerja, bukan untuk menggaji pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai