Paper ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Sosial
DISUSUN OLEH
Kelompok 6
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Berdasarkan uraian diatas, tujuan penulisan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berjalan dengan baik. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan berbagai
pelaku usaha mengalami gulung tikar akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Banyak perusahaan yang akhirnya terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) berskala besar dan pengurangan jam kerja terhadap para staf pekerja
dikarenakan keterbatasan bantuan modal, dan keterbatasan cash-flow terutama untuk
membiayai gaji tenaga kerja yang merupakan komponen tertinggi dari biaya
perusahaan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tersebut akhirnya menyebabkan
permasalahan baru dimana angkat pengangguran semakin meningkat.
Jawa Tengah menjadi salah satu daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi
di masa pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
pengangguran di Jawa Tengah mencapai 1.214.342 orang (Agustus 2019 - Agustus
2021), atau sekitar 6,48% dari jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah pada 2020 yang
mencapai 18.751.277 orang. Jumlah ini naik sekitar 2,04% dibanding tahun 2019 atau
sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, di mana tingkat pengangguran di Jawa
Tengah sekitar 4,44% dari total angkatan kerjanya. Dari catatan BPS Provinsi Jawa
Tengah, jumlah pengangguran terbanyak berada di Kota Semarang yakni 98.001
orang atau sekitar 9,5% dari total angkatan kerjanya yang mencapai 1.02 juta orang.
Sementara urutan kedua ditempati Kabupaten Brebes dengan jumlah pengangguran
mencapai 89.494 orang atau sekitar 9,8%. Pada urutan ketiga ada Kabupaten Cilacap
dengan jumlah pengangguran mencapai 80.811 (jateng.bps.co.id).
Menurut Dinas Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja (Disnakertrans) Provinsi Jawa
Tengah, meningkatnya pengangguran di jawa Tengah merupakan dampak langsung
dari sektor industri saat pandemi seperti bahan baku dari luar negeri yang terkendala
pengiriman, tenaga ahli asing yang belum bisa ke Indonesia, serta kontrak produksi
yang di-reschedule ulang oleh bayar. Hal ini pun membuat pabrik mengurang
produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja (Solopos.com). Selain itu,
tingginya jumlah usia produktif di Jawa Tengah tidak diikuti dengan penurunan
jumlah pengangguran. Sebaliknya, diikuti dengan peningkatan jumlah pengangguran.
Adanya peningkatan pengangguran tersebut tentunya dapat mendorong berbagai
permasalahan baru untuk turut muncul ke permukaan. Tidak hanya soal kemiskinan,
tetapi juga kriminalitas yang turut meningkat akibat peningkatan pengangguran
tersebut.
5
II. Dampak dari adanya wabah Covid-19 dan pengangguran tersebut terhadap
perekonomian di Jawa Tengah.
Pada awal tahun 2020, awal saat ditemukan kasus Covid-19 di Indonesia dan
utamanya di Jawa Tengah mengakibatkan seluruh aktivitas di masyarakat berhenti
dan berakibat pada PHP besar-besaran dan berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Pada grafik diatas dapat
dilihat bahwa terdapat peningkatan pengangguran yang sangat drastis pada tahun
2020.
Pada tahun 2019 angka pengangguran di Jawa Tengah sebesar 4,42 persen dan
pada tahun 2020 meningkat menjadi 6,48 persen. Meningkatnya pengangguran
tersebut dibarengi dengan adanya lesunya tingkat perekonomian di Jawa Tengah.
Pada tahun 2019 tingkat pertumbuhan perekonomian di Jawa Tengah meningkat 5,34
persen tetapi pada tahun 2020 yang dibarengi dengan adanya Covid-19 yang
6
mengakibatkan adanya peningkatan pengangguran memberikan dampak langsung
pada pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran yang tinggi dan meningkat
menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada kuartal I di tahun 2020
menurun menjadi 2,61 persen. Pada kuartal II turun drastis bahkan minus menjadi
5,42 persen dan kuartal III menjadi minus 3,92 persen.
Pada tahun 2021 juga terjadi penurunan angka pengangguran yang dapat
memberikan dampak positif pada tingkat laju pertumbuhan perekonomian di Jawa
Tengah. Jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 berkurang sehingga
menyebabkan angka pengangguran Jawa Tengah turun pada 2021. Berkurangnya
dampak pandemi Covid-19 tersebut membuat tingkat pengangguran terbuka di Jawa
Tengah turun 0,2 persen poin menjadi 5,95%. Hal ini tentunya memberikan akibat
langsung pada tingkat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
7
jumlah pengangguran di Jawa Tengah pada Agustus 2021. Jumlah pengangguran
bertambah 10 ribu orang dari Februari 2021, tetapi nilai tingkat pengangguran terbuka
Agustus 2021 menurun 0,01% (radarsemarang.jawapos.com). Melonjaknya jumlah
kasus positif menyebabkan pemerintah harus memperketat peraturan dan membatasi
kegiatan-kegiatan. Dari pembatasan ini berpengaruh pada pelaksanaan operasional
usaha. Secara tidak langsung jumlah pengangguran juga dipengaruhi oleh kondisi
pandemi. Karenanya, diperlukan kebijakan yang lebih serta perhatian yang lebih
untuk mengurangi pengangguran pada saat pandemi Covid-19. Hal ini merupakan
bukti bahwa tingkat pengangguran di Jawa Tengah akibat adanya pandemi Covid-19
sangat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap tingkatan pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah.
8
berkelanjutan tidak akan terwujud tanpa ada peran serta dan komitmen pemerintah
dengan masyarakat. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan adalah kesepahaman dan
kesepakatan dari pemerintah dan masyarakat demi terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang hendak dilakukan memiliki dampak
pada pemerataan secara ekonomi. Kaitan dua hal tersebut adalah antara pembangunan
berkelanjutan dan pemerataan secara ekonomi. Jika menginginkan pemerataan
ekonomi, pemerintah hendaknya membutuhkan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu dapat juga dengan cara mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Dorongan ini dilakukan guna mengupayakan kemandirian di sektor
UMKM. Guna menciptakan UMKM yang mandiri, diperlukan juga kepastian dalam
pendampingan. Pendampingan ini dapat direncanakan dengan cara bekerjasama
dengan Perguruan Tinggi demi keberhasilan pendampingan pada pelaku UMKM.
Pendampingan atas pelaku UMKM adalah usaha untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan. Maka di dalam pendampingan itu, pelatihan pemberdayaan
pengetahuan dan keterampilan mereka merupakan sesuatu yang penting. Selanjutnya
perlu diperhatikan pentingnya penyediaan akses permodalan untuk keberhasilan
sektor UMKM yang dapat disediakan untuk membantu mereka dengan suku bunga
terendah dari Bank Jawa Tengah. Dengan pendampingan seperti ini, suatu usaha
mikro kecil minimal akan menumbuhkan dua tenaga kerja.
9
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Indonesia masih merupakan negara dengan status negara berkembang yang
memiliki tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi, di mana hal ini diperparah
dengan adanya pandemi akibat Covid-19 yang melumpuhkan dan berdampak ke
semua bidang kehidupan. Dengan adanya pandemi ini mempertinggi jumlah
pengangguran di Indonesia khususnya di Jawa Tengah yang diakibatkan dari sektor
industri saat pandemi yang terhambat dan menurun. Akibatnya jumlah angkatan kerja
berkurang di Jawa Tengah dan berdampak pada penurunan kegiatan perekonomian,
serta pada terhambarnya pertumbuhan ekonomi. Adanya peristiwa yang dirasakan ini
merupakan salah satu contoh dampak negatif dari adanya pandemi Covid-19 yang
melanda Indonesia khususnya Jawa Tengah. Dan untuk menanggulangi tingginya
tingkat pengangguran ini yaitu dengan ditetapkan dan diimplementasikanya
pembangunan berkelanjutan untuk pemerataan ekonomi, terlebih akibat dari adanya
pandemi yang membuat banyaknya kesenjangan dalam perekonomian.
II. Saran
Untuk mengatasi permasalahan pengangguran yang meneingkat akibat
pandemi Covid-19 ini, harus adanya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat
dalam menjalankanya agar tercapainya tujuan yang ditetapkan. Pemerintah sebagai
pihak yang memberikan penyuluhan, sosiasilisasi, serta kebijakan terkait untuk
mengembangkan potensi kinerja masyarakat dengan tujuan pemerataan ekonomi.
Sementara dari pihak masyarakat sendiri dengan menerapkan kebijakan yang ada dan
juga mengimplementasikan ilmu yang didapatkan untuk tercapainya peningkatan
kinerja agar tercapainya kesetaraan ekonomi dan menghilangkan kesenjangan sosial
yanga terjadi di masyarakat. Kerjasama dalam menjalankan kebijakan serta aturan
yang ada secara konsisten antara pemerintah dan masyarakat ini akan menghasilkan
tercapainya tujuan yang tealh ditetapkan secara maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi, Yuliana, S., Prayogo, A. D., Liana, J. E., Andriansyah, M., & Astridinata, I. K.
(2018). Pengangguran (Perspektif Teoretis). Osf.Io, 1–14.
Indayani, S., & Hartono, B. (2020). Analisis Pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
sebagai akibat pandemi Covid-19. Jurnal Perspektif, 18(2), 201-208.
Jalil, Abdul, M, Fahri, & Kasnelly, Sri. (2020). Meningkatnya Angka Pengangguran Di
Tengah Pandemi (Covid-19). 2 (Pengangguran Akibat Covid 19), 45–60.
PH, L., Suwoso, R. H., Febrianto, T., Kushindarto, D., & Aziz, F. (2020). Indonesian Journal
of Nursing and Health Sciences. Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences,
1(1), 37–48.
Surindra, B., Artantri, M. W., Forijati, R., & Anas, M. (2021). Analisis Pengangguran Dan
Kesempatan Kerja Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Dan Kewirausahaan (JPEAKU), 1(2), 68–74.
https://doi.org/10.29407/jpeaku.v1i2.16965
Sumber Berita:
11
Mutia, Annisa. (2021). Dampak Covid-19 Mereda, Pengangguran Jawa Tengah Turun
Menjadi 5,95%. DataBoks.katakata.co.id. Diakses pada Minggu, 6 Maret 2022 melalui
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/10/dampak-covid-19-mereda-
pengangguran-jawa-tengah-turun-menjadi-595
Kompas (2020). ”Catatan 2020, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Turun, Angka Kemiskinan
dan Pengangguran Meningkat”. Kompas.com. Diakses pada Minggu, 6 Maret 2022 melalui
https://regional.kompas.com/read/2020/12/30/23341051/catatan-2020-pertumbuhan-
ekonomi-jateng-turun-angka-kemiskinan-dan
Metro Tv. (2021). “Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Capai Rp. 1356 triliun”.
Metrotv.news.cm. Diakses pada Sabtu, 5 Maret 2022 melalui
“https://www.metrotvnews.com/play/koGCGQAL-kerugian-ekonomi-nasional-akibat-
pandemi-capai-rp1-356-triliun
Saputra, Imam Yudha. (2021). “121 Juta Warga Jateng Pengangguran Paling Banyak di
Daerah Ini”. solopos.com. Diakses pada Sabtu, 5 Maret 2022 melalui
https://www.solopos.com/121-juta-warga-jateng-pengangguran-paling-banyak-di-daerah-ini-
1112319
Muqoddam, Farodlilah. (2021). “BI Proyeksikan Ekonomi Jateng Tumbuh 5 Persen Pada
2022”. Diakses pada Minggu, 6 Maret 2022 melalui
https://semarang.bisnis.com/read/20211124/536/1470017/bi-proyeksikan-ekonomi-jateng-
tumbuh-5-persen-pada-2022
12