Anda di halaman 1dari 13

PENGANGGURAN

Di susun oleh:
Kelompok 5
1. Nirmawati C10119234
2. Abriani santi sambu C10119233
3. Ariqa duratul hikma C10119237
4. Inda wahyuni C10119228
5. Fitria C10119226
6. Felisyah cristiani tyva wowor C10119235
7. Maimunah zulkarmila C10119231
8. Novianda saputri C10119230
9. Muhammad agustioyono C10119227

PRODI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
PENDAHULUAN
Dalam kondisi mewabahnya pandemi covid 19 ini ternyata banyak sekali
dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini utama nya di sektor perekonomian
Indonesia. Pengangguran contohnya, dengan semakin meluasnya virus covid 19 ini di
Indonesia sampai saat ini maka tidak menutup kemungkinan tingkat pengangguran di
Indonesia akan semakin meningkat bahkan sangat berpotensi besar terjadi, dilihat dari
banyaknya para pekerja yang di PHK dan dirumahkan atau dihimbau untuk dirumah
saja atau social distancing. Sehingga hal ini sangat membatasi masyarakat untuk
bekerja.
1. Kegiatan membatasi masyarakat untuk bekerja ini dapat memicu bertambahnya angka
pengangguran. Pengangguran adalah orang yang belum melakukan sesuatu kegiatan
yang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas hanya pada orang yang belum
bekerja tetapi orang yang sedang mencari pekerjaandan orang yang sedang bekerja
namun pekerjaanmya tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran.
2. Termasuklah orang-orang stay at home, semuanya untuk memutus penyebaran virus
covid-19 ini. Menurut proyeksi Core Indonesia penambahan jumlah pengangguran
terbuka yang signifikan bukan hanya disebabkan oleh perlambatan laju pertumbuhan
ekonomi, melainkan disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat terkait pandemic
covid 19 dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam skala kecil maupun skala besar.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui covid-19 mempengaruhi angka pengangguran di Indonesia.
2. Untuk mengetahui prediksi angka pengangguran di Indonesia.
3. Untuk mengetahui imbas covid-19 dan pengangguran bagi perekonomian
Indonesia.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu
kegiatanyang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas pada orang yang belum
bekerja. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun pekerjaanya
tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) dalam indicator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang
tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum
mulai bekerja.
Pengangguran sendiri menurut ahli mengandung pengertian sebagai berikut:
 Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara
aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya.
 Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara
aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
Jenis- jenis Pengangguran
1. Pengangguran Terbuka- Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Bisa jadi
karena belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja.
2. Pengangguran Terselubung- Pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal/produktivitasnya rendah.
3. Pengangguran Siklikal- Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam
kegiatan perekonomian negara.
4. Pengangguran Structural- Kondisi ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur
perekonomian yang memerlukan keterampilan-keterampilan baru.
5. Pengangguran Friksional- Kondisi ini terjadi karena adanya kesulitan
mempertemukan pihak pencari kerja dengan pihak yang menyediakan lapangan kerja.
6. Pengangguran Teknologi- Pengangguran ini disebabkan oleh adanya
perkembanagan teknologi, yang menyebabkan tenaga kerja manusia diganti
menjadi mesin.
7. Pengangguran Musiman- Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang oleh
siklus ekonomi yang berfluktusi karena adanya pergantian musim sehingga
pekerja harus menghentikan aktifitas produksi untuk sementara.
8. Setengah Pengangguran- Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan,
namun jam kerja sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu.

Faktor Penyebab Pengangguran


Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu:
1. Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tidak seimbang.
2. Kemajuan teknologi sehingga manusia tergantikan oleh robot atau mesin.
3. Keterampilan dan pengalaman yang dimiliki tidak seseuai kriteria.
4. Kurangnya pendidikan/batasan pendidikan.
5. Kemiskinan.
6. Pemutusan hubungan kerja (PHK).
7. Tempat tinggal yang jauh dari domisili.
8. Kalah dalam persaingan pasar global.
9. Kesulitan mencari lowongan kerja.
10. Harapan untuk calon pekerja terlalu tinggi.

Dampak Pengangguran
Pengangguran mempunyai dampak yang berimbas pada perekonomian ataupun kehidupan
masyarakat sebagai berikut:
1. Dampak Bagi Perekonomian
- Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita
- Penurunan penerimaan pemerintah dari sector pajak
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
- Menambah hutang negara
2. Dampak Bagi Masyarakat
- Menghilangkan keterampilan seseorang karena kemampuan yang tidak di
gunakan
- Menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial
- Pengangguran adalah beban psikis dan psikologis bagi si penganggur
ataupun keluarga
- Dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas atau kejahatan.
Dampak Covid-19 Bagi Ekonomi Indonesia
Pemerintah Indonesia sudah menghitung dampak terburuk Covid-19 dengan
skenario berat hingga lebih berat. Yang jelas, pandemi Covid-19 meningkatkan
jumlah kemiskinan dan pengangguran. Padahal dalam 5 tahun ini, pemerintah
terbilang sukses untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran dan
pengangguran. Namun, hadirnya Covid-19, menekan semua perekonomian
diberbagai negara khususnya Indonesia.
Pengangguran Di tengah Pandemi (Covid-19)
Sejak di umumkannya secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia oleh
presiden Joko Widodo di Istana Negara 2 Maret 2020, sampai sekarang jumlah
masyarakat Indonesia yang terpapar virus ini terus bertambah. Ternyata Covid-19 ini
sangat memberikan dampak yang begitu terasa bagi masyarakat Indonesia, baik dari
segi ekonomi, sosial maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Salah satu yang sangat menyita perhatian ditengah pandemic Covid-19 ini
ialah jumlah pengangguran yang bertambah. Sejak pandemic Covid-19, tak sedikit
perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya. Ada yang sementara,
ada juga hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Mau tidak mau, pekerjapekerjanya
akan menganggur untuk sementara waktu. Tidak hanya itu adanya aturan
pemerintah tentang social distanching, lock down dan PSBB bagi daerah zona merah
menyebabkan gerak masyarakat terbatasi sehingga menyebabkan banyak masyarakat
yang menganggur.

Prediksi Angka Pengangguran Ditengah Pandemi Covid-19

1. Komposisi dari angkatan kerja Indonesia diprediksi akan mengalami


perubahan akibat wabah virus corona (Covid-19). Jumlah pekerja paruh waktu dan
setengah menganggur diprediksi akan naik tajam pada tahun 2020 ini. Prediksi ini
mengacu pada komposisi angkatan kerja berdasarkan klasifikasi sektor ekonomi jenis
usaha , dan durasi jam kerja. Dari komposisi tersebut, krisis yang berciri simultan ini
sangat berpotensi besar menambah jumlah pengangguran terbuka sebanyak 3,5 juta
hingga 8,5 juta orang sepanjang tahun 2020. Ini artinya tingkat pengangguran
berpotensi naik dari kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen saat ini antara 7,7 persen
dalam skala moderat dan 10,3 persen dalam skala berat
Krisis akibat covid-19 pada 2020 ini memilki sifat dan karakteristik yang
berbeda dengan krisis tahun 1998 dan tahun 2008. Krisis yang bebeda pasti memilki
pemulihan yang berbeda pula. Berbagai upaya memperlambat penyebaran virus
memunculkan efek ekonomi finansial. Efek ini datang dari kejutan dari sisi
penawaran (supply-side shock), turunnya agregat (demand-side shock), dan
perubahan mendasar dari psikologi para pelaku ekonomi (behavioral shift). Tingkat
pengangguran kita pandang cukup konsisten dengan definisi pengangguran terbuka
yang dianut Indonesia adalah 8 persen. Yang naik tajam adalah jumlah pekerja paruh
waktu dan setengah menganggur.

2. Dilansir dari CNBC, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia telah merilis Laporan Tahun
2020 yang berisikan informasi penting seputar ketenagakerjaan.

Dalam laporan tahunan tersebut terdapat 6 bagian utama.Mulai dari kebijakan Kemenaker,
potret makro ketenagakerjaan, reformasi birokrasi, refleksi kinerja Kemenaker, hingga
beberapa rangkuman dari peristiwa penting sepanjang tahun 2020 lalu.Dalam laporan
tersebut juga disebutkan jumlah pengangguran di Indonesia selama tahun 2020.Rupanya
jumlah pengangguran mengalami kenaikan dan saat ini jumlah totalnya mencapai 9,77 juta
orang.Data dari BPS juga menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT
sebesar 7,07%. Jumlah tersebut meningkat 1,84% jika dibandingkan dengan tahun 2019
lalu.TPT sendiri merupakan persentase jumlah pengangguran yang termasuk dalam penduduk
usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja.

Penyebab Angka Pengangguran Meningkat di Masa Pandemi


Sejak adanya pandemic covid-19, banyak sekali dampak yang ditimbulkan
oleh pandemi ini baik dari segi ekonomi, politik, sosial maupun budaya semuanya
merasa kan dampaknya. Dari segi ekonomi ternyata pandemi ini juga meningkatkan
angka pengangguran di Indonesia hal ini disebabkan oleh berapa hal antara lain:
 Banyaknya perusahaan-perusahaan yang menutup ataupun ditutup operasionalnya,
sehingga mendorong perusahaan tersebut me PHK karyawankaryawannya, di mana
salah satu penyebab pengangguran ialah PHK.
 Adanya lock down dan PSBB membuat pengguna barang dan jasa atau pelanggan
sepi sehingga mengakibatkan usaha- usaha di bidang ekonomi tutup dan
menyebabkan mereka menganggur.
 Adanya rasa takut yang tinggi dan aturan pemerintah untuk dirumah saja selama
pandemi ini membuat masyarakat terbatasi dalam bekerja ataupun melakuan usaha
sehingga mereka lebih memilih menganggur dan bahkan terpaksa harus menganggur
karena aturan tersebut Secara garis besar mungkin tiga hal tersebut adalah penyebab
utama angka pengangguran di masa pandemi ini bisa meningkat pesat. sebanyak
35,56% perusahaan yang disurvei oleh BPS telah mengurangi jumlah pegawai yang
bekerja pada tahun 2020. Masalah ekonomi yang terjadi akibat pandemi membuat
banyak perusahaan kesulitan untuk bertahan.
Mengurangi pegawai pun akhirnya harus dilakukan agar perusahaan bisa tetap survive
lebih lama.Laporan tersebut juga menyebutkan informasi mengenai apa saja sektor
usaha yang paling terdampak Covid-19. Rupanya sektor industri yang paling
terdampak adalah Akomodasi dan Makan Minum hingga 92,47%. Kemudian disusul
oleh sektor Jasa Lainnya sebesar 90,90% dan sektor Transportasi dan Pergudangan
sebesar 90,34%.

Solusi Agar Pengangguran Tidak Meningkat Pesat di masa pandemi


Core Indonesia mengapresiasi pemerintah Indonesia yang telah mengambil
langkah- langkah untuk menghambat penyebaran pandemi dan juga mengambil
kebijakan-kebijakan untuk membantu eknomi masyarakat yang terdampak,
memberikan insentif dunia usaha, serta meningkatkan stimulus terhadap ekonomi
makro. Adapun solusi yang bisa dilakukan agar pengangguran tidak meningkat pesat
ialah:
1. Mengoptimalkan program kartu Pra-Kerja di mana program ini dapat menjadi
basis untuk membenahi data pengangguran sehingga dapat dijadikan sebagai
basis data pengangguran yang real time, yang dapat dijadikan sebagai basis
kebijakan-kebijakan dibidang ketenaga kerjaan, seperti memberikan sejenis
unemployment benefit baik berbentuk bantuan untuk mendapatkan pekerjaan.
Apalagi sasaran kartu Pra-Kerja sebanyak 5,6 juta orang, setara dengan 80%
angka pengangguran yang mencapai 7 juta orang.
2. Mendorong kepada dunia usaha melalui pemberian insentif agar mereka
mengoptimalkan alternatif-alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka
dibandingkan dengan PHK. Beberapa alternative tersebut diantaranya
pengurangan jam kerja dan hari kerja, pengurangan shift dan lembur, hingga
pemotongan gaji, dan penundaan tunjangan dan insentif
3. Mengusahakan dan mengupayakan agar pandemi ini cepat berlalu sehingga bisa
kembali seperti semula, perusahaan-perusahaan dapat beroperasional kembali, orang-
orang tidak takut lagi untuk berusaha, karyawankaryawan yang sudah di PHK ditarik
kembali bukan mencari pekerja-pekerja lain apa lagi dariluar negeri.
4. Untuk mengatasi PHK sebaiknya para pekerja diberikan kesempatan untuk bekerja
dirumah, apalagi ppkm yang tidak berhenti diperpanjang karena meningkatnya covid-
19
5. mengembangkan sistem pelatihan dengan mekanisme pelatihan campuran (blended
training).
6. memaksimalkan program penempatan dan perluasan kesempatan kerja serta
kewirausahaan, seperti padat karya infrastruktur dan tenaga kerja mandiri
7. mengkoordinasikan kepada perusahaan terkait wajib lapor ketenagakerjaan, guna
mengetahui kondisi ketenagakerjaan di setiap perusahaan yang terintegrasi dalam
platform SISNAKER; serta meningkatkan intensitas dan kualitas dalam ruang dialog
sosial, baik Tripartit maupun Bipartit

Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Saat Pandemi Covid-19


Pertumbuhan ekonomi negara Indonesia di tengah wabah coronavirus mengalami
penurunan. Perihal tersebut dikarenakan kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk
mencegah penyebaran virus corona. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
dan lockdown, menjadi salah satu kebijakan yang diterapkan pemerintah. Sehingga, hal itu
membuat sejumlah kegiatan perekonomian tidak dapat berjalan dengan lancar. Pemutusan
hubungan kerja tersebut berakibat kepada para karyawan, hingga para karyawan terkena
dampak PHK yang harus kehilangan pekerjaannya dan dapat dikatakan pengangguran.
Dikatakan pengangguran karena mereka mencari jalan keluar berupa pekerjaan lain sebagai
alternatif dari pekerjaan sebelumnya. PHK yang dilakukan perusahaan kepada karyawan
dilakukan untuk mengurangi jumlah beban yang ditanggung perusahaan saat kondisi
pandemi. PHK dilakukan oleh beberapa perusahaan dan terhadap puluhan bahkan hingga
ratusan karyawan atau pegawai. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker),
sejumlah 212.394 pekerja dari sektor formal terkena PHK, pekerja formal yang dirumahkan
sejumlah 1.205.191 orang. Dari sektor nonformal, Kemenaker mencatat sekitar 282 ribu
orang tidak memiliki penghasilan. Sementara itu, berdasarkan data BP Jamsostek, pekerja
yang dirumahkan dan terkena PHK mencapai 454 ribu orang dari sektor formal, dan 537 ribu
orang sektor non formal.Terlebih lagi jumlah pekerja di sektor informal di Indonesia lebih
besar dibanding pekerja sektor formal, yakni mencapai 71,7 juta orang atau 56,7 persen dari
total jumlah tenaga kerja. Mayoritas dari mereka bekerja pada usaha skala mikro sebesar
89 persen berdasarkan data di tahun 2018. Dari data tersebut, menjelaskan bahwa akibat
pandemi COVID-19, beberapa sektor usaha melakukan PHK terhadappekerjanya. Para
karyawan atau pegawai banyak yang kehilangan pekerjaan mereka di tengah kelambatan
ekonomi saat pandemi. Sektor terbanyak yang melakukan tindakan PHK yaitu sektor
informal yang mencapai angka 71,7 juta orang. Dikutip dari nasional.kontan.co.id jumlah
karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan sejumlah lebih dari 1,5 juta karyawan, dengan
spesifikasi karyawan sektor formal lebih besar dari pada sektor informal, yaitu sejumlah 1,2
juta karyawan dari sektor formal dan 265.000 dari sektor informasi.

Pemutusan hubungan kerja masa pandemi covid- 19


PANDEMI Covid-19 yang mendorong penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) di sejumlah daerah se Indonesia berdampak kemerosotan ekonomi di semua
lini warga. Banyak perusahaan tidak sanggup meneruskan produktivitas usaha hingga harus
lakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Data Kemnaker RI tercatat hingga 2.8 juta
korban PHK di era pandemik Covid-19.  Bahkan Menkeu Sri Mulyani menyatakan ada 5 juta
lebih pekerja ter PHK. Kadin lebih besar lagi yakni 15 juta orang yang Ter PHK di Indonesia.
Sejumlah perusahaan membuat berbagai kebijakan untuk mempertahankan bisnisnya. Mulai
dari tak melakukan produksi, menutup sementara usahanya, bahkan pemutusan hubungan
kerja (PHK) beberapa karyawannya karena kesulitan cash flow. Jika setiap perusahaan
memiliki kemampuan bertahan menghadapi situasi saat ini masing-masing. Namun demikian,
bertahannya perusahaan juga ada batasnya. Mengingat lantaran daya konsumsi masyarakat
yang menurun saat ini. Yang menjadi faktor utama masalah timbulnya banyak PHK ini bisa
dari konsumsi masyarakat terhadap barang-barang produksi para perusahaan itu yang
menurun saat ini. Yang kemudian mempengaruhi pendapatan perusahaan. Upaya pemerintah
dalam menghadapi dampak pandemi pada PHK ini lewat program kartu pra kerja dari
pemerintah bisa tepat sasaran. Selain itu bantuan paket sembako dari pemerintah bisa tetap
menjaga daya beli atau konsumtif masyarakat. Pertumbuhan ekonomi anjlok, potensi PHK
meningkat. Dapat saja PHK berpotensi menaikan tingkat  kriminalitas meningkat karena
desakan ekonomi. Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia telah meminta pemerintah dapat
mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) secara serius di tengah pandemi Covid-19. PHK
massal juga bukan keputusan yang manusiawi untuk saat ini. Pengusaha tak cengeng seolah-
olah semua keuntungan perusahaan yang selama ini sudah mereka dapat ikut raib akibat
Covid-19. Selama ini pengusaha telah mendapat banyak stimulus pada era pemerintahan
Presiden Jokowi. Disamping PHK massal, beberapa perusahaan memberikan penawaran
kepada karyawannya untuk mengambil cuti tak berbayar (unpaid leave) atau dirumahkan. Ini
dilakukan agar perusahaan tetap bertahan

Pemerintah meluncurkan bantuan subsidi upah bagi pekerja untuk mencegah PHK

Pemerintah memastikan akan mengeluarkan kebijakan pemberian bantuan pemerintah


berupa subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh (BSU) di tahun 2021. Bantuan ini diharapkan
dapat mencegah terjadinya PHK sebagai akibat pandemi Covid-19. 

kebijakan BSU dikeluarkan untuk mencegah pengusaha memutuskan hubungan kerja


dengan pekerjanya, serta membantu pekerja yang dirumahkan. Pemberian BSU diharapkan
mampu meningkatkan daya beli dan menjaga tingkat kesejahteraan pekerja/buruh. Adanya
BSU juga diharapkan mampu membantu meringankan beban pengusaha untuk dapat
mempertahankan usahanya di masa pandemi Covid-19.

Dengan adanya BSU ini pemerintah berharap beban perusahaan dapat berkurang,
sehingga pengusaha dan pekerja/buruh dapat terus melakukan dialog sosial bipartit guna
mencari solusi bersama di tengah pandemi. Melalui BSU ini, pemerintah berharap hubungan
industrial yang harmonis dan kondusif di perusahaan terjaga. Sehingga sekali lagi, PHK dapat
terhindarkan. Jumlah calon penerima BSU diestimasi mencapai kurang lebih 8 juta orang
dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp8 Triliun.Jumlah ini masih berupa estimasi mengingat
proses screening data yang sesuai dengan kriteria di atas masih dilakukan oleh BPJS

Ketenagakerjaan, BSU akan diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


(Permenaker) yang menetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi
Upah/Upah Bagi Pekerja Buruh Dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease (Covid-
19) dan PPKM Tahun 2021. 

Adapun, kriteria kerja/buruh  yang   mendapat  BSU di antaranya Warga  Negara


Indonesia (WNI); Pekerja/Buruh penerima Upah; dan terdaftar sebagai peserta jaminan sosial
tenaga kerja yang masih aktif di BPJS Ketenagakerjaan.BPJS Ketenagakerjaan dipilih
sebagai sumber data, mengingat saat ini data BPJS Ketenagakerjaan dinilai paling akurat dan
lengkap. Sehingga akuntabel dan valid dipergunakan oleh pemerintah sebagai dasar
pemberian bantuan subsidi secara cepat dan tepat sasaran

Kriteria lainnya adalah pekerja/buruh calon penerima BSU berada di Zona PPKM IV
sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2021 jo Nomor 23 Tahun 2021
tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan
Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa Dan
Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019. 

Kriteria selanjutnya adalah peserta yang membayar iuran dengan besaran iuran yang
dihitung berdasarkan upah dibawah Rp3.500.000,-, sesuai upah terakhir yang dilaporkan
Pemberi Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan.  "Dalam hal pekerja bekerja di wilayah PPKM
yang UMKnya diatas Rp. 3,5 juta maka menggunakan UMK sebagai batasan kriteria upah,"
kata Menaker Ida. 

Tingkat pengangguran diindonesia

Anda mungkin juga menyukai