Anda di halaman 1dari 13

Peningkatan Jumlah Pengangguran Di Masa Pandemi

Ita Rositawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Qur’an, Bogor
Email : itarositawati9421@gmail.com
Rachmad Risqy Kurniawan
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Qur’an, Bogor
Email : rah.rizqy@gmail.com

Abstract : The 2019 outbreak of the plague is familiar to people as covid-19 has
entered Indonesia since early March 2020, all indonesians are unprepared for this
pandemic. A policy of discretion issued by the government on the application of
lockdown and long-term social restrictions (PSBB) has been one of these self-defenses
against covid-19, and this administration has proven to be a rise in covid-19 positive
dispersion cases. However, the result of lockdown’s also ban on crowding takes a huge
toll on the social and economic in Indonesia. The purpose of the writing of this article
is to know as the covid-19 affects unemployment, the prediction of the increasing
number of unemployment and repercussions of pandemics to social and in Indonesia.
Keywords; Plague, Unemployment, and Pandemic Covid-19
Abstrak : Penyebaran wabah yang muncul ditahun 2019 familiar di kalangan
masyarakat dengan sebutan Covid-19 telah memasuki Indonesia sejak awal bulan
Maret 2020 lalu, semua rakyat Indonesia tidak memiliki persiapan untuk menghadapi
pandemi wabah ini. Peraturan bijak yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk penerapan
lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berkepanjangan
menjadi salah satu bentuk pertahanan diri dalam melawan Covid-19 ini, dan
pelaksanaan ini terbukti menangani kenaikan kasus penyebaran positif Covid-19.
Namun, akibat dari lockdown juga larangan untuk berkerumun membawa dampak
besar terhadap sosial dan perekonomian di Indonesia. Tujuan dari penulisan artikel ini
untuk mengetahui sebagaimana Covid-19 mempengaruhi pengangguran, prediksi dari
peningkatan jumlah pengangguran dan imbas dari pandemi bagi sosial dan budaya di
Indonesia.
Kata kunci; Wabah, Pengangguran, dan Pandemi
Pendahuluan
Dalam kondisi mewabahnya pandemi COVID-19 ini ternyata banyak sekali
dampak yang di timbulkan terlebih bidang ekonomi, sosial dan budaya.1 Pengangguran
adalah salah satu dari dampak meluasnya virus COVID-19 di Indonesia sampai
sekarang ini maka tingkat pengangguran pun semakin banyak. Hal ini berpotensi tinggi
terjadinya pelonjakan angka pengangguran, dapat dilihat dari banyaknya para pekerja
yang di PHK , dan di berikan himbauan agar dirumah saja atau dengan sebutan social

1
https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/akibat-pandemi-covid-19-
pengangguran-dan-kemiskinan-diprediksi-mengalami-lonjakan
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


distancing (pembatasan sosial)2, Sehingga hal inilah yang membatasi manusia bekerja
serta pembatasan bekerja di masyarakat tentunya dapat memicu bertambah jumlah
pengangguran.
Pengangguran adalah orang-orang yang saat ini tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkannya, sepeti mereka yang sebenarnya sudah mempunyai
pekerjaan akan tetapi belum memulai bekerja. Pengangguran dapat disebut dengan
golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan
uang. Pengangguran ini tidak terbatasi pada orang yang belum bekerja. Orang yang
sedang mencari pekerjaan serta orang yang bekerja tetapi tidak produktif dalam bekerja
dapat dikategorikan sebagai pengangguran.
Penambahan angka pengangguran ini disebabkan perubahan pola hidup
masyarakat yang sedang dilanda pandemi Covid-19 dengan peraturan yang membatasi
dalam bekerja. Sehingga kita di himbau agar terus berwaspada terhadap virus Covid-
19, Karena inilah berakibat memengaruhi pada kehidupan sosial dan budaya
masyarakat kita terganggu.
Wabah telah menjadi salah satu kejadian penting yang mendorong terjadinya
perubahan zaman serta terjadi banyak perubahan sosial di dalamnya yang mengiringi
catatan hidup umat manusia. Secara sejarah wabah atau Pandemi ini bukan hanya
membunuh ribuan tapi lebih dari ribuan ribu manusia dan bukan hanya itu saja ia
mengubah struktur sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Virus Covid-19 ini terdeteksi pertama kali di Wuhan, China tepat pada akhir
tahun 2019, di sebuah pasar yang menjadi tempat pertama penyebaran virus ini dan
telah tersebar ke seluruh dunia lebih dari 178 juta yang terkonfirmasi dan 3,9 juta kasus
kematian. Ada beberapa gejala Covid-19 yang umum seperti demam, rasa lelah, dan
batuk kering. Namun ada juga yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apapun
dan tetap terlihat sehat, perlu diketahui bahwa penularan virus Covid-19 ini melalui
percikan-percikan dari hidung atau mulut orang yang terpapar virus tersebut.
Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tingkatan serangan penyakit contohnya
seperti wabah. Wabah adalah penyakit dalam masyarakat yang dikategorikan dalam
jumlah yang banyak, sedangkan pandemi adalah penyebaran penyakit baru keseluruhan
dunia dalam jumlah besar dan gerak yang cepat. Para ilmuan terus melakukan
penelitian akademik untuk melacak geneologi virus Covid-19 di Wuhan.3 Penelitian
menangkap sejumlah kelelawar yang dianggap menjadi salah satu dari pemicu adanya
wabah ini karena kelelawar ini adalah konsumsi dari orang-orang di China. Skenario
berikutnya adalah dengan mengambil kotoran dari hewan kelelawar yang terbang,
kemudian kotoran itu terambil oleh binatang trenggiling yang sedang mencari makan
di sekitar kotoran tersebut. Kemudian binatang trenggiling itu ditangkap untuk
dibisniskan yang akan dikonsumsi oleh manusia. Trenggiling yang telah membawa
virus tersebut kemudian menyebarkan kepada manusia. Virus itu menyebar dan
menginfeksi manusia secara global.
1. Pengertian Pengangguran

2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembatasan_sosial
3
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211119162011-37-292931/peneliti-ini-pede-virus-corona-
berasal-dari-pasar-wuhan
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan
suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas pada orang yang
belum bekerja. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun
tidak produktif bisa dikategorikan sebagai pengangguran.4
Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,
pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja akan tetapi sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru ataupun penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja hanya saja belum memulai bekerja.
Adapun pengertian pengangguran menurut para ahli;
Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak
sedang mencari pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif
mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya disebut sebagai pengangguran.
A. Jenis-jenis Pengangguran
1. Pengangguran Terbuka Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan, bisa jadi
karena belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja.
2. Pengangguran Terselubung Pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal atau produktivitasnya rendah.
3. Pengangguran Siklikal Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam
kegiatan perekonomian negara.
4. Pengangguran struktural Kondisi ini disebabkan oleh adanya perubahan
struktur perekonomian yang memerlukan keterampilan-keterampilan baru.
5. Pengangguran Friksional Kondisi ini terjadi karena adanya kesulitan
mempertemukan pihak pencari kerja dengan pihak yang menyediakan lapangan
kerja.
6. Pengangguran Teknologi Pengangguran ini disebabkan oleh adanya
perkembangan teknologi, yang menyebabkan tenaga kerja manusia diganti oleh
mesin.
7. Pengangguran musiman Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang
berfluktuasi karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus
menghentikan aktivitas produksi untuk sementara.
8. Setengah pengangguran Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai
pekerjaan, namun jam kerja sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam
seminggu.
B. Faktor-faktor penyebab Pengangguran.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu:
1. Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sesuai atau
seimbang,
2. Kemajuan teknologi sehingga manusia tergantikan oleh robot atau mesin
kerja,
3. Keterampilan dan pengalaman yang dimiliki tidak sesuai kriteria,
4. Kurangnya pendidikan atau batasan pendidikan,
5. Kemiskinan,
6. Pemutusan hubungan kerja PHK,
4
https://salamadian.com/pengertian-jenis-jenis-pengangguran/
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


7. Tempat tinggal yang jauh dari domisili,
8. Kalah dalam persaingan pasar global,
9. Kesulitan mencari lowongan kerja, dan
10. Untuk calon pekerja terlalu tinggi.
C. Dampak Pengangguran
Pengangguran ini berdampak besar pada perekonomian ataupun kehidupan
masyarakat, berikut adalah dampak dari pengangguran:
1. Dampak pada Perekonomian
- Pendapatan Menurun di bawah rata-rata penduduk per kapita,
- Menurutnya jumlah penerimaan pemerintah dari sektor pajak,
- Naiknya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, dan
- Tentunya hal ini juga menambah hutang negara.
2. Dampak pada masyarakat
- Tidak memanfaatkan atau menghilangkan kemampuan yang dimiliki,
- Timbulnya ke tidak stabilan politik dan sosial,
- Pengangguran dapat menjadi beban psikis dan psikologis bagi seorang
Pengangguran dan keluarga, serta
- Dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas (kejahatan).
D. Cara Mengatasi Pengangguran
Berikut adalah upaya untuk mengatasi pengangguran5;
1. Membukanya lapangan pekerjaan
Ini menjadi hal yang utama dalam upaya meningkatkan peluang para pencari kerja
untuk mendapatkan pekerjaan.
2. Menempatkan pencari kerja di tempat yang tepat
Hal ini memudahkan para pekerja, membuat produktivitas pekerja meningkat dan
berkurangnya pengangguran karena salahnya penempatan pekerjaan.
3. Melatih para pencari kerja untuk membuat usaha sendiri
Hal ini dilakukan agar lowongan kerja menjadi semakin banyak dan tingkat
pengangguran menurun.
4. Perpanjang tunjangan ketenagakerjaan
Hal ini dinilai pas ketika mengatasi pengangguran karena banyak perusahaan yang
melakukan PHK dengan cara memberikan subsidi.
5. Meningkatkan mutu pendidikan
Pemerintah harus meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan dapat
membantu meingatkan kulaitas sumber daya manusia.
2. Pengangguran di tengah Pandemi Covid-19
Kasus Covid-19 diumumkan secara resmi oleh presiden Joko Widodo di istana
negara pada tanggal 2 Maret 2020, dan jumlah korban yang terpapar virus semakin
5
https://www.simulasikredit.com/bagaimana-cara-pemerintah-untuk-mengurangi-pengangguran-di-
negaranya/
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


bertambah hari ke harinya. Ternyata Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat
terasa kepada masyarakat Indonesia, ditinjau dari segi ekonomi, sosial maupun yang
lainnya.
Pengangguran ialah orang-orang yang saat itu tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkannya, sepeti mereka yang sebenarnya sudah mempunyai
pekerjaan akan tetapi belum memulai bekerja. Pengangguran dapat disebut dengan
golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan
uang. Pengangguran ini tidak terbatasi pada orang yang belum bekerja. Orang yang
sedang mencari pekerjaan serta orang yang bekerja tetapi tidak produktif dalam bekerja
dapat dikategorikan sebagai pengangguran.
Tentunya di tengah pandemi Covid-19 ini ada hal yang menyita perhatian lebih,
yakni pengangguran yang semakin bertambah. Sejak pandemi Covid-19 ini, tidak
sedikit perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan sosial yang beroperasional, hal
tersebut ada yang bersifat sementara, ada juga yang menentukan batas waktunya.
Tidak hanya itu ada juga penerapan aturan pemerintah tentang sosial distancing,
lockdown serta, PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar) bagi wilayah yang zona
merah, menyebabkan gerak-gerik masyarakatnya terbatasi sehingga hal inilah yang
memicu bertambahnya Pengangguran.
Adapun penyebab angka pengangguran meningkat di masa pandemi, sejak
adanya pandemi Covid-19 banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini
di lihat dari berbagai segi, seperti ekonomi, politik, sosial maupun budaya semuanya
merasakan dampak dari pandemi.
Berikut ini adalah dampak pengangguran bagi sosial:
a. Bertambahnya tindakan kriminalitas
Disebabkan adanya pengangguran dalam bidang sosial yang paling menonjol ialah
meningkatnya angka tindak kriminal yang terjadi di berbagai daerah.
b. Hancurnya kaidah sosial
Norma dan nilai sosial adlah bagian dari kaidah sosial masyarakat yang perlu dijaga
agar menjadikan masyarakatnya saling berdampingan, akan tetapi kaidah sosial ini
semakin krisis karena adanya pengangguran. Hal ini diketahui karena terjadinya
minim kaidah sosial disebabkan semua orang meghalalakan segala cara demi
mencukupi kebutuhn hidupnya.
c. Kemiskinan
Tentunya kemiskinan terjadi karena ada nya pengangguran hal ini berdampak bagi
segi sosial, karena kurang nya perhatian untuk mendorong seseorang agar lebih
mempersiapkan masa depanya. Seperti seseorang tidak memperoleh pendidikan
yang baik, sehingga memicu adanya ketergantungan.
d. Kestabilan seseorang terganggu
Bentuk tindak sosial yang berhubungan erat dengan hubungan sosial yang
terganggu akibat tingginya angka pengangguran hal ini berakibat mencinderai
individu dan kelompok ataupun yang lainnya, yang menimbulkan adanya konflik
sosial yang berkepanjangan.
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Banyak dari para oknum yang memilih agar menggulung tikar karena mulainya
pemasukan yang sedikit dari pendapatan. Selain dari itu pandemi Covid-19
mengakibatkan banyak para pekerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan kerja) dan
berakibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Dapat kita prediksi jika
pandemi Covid-19 ini tak kunjung selesai, maka jumlah pengangguran di Indonesia
akan mengalami pelonjakan yang cepat. Dan dampak besar dari meningkatnya
pengangguran ini akan dirasakan beberapa tahun ke depan.
3. COVID-19 Mempengaruhi Jumlah Pengangguran
Dunia yang telah dilanda pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak ke tidak
stabil dari segi perekonomian, politik, sosial dan budaya terutama di Indonesia yang
rakyatnya masih banyak berstatus pengangguran. Suharso Bappenas memprediksi
jumlah pengangguran akan bertambah terjadi 4,2 juta orang akibat pandemi ini.
“Hitungan yang diperkirakan akan ada 2,3 – 2,8 juta akan terjadi penciptaan lapangan
kerja di 2021 berhadapan dengan pengangguran yang akan bertambah 4,2 juta pada
tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya 2019,”.
Adapun munculnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah
salah satu penyebab bertambahnya angka pengangguran yang diprediksi melonjak
hingga tahun depan. Kemnaker (kementerian ketenagakerjaan republik Indonesia)
menyebut angka tersebut terdiri dari 1.058.284 pekerja sektor formal yang dirumahkan
dan sebanyak 380.221 pekerja sektor formal yang terkena PHK. Pekerja sektor informal
yang turut terampak sebanyak 318.959 orang.
Pengangguran merupakan satu bentuk permasalahan sosial di Indonesia yang
memiliki dampak Meningkatnya angka kemiskinan. Hal ini menjadi salah satu
perhatian lebih untuk pemerintahan agar bisa teratasi, karena hal ini adalah masalah
yang dapat membawa pengaruh pada rencana pembangunan Nasional. Rencana
pembangunan Nasional ialah proses atau cara agar tercapainya suatu tujuan yang di
inginkan dalam proses pembangunan sehingga bisa terwujudnya masyarakat yang
makmur, maju dan sejahtera.
Secara umumnya, faktor dari peningkatan jumlah pengangguran ini disebabkan
oleh tingginya laju pertumbuhan pendudukan yang tidak seimbang dengan jumlah
lapangan kerja, pengangguran ini tentunya berdampak besar terhadap pembangunan
nasional. Menurut Direktur Institut for Development of Economic and Finance (Indef)
Enny Sri Hartati,6 dampak dari resesi yang berpotensi paling dirasakan masyarakat
adalah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, disusul dengan jatuhnya daya beli
masyarakat karena berkurangnya pendapatan. Jika lapangan pekerjaan jadi susah
didapatkan itu karena pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB dengan
ketentuan harus memenuhi protokol Covid-19, yang mengakibatkan para pekerja di
rumahkan dan suatu saat nanti bisa di perkerjakan kembali.
Adapun sebagian besar beranggapan bahwa pengangguran adalah penyebab
terbesar akan munculnya tindakan kriminalitas, kenapa? Contoh kasusnya seperti ini,
jika seseorang menganggur maka ia tidak menghasilkan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehingga cara orang tersebut agar dapat terpenuhi kebutuhannya
ia akan melakukan dengan segala cara salah satunya tindakan kriminalitas. Dapat
diketahui bahwa tindakan kriminalitas ini tidak sedikit yang melakukannya karena

6
https://economy-okezone-com.cdn.ampproject.org/v/s/economy.

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


menjadi salah satu cara penyelamatan hidup yang dinilai paling efisien untuk
memperoleh uang, mereka itu terdiri dari beberapa yang menjadi korban kehilangan
pekerjaan sampai yang diupah hanya setengah dari upah normalnya. Disebabkan
perusahaan yang bergerak mengalami kerugian dari dampaknya virus COVID-19
tersebut. Dari hal ini tentunya banyak pekerja yang sudah ter-PHK memilih menjadi
pengendara ojek Online atau pun membuat usaha kecil kecilan dirumah mereka, dan
tidak sedikit juga yang melakukan tindakan kriminal untuk mempertahankan hidup.
Mulai dari merampok, menipu, dan menjual narkoba, hal ini dilakukan bukan hanya
untuk mempertahankan hidup.
Peningkatan tindakan kriminal ini menjadikan masyarakat resah, dari kejadian
tersebut para warga memulai patroli rutin setiap malam hari, karena dengan cara inilah
dapat mengurangi tindakan kriminal yang sedang marak. Tentu yang diharapkan
sekarang adalah peran pemerintah untuk masyarakat terlebih yang kurang mampu.
Dengan cara pemerintah memberikan bansos (bantuan sosial) ini ada saja hal yang
berlaku curang atau bertindak kriminal, tindakan korupsi ini ternyata banyak terjadi
pada para penjabat seperti bupati sampai kepada para menteri.
Dalam masalah pandemi ini muncul kebijakan bahwa, pemerintah
mempersiapkan anggaran bantuan sosial yang cukup besar yakni sebanyak 450 triliun. 7
Di siapkan untuk kelompok yang kehilangan pendapatan, karena tidak lagi bisa bekerja
secara normal sebagai satu-satunya jalan memberikan nafkah kepada keluarga,
tentunya masyarakat yang terdampak selama tiga bulan sesuai masa tanggapan darurat
virus Covid-19. Hal ini sebagai strategi jaring pengaman sosial (masyarakat miskin)
dan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 sebanyak 3,6 juta jiwa penduduk
negara Indonesia.
Sejak awal Pandemi melanda dibulan Maret 2020, ketua KPK Firli Bahuri
mengenaskan pihaknya untuk menyelidiki dan menemukan tindakan pidana korupsi.
Firli pun mengingatkan semua pihak agar tidak melakukan praktik korupsi ini di tengah
Pandemi, penanganan ini akan terus dipantau oleh KPK terlebih di masa Pandemi
Covid-19 dengan pernyataannya bahwa yang bertindak korupsi di tengah Pandemi
maka terancam hukuman mati bagi pelakunya. Meskipun hal ini telah diingatkan oleh
ketua KPK atas ancaman hukum mati ternya tidak menyurutkan minat para pelaku
untuk bertindak korupsi, oknum ini melakukannya karena tidak memiliki rasa empati
terhadap NKRI.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud Md,
mengatakan, pejabat pusat dan daerah yang melakukan tindak korupsi berkaitan dengan
anggaran bencana Covid-19 terancam hukuman mati. Menurut UU tindakan pidana
korupsi, diancam dengan paling tinggi seumur hidup atau minimal 20 tahun penjara.
Tetapi dalam kondisi Pandemi saat ini maka ancaman hukum mati diberlakukan
berdasarkan UU yang berlaku. Ini adalah pernyataan dari Mahfud Md di dalam rapat
koordinasi Nasional pengawasan internal pemerintah ditahun 2020, Pasal 2 ayat 2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
berbunyi: “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan”. Ketua KPK Firli
Bahuri pada Agustus lalu menuturkan, kondisi pandemi Covid-19 masuk atau

7
https://www.republika.co.id/berita/q9edxi409/indef-pemerintah-perlu-perbaiki-data-
penerima-bansos

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


memenuhi unsur ‘dalam keadaan tertentu’ sesuai ayat 2 pasal 2 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Saat kondisi Pandemi ini melanda Indonesia modus pun muncul seperti yang
telah diketahui bersama bahwasanya penyaluran dana bansos ini banyak yang tidak
sesuai seperti nama penerima ditambahkan dalam draf data, sampai pada pengurangan
jatah penerima bansos dan ada yang tidak menerima bansos sama sekali. Bantuan
Sosial (BanSos) berupa sembako ataupun Bantuan sosial tunai (BST) diberikan
pemerintah untuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19, dengan tujuan membantu
perekonomian warga yang kesulitan selama pandemi. Bansos sudah diberikan kepada
masyarakat sejak April 2020 lalu, dan disebut masih akan dibagikan. Kasus korupsi
bansos ini langsung tertangkap tangan oleh Menteri sosial yakni Tri Rismaharini.
Tri Rismaharini telah beberapa kali marah mendapati bahwa sejumlah oknum
memotong dana bantuan sosial, yang seharusnya diberikan kepada masyarakat yang
sedang mengalami tekanan ekonomi sebab dampak dari pandemi Covid-19.
Pemotongan bansos salah satunya terjadi di kota Tangerang, hal ini disampaikan oleh
salah satu warga penerima bansos, ia mengaku bahwa pernah dimintai Rp.50 ribu oleh
oknum pendamping yang di iming-iming agar mendapatkan Bantuan Sosial Tunai
(BST) dari kementerian sosial. 8
Selain dari pada itu Risma menemukan terdapat nilai bahan pokok yang tidak
sesuai dengan ketentuan atau standar dalam penyaluran kartu sembako, yakni kurang
dari nominal Rp.200 ribu. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics
Muhammad Faisal mengatakan “berkaca dari maraknya kasus pemotekan bansos itu
maka pemerintah perlu merombak kembali skema penyaluran bansos”. Jika pun biaya
distribusi sudah cukup, honornya pun cukup untuk pendamping, maka potensi
pemotongan bansos sangat mudah di minimalisir. Namun, pengawasan harus juga
dilakukan lebih ketat dan menindak oknum yang memotong bansos Sampai ke meja
hijau.
Pandemi ini menyulitkan berbagai sektor ekonomi dan tentunya dampaknya
tersebar luas terutama struktur sosial dan budaya masyarakat. Seperti kasus diatas yang
telah kita bahas, Covid-19 memberikan kecemasan sosial yang serius bagi masyarakat.
Reaksi dalam menghadapi pandemi sangat beragam ada yang tenang, ketakutan,
hingga kepanikan yang berujung pada psikis orang tersebut.
Aktivitas sosial masyarakat dibatasi selaku syarat untuk memutuskan mata
rantai penyebaran virus. Masyarakat dihimbau menjaga diri dan menghindari interaksi
sosial dalam jumlah yang besar seperti sosial distancing, dan kontak fisik di ruang-
ruang publik. Tentu dengan adanya perubahan itu, masyarakat dituntut untuk bisa dan
terbiasa beradaptasi dengan perubahan kondisi yang baru. Perubahan ini terjadi pada
cara komunikasinya, cara berpikir dan cara berperilaku.
4. Prediksi dari Peningkatan Jumlah Pengangguran
Pandemi Covid-19 yang berdampak buruk pada perekonomian di Indonesia
memengaruhi naiknya angka pengangguran, Bappenas memprediksikan tingkat
pengangguran terbuka di tahun 2020 mencapai 8,1% hingga 9,2% dan angka
pengangguran diperkirakan naik 4 dan kemungkinan bisa mencapai lebih dari 5,5 juta

8
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210730112623-20-674196/polisi-usut-pemotongan-bansos-
tangerang-buntut-blusukan-risma/amp
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


orang. “Kekhawatiran di tahun 2021 Pengangguran akan mencapai 10,7- 12,7 juta
orang, tentunya kami berharap akan pulih kembali sebelum pandemi ini berakhir”
ungkap kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat bersama komisi XI DPR RI,
Senin (22/6/2020).
Peningkatan perkiraan jumlah pengangguran tersebut adalah sebab dari
dampaknya ekonomi dari pandemi Covid-19, Bappenas menyatakan sektor ini yang
akan banyak kehilangan pekerjaan adalah bagian peradangan, manufaktur, konstruksi,
jasa dan akomodasi. Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan jumlah
angka yang terdiri dari 1.058.284 pekerja sektor formal yang dikeluarkan sebanyak
380.221 pekerja sektor formal yang terkena PHK, sedangkan Pekerja sektor informal
yang terkena dampak sebanyak 318.959 orang.
Sebelumnya pengertian dari pekerja sektor formal adalah tenaga kerja yang
bekerja pada perusahaan sebagai pekerja terlatih, sedangkan Pekerja sektor informal
adalah tenaga kerja yang tidak bergabung atau bertanggung jawab atas perorangan yang
tidak ikut dalam badan hukum atau suatu lembaga dan hanya berdasarkan pada
kesepakatan.
Adapun menurut Ida Fauziyah Kemnaker akan berusaha menyiapkan berbagai
upaya mengatasi risiko dampak pandemi Covid-19 di bidang ketenagakerjaan, yang
karenanya selama pandemi jumlah pengangguran meningkat hingga 9,77 juta orang.
Upaya yang telah disiapkan Pertama, melakukan pelatihan berbasis komputer dengan
pengoptimalan gedung balai latihan kerja di Kemnaker. Tentunya pelatihan ini tetap
dilakukan dengan melalui model training maupun full secara luring (luar jaringan)
dengan protokol kesehatan.
Adapun upaya yang disiapkan pertama, Kemnaker melakukan pelatihan
berbasis kompetensi dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah
Kemnaker. Pelatihan ini tetap dilakukan dengan melalui model blended training
maupun full secara Offline (tatap muka secara langsung) dengan protokol kesehatan.
Bisa dibilang, pandemi Covid-19 ini perlahan telah memaksa masyarakat untuk bisa
berpartisipasi di dalam budaya teknologi yang saling bersifat digital. Karena sekolah
dan kampus ditutup tentunya aktivitas pelajaran diselenggarakan dengan menggunakan
media internet. Demikian juga dengan rapat-rapat perusahaan kantor ataupun
semacamnya yang juga menggunakan media internet untuk dapat berkomunikasi dan
tetap berkoordinasi dalam situasi yang berbeda.
Dapat diketahuai bahwa Covid-19 ini menyisahkn masalah ketenagakerjaan
yang ckup serius, bnayak orang yang sulit mendapatkan pekerjaan termasuk para
sarjana yang baru saja lulus. Sebelum pandemi, pada Februari 2020 tingkat
pengangguran terbuka masih diangaka 4,9-4 persen, setahun kemudian angka ini
melonjak menjadi 6,2-6 persen.
Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Sandiaga Uno mengatakan 34 juta
masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya disektor pariwisata dan ekonomi
kreatif, namaun tentunya sektor tesebut adalah sektor yang paling terdampak ditengah
pandemi. Menurut Sandi, data jumlah pengangguran seperti gunung es, karena yang
dicatat hanyalah yang kehilangan pekerjaan, tetapi yang dikerumahkan dan yang
mengalami penurunan pendapatan jumlahnya lebih besar. Ia juga menyampaikan,
pandemi memaksa kita untuk meningkatkan keterampilan, baik dari segi digital
maupun kewirausahaan.

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


Dalam rapat kerja DPR, kepala BPS Margo Yowono mengatakan pandemi ini
yang menerpa kita justru yang menjadi catatan penting adalah pengangguran pada usia
muda itu cukup tinggi. Jadi pada kelompok muda ini yang menyumbangkan angka
banyak adalah para anak muda yang berpendidikan tinggi. Sementara tenaga kerja
kebanyakan memiliki pendidikan rendah dan tidak memiliki skill, hal ini menjadi sebab
pengangguran bertambah semakin tinggi.
Berdasarkan data Badan Data Pusat Statistik, menurut pendidikan yang
ditamatkan dari 9,77 juta angka pengangguran terbuka, 13,55 persen lulusan SMK, 9,86
persen lulusan SMA, 8,08 persen lulusan diploma, 7,35 persen lulusan universitas, 6,46
lulusan SMP, dan 3,61 persen luluan SD. Lebih lanjut, bahwa tingka jumlaht
pengangguran terbuka dari lulusan SMK yang mengunakan sistem pendidikan vokal
mendapatkan kesempatan lebih mudah tetapi malah menjadi penyumbang utama dari
tingkat pengangguran.
Banyaknya perusahanan-perusahaan yang menutup ataupun ditutup
oprasionalnya, sehingga mendorong perusahaan tersebut memPHK karyawan-
karyawannya, di mana salah satu penyebab pengangguran di PHK.
5. Dampak dari Pandemi Covid-19 bagi bidang Sosial di Indonesia
Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh
virus Corona dan infeksinya yang kita sebut dengan nama Covid-19. Infeksi virus ini
awalnya di temukan di Wuhan China pada Desember 2019 dan telah menyebar dengan
sangat cepat ke berbagai belahan dunia. Pandemi ini mempengaruhi berbagai
perubahan dari sektor sosial ekonomi seluruh wilayah yang terjangkit, dan bukan hanya
China saja. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.
Di Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB),dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
untuk menekan penyebaran virus Corona ini. Tentunya hal ini lebih baik, mengingat
konsep sosial distancing yang telah mebatasi interaksi sosial masyarakat. Adapun
penerapan jaga jarak agar masyarakat tetap terhubung menjalin interaksi sosial dengan
cara yang lain. Sedangkan cara-cara yang lain lebih banyak menggunakan cara Online
(dalam jaringan).
Walaupun di era digital dan informasi ditambah pandemi ini memberikan
paksaan agar masyarakatnyanya bersosial atupun berkomunikasi melalui jaringan
internet, tetap saja sebagai makhluk sosial tetap harus ada waktu untuk bertemu dan
berinteraksi secara langsung dengan jarak yang dekat. Pembatasan jaga jarak yang
terjadi sekarang ini memberikan dampak berupa permasalahan sosial.
Hadirnya pandemi Covid-19 telah membawa perubahan terhadap tatanan dunia
berbagai tantangan yang tidak pernah ter bayangkan sebelumnya. Di Indonesia Covid-
19 telah menjangkit lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama di umumkan pada
bulan Maret 2020. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus Covid-19 telah
menghambat pula kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat
kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian
kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tentunya tingkat kemiskinan kembali
meningkat setelah adanya pandemi Covid-19 1 dari 10 orang Indonesia hari ini hidup
di bawah garis kemiskinan nasional. Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


kesehatan masyarakat, tetapi mempengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan
kehidupan sosial masyarakat.
Pandemi Covid-19 telah membawa pengaruh besar terhadap kehidupan sosial
masyarakat. Memperhatikan penyebaran virus Corona yang saat ini makin merebak,
pemerintah menerapkan kebijakan jaga jarak dan menganjurkan bekerja di rumah demi
minimalisir penyebaran virus ini. Meskipun berusaha untuk memutus mata rantai
penyebaran virus, penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial), juga
memberikan dampak sosial bagi masyarakat.
Pendapatan masyarakat kelas ekonomi ke bawah sangat merosot tajam, 9 dalam
sosiologi menurut pakar Karl Marx, golongan masyarakat ini disebut dengan kelas
proletar, di mana golongan proletar ini sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-
19. Selain itu dampak virus Corona juga dapat di tinjau dari hilangnya kepercayaan
orang lain di sekitar kita, karena takut akan terkena paparan virus yang mematikan ini.
Dampak Corona bagi masyarakat juga dirasakan didunia pendidikan. Peralihan
cara belajar dari tatap muka menjadi Online memaksa berbagai pihak untuk mengikuti
alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat terus berlangsung. Hal ini
mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat tinggi menggunakan
berbagai platform yang berguna untuk melayani atau menunjang kegiatan pembelajaran
seperti Google, ruang guru, webex, Cisco dan vitur-vitur yang tersedia di Internet
lainnya.
Budaya belajar para siswa dipaksa oleh keadaan untuk menerima Kebudayaan
baru, yang ditambah oleh sumber daya dan infrastruktur media yang digunakan cukup
bermacam-macam yang tidak merata. Hasil dari presentasi yang dicapai oleh
banyaknya peserta didik beragam antara satu dengan yang lainnya.
Ketimpangan dan status sosial ekonomi dan peta geografi menambah
ketimpangan pendidikan. Secara sosiologis sistem pembelajaran Online atau daring
yang memicu ketimpangan sosial yang berdampak pada kualitas pembelajaran.
Ketimpangan tetap akan mengiringi pendidikan karena Indonesia belum menyediakan
infrastruktur digital yang merata. Ketimpangan sosial adalah kesenjangan atau jarak
yang terjadi di tengah masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Sistem
pendidikan jarak jauh adalah menu alternatif yang disediakan oleh pemerintah untuk
melayani pembelajaran.10
Di awal pandemi Covid-19 banyak masyarakat gagap dalam memanfaatkan
teknologi, namun kini berangsur dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada.
Bahkan, banyak orang yang sebelumnya tidak terbiasa dengan teknologi kini lebih
biasa menyesuaikan diri. Pandemi ini juga berpotensi mempengaruhi jarak interaksi
sosial masyarakat, perilaku sosial maupun kebiasaan yang dilakukan saat pandemi
diperkirakan akan berlanjut ditahun berikutnya. Hal ini berpengaruh terhadap
kebiasaan yang dilakukan selama pandemi Covid-19.
Perubahan dalam kegiatan masyarakat yang disebabkan oleh pandemi Covid-
19, pembatasan mobilitas dan pergerakan masyarakat, membuat ekonomi sempat tidak
hanya jalan di tempat,tapi hingga terjatuh ke bawah. Pada tahun 2020, perekonomian
Indonesia mulai terlihat pulih, dan 2022 ini diprediksi menjadi tahun akselerasi
9
https://m.merdeka.com/uang/dampak-turunnya-indonesia-jadi-negara-kelas-menengah-bawah.html
10
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pembelajaran-jarak-jauh-pjj-bisa-jadi-model-pendidikan-
masa-depan
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


ekonomi, dengan pertumbuhan diramal mecapai 5,2 % dalam transisi dari pandemi
menjadi endemi.11
Pademi adalah suatu infeksi di katakan seperti itu ketika infeksi itu terus-
menerus bertahan pada tingkat dasar di wilayah geografis tertentu tanpa memasukkan
eksternal. Sebagai contohnya adalah cacar air, ini bersifat endemi di Inggris. Lainnya,
megartikan endemi ialah wabah penyakit yang secara konsisten ada tetapi terbatas pada
wilayah tertentu, hingga hal ini yang membuat penyebaran penyakit dan tingkat
penularan dapat diprediksi dan virus tidak hilang sepenuhnya, hanya saja sudah lebih
terkendali.12
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan yang di dapat:
1. Hal utama ini menjadi penyebab akan terjadinya perubahan secara sigifikan
yakni pandemi Covid-19 yang mempengaruhi peningkatan pengangguran
terPHK karena banyaknya perusahaan yang menghentikan oprasionalnya,
pemberlakuan lockdown, sosial distancing dan Pembatasan Sosial Berskala
Besar
2. Hadirnya pandemi Covid-19 yang membuat banyak perusahaan-perusahaan
yang tidak beroprasional serta kegiatan-kegiatan masyarakat terbatasi, dan
memberikan banyak rasa takut pada masyarakat.
3. Imbas dari meningkatnya pengangguran di Indonesia membuat bidang sosial
jatuh karena timbulnya kesenjangan sosial yang jauh dari sebelumnya,
banyaknya tindak kriminal, bahkan permasalahan yang sulit teratasi yakni
pengangguran.
4. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan agar angka pengangguran
terminimalisir yakni membuka lapangan kerja, meningkatkan jiwa
kewirausahaan yang berbasis online, memberikan intensif bukan PHK pada
perusahaan, mengusahakan dan mengupyakan agar pandemi ini cepat berlalu
hal ini bisa di lakukan pemerintah, sedangkan upaya masyarakat yakni
menemukan skill dan mengasahnya.
5. Covid-19 telah memaksa agar masyarakat berpartisi pada budaya sosial yang
menjadikan hidup ini serba digital.
6. Berdampak bagi sosial yakni dengan diterapkannya kebijakan pemerintah
dengan pemberlakukan sosial distancing, dan sebaginya. Serta perubahan
kebudayaan pada prilaku dan kondisi masyarakat.
7. Dari segi ekonomi bantuan sebanyak 450 triliun dana bansos
8. Dari segi budaya, suasana keterbatasan pemerintah dalam menagangani
pandemi Covid-19
9. Dari segi pendidikan, meningatnya penggunaan teknologi dari jaringan internet
karena kebutuhan.
Daftar Pustaka
https://akurat.co/amp/said-didu-gawat-pengangguran-lulusan-sarjana-lebih-tinggi-
dari-sd-dan-smp

11
https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/21/085720665/kapan-covid-19-jadi-penyakit-endemi-
dan-apa-artinya-endemi
12
https://covid19.go.id/artikel/2022/03/18/transisi-dari-pandemi-ke-endemi-tidak-perlu-buru-buru

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx


https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kemiskinan-pada-masa-pandemi-
covid-19-konsep-potret-dan-strategi-pengentasan
https://pasardana.id/news/2020/4/27/indef-pandemi-covid-19-akibatkan-
meningkatnya-jumlah-pengangguran/
https://bem.fmipa.unej.ac.id/kastrad-beraksi2-kondisi-perekonomian-indonesia-di-
tengah-pandemi-covid-19/
http://lipi.go.id/siaranpress/survei-dampak-darurat-virus-corona-terhadap--tenaga-
kerja-indonesia/22030
https://puspensos.kemsos.go.id/menganalisa-masalah-sosial-ekonomi-masyarakat-
terdampak-covid-19
https://padek.jawapos.com/sumbar/07/04/2020/pandemi-covid-19-dan-masalah-
sosial/
https://bisnis.tempo.co/read/1321168/sri-mulyani-ingin-stimulus-corona-sentuh-
rakyat-kecil/full&view=ok

Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume x, Nomor x, September 20xx| p-ISSN: 0000-0000; e-ISSN: 0000-000| xx-xx

Anda mungkin juga menyukai