Anda di halaman 1dari 6

1.

Sistem Belajar Yang Bersifat Daring

Sebelum Covid-19 melanda Indonesia, kita belum terbiasa menggunakan sistem belajar
secara daring. Pandemi yang datang secara tiba-tiba membuat bidang pendidikan di
Indonesia juga harus melakukan perubahan. Perubahan sistem belajar dari luring menuju
daring membutuhkan pembiasaan agar dapat diterima bagi siswa, mahasiswa, maupun
tenaga pendidik sekalipun. 

Dimana kebijakan belajar dari rumah ini memang telah merubah pola belajar seorang siswa
dan mahasiswa pada khususnya di bidang pendidikan.Hal ini tentu secara tidak langsung
tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak adanya sosialisasi dan pembiasaan, karena
selama ini telah terbiasa belajar secara tatap muka. Pandemi Covid-19 memaksa semua
guru dan dosen harus melakukan aktivitas belajar mengajar melalui pembelajaran dalam
jaringan (daring). 

2. Bekerja “ Work From Home (WFH)” di Masa Pandemi

Tentunya kebijakan bekerja dari rumah ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Secara
kekurangan mungkin kita akan merasa jenuh terhadap pekerjaan.Gangguan kesehatan
karena sering melihat layar komputer. Mungkin dari segi kelebihan akan memberikan
keuntungan.Karena bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga mengurangi
jadwal berkegiatan yang selama ini terlalu padat. Tentunya fenomena bekerja dari rumah
merupakan sebuah gejala sosial karena perubahan sosial yang terjadi karena adanya
pandemi.
3. Banyaknya Karyawan Yang Di PHK

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta W Kamdani mengatakan, ada beberapa alasan
perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa penyebaran Virus
Corona (Covid-19). Pertama, lemahnya permintaan pasar, termasuk akibat kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)."Kedua adalah keterbatasan bantuan modal.
Ketiga keterbatasan cash-flow terutama untuk membiayai gaji tenaga kerja yang merupakan
komponen tertinggi dari biaya perusahaan," jelas dia kepada Liputan6.com, ditulis
Rabu(13/5).Dia menjelaskan, untuk dunia usaha, opsi non-stimulus yang dapat dilakukan
yakni dengan melakukan efisiensi berbagai post pengeluaran perusahaan yang bersifat non-
esensial atau masih bisa ditunda."Mencari pinjaman usaha baru/investasi baru dengan
penjualan saham/menggadaikan asset perusahaan, restrukturisasi perusahaan dalam skala
besar serta melakukan alih produksi dan pasar," imbuhnya.

4. PSBB, Lock Down, Hingga PPKM  Empat Level

Beberapa kebijakan pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 adalah
dengan melakukan kebijakan seperti PSBB, Lock Down, dan juga PPKM Empat Level yang
sudah kita rasakan keberadaan nya. Tetapi beberapa kebijakan tersebut menuai pro dan
kontra di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak dari masyarakat yang mengeluhkan
hal tersebut. Karena banyak nya masyarakat yang bekerja di sektor informal, sehingga
mereka kesulitan dalam pemenuhan kegiatan ekonomi mereka. Oleh karena itu, memang
pemerintah juga harus siap dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan, terutamanya masyarakat kelas bawah yang kekurangan.

5. Meningkatkan Kasus Kriminalitas Saat Pandemi

Situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan sebagian masyarakat


terpaksa harus kehilangan banyak hal dari segala aspek kehidupan. Pandemi Corona telah
membuat sebagian orang atau masyarakat terpaksa harus kehilangan keluarga, tetangga,
dan lainnya. Salah satunya adalah pekerjaan, hal ini menjadi salah satu faktor adanya
peningkatan angka kriminalitas. Dimana memang sejak awal pandemi berlangsung hingga
sampai saat terdapat berbagai modus kejahatan yang kerap terjadi di kehidupan
masyarakat.  Seperti mereka yang mencuri bahan makanan di supermarket untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. .

6. Pengangguran Yang Terus Meningkat

Akibatnya dari adanya pandemi ini masyarakat banyak yang di PHK dan menjadi
pengangguran sehingga membuat angka pengangguran bisa saj terus meningkat.Apalagi
situasi saat ini yang masih belum aman, yang mana mutasi virus masih bisa saja terjadi
dalam lingkungan masyarakat. 
7. Kesenjangan Sosial Ekonomi

Dampak Kesenjangan Sosial sangat meresahkan loh. Dampak yang hadir dari proses
kesenjangan sosial, seperti "Kemiskinan, Kriminalitas, Konflik Sosial, Penyimpangan sosial,
Kompetensi dan yang paling menyedihkan ialah Pengangguran."Kemiskinan bukan hal yang
mengejutkan bagi kita masyarakat Indonesia, kemiskinan sendiri berkaitan dengan status
sosial yang berbeda atau status sosial paling bawah. Lebih parahnya lagi, kemiskinan yang
semakin banyak di Indonesia akan menyebabkan penyisihan dalam pergaulan, karena hidup
di negara yang besar ini dilihat dari segi pendapatan bukan berdasarkan pada kemampuan.

8. Terganggunya Kesehatan Mental Karena Beredarnya Berita Hoax

Melihat banyaknya korban positif yang terjadi, maka membuat masyarakat Indonesia
menjadi was-was dan terganggu kesehatan mentalnya. Bagaimana tidak, banyaknya berita
hoax yang beredar di tengah masyarakat turut menjadi pemicu terjadinya gangguan
kesehatan mental.Sehingga mempengaruhi psikologis sebagian masyarakat dengan
timbulnya rasa cemas berlebihan yang kemudian dapat mempengaruhi kondisi
fisiologis. Selain berita hoax , yang tidak kalah pentingnya yakni adanya stigma negatif
terhadap Orang Dalam Pengawasan (ODP).Dan pasien yang sudah dinyatakan sembuh dapat
menimbulkan gangguan psikososial.
9. Pembiasaan dalam Kegiatan 3M Saat Pandemi

PENERAPAN 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, merupakan
solusi yang tepat untuk terhindar dari covid-19. Mengingat, pandemi covid-19 masih
melanda sejumlah negara.Namun, gerakan yang terlihat sederhana ini ternyata masih sulit
untuk dipraktikan masyarakat. Seharusnya, 3M sudah menjadi gaya hidup baru di tengah
masyarakat.

"Kita tidak tahu pandemi akan berlangsung sampai kapan. Prediksi ada yang mengatakan 1-
3 tahun. Maka dari itu, untuk semua orang di Bumi ini, tidak ada satu pun yang luput dari
risiko infeksi atau penularan (covid-19)," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto
Asmoro dalam diskusi virtual, "Perubahan gaya hidup yang menjadi basic-nya. Termasuk
upaya pencegahan agar kita tidak tertular dan menulari," imbuhnya.

10. Pro Kontra Vaksinasi Covid-19

Vaksin COVID-19 ini menjadi momok bagi masyarakat, bagaimana tidak masyarakat
sekarang sedang dilanda kecemasan dengan adanya vaksin tersebut.

ADVERTISEMENT. Adanya virus COVID-19 yang membuat masyarakat bahkan pemerintah


sendiri mencari bagaimana cara solusi agar pandemi ini cepat berakhir, berbagai upaya telah
dilakukan. Salah satunya mendatangkan vaksin yang menghabiskan dana triliunan agar bisa
menuntaskan kasus pandemi COVID-19 ini. Namun, masih ada saja yang pro dan kontra dari
pihak masyarakat tentang vaksin ini, beberapa ada yang mendukung dan meragukan
seberapa efektifkah dengan adanya vaksin ini, bahkan ada juga yang menolak divaksin.

Kecemasan ini merupakan sesuatu hal yang wajar karena minimnya informasi yang
didapatkan oleh masyarakat tentang vaksin COVID-19 (misleading). Ada beberapa
kecemasan masyarakat terhadap adanya vaksin ini yakni, kecemasan dengan adanya vaksin,
kecemasan setelah divaksin (pascavaksin), lalu kecemasan karena usia.

Anda mungkin juga menyukai