Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohammad Alfan Maulana

Nim : 190521100142
Prodi : Sosiologi
Kelas : 2D

PSIKOLOGI MASSA DI INDONESIA CENDERUNG SUSAH TERTIP UNTUK


MENGIKUTU PROTOKOL PENANGANAN COVID-19

Atas berkat rahmad tuhan yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan sebuah artikel yang
terinspirasi dari keadaan masyarakat sekitar yang masih cenderung susah untuk mengikuti
himbauan dari pemerintah berkaitan dengan menyebarnya virus covid-19. Penulis berharap
artikel ini dapat memberikan kontribusi terhadap pembaca dalam memerangi adanya
penyebaran virus covid-19..

Pembuatan artikel yang berjudul “Psikologi massa di Indonesia cenderung susah untuk
mangikuti protokol penanganan covid-19” ini dilatar belakangi oleh pengalaman penulis
dimana masyarakat di sekitar penulis yang masih cenderung susah untuk tertib mengikuti
himbauan dari pemerintah berkaitan dengan menyebarnya virus covid-19. Jadi penulis
berharap dari artikel ini supaya bisa bermanfaat bagi pembaca.

Penulisan artikel ini merupakan sumbangsih penulis kepada masyarakat supaya lebih bijak
untuk dapat mematuhi himbauan dari pemerintah agar pandemi virus corona ini segera
berakhir. Semoga artikel ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap sikap yang
cenderung susah untuk tertib mengikuti himbauan pemerintah.

Sudah beberapa bulan Negara kita tercita ini mengalami musibah yaitu pandemi virus corona
(covid-19). Adapun jumlah kasus masyarakat yang terinfeksi virus ini dari hari ke hari terus
mengalami peningkatan yang signifikan.

Dilansir dari detikcom kasus covid-19 di indonesia per 29 april yaitu 9.771 positif, 1.391
sembuh, 784 meninggal dari sebelumnya pada 28 april sebanyak 9.511 positif, 1.254 sembuh,
773 meninggal. Hal ini menunjuakkan bahwa virus covid-19 ini merupakan ancaman yang
serius pada saad ini, bahkan untuk jangka panjang.

Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah


menginstruksikan masyarakat untuk mematuhi protokol-protokol pencegahan virus corona,
seperti tidak mudik, diam di rumah, physhical distancing, dan juga memakai masker ketika
terpaksa harus keluar rumah.

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat semakin susah untuk mematuhi protokol-
protokol tersebut. Bahkan, ada juga yang nekat untuk mudik ke kampung halaman meski
pemerintah telah mengeluarkan larangan untuk mudik demi memutus rantai penyebaran virus
covid-19

Ada beberapa alasan yang membuat psikologi masyarakat Indonesia cenderung susah untuk
mengikuti himbauan dari pemerintah.
SOSIOLOG
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Drajat Tri Kartono
mengungkapkan, fenomena tersebut terjadi karena kurang eratnya social control yang
dilakukan oleh negara.
"Jadi, kalau menurut saya mengapa ada social control dan government control, penyebab
pertama karena inisiatif dan kontrol yang paling kuat ini dilakukan oleh negara belum
bergandengan erat dengan social control," ujar Drajat.
Menurutnya, jika government control ini bergerak sendiri, harus diikuti oleh aparatur yang
kuat untuk pengendaliannya. Sebab, jika government control itu hanya berupa nasihat dan
nasihat tersebut tidak berurusan dengan kesehatan dan pendidikan, maka penguatannya
dinilai kurang.
Tetapi, apabila government control aparatur dan implikasi-implikasi pada perizinan dan
administrasi di beberapa tempat diterapkan secara ketat, dan bagi pelanggar akan dikenai
sanksi, maka hal itulah yang dinilai efektif bagi social control.
Ia menambahkan, jika telah diterapkan government control dan dilakukan darurat sipil atau
darurat militer, maka dipastikan tidak akan ada yang melawan.
KURANGNYA KESADARAN
Masih banyak dari masyarakat indonesia belum paham akan ancaman virus covid-19,
kurangnya wawasan yang dimiliki masyarakat menjadikan merekan seakan acuh pada
ancaman virus ini, padahal sikap acuh ini dapat menjadi bumerang untuk dirinya sendiri dan
juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Selain kurangnya wawasan banyak juga dari masyarakat yang bersikap sombong dan
mengannggap remeh pada virus ini. Mereka menganggap diri mereka kuat dan tidak akan
tertular oleh virus ini.
Disinilah peran dari masyarakat yang memiliki kesadaran sangat di perlukan, masyarakat ini
harus turut serta dengan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat yang lain supaya
memiliki kesadaran yang sama. Dengan membuat postingan-postingan yang bernuansa positif
dan juga selogan-selogan tertang bahaya virus covid-19 dan juga pentingnya mematuhi
himbauan dari pemerintah.
KURANGNYA KOMPENSASI DARI PEMERINTAH
Faktor lain yang membuat psikologi masyarakat cenderung susah untuk mengikuti himbauan
dari pemerintah adalah kurangnya kompensasi dari pemerintah, sehingga masyarakat
khususnya kelas bawah harus terpaksa tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka.
Dengan mengikuti himbauan dari pemerintah seperti diam di rumah masyarakat akan
mengalami kesulitan ekonomi, masyarakat akan sulit untuk bertahan hidup jika tidak ada
yang menopamg perekonomian mereka.
Masyarakat akan cenderung patuh pada himbauan dari pemerintah apabila kebutuhan mereka
tercukupi. Sedangkan bantuan dari pemerintah sendiri masih belum cukup untuk mencukupi
kebutuhan dari masyarakat.
Disinilah kontribusi dari masyarakat khususnya masyarakat kelas atas sangat di perlukan,
dengan menunjukkan solidaritas mereka untuk membantu perekonomian masyarakat kelas
bawah.

TERENGGUTNYA MATAPENCAHARIAN
Terenggutnya matapencaharian masyarakat juga menjadi faktor pendorong bagi masyarakat
untuk pulang kampung, karena khususnya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar
merupakan warga perantauan yang hanya datang untuk bekerja. Banyak dari mereka yang
mengalami PHK akibat pandemi covid-19 ini, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mereka
tetap bertahan di kota karena sudah tidak memiliki penghasilan lagi.
BOSAN
Kemudian, penyebab lain dari perilaku masyarakat yang susah untuk mengikuti himbauan
dari pemerintah adalah karena munculnya sifat bosan karena mereka harus melakukan pola
hidup yang berbeda dari kehidupan mereka sebelumnya, sehingga masyarakat akan mulai
mencari alternatif supaya dapat kembali pada pola hidup sebelumnya seperti memakai
masker tapi tetap nongkrong di cafe, jalan-jalan dan sebagainya. Walaupun mereka tau bahwa
dengan melakukan hal tersebut mereka akan berpotensi besar untuk terinfeksi virus covid-19
Dengan demikian maka peran dari setiap lapisan masyarakat kontribusinya sangat penting
untuk mengatasi pandemi covid-19 di Indonesia ini. Masyarakat dan pemerintah harus
kompak bekerjasama supaya semua masyarakat Indonesia dapat mengikuti protokol-protokol
dari pemerintah demi terbebasnya negara Indonesia ini dari pandemi virus covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai