Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mustika

Nim : M202201016
M.Kuliah : Ilmu sosial dan perilaku Kesehatan

PERSEPSI TERHADAP COVID-19

Covid-19 merupakan momok paling menakutkan sepanjang tahun 2020 bahkan hingga
akhir tahun 2020 Covid-19 masih saja menghantui masyarakat seluruh Indonesia bahkan dunia.
Akan tetapi kita dituntut untuk bisa beradaptasi pada kondisi ini, kondisi yang disebut New
Normal. Covid-19 sudah dideklarasikan sebagai darurat kesehatan secara global oleh organisasi
kesehatan dunia atau WHO pada 30 Januari 2020. Virus ini menyebabkan gejala ringan sampai
berat bahkan hingga berujung kematian. Pandemi Covid-19 semakin berkembang bahkan
mengakibatkan jutaan orang yang terinfeksi virus Covid-19 direnggut nyawanya dalam waktu
yang terbilang singkat. Ratusan ribu pasien meninggal dunia khususnya di Indonesia.

menakutkan bahkan bersamaan dengan perkembangan Covid-19 diterangkan bahwa pandemi ini
tidak akan berakhir. Pada masa pandemi ini kita dituntut untuk beradaptasi di era New normal ini
dikarenakan pandemi ini masih saja berlanjut kebiasaan kita sebelum Covid-19 yang pada masa
saat ini harus ditinggalkan, kebiasaan kita bertatap muka dengan teman atau orang-orang diluar
juga terancam harus ditinggalkan, dan memakai masker menjadi satu keharusan yang harus kita
jalankan.

Masyarakat berbagai macam karakter dan keyakinan ada yang sangat mematuhi protokol
kesehatan, ada yang terpaksa harus melanggar, bahkan ada yang sama sekali tidak mengindahkan
himbauan pemerintah tentang anjuran mematuhi protokol kesehatan. Mungkin sebagian dari
mereka tidak mengetahui bahaya Covid-19 sebenarnya benar adanya. Hal itu menjadi tugas
seluruh elemen masyarakat untuk lebih luas lagi dalam mensosialisasikan Covid-19 dan bahaya
serta perkembangannya yang semakin pesat. Upaya penanganan Covid-19 tidak hanya menjadi
tugas pemerintah saja tetapi juga seluruh elemen masyarakat dalam bentuk mematuhi protokol
kesehatan, karena jika tidak yang berbahaya bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain.

Pada beberapa waktu terakhir masih banyak masyarakat yang tak percaya adannya Covid-19,
bahkan ada yang mengatakan hal itu adalah konspirasi. Konspirasi yang sedari awal ramai
diperbincangkan adalah terkait kebocoran lab biologi di China, pengembangan senjata biologis,
target penanaman chips dalam tubuh dan lain sebagainya. Namun untuk sebagian isu telah
terbantahkan karena telah ditemukan fakta yang sesungguhnya, sebagian yang lain masih belum
bisa dibuktikan faktanya.

Pada awal Covid-19 masuk ke Indonesia saya bertemu seseorang di salah satu puskesmas daerah,
pada saat itu saya sedang sakit dan berobat ke puskesmas tersebut. Namun saya tercengang
melihat seluruh pasien dan petugas puskesmas bebas sekali tidak memakai masker padahal itu
adalah tempat umum. Hingga saya duduk dan mendengar pembicaraan orang tersebut dengan
orang lain, orang tersebut mengatakan tidak mempercayai adanya Covid-19 betapa saya sangat
kaget mendengar hal itu. Bagaimana mungkin virus yang telah dideklarasikan memakan banyak
korban secara besar-besaran dalam waktu singkat masih tidak dipercaya beberapa orang.
Semakin mengejutkan lagi bahwa yang mengatakan hal tersebut adalah orang yang sangat
mumpuni dalam bidang kesehatan namun hal tersebut tak menjamin tingkat kepercayaan pada
Covid-19 itu tertanam dalam diri masing-masing orang
Beberapa bulan kemudian saya mendengar kabar orang tersebut di isukan terinfeksi Covid-19
namun lambat laun hal tersebut tidak terbukti, tetapi dari hal tersebut diketahui bahwa Covid
benar-benar ada hanya sosialisasi yang kurang saja yang membuat sebagian orang ini tidak
percaya dengan adanya Covid-19.

Berbeda dengan hal itu ada juga orang yang terlampaui percaya tetapi tidak dapat berpikir lebih
lagi sehingga banyak juga orang yang menilai bahwa kematian setiap orang disebabkan oleh
Covid-19 mereka menjadi takut berlebih pada Covid -19 yang membuat imun mereka turun
pada akhirnya ketakutan tersebut menjadi terbukti benar. Seharusnya dengan adanya banyak
korban dan fenomena Covid-19 yang sudah terlihat jelas kita meyakini hal tersebut tetapi dengan
taraf wajar dan tetap mematuhi protokol kesehatan karena bagaimanapun sebagai masyarakat
yang dapat kita lakukan hanya itu untuk membantu pemerintah dalam memutus rantai Covid-19.

Dengan cara kita tidak mempercayai adanya Covid-19 dan menganggap bahwa Covid-19 adalah
penyebab meninggalnya banyak orang pada waktu dekat ini. Hal itu bisa saja menjadi berita
bohong karena belum terbukti kebenarannya. Dalam berpikir dan bertindak dibutuhkan
kematangan pada diri kita agar yang kita tunjukan pada orang lain nanti adalah sesuatu yang
tidak merugikan orang lain. Kita boleh saja tidak percaya akan adanya Covid jika memang
terpaksa hal tersebut terjadi, tetapi jangan merugikan orang lain. Karena dengan
ketidakpercayaan tersebut akhirnya kita mengabaikan seluruh anjuran pemerintah untuk
memutus rantai Covid-19.

Baru-baru ini ramai diperbincangkan tentang vaksin Covid-19 yang dilaksanakan pertama kali
oleh bapak Presiden Republik Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa Covid-19 ini benar-
benar menjadi masalah serius bagi dunia khususnya negara Indonesia. Vaksin Covid-19 menjadi
solusi dan kekuatan yang dilakukan oleh negara Indonesia dalam rangka menghadapi Covid-19
dan menyelamatkan nyawa manusia. Menjadi harapan agar tidak lagi ada korban yang
meninggal karena terinfeksi Covid-19 memang hal tersebut perlu adanya proses tidak bisa
langsung instan.

Upaya-upaya tersebut di atas dalam rangka memutus rantai Covid-19 yang sampai saat ini masih
menjadi ancaman bagi masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Terdapat 10% masyarakat
disalah satu kota masih tak percaya perihal adanya Covid-19 mereka tak percaya meskipun
vaksinasi telah dimulai. Bahkan ada juga dari mereka yang takut divaksin, ada juga yang
bersedia dan percaya, namun ada juga yang tak memberi jawaban akan hal tersebut.

Dunia sedang darurat kesehatan namun masih banyak orang-orang yang tak menghiraukan
mereka lebih meyakini kepercayaannya meskipun sudah banyak bukti yang terpampang nyata.
Kematian berbagai kalangan telah membuktikan bahwa Covid-19 benar-benar nyata adanya.
Pemerintah dan seluruh elemen yang berwenang telah berusaha sedemikian cara untuk
menumbuhkan rasa percaya masyarakat bahwa penyakit mematikan ini harus dilawan oleh
berbagai lapisan masyarakat dengan cara mematuhi protokol kesehatan, seperti yang dianjurkan
pemerintah selama ini.
Kepercayaan masyarakat menjadi sorotan penting dalam memutus rantai Covid-19 karena jika
tidak upaya pemutusan Covid-19 akan mengalami hambatan, jika masyarakat tak percaya
otomatis masyarakat enggan untuk mematuhi protokol kesehatan, sedangkan menjalankan
protokol kesehatan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam memutus rantai Covid-19
ini.

Ketika masyarakat tidak percaya akan adanya Covid-19 mereka juga akan seenaknya saja dalam
bertindak, larangan untuk tidak berkumpul, berdekatan tak mungkin mereka indahkan karena
sudah tidak percaya akan Covid-19. Tentu saja hal tersebut menjadi ancaman terbesar makin
meluasnya Covid-19 dan akan ada kemungkinan besar masyarakat yang terinfeksi Covid-19
bertambah besar pula.

Pemikiran tersebut dapat dikatakan sebagai proses penalaran yang salah, salah arah, dikarenakan
pemaksaan prinsip tanpa memperhatikan relevansinya. Bisa juga dikatakan sebagai penalaran
yang salah dan gagasan yang salah serta keyakinan yang salah dalam menilai sesuatu.
Seharusnya sebelum menilai suatu hal tentu kita perlu membuktikan kebenarannya. Kita bisa
menciptakan keyakinan dalam diri kita namun belum tentu keyakinan kita itu benar. Selain
meyakinkan hal tersebut, membuktikan hal tersebut juga termasuk sesuatu yang penting karena
jika tidak tentu sesuatu yang tidak benar itu akan menyesatkan dan membuat salah arah.

Manusia dengan segala sikap yang ditunjukkan saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan
bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, tetapi karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Banyak juga di antara manusia yang tidak ingin disalahkan ketika meyakini suatu hal dari dalam
dirinya.

Paparan tentang persepsi masyarakat menjadi sorotan penting dalam masa pandemi ini karena
masyarakat adalah pelaku sekaligus objek di dalam hingar bingar Covid-19 ini. Saat ini dunia
sedang digoyahkan dengan masa darurat kesehatan yang sangat mengkhawatirkan. Tugas kita
bukan menyebarkan berita bohong ke sana kemari , tetapi bagaimana kita bersama melawan
Covid-19 ini sesuai kemampuan diri masing-masing. Sebagai masyarakat hendaknya kita selalu
mematuhi protokol kesehatan agar terlindungi dan pemutusan rantai Covid-19 ini mencapai
keberhasilan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai