Anda di halaman 1dari 5

SILVI MARIANA, Amd.

Kep
NPM. 2019030085
OPINI TENTANG VIRUS COVID -19

Menurut saya dampak dari covid -19 ini ada dua sisi yaitu sisi positif dan sisi
negative untuk masyarakat Indonesia khususnya. Penyakit Covid-19 yang dinsebabkan
oleh virus Corona telah menjadi bahan pemberitaan yang di siarkan berulang-ulang baik
di televise,media cetak maupun media elektronik,bahkan covid-19 sudah menjadi
pandemi (MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA yang berarti wabah yg
berjangkit serempak meliputi geografi yang luas.
Setiap harinya terdengar berita pantauan jumlah penderita penyakit covid-19.
Kenaikan jumlah penderita dari hari ke hari,lokasi penyebaran jumlah penderita dari suatu
tempat ketempat lainnya sampai pada solusi yang di tawarkan oleh pemerintah untuk
mencegah penyebaran virus corona. Ada yang menanggapi secara positif berita ini
dengan melihat dan terus berjuang menyebarkan solusi pencegahan penyakit ini dan ada
juga yang melihat dari sis negative melalui tentang jumlah kematian yang di sebabkan
oleh pemyakit ini sehingga hanya menambah ketakutan semata dan berimbas pada
potensi menurunnya tingkat imunitas tubuh, dan ada pula yang menyimaknya hanya
sebagai berita biasa bahkan mampu membuat analisis yang kritis tentang penyakit
ini.semua ini memang tergantung dari cara pandang/cara menanggapi seseorang dalam
membaca berita tentang penyakit ini .
Dalam hal ini pemerintah tidak tinggal diam,terbukti dengan terus gencarnya
sosialisasi pembiasaan pola hidup bersih dan sehat ,aturan terkait pelaksanaan Work
From Home (WFH) meliputi belajar, bekrja dan beribadah rumah. Pengeluaran kebijakan
Pembatas Sosial Bersekala Besar atau yang sering kita dengar PSBB,sampai pada solusi
bantuan pada masyarakat melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) dsb, hal inipun masih di
temukan ketidak adilan untuk yg mendapatkan bantuan tersebut,acapkali bantuan ini
sering tidak adil kadang masyarakat yg ekonomi menengah ke atas mendapatkan BLT
sedangkan masyarakat yg seharusnya mendapatkan justru tidak mendapatkan bantuan
tersebut. Memang harus diakui banyak aspek kehidupan yang terdampak akibat penyakit
ini. Dimulai dari yang paling kelihatan secara jelas yaitu aspek ekonomi ,PHK untuk
pekerja perusahaan,BUMN dsb. Sehingga bertambahnya jumlah pengangguran di Negara
ini. Hal ini berbeda lagi ketika di lihat dari sudut pandang seseorang yang belum memiliki
rumah/tempat tinggal sendiri seperti mereka yang kos2an dan kontrakan ada yang harus
hengkang dari tempat tinggal sewaan dan nebeng/numpang di rumah keluarga bahkan di
halaman tetangga karena tidak mampu membayar biaya sewa.
Kalau dilihat dari aspek sosial imbas dari kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah kepada masyarakat,membentuk pola kehiduan yang baru yang mau tidak
mau harus di jalani oleh masyarakat yaitu berkurangnya frekuensi tatap muka antara
orang. Tetapi ada sisi positif yang di rasakan oleh masyarakat dari kebijakan pemerintah
yang mewajibkan masyarakatnya untuk beraktiftas di dalam rumah untuk sementara
waktu sungguh memberikan dampak positif seperti menurunnya jumlah kendaraan
bermotor yang berlalu lalang yang berpotensi mengurangi polusi udara, hal ini pasti akan
berdampak baik pada pengurangan pemanasan global, karena dari karbon penyumbang
terbesar pemanasan di muka bumi ini kita juga di berikan lebih banyak waktu untuk
semakin dekat lagi dengan keluarga karena waktu kita lebih banyak di habiskan di rumah.
Dimasa pandemi ini pemerintah menghimbau untuk Stay At Home atau tetap
tinggal di rumah. Tetapi faktanya yang terlihat di luar sana masih ada orang-orang yang
bekerja dan berkerumunan di pasar tampa mematuhi protokol Covid-19 seperti memakai
masker dll. Ini bisa terjadi karena desakan kebutuhan hidup serta dampak pada aspek
ekonomi ,masyarakat ingin tetap di rumah tetapi kebutuhan hidup keluarga harus tetap
terpenuhi terutama kebutuhan pangan karena manusia tidak bisa berhenti untuk tetap
makan.
Dua hal yang terjadi pada situasi pandemi ini yaitu protokol covid yang di langgar
oleh masyarakat yang berinteraksi tampa jarak di pasar kembali lagi mereka tidak
menggunakan masker karena harga masker yang melambung tinggi serta kelangkaannya
jangankan pada masyarakat tenaga kesehatanpun minim untuk mendapatkan masker
sehingga masyarakat tidak mengindahkan protokol covid yang di himbaukan oleh
pemerintah.tetapi disini kesadaran masyarakat juga sangat penting karena dengan
mengikuti protokol dari pemerintah menjauhkan atau menghindari kita dari virus yang
mewabah saat ini. Interaksi di pasar sangat sulit untuk kita hentikan kacuali batasi waktu
penjualannya misalnya dari pukul 05;00 s/d 08;00 dengan tetap menjalankan sesuai
protokol covid yg sudah di himbaukan oleh pemerintah setelah itu pasar tidak boleh lagi
beroperasi , jika di tutup masyarakat akan memenuhi kebutuhannya dari mana?
Sedangkan di masa pandemi ini mengharuskan sistim imun kita tatap harus kuat dan
stabil, imun yang kuat dari makanan yang bergizi yaitu ‘’empat sehat lima sempurna’’
kalau kita mengkonsumsi makanan instan justru akan melemahkan sistim imun kita.
Dalam masa pandemi saat ini kita di anjurkan untuk menyetok makanan di rumah
untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah hal ini menimbulkan pertanyaan saya,
bagaimana dengan masyarakat yang ekonominya menengah kebawah atau tidak
mampu? apakah mereka bisa menyetok makanan sedangkan sehari-hari jika mereka
tidak bekerja mereka tidak makan, terus mereka mau makan apa jika tidak keluar rumah
untuk bekerja? Bantuan pemerintah memang ada tetapi tidak langsung keluar butuh
proses panjang sementara kita membutuhkan makanan 3X1 sehari dan tidak boleh tidak.
Disini juga masyarakat di ingatkan kembali untuk membiasakan pola hidup bersih dan
sehat ‘’ Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati’’ dan Kebersihan
Sebagian Dari Pada Iman Frasa-frasa ini serig kita dengar dan sangat familiar kita
dengar. Perbuatan kita dalam mencegah untuk melindungi diri kita serta keluarga dari
COVID-19 dengan menjaga kebersihan dengan pola hidup hidup sehat termaksut di
dalamnya pola makan empat sehat lima sempurna. Selogan ini sangat terkenal, memang
tidak bisa kita pungkiri akan mahalnya jika harus memenuhi kebutuhan empat sehat lima
sempurna di saat wabah seperti ini tetapi jika di bandingkan mahalnya saat kita
memesan fast food di restoran. Sementara selogan kebersihan sebagian dari pada iman
sering kita jumpai dengan menjaga kebersihan adalah salah satu bentuk nyata perbuatan
orang beriman, jadi dari dulu agama sudah mengajarkan kita untuk membiasajkan diri
untuk hidup bersih. Secara ilmiah dan kedokteran sudah di ketahui umum bahwa kegiatan
menjaga kebersihan tangan melalui cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yg
mengalir adalah langkah ampuh untuk mematiakn virus penyebab penyakit, dalam hal ini
yang menjadi sorotan adalah virus corona yang menjadi penyebab penyakit covid-19 dan
manusia di beri kesempatan untuk lebih peka dalam melihat situasi dan kondisi di sekitar.
Larangan untuk keluar rumah semasa pendemi covid-19 melanda,membuat orang
harus berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhan makanan atau apapun kebutuhan
barang-barang keperluan yang menjadi bahan konsumsi setiap harinya dengan adanya
PSBB di salah satu wilayah tidak membuat masyarakat harus cemas karena masih ada
jasa pengantar online seperti gojek gokar dsb,untuk membantu memenuhi kebutuhan kita
saat stay at home di saat pandemi saat ini. Hal ini bisa mengurangi tingkat pengangguran
dengan tidak mengenyampingkan protokol covid-19 seperti memakai masker.
Sedangkan dalam bidang farmasi,meskipun vaksin yang bisa mengobati covid-19
belum di temukan akan tetapi kebutuhan obat-obatan untuk penyembuhan dan
meningkatkan imunitas tubuh agar tubuh dapat melawan virus corona tersebut sudahb
tentu di sediakan oleh perusahaan farmasi. Melihat kondisi yang ada dan peningktan
imunitas tubuh semakin besar sehingga berpotensi berdampak pada kenaikan penjualan
obat oleh perusahaan farmasi dan akhirnya akan meningkatka perusahaan tersebut.
Masker yang semakin langka membuat salah satu perusahaan menimbun dan
meningkatkan harga masker hal ini dapat menguntungkan salah satu perusahaan dan
meresahkan masyarakat dan tenaga medis. Kaca mata saya berpendapat bahwasannya
di tengah wabah ini masih saja ada yang memanfaatkan situasi untuk menjadi ajang
bisnis.
Meski beberapa di antara prediksi tersedut tidak terbukti,setidaknya ada satu
kesamaan persepsi dari para pakar, bahwa pendemi corona ini suatu waktu akan
mencapai titik klimaks kemudian akan berangsur turun dan selanjutnya akan berakhir.
Cukup berasalan ketika pemerintah indonsia menyarankan kepada masyarakat untuk
menjalani tatanan hidup baru (NEW NORMAL), tetap produktif di tengan pandemi corona.
Tatanan,kebiasaan dan perilaku baru tersebut berbasis pada adaptasi untuk
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat tersebut
tercermin dari seringnya kita cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang
mengalir,menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak dan menghindari
kerumunan.
Dalam masa pandemi saat ini sudah bukan pada tempatnya untuk kita saling
menyalahkan satu dengan yang lainnya,apalagi sampai memanfaatkan praktek CULAS
demi meraih keuntungan pribadi. Anggaran belanja pemerintah dikerahkan untuk
menyuplai APD (alat pelindung diri) penyediaan alat rapid tes,pemberian insentif sangat
penting untuk terus di perhatikan oleh pemerintah guna untuk memberi proteksi sekaligus
juga menciptakan rasa aman bagi para medis sebagai garda terdepan dalam penanganan
covid-19 saat ini. Sama halnya juga insentif petugas itu sangat penting untuk di perhatikan
agar dapat memberikan motivasi dan semangat kerja.
Dalam penanganan wabah ini penting untuk kita semua mematuhi protokol covid-
19 yang telah di terapkan oleh pemerintahkarena virus ini menular dari orang ke orang
bukan tidak mungkin laju pertumbuhan virus ini bisa di tekan dan terkendali. Selain patuh
pada protokol covid-19 yang di terapkan pemerintah yang tidak kalah pentingnya adalah
jujur pada tenaga medis saat menerima layanan kesehatan, jujur yang di maksut adalah
memberikan informasi yg sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya tentang riwayat
perjalanan serta potensi kontang langsung dengan orang yang bisa jadi telah terpapar
virus corona. Kita semua rindu saat dimana bisa berkumpul dan beinteraksi dengan
keluarga,teman kerabat tampa ada pembatasan dimana kita dapat beraktifitas tampa
harus di bayangi kemungkinan akan terinfeksi virus corona yang tidak kasat mata, oleh
karena itu bantu tenaga medis dengan patuhi protokol covid-19,jangan biarkan mereka
bekerja sendiri merekapun sama seperti kita takut cemas akan terinfeksi dan terpapar
virus corona ini.

Masalah penyebaran virus corona sepertinya tidak akan tuntas jika tidak di seriusi
oleh kita semua. Himbauan pemerintah untuk mengikuti protokol kesehatan,jaga
jarak,cuci tangan,pakai masker dan stay at home,sepertinya masyarakat sudah mulai
jenuh sehingga menjadi sasaran penyebab covid-19 adalah tenaga medis yang bertugas
mereka menjadi sasaran utama terjangkit virus tersebut. Kitapun menyadari pemerintah
sepertinya tidak akan mampu mengatasi untuk memperkecil penyebaran virus covid-
19,jika tidak ada kesadaran bersama terhadap wabah pandemi ini, oleh karena itu sekali
lagi kita semua harus tetap semangat dan bersama-sama memutus mata rantai
penyebaran covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai