Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewi Agustina

Nim : C1G021072

Prodi : Agribisnis

PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENGHADAPI

PANDEMI COVID-19

Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit yang dapat menyebabkan
gangguan pernapasan dan radang paru.Penyakit ini disebabkan oleh infeksi severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-Co-2).Gejala klinis yang muncul beragam,mulai
dari seperti gejala flu biasa (batuk,pilek,nyeri tenggorokan ,nyeri otot, nyeri kepala ) sampai
yang berkomplikasi berat ( pneumonia atau sepsis). Dalam penanganan pandemic,
pemerintah melakukan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dengan pembatasan
mobilitas, kampanye 3M ( memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak ), dan
vaksinisasi. Program vaksinisasi sendiri bertujuan untuk mengurangi r4esiko penularan
COVID-19 dengan membentuk kekebalan komunal ( herdimunity) yang kemudian
bertransformasi menjadi perlindungan kelompok ( herd protection) program vaksinisasi juga
dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk beraktifitas kembali dan sekaligus
menggerakan roda perekonomian. Pemerintah juga menerapkan PPKM di berbagai wilayah
Indonesia dan juga menerapkan sistem lockdown untuk memutuskan tali rantai penyebaran
COVID-19 di Indonesia.

Dampak pandemic COVID-19 ini juga dirasakan oleh masyarakat di Desa Maronge
Kec.Maronge Kab.Sumbawa, Selama pandemi berlangsung pemerintah desa juga
menerapkan aturan seperti yang diberikan oleh pemerintah pusat, contohnya seperti 3M dan
PPKM. Di desa maronge tidak di berlakukan aturan lockdown , masyarakat masih bisa
berkegiatan seperti biasanya walaupun mobilitasnya dikurangi , hal ini dikarenakan di desa
maronge tingkat penyebaran atau penularan COVID-19 masih terbilang rendah .Masyrakat
yang masih bersekolah di jenjang SD,SMP,SMA di berikan jadwal yang berbeda beda atau di
batasi jumlah siswa per kelasnya dan diberikan aturan” yang sesuai dengan tindakan
pencegahan COVID-19 agar kegiatan belajar mengajar di masa pandemi masih bisa di
laksanakan.

Modal sosial masyarat maronge dalam menghadapi COVID-19

1.Sikap pecaya dan solidaritas

Sikap saling percaya diperlukan untuk mengatasi bencana corona. Saling percaya
diperlukan baik antar masyarakat maupun dengan pengambilan kebijakan. Masyarakat harus
percaya dengan skema kebijakan penaggulangan bencana corona .Di desa maronge
masyarakat sangat mematuhi perintah dari dari pemerintah pada masa pandemic untuk tetap
berada di rumah ,mengurangi mobilitas, dan menerapkan 3M. Hal ini dilakukan masyarakat
karena rasa percaya dan solidaritasnya kepada pemerintah desa dan sesama masyarakat,
karena dengan bersama-sama masyarakat yakin dapat melawan atau memutuskan tali rantai
penyebaran COVID-19 agar Indonesia dapat terbebas dari corona dan kegiatan dapat
berlangsung normal kembali seperti sedia kala sebelum virus corona menyerang Indonesia.

2.Penguatan kelompok dan jejaring

Masyarakat Indonesia terbiasa hidup komunal baik formal maupun


informal.Kelompok merupakan salah satu modal sosial penting di Indonesia. Di desa
maronge hal ini dilakukan oleh masing-masing ketua RT/RW .Biasanya ketua RT selalu
memantau atau mengawasi dan memberitahu Kepada para anggota atau kelompok
masyarakat ketika ada sesuatu yang menyimpang yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah
desa dengan cara menegur atau memberikan sangsi, contohnya : ada warga yang tidak
memakai masker ,warga tersebut akan ditegur dan diberikan sangsi sesuai dengan aturan
yang diberlakukan di desa maronge.Ketua RT/RW juga selalu mengingatkan warga untuk
selalu mematuhi protocol kesehatan .

3.Informasi dan Komunikasi

Subdimen ini memainkan peranan penting untuk mengatasi infodemik yang mewabah
di berbagai media sosial ,hoaks adalah salah satunya . Mansifnya penyebaran hoaks terkait
corona akan memicu kepanikan publik dan mengganggu sistem sosial ekonomi secara
nasional. Di desa maronge pengguna sosial media sangat luas, saat masa pandemi
masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu dirumah , hal ini membuat masyarakat lebih
sering membuka media sosial untuk mencari hiburan atau informasi,dengan membuka sosial
media terkadang masyarakat dapat di buat panik atau kahwatir terhadap kondisi pada masa
pandemi dikarenakan maraknya berita hoax yang disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab yang membuat masyarakat di desa maronge pada masa itu menjadi
gempar , contohnya berita anak yang baru lahir langsung bisa berbicara “ telur,telur,telur” .
Berita itu menyebar ke seluruh desa dan membuat gempar masyarakat , para warga sontak
langsung memakan telur sebanyak anggota keluarganya, hal ini di percaya dapat mencegah
masyarakat terkena wabah COVID-19. Padahal hal tersebut merupakan berita hoax yang
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan pandemi atau COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai