Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Untung Wira Suwastari

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043040975

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4205/Sosiologi Komunikasi Massa

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ UT Tarakan

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Informasi dan sosialisasi terkait dengan upaya pencegahan penyebaran virus corona covid-19 di
Indonesia sudah sangat banyak.
1. Identifikasilah upaya pemerintah dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga jarak sosial dan untuk sementara tinggal di rumah yang dilakukan melalui
media komunikasi massa!
2. Jelaskan bagaimana dampak sosial dalam kehidupan masyarakat terkait dengan upaya
pemerintah yang Anda sebutkan pada nomor 1 dan berikan contoh konkrit dalam kehidupan
masyarakat yang terjadi di lingkungan Anda tinggal!
Jawab :
1. Upaya pemerintah dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat selama pandemi melalui media
komunikasi massa sangatlah gencar. Mulai dari Presiden Joko Widodo hingga setiap kelurahan/desa
melakukan sosialiasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya social distancing selama
pandemi. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengeluarkan surat
edaran yang ditujukan kepada para direktur utama dan ketua asosiasi lembaga penyiaran. Surat itu
berisi ajakan kepada lembaga penyiaran televisi dan radio agar lebih intensif menyampaikan gerakan
social distancing kepada masyarakat. Surat bernomor S-209//M.KOMINFO/PI.01.03/03/2020
dikeluarkan pada Sabtu (21/3). Johnny meminta stasiun radio dan televisi menyiarkan kampanye
terkait pencegahan virus corona setiap satu jam sekali melalui pemberitahuan dan iklan layanan
masyarakat.
"Kami mengajak seluruh lembaga penyiaran televisi dan radio untuk lebih intensif (setiap satu jam)
menyampaikan pemberitahuan dan iklan layanan masyarakat untuk mematuhi social distancing dan
tetap berada di rumah kecuali untuk kepentingan yang sangat mendesak," tulis dalam surat tersebut.
Pemerintah Indonesia menyarankan setiap individu untuk menerapkan social distancing guna
mengatasi pandemi COVID-19. Social distancing atau yang kini juga disebut physical distancing,
dilakukan dengan tidak pergi ke tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, pasar, konser,
bioskop, kantor, atau sekolah. Semua itu dilakukan agar bisa menekan penularan virus corona.
Mungkin untuk sebagian orang melakukan social distancing bukan perkara mudah. Metode penularan
virus corona memang kebanyakan berasal dari droplet atau tetesan yang timbul selama batuk, bersin,
dan bahkan dari saat seseorang bernapas dan berbicara.
Social distancing dikombinasikan dengan upaya meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga
kebersihan diri, perlu dilakukan. Selain itu, social distancing membantu mengurangi beban pada sistem
layanan kesehatan. Jangan sampai menggampangkan atau menganggap remeh kondisi ini, dan selalu
melakukan usaha sebaik mungkin untuk mencegah penularannya. Usaha ini tentu juga harus dibarengi
dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh dengan rajin cuci tangan, mengonsumsi
makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.

2. Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain, apalagi
bagi orang yang mempunyai sifat extrovert, karena sifat ini memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk
berinterakasi dengan orang lain. Jika kebutuhannya tidak terpenuhi seolah-olah akan memunculkan
ancaman tersendiri bagi dirinya. Misalnya ketika kebutuhan emosional atau mental tidak tepenuhi,
maka kesehatan mentalnya akan terganggu. Jika dilihat dari sudut dinamika, semua anggota keluarga
yang selama ini jarang berkumpul harus beradaptasi dengan kondisi rumah yang berbeda, belum lagi
keinginan anak-anak yang selalu ingin bermain karena merasa gak betah dirumah.
Bagi orang tua keadaan ini menjadi tantangan tersendiri karena harus menjelaskan keadaan
sebenarnya yang sedang terjadi ini bukanlah semata-mata libur sekolah, namun keadaan diluar
sedang krisis menyangkut kesehatan bersama, dan menjelaskan keadaan tersebut kepada anak tanpa
membuat anak-anak menjadi ikut-ikutan cemas. Bagi sebagaian orang keadaan seperti ini banyak
menimbulkan emosi, karena di karantina dirumah menjadikan kelelahan tersendiri, terutama bagi kita
yang terbiasa kerja diluar rumah. Pekerjaan dikantor ada akhirnya, ketika jam kerja sudah selesai kita
pulang, walaupun ketika di kantor kita masih memantau keadaan dirumah, namun sekarang dengan
diberlakukannya work from home (WFH) ? pekerjaan kantor seolah-olah gak ada batasnya, karena
berbaur dengan pekerjaan rumah, terutama bagi ibu-ibu dan memang melelahkan sekali.
Tidak hanya mengguncang aspek sosial, pandemi ini juga mengakibatkan perubahan kebiasaan dalam
masyarakat. Semenjak semakin tingginya angka kasus covid-19 ini mengakibatkan banyak orang
menjadi “gila media sosial”. Hampir setiap saat mereka selalu update mengenai informasi wabah covid-
19 yang melanda negeri ini. Penggunaan internet atau media sosial tidak hanya mereka gunakan
untuk mengupdate informasi, namun juga untuk kepentingan sekolah, kuliah, dan pekerjaan. Dari hal
tersebut dapat dikatakan bahwa telah terjadi perubahan budaya masyarakat, dari yang sebelumnya
non virtual bergeser ke arah budaya masyarakat virtual, yakni masyarakat yang aktivitas sosialnya
dilakukan secara virtual menggunakan media sosial.
Namun demikian, pandemi ini juga mengajarkan banyak hal. Terganggunya kehidupan dan aktivitas
sosial masyarakat ini harus kita sikapi secara positif. Karena bagaimanapun, yang terpenting adalah
kita mampu mensyukuri apa yang terjadi dengan selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari virus
corona yang kini melanda.

Anda mungkin juga menyukai