Anda di halaman 1dari 5

Nama : Pestaria Berliana Tamba, S.

Keb
NIM : 230101092
Mata Kuliah : Perubahan Sosial Dan Kesehatan
Dosen : R. Kintoko Rochadi

Topik Bahasan : Perubahan Sosial Masyarakat di Masa Pandemi Covid 19


Pandemi yang baru-baru ini muncul yaitu Pandemi COVID-19 dan tengah marak
diperbincangkan di seluruh dunia, bahkan di Indonesia sekalipun. Bagaimana tidak, menurut
data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, covid19.kemkes.go.id sampai dengan 29
April 2020 pukul 16.30 WIB pandemi virus COVID-19 di Indonesia sendiri, telah
menyebabkan 9.771 positif terinfeksi COVID-19. 784 jiwa diantaranya meninggal dunia dan
1.254 dinyatakan sembuh.
Dengan adanya pandemi COVID-19, nampaknya telah menyebabkan perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial di masa pandemi COVID-19 ini yakni
adanya pembatasan sosial masyarakat. Semua pekerjaan dan tugas kantor, sekolah, kampus,
dilakukan di dalam rumah, kecuali dokter, tenaga medis dan profesi tertentu lainnya yang
masih boleh berkegiatan di luar rumah. Maka, perubahan di sini yaitu beralihnya tatap muka
secara langsung ke ranah virtual atau lewat daring.
Pengaruh pandemi COVID-19 lainnya yaitu dalam hal interaksi sosial, dimana
orang-orang sekarang dekat bukan dengan cara berkumpul bersama, melainkan dekat dengan
cara yang berbeda , yakni melalui media, jadi tetap dekat walaupun jauh. Pandemi COVID-
19 memberikan pengaruh negatif bagi masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi.
diantaranya yaitu: banyaknya pengangguran karena pekerja banyak di PHK dan dirumahkan
oleh pabrik.
Selanjutnya, Pandemi COVID-19 tidak hanya memberikan dampak negatif saja,
namun postif juga bagi masyarakat, diantaranya yaitu: meningkatkan kesadaran masyarakat
sekarang untuk lebih menjaga kebersihan dan kesehatan diri, mulai dari sering mencuci
tangan dengan sabun, pakai masker, hand sanitizer yang sebelumnya masyarakat kurang
peduli pada kebersihan dan kesehatan dirinya. Kemudian meningkatnya keterampilan
masyarakat, contohnya banyak dari masyarakat Indonesia yang membuat tutorial memasak,
cara mencuci tangan yang benar, dan hal kreatif lainnya melalui akun media sosialnya. Dapat
kita lihat bersama, bahwa pandemi COVID-19 ini telah memberikan pengaruh yang besar
bagi kita.
Topik Bahasan : Tren Belanja Online di Tengah Covid-19
Tentunya ketika PSBB berlaku, masyarakat tidak diperbolehkan untuk keluar rumah
kecuali ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar dan harus memakai masker. Saat
keadaan seperti ini masyarakat tidak terlalu khawatir untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga, karena di zaman yang modern ini kita bisa berbelanja melalui online shop. Online
shop memudahkan masyarakat dalam berbelanja tanpa harus berkontak langsung dengan
penjualnya. Dalam kasus online shop ini merupakan kondisi yang dapat kita kihat
sebagai perubahan sosial.
Dari kasus COVID-19 ini banyak masyarakat yang melakukan transaksi secara
online, kemudian semakin harinya kegiatan transaksi online tersebut semakin melonjak.
Executive Vice President of Consumer Electronic Category Blibli Wisnu
Iskandar mengatakan, terdapat empat produk yang diincar oleh pengguna. Keempat itu
adalah kategori computer dan laptop, elektronik, home & living hingga handphone beserta
tablet (Fadila, 2020). Tentunya tidak hanya Blibli saja kegiatan transaksi onlinenya melonjak,
ada beberapa online shop juga yang melonjak tinggi, seperti Shopee, Bukalapak, Lazada dan
lain-lain. Salah satu startegi marketing pemasarannya dengan cara menggratiskan ongkir, dan
kemudahan dalam melakukan transaksi untuk konsumen yang hendak berbelanja. Dengan
gratis ongkir banyak konsumen yang semakin hari semakin banyak berbelanja di toko online
shop, selain disebabkan oleh tentunya juga bisa mengurangi rantai penyebaran virus corona.
Topik Bahasan : Perubahan Sosial Akibat Semakin Canggihnya Teknologi, Terutama
Smpartphone.
Perubahan sosial akibat dari perkembangan zaman terutama semakin canggihnya
teknologi di era sekarang ini juga memberi dampak positif maupun negatif.
Kemajuan teknologi memberikan manfaat dalam berbagai bidang, kemajuan
teknologi akan terus terjadi kerena pengetahuan juga semakin meningkat, pendidikan juga
semakin baik. Pendidikan baik maka bidang yang lain akan mengikuti seperti dalam bidang
ekomoni maupun sosial. Pengetahuan meningkat maka munculnya inovasi-inovasi baru dan
mempermudah kerja manusia. Kemunculan handphone dari tahun ke tahun semakin
meningkat, yang awalnya hanya dapat digunakan untuk SMS dan telpon kemudian sekarang
dapat digunakan dalam segala hal seperti komputer atau laptop.
Semakin canggihnya smartphone solidaritas antar individu juga berkurang, yang mana
bisa saya rasakan sendiri pada masa kecil begitu banyak permainan tradisonal dan banyak
teman dan kedekatannya begitu erat, namun bisa kita lihat bahwa sekarang anak-anak sejak
kecil sudah diberikan handphone dan menggunakan game online.
Kemudian adanya kecanggihan smartphone juga berdampak pada pola pikir
seseorang, yang mana mengakibatkan mereka malas, malas dalam hal berpikir maupun
bertindak. Dalam era sekarang para generasi milenial hanya ingin yang instan-instan saja,
sedikit bekerja namun ingin hasil yang memuaskan. Semakin canggihnya smartphone tidak
semata-mata berdampak negatif tetapi juga berdampak positif. Dalam hal positif bisa kita
lihat yang awalnya. ketika pesan tiket kereta atau transportasi lain harus datang ke tempat
pembelian tiket, namun sekarang kita dapat memesan tiket melalui smartphone masing-
masing. Kemudian ketika kita rindu dengan sanak keluarga yang tinggal di luar kota atau luar
negeri, kita hanya perlu video call melalui handphone masing-masing dan kita dapat sedikit
mengurangi kerinduan tersebut, tidak hanya itu kita juga dapat melihat aktivitas apa yang
sedang mereka lakukan.
Semakin canggihnya smartphone berdampak positif atau negatif itu tergantung
individu masing-masing.
Topik Bahasan : Perubahan Perilaku atas Penerapan Social Distancing Demi Mencegah
Penularan Covid 19
Social distancing (pembatasan sosial) adalah salah satu diantara imbauan pemerintah,
mengacu atas instruksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk memutus mata rantai
penyebaran COVID-19. Ketika menerapkan social distancing, seseorang di haruskan untuk
menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang
yang sedang sakit atau beresiko tinggi menderita virus corona. Pembatasan sosial ini bukan
hanya berlaku di tempat umum, tetapi juga berlaku di setiap keluarga.
Implemetasi lainnya dari social distancing ini ialah warga dan masyarakat sangat
diminta agar mengurangi aktivitas sosial, menerapkan bekerja dan belajar dari rumah,
menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, dan tidak mengunjungi orang
yang sedang sakit. Karena aktivitas rutin yang telah dijalani bertahun-tahun, mendadak harus
berubah atau bahkan tanpa persiapan sedikitpun. Tentunya seseorang sangat butuh
beradaptasi untuk bisa menjalani kegiatan dirumah saja tanpa berpergian kecuali sangat
dibutuhkan untuk pergi. Kebiasaan akan hal-hal yang dilakukan ketika adanya COVID-19
pun akan bisa terjadi ketika pandemi ini sudah berkahir dan aktivitas kembali pulih.
Contohnya masyarakat akan lebih sering membersihkan diri, menjaga lingkungan bersih,
menjadi lebih berhati-hati kepada orang lain demi bisa terhindar dari penyakit menular dan
sebagainya.
Topik Bahasan : Media Perubahan Ide dan Perubahan Sosial
Abad 21 saat ini disebut-sebut sebagai abad modern. Hal ini ditandai dengan
perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi di seluruh dunia yang dipengaruhi oleh
adanya media sebagai bagian dari perkembangan tersebut. Marshall McLuhan seorang Filsuf
Kanada dalam bukunya yang terkenal Understanding Media (1964), membagi tiga gagasan
penting pengaruh teknologi media terhadap manusia. Pertama, media mempengaruhi setiap
tindakan dalam masyarakat (media infulse every act and action in society). Kedua, media
mengikat dunia bersama-sama (media tie the world together). Media memberikan
kesempatan bagi manusia untuk berkomunikasi tanpa hambatan baik secara lingkup lokal
maupun secara nasional dan internasional.
Ketiga, media memperbaiki persepi kita dan mengelola pengalaman kita (media fix
our perceptions and organize our exsperiences). Artinya, media tidak hanya mampu
membentuk dan memperbaiki persepsi melainkan juga mengelola pengalaman kita sebagai
masyarakat. Gagasan mengenai media dan perluasan ide berkaitan erat dengan hakikat media
yakni media tidak hanya berwujud teknologi, tetapi juga ide, termasuk pesan di dalamnya.
Media sebagai teknologi merupakan artefak manusia atau insfrastruktur material. Sementara,
ide yang dimaksud berupa suatu ideologi, nilai, gagasan, dan pengetahuan yang tersimpan
dalam pikiran dan membentuk kognisi manusia.
Televisi menjadi media kuat yang selalu menggemborkan-gemborkan hidup gaya kapitalis
Barat bahkan hingga sampai ke semenanjung Timur. Melalui media, nilai-nilai demokrasi
bisa menyebar luas dan menjadi nilai yang paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia.
media sebagai pesan bisa mengacu kepada teori strukturisasi Anthony
Giddens. Seorang sosiolog terkenal Inggris yang pernah menjabat sebagai direktur di London
School of Economics (LSE) ini dalam bukunya The Constitution of Society (1984) menyebut
bahwa struktur berfungsi sebagai pedoman, skemata atau medium bagi adanya praktik sosial
atau tindakan. Dengan demikian, sebuah pesan dari sebuah ide akan membentuk tindakan
masyarakat karena disebarluaskan melalui media.
Dua isu besar mengenai dampak media dalam masyarakat global, yakni: Pertama,
kebudayaan. Artinya media massa mengubah hakikat kebudayaan, baik akar maupun
cabangnya melalui pembentukan pikiran manusia. Kedua, politik. Media sebagai artefak
teknologi informasi yang bermuatan ideologi memang selalu ditumpangi oleh kepentingan
nilai atau rencana umum suatu kelompok politik, kelompok sosial, ekonomi, dan budaya.
Berbagai kepentingan tersebut diselipkan dalam berbagai program media dengan tujuan
penyebarluasan suatu ideologi politik tertentu.
Topik Bahasan : Difusi Inovasi
Bryan dan Thompson (2002), mengatakan, munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai
pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde
dalam bukunya “The Laws of Imitation”, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-
shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi
diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua
sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya
menggambarkan dimensi waktu.
Difusi Inovasi terdiri dari padanan 2 kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983)
menjelaskan difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh
individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide,
praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain.
Menurut Rogers (1983), dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok,
yaitu:
1. Inovasi, yaitu gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.
2. Saluran komunikasi, yaitu seperangkat alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi
dari sumber kepada penerima.
3. Jangka waktu, yaitu proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap
keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
4. Sistem sosial, yaitu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup: (1)
atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi (type of
innovation decisions), (3) saluran komunikasi (communication channels), (4) kondisi
sistem sosial (nature of social system), dan (5) peran agen perubah (change agents).

Anda mungkin juga menyukai