Anda di halaman 1dari 4

Nama : Pestaria Berliana Tamba, S.

Keb
NIM : 230101092
Mata Kuliah : Komunikasi Terapeutik
Dosen : Dr. Sonny Priajaya Warouw, SK., M.Kes

Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien
(Depkes RI, 1997).
Tujuan Komunikasi Terapeutik
1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada
hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Karakteristik seorang bidan yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang
terapeutik
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan klien dari kaca mata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitive terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri tenaga kesehatan sendiri
Fase Hubungan Komunikasi Terapeutik
1. Fase Preinteraksi : persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien
a. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasannya
b. Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri
c. Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana
interaksi
d. Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat
bertemu dengan klien.
2. Fase orientasi : fase dimulai saat bertemu pertama kali dengan klien.
a. Membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap penerimaan dan
komunikasi terbuka. Harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima klien apa
adanya, menepati janji dan menghargai klien.
b. Merumuskan kontrak bersama klien.
c. Menggali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi masalah klien dengan
pertanyaan terbuka entisikasi.
d. Merumuskan tujuan dengan klien.
Hal yang perlu diperhatikan pada fase orientasi
- Memberi salam terapeutik disertai mengulurkan tangan jabatan tangan.
- Memperkenalkan diri tenaga kesehatan.
- Menyepakati kontrak. Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan klien untuk
berkomunikasi, topik, tempat dan lamanya pertemuan.
- Melengkapi kontrak. Melengkapi penjelasan tentang identitas serta tujuan
interaksi agar klien percaya kepada tenaga kesehatan.
- Evaluasi dan validasi. Berisi pengkajian keluhan utama, alas am atau kejadian
yang membuat klien meminta bantuan.
- Menyepakati masalah. Dengan teknik memfokuskan tenaga kesehatan
bersama klien mengidentifikasi masalah dan kebutuhan klien.
- Selanjutnya dilakukan orientasi untuk validasi keakuratan data.
3. Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap ini
tenaga kesehatan bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.
4. Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling percaya
sudah terbina dan berada pada tingkat optimal.
Terminasi sementara berarti masih ada pertemuan lanjutan.
Terminasi akhir terjadi jika tenaga kesehatan telah menyelesaikan proses secara
menyeluruh. Tugas tenaga kesehatan pada fase ini: mengevaluasi pencapaian tujuan,
melakukan evaluasi subyektif, menyepakati tindak lanjut interaksi yang telah
dilakukan, membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Sikap Komunikasi Terapeutik
1. Berhadapan
2. Mempertahankan kontak mata
3. Membungkuk kearah klien
4. Mempertahankan sikap terbuka
5. Tetap rileks
Perilaku non verbal dalam komunikasi terapeutik
1. Isyarat vokal
2. Isyarat tindakan
3. Isyarat obyek
4. Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang.
5. Sentuan
Teknik Komunikasi Terapeutik
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Menunjukkan penerimaan
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
4. Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. Mengklasifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyatakan hasil observasi
8. Menawarkan informasi
9. Diam, memberi kesempatan kepada tenaga kesehatan dank lien untuk mengorganisir
10. Meringkas
Penghambat Komunikasi Terapeutik
1. Resistensi adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas
yang dialaminya.
2. Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap
terhadap tenaga kesehatan yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam
kehidupannya di masa lalu.
3. Kontertransferens adalah kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh tenaga ksehatan
bukan klien.
Proses Komunikasi Terapeutik dalam tenaga kesehatan
1. Pengkajian
2. Diagnose ketenaga kesehatan
3. Rencana tujuan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Unsur-Unsur Komunikasi Terapeutik
1. Komunikator
2. Komunikan
3. Pesan
4. Lingkungan waktu komunikasi berlangsung
Prinsip-Prinsip Komunikasi Terapeutik
1. Petugas harus mengenal dirinya sendiri
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai
3. Petugas harus memahami
4. Petugas harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental
5. Petugas harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi
untuk mengubah dirinya (sikap, tingkap laku) unuk memcahakn masalah yang
dihadapinya
6. Petugas harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya
8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati
bukan tindakan yang terapeutik
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang
lain tentang kesehatan, oleh karena itu petugas perlu mempertahankan suaru keadaan
sehat fisik mental, spiritual dan gaya hidup.
11. Disarankan mengekpresikan perasaan bila dianggap menganggu
12. Altruism, yaitu mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi
13. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan
berdasarkan prinsip kesejahteraan manusiawi
14. Bertanggung jawab dalam dua dimensi, yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri
atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap oang lain

Teknik Komunikasi Terapeutik


a. Mendengarkan dengan penuh perhatian
b. Menunjukkan penerimaan
c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
d. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
e. Klarifikasi
f. Memfokuskan
g. Menyampaikan hasil observasi
h. Menawarkan informasi
i. Diam
j. Meringkas
k. Memberikan penghargaan
l. Menawarkan diri
m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
o. Menempatkan kejadian secara teratur. Menolong untuk melihatnya dalam suatu
perspektif
p. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya
q. Refleksi
Dimensi Tindakan
1. Konfrontasi
2. Kesegaran
3. Keterbukaan tenaga kesehatan
4. Katarsisi emosional
5. Barmain peran
Kesimpulan
- Kemampuan menerapkan komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan
serta ketajaman perasaan
- Komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan
ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan
- Keberhasilan dapat dilihat melalui dampak bagi klien dan kepuasan tenaga kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai