Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 1

Astriatalita Lastiar Sinurat


Rosita Duyo
Renti Situmorang
Pestaria Berliana Tamba
Arni Sinurat
Lasma Sihaloho
 Pada periode antara tahun 1949 hingga 1959, Indonesia pernah menganut
sistem demokrasi liberal.
 Konsep ini diterapkan dengan tujuan untuk mewujudkan demokrasi yang
bebas.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos berarti
rakyat, dankratos berarti pemerintahan atau kekuasaan.
Jadi demokrasi ialah rakyat yang berkuasa

Demokrasi Liberal adalah Demokrasi


yang memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya
 Demokrasi liberal adalah sebuat sistem politik yang memiliki banyak partai,
dimana keksuasaan politik dipegang oleh politisi sipil yang berpusat di
parlemen. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Pada dasarnya, konsep demokrasi ini merupakan model dimana
badan legislatif memiliki posisi yang lebih tinggi daripada badan eksekutif.
 Demokrasi liberal sangat menghargai kebebasan individu dalam berpolitik dan
individualism, dengan berusaha mengurangi kesenjangan ekonomi dan
memberikan hak yang sama bagi seluruh rakat.
 Artinya demokrasi liberal adalah sistem yang didasarkan pada hak-hak
individu, Dimana setiap warga negara dianggap dapat memiliki kekuasaan
tanpa memandang suku, agama atau ras.

\
SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL
Pemerintah demokrasi liberal tidak harus mengikuti ideologi politik liberalisme hanya dengan
menggunakan istilah “liberal” dalam sistem domokrasi tersebut. Istilah tersebut pada dasarnya
hanya menjadi referensi terhadap fakta bahwa demokrasi liberal modern memiliki kerangka
awal yang diciptakan selama para filsuf yang menganjurkan kebebasan selama abad pencerahan
.
Sebab mereka memang menekankan kebebasan individu dari penggunaan wewenang yang
sewenang-wenang sebagai hak. Saat ini, terdapat berbagai ideologi politik yang berbeda, yang
juga mendukung demokrasi liberal.
1. Adanya Kebebasan Individu
Salah satu ciri pertama dari sistem demokrasi liberal adalah kebebasan individu, termasuk dalam
hal politik. Di Indonesia, implementasi dari kebebasan politik ini tercermin dari keberadaan
banyak partai politik pada sistem demokrasi liberal pada masa itu.
2. Kekuasaan Pemerintah Terbatas
Dalam demokrasi liberal, kekuasaan pemerintah dibatasi agar tidak terpusat pada kelompok
tertentu saja. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan.

CIRI-CIRI DEMOKRASI LIBERAL


 Sebgai sebuah negara yang pernah menerapkan demokrasi liberal, Indonesia memiliki Sejarah sendiri terkait
sistem tersebut pada periode 1949-1959. Namun, konsep demokrasi ini tidak berjalan dengan baik karena
terlalu banyak aspirasi dan pandangan yang berbeda diantara Masyarakat Indonesia.
 Pada pemilu 1955, terdapat banyak partai politik yang berpartisipasi, mencerminkan perkembangan sistem
demokrasi liberal di Indonesia. Sebanyak 172 partai politik turut bertanding, namun hanya 4 parti yang
berhasil meraih suara terbanyak yaitu :
1. Partai Nasional Indonesia (PNI)
2. Masyumi
3. Nahdlatul Ulama (NU)
4. Partai Komunis Indonesia (PKI)

SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL DI


INDONESIA
BANYAKNYA PARTAI POLITIK
DARI TAHUN 1950-1959 PEMERINTAHAN SILIH BERGANTI
Kabinet Natsir
(7 September
1950-21
Maret
1951)
Kabinet Kabinet
Djuanda ( 9 Soekiman (27
April 1957-10 April 1951-23
Juli 1959 ) Februari
1952)

Masa
Demokrasi
Kabinet
Kabinet Ali II
(Maret 1956 –
Liberal Wilopo (3
April 1952-3
Maret 1957)
Juni 1953)

Kabinet Kabinet Ali-


Burhanudin Wongso
Harahap
(1
(Agustus 1955 –
Maret 1956) Agustus
1. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951
Merupakan kabinet koalisi
yang dipimpin oleh
partai Masyumi.
Dipimpin Oleh :
Muhammad Natsir
2. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952
Merupakan kabinet koalisi
antara Masyumi dan
PNI.
Dipimpin Oleh:
Sukiman Wiryosanjoyo
3. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni
Koalisi antara
PNI dan Masyumi
Dipimpin Oleh :
Mr. Wilopo
4. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus
KABINET INI MERUPAKAN
KOALISI ANTARA PNI
DAN NU.
Dipimpin Oleh :
Mr. Ali Sastroamijoyo
5. KABINET BURHANUDIN HARAHAP ( 12 AGUSTUS 1955 – 3
MARET 1956 )
Dari partai Masyumi
Dipimpin Oleh :
Burhanuddin Harahap
6. KABINET ALI II ( 24 MARET 1956 – 14 MARET
1957 )
Kabinet ini merupakan hasil
koalisi 3 partai yaitu PNI,
Masyumi, dan NU.
Dipimpin Oleh :
Ali Sastroamijoyo
7. Kabinet Djuanda (14 Maret 1957- 5 juli 1959)
Kabinet ini merupakan zaken kabinet
yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang
ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena
Kegagalan konstituante dalam menyusun
Undang-undang Dasar pengganti UUDS 1950.
Serta terjadinya perebutan kekuasaan antara
partai politik. Dipimpin Oleh : Ir.
Juanda
KESIMPULAN
Demokrasi liberal adalah bentuk pemerintahan yang memperhatikan hak asasi individu
dan kebebasan berpendapat. Sistem demokrasi liberal di Indonesia memiliki ciri-ciri
seperti adanya pembatasan kekuasaan pemerintah, partisipasi politik yang luas, pemilihan
umum yang teratur dan rahasia, serta kebijakan yang mudah berubah akibat pergantian
cabinet yang sering terjadi.
Meskipun demokrasi liberal memberika kebebasan berpendapat dan partisipaso politik
yang luas, namun keberadaan terlalu banyak partai dapat menghambat stabilitas politik
dan pembuatan kebijakan yang efektif.
Sistem tersebut akhirnya mengalami kegagalan karena tidak sesuai dengan kultur atau
budaya bangsa Indonesia.
Sistem tersebut akhirnya mengalami kegagalan karena tidak sesuai dengan kultur atau
budaya banga Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai