Anda di halaman 1dari 3

Nama : Azura Ningrum Septi Utami

NPM : 2101842020016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Tugas : Pancasila (27/9/2021)

Pertanyaan

Paparkan dan berikut contoh kasusnya, bahwa di Indonesia pernah mengalami berbagai
bentuk sistem pemerintahan al: (1). Masa Demokrasi Liberal; (2). Masa Orde Lama; (3).
Masa Orde Baru; (4). Masa Reformasi. ?

Jawaban

1. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)


Pada masa ini Presiden sebagai Kepala Negara saja, Kabinetnya dipimpin oleh
Perdana Menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
KNIP (Sebagai salah satu alat kelengkapan negara), semula berfungsi sebagai
pembantu presiden, selanjutnya beralih menjadi DPR/MPR. Pada November 1945,
kabinet presidensial diganti menjadi kabinet parlementer dengan perdana menteri
Sultan Syahrir. Pasca agresi militer Belanda II (19 Des 1945), negara Indonesia
terpecah dan terbentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang menerapkan
sistem demokrasi liberal.
Pada masa ini, Indonesia mengalami 7 kali pergantian kabinet yaitu :
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951),
2. Kabinet Soekiman-Soewiryo (27 April 1951 – 3 April 1952), dipimpin oleh
Soekiman-Soewiryo (koalisi Masyumi – PNI).
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953),
4. Kabinet Ali Sastrowijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955), merupakan kabinet
terakhir sebelum pemilihan umum yang didukung oleh PNI – NU (Masyumi
menjadi oposisi).
5. Kabinet Bahanudin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1959).
6. Kabinet Ali II (20 Maret 19955 – 14 Maret 1957), kabinet koalisi PNI, Masyumi,
dan NU.
7. Kabinet Juanda (9 April 1957) merupakan zaken kabinet.
Pada masa inilah kemudian terlaksananya pemilu 1955, yang dinilai banyak kalangan
sebagai satu pelaksanaan Pemilu Indonesia yang bersih.

Studi kasus : Jatuh bangunnya kabinet di era ini terus berlanjut hingga pada tahun
1959. Pada masa inilah terjadi kekacauan dikalangan konstituante
yang tiada berakhir dan terjadi pemberontakan dimana-mana, maka
kemudian untuk menyelamatkan keadaan darurat dari dalam negeri
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 juli 1959.

2. Masa Orde Lama


Soekarno mengubah sistem politik Indonesia menjadi Demokrasi Terpimpin melalui
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Akibatnya, sistem perpolitikan dan pemerintahan negara
bertumpu kepada Soekarno selaku presiden yang memiliki hak suara progratif
(mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara). Lewat Dekrit Presiden
1959 pula, Soekarno membubarkan Konstituante. Konstituante adalah dewan
perwakilan yang bertugas untuk membentuk konstitusi baru negara yakni UUD 1945
yang sebagian masih mengadopsi undang-undang kolonial. Dekrit Presiden 1958
mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan membentuk Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) serta Dewan Pertimbangan Agung (DPAS).
Untuk mempersatukan kekuatan rakyat dalam menghadapi tantangan dari Dalam
maupun Luar, Presiden Soekarno menggalang kekuatan melalui Ideologis NAS-A-
KOM. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Aidit cs. dari kelompok PKI, berkedok
memperjuangan nasib kaum miskin spt: Petani, Buruh, Nelayan, yang berakibat
situasi politik semakin kacau.
Kemudian muncul issu, Dewan Jendral yg akan mengambil alih kekuasaan dari
Presiden, maka PKI mendahului mengadakan Gerakan yg terkenal dengan nama
“Gerakan 30 September”.
Perebutan kekuasan oleh PKI, mengakibatkan rakyat semakin menderita maka
muncullah: TRI-TURA yaitu:
1. Bubarkan pki;
2. Bersihkan kabinet dari unsur G 30 S PKI;
3. Turunkan harga-harga (perbaikan bidang ekonomi)

Studi kasus : Pembantaian komunis dengan banyak korban ataupun sebaliknya


pembantaian yang dilakukan komunis terhadap rakyat dan para
petinggi angkatan darat merupakan suatu tindakan yang melanggar
Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Masa Orde Baru (1966-1998)


Lahirnya Supersemar (Surat Pemerintah Sebelas Maret) tanggal 11 Maret 1966. oleh
Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang
dianggap perlu untuk menjalin keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya
pemerintahan dan Revolusi Indonesia. (sbg tonggak Sejarah ORBA).
Pemilu sejak Orde Baru tahun 1971 diikuti oleh 9 partai politik; Dan mulai Pemilu th
1977 diikuti oleh 3 Partai Politik.
MPR Baru, yang terpilih hasil Pemilu bersidang untuk:
1]. Memilih Presiden;
2]. Menetapkan GBHN dan PELITA;
3]. Menentukan waktu penyelenggaraan Pemilu.
Selama 6 (enam) kali Pemilu MPR hasil Pemilu selalu memilih calon tunggal:
Suharto sebagai Presiden

Studi kasus : kebenaran mengenai penyerahan pemerintahan kepada Soeharto melalui


Supersemar sendiri hingga saat ini masih menuai perdebatan.

4. Masa Reformasi (1998-Sekarang)


Setelah pengunduran diri Soeharto, Wakil Presiden B.J. Habibie dilantik sebagai
presiden dan melakukan berbagai reformasi politik. Pada Februari 1999,
pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-Undang Partai Politik [2] yang mencabut
pembatasan jumlah partai politik (parpol). Sebelumnya, pada masa Soeharto, hanya
tiga parpol yang diperbolehkan. Parpol juga tidak diwajibkan berideologi Pancasila.
Hal ini mengakibatkan partai politik bermunculan dan 48 di antaranya akan bersaing
dalam pemilihan legislatif 1999.
-Pada Mei 1999, mengesahkan Undang-Undang Otonomi Daerah
-dilangsungkan pemilihan umum legislatif 1999, yang merupakan pemilihan bebas
pertama sejak pemilu legislatif 1955.
-menyerukan referendum untuk menentukan masa depan Timor Timur.
Presiden-Presiden pada masa reformasi yaitu:
 B.J Habibie
 Abdurrahman Wahid
 Megawati
 Susilo Bambang Yudhoyono
 Joko Widodo

Studi Kasus : Empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas ditembak aparat ketika
berdemonstrasi pada 12 Mei 1998, sampai saat ini kasus penembakan
mahasiswa dan kasus pelanggaran HAM lain di saat menjelang dan
sesudah turunnya Soeharto belum tuntas.

Anda mungkin juga menyukai