Anda di halaman 1dari 5

PENJELASAN MASA ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN MASA

REFORMASI TERLENGKAP

1. Pengertian Orde Lama


Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa periode pemerintahan diantaranya
orde lama, orde baru, dan reformasi. Orde lama adalah sebutan bagi periode
pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno yang berlangsung pada tahun
1945 sampai tahun 1968. Pada periode ini, Presiden Soekarno berlaku sebagai Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan.

2. Sistem Pemerintahan Orde Lama


Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan.
Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi
liberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Berikut penjelasan sistem
pemerintahan masa Soekarno
1) Masa Pemerintahan Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari
presidensial menjadi parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan
presidensial, presiden memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan
merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi penyimpangan
UUD 1945. Berikut Penyimpangan UUD 1945 yang terjadi pada masa orde lama:
Fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah, dari pembantu
presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan
GBHN yang merupakan wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
a. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Masa pemerintahan pada tahun 1950-1959 disebut masa liberal, karena
dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip
liberal. Pada saat negara kita menganut sistem demokrasi liberal, terdapat ciri-
ciri sistem pemerintahan sebagai berikut:
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3. Presiden berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

Pada 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 Presiden Soekarno


memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia 1950. Dewan Konstituante diserahi tugas membuat
undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai
tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Akhirnya,
Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah
 Pembentukan MPRS dan DPAS
 Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
 Pembubaran Konstituante

b. Tahun 1959 – 1968 (Demokrasi Terpimpin)


Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden
Soekarno. Sistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante
pada tanggal 10 November 1956.
Pada masa demokrasi terpimpin ini terjadi berbagai penyimpangan
yang menimbulkan beberapa peristiwa besar di Indonesia. Penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada masa Demokrasi terpimpin yaitu:
1. Pancasila diidentikkan dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan
Komunis)
2. Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan
dalam bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
3. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
4. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955
5. Presiden menyatakan perang dengan Malasya
6. Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB
7. Hak Budget tidak jalan
Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan
PKI. Persaingan ini mencapai klimaks dengan terjadinya perisiwa Gerakan 30
September 1965 yang dilakukan oleh PKI. Adapun dampak dari peristiwa G
30 S adalah :
1) Demostrasi menentang PKI
2) Mayjen Soeharto menjadi Panglima AD
3) Keadaan ekonomi yang buruk
4) Kabinet seratus menteri
5) Munculnya TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat)

Tritura adalah singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan
rakyat yang dicetuskan dan diserukan oleh para mahasiswa KAMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia) dengan didukung oleh ABRI pada tahun 1965.
Tuntutan ini ditujukan kepada Pemerintah. Isi TRITURA yaitu:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.
2. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
3. Penurunan harga barang-barang.
3. Peralihan Kekuasaan politik dari Orde lama ke Orde Baru
Terjadinya peristiwa G 30 S PKI sangat berpengaruh terhadap proses peralihan
pemerintahan dari Orde Lama ke Orde baru. Berikut proses peralihan pemerintahan dari
Orde Lama ke Orde baru:
Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima
Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal.
Keberanian KAMI dan KAPPI yang memberikan kesempatan bagi Mayjen
Soeharto untuk menawarkan jasa baik demi pulihnya kemacetan roda pemerintahan
dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus tiga Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan
Basuki Rahmat oleh Soeharto untuk menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu
pada tanggal 11 Maret 1966. Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966
(SUPERSEMAR)
SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah yang
ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa instruksi Presiden
Soekarno kepada Letjen Soeharto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan
pada saat itu. Sampai saat ini belum ada yang tahu secara pasti isi supersemar.
Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari
Presiden melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat
penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang Supersemar.
Pada 11 Februari 1967 Jend. Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan
untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan
presiden berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada
pemegang Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden
kemudian meminta waktu untuk mempelajarinya.
Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat menerima konsep tersebut karena tidak menyetujui
pernyataan yang isinya berhalangan.
Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata menjaga dan
menegakkan revolusi.
Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal
Soeharto sebagai pejabat presiden RI.
Setelah turunnya Presiden Soekarno dari kursi kepresidenan maka berakhirlah
orde lama. Kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto yang menanamkan era
kepemimpinanya sebagai orde baru.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pemerintahan Orde Lama


Masa Pemerintahan Orde Lama memang tergolong pemerintahan yang mengalami
banyak transisi sistem pemerintahan dan banyak peristiwa penting yang terjadi di
dalamnya. Berikut kelebihan dan kekurangan masa Pemerintahan Orde lama:

a. Kelebihan Masa Orde Lama


1) Presiden Soekarno banyak menyumbangkan gagasan-gagasan dalam politik luar
negeri.
2) Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur
diplomasi dan militer
3) Kepemimpinan Indonesia di mata dunia Internasional mempunyai sumbangsih
besar, yaitu sebagai pelopor gerakan Non blok dan Pemimpin Asia Afrika.
4) Konferensi Asia Afrika diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Konferensi Asia
Afrika tersebut membuahkan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
5) Mampu membangun integritas nasional yang kuat

b. Kekurangan Masa Orde Lama


1) Penataan kehidupan konstitusional yang tidak berjalan sebagaimana di atur dalam
UUD 1945.
2) Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang
mencapai 7 kali pergantian kabinet.
3) Sistem demokrasi terpimpin. Kekuasaan Presiden Soekarno yang sangat
Dominan, Sehingga kehidupan politik tidak tumbuh demokratis.
4) Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis (NASAKOM)
5) Terjadinya inflasi yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok menjadi tinggi

Anda mungkin juga menyukai