REFORMASI TERLENGKAP
Tritura adalah singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan
rakyat yang dicetuskan dan diserukan oleh para mahasiswa KAMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia) dengan didukung oleh ABRI pada tahun 1965.
Tuntutan ini ditujukan kepada Pemerintah. Isi TRITURA yaitu:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.
2. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
3. Penurunan harga barang-barang.
3. Peralihan Kekuasaan politik dari Orde lama ke Orde Baru
Terjadinya peristiwa G 30 S PKI sangat berpengaruh terhadap proses peralihan
pemerintahan dari Orde Lama ke Orde baru. Berikut proses peralihan pemerintahan dari
Orde Lama ke Orde baru:
Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima
Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal.
Keberanian KAMI dan KAPPI yang memberikan kesempatan bagi Mayjen
Soeharto untuk menawarkan jasa baik demi pulihnya kemacetan roda pemerintahan
dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus tiga Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan
Basuki Rahmat oleh Soeharto untuk menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu
pada tanggal 11 Maret 1966. Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966
(SUPERSEMAR)
SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah yang
ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa instruksi Presiden
Soekarno kepada Letjen Soeharto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan
pada saat itu. Sampai saat ini belum ada yang tahu secara pasti isi supersemar.
Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari
Presiden melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat
penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang Supersemar.
Pada 11 Februari 1967 Jend. Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan
untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan
presiden berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada
pemegang Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden
kemudian meminta waktu untuk mempelajarinya.
Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat menerima konsep tersebut karena tidak menyetujui
pernyataan yang isinya berhalangan.
Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata menjaga dan
menegakkan revolusi.
Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal
Soeharto sebagai pejabat presiden RI.
Setelah turunnya Presiden Soekarno dari kursi kepresidenan maka berakhirlah
orde lama. Kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto yang menanamkan era
kepemimpinanya sebagai orde baru.