SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI
INDONESIA
PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER
Pelaksanaan Pemerintahan
Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
Setelah Kabinet Natsir mengembalikan mandatnya pada presiden,
presiden menunjuk Sartono (Ketua PNI) menjadi formatur, namun gagal,
sehingga ia mengembalikan mandatnya kepada presiden setelah bertugas
selama 28 hari (28 Maret-18 April 1951). Presiden Soekarno kemudian
menunjukan Sidik Djojosukatro dari PNI dan Soekiman Wijosandjojo
dari Masyumi sebagai formatur dan berhasil membentuk kabinet koalisi
Masyumi-PNI. Kabinet ini terkenal dengan nama Kabinet Soekiman-
Soewirjo.
PROGRAM POKOK DARI KABINET SOEKIMAN
Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam
wilayah RI secepatnya.
Menyiapkan undang – undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama,
penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
Kabinet ini mengutamakan skala prioritas terhadap peningkatan keamanan dan ketentraman
negara. RMS. dan lainnya. Akan tetapi kabinet ini kemudian mengalami sandungan setelah
parlemen mendengar bahwa kabinet ini menjalin kerja sama dengan blok barat, yaitu
Amerika Serikat.
3. KABINET WILOPO (3 APRIL 1952 – 3 JUNI 1953)
Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno Wilopo dari
PNI sebagai formatur. Setelah bekerja selama dua minggu
berhasil dibentuk kabinet baru di bawah
pimpinan Perdana Mentari Wilopo, sehingga bernama
Kabinet Wilopo. Kabinet ini mendapat dukungan dari PNI,
Masyumi, dan PSI.
4. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 JULI 1953 – 12
AGUSTUS 1955)
Kabinet Ali Sastroamidjojo yang terbentuk pada 31 Juli 1953
merupakan kabinet ke-empat yang dibentuk selama Masa
Demokrasi Liberal. Kabinet ini mendapatkan dukungan
banyak
partai di Parlemen, termasuk Partai Nahdlatul Ulama (NU).
Kabinet ini diketuai oleh PM. Ali Sastroamijoyo dan Wakil
PM. Mr. Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya (PIR).
PROGRAM POKOK DARI KABINET ALI
SASTROAMIJOYO I
Meningkatkan keamanan dan kemakmuran
Kabinet Ali selanjutnya digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap. Burhanuddin Harahap berasal dari Masyumi.,
sedangkan PNI membentuk oposisi.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat
terbentuknya parlemen baru
Pada tanggal 20 Maret 1956, didukung oleh tiga partai besar di
Parlemen: PNI, NU, dan Masyumi. Ali Sastroamijoyo
mendapatkan mandat untuk kedua kalinya membentuk kabinet.
Membentuk Dewan Nasional
Normalisasi keadaan RI