Indonesia, pada masa awal kemerdekaan telah menetapkan UUD 1945 sebagai
konstitusinya. Namun dalam perjalanannya konstitusi tersebut tidak sepenuhnya digunakan,
ada beberapa periode pelaksanaan konstitusi di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1950,
negara RIS dibubarkan dan seluruh wilayah Indonesia kembali menjadi NKRI. Salah satu
dari konsekuensi dari hal tersebut, konstitusi RIS yang sebelumnya digunakan juga tidak
berlaku lagi.
Presiden Soekarno memberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara, yang
kemudian dikenal dengan UUDS 1950 sesuai tahun awal diberlakukan. UUDS 1950
digunakan dengan alasan UUD 1945 sudah tidak relevan, dan Dewan Konstituante akan
menyusun undang-undang dasar baru. Dengan penggunaan UUD 1950, maka resmi juga
berlakunya demokrasi liberal di Indonesia dengan sistem pemerintahan parlementer.
Tujuh kabinet pada masa demokrasi liberal atau yang sempat dilaksanakan di
Indonesia saat berlakunya UUDS 1950, sebagai berikut:
Program kerja kabinet ini tidak banyak berbeda dengan Kabinet Natsir dan beberapa hanya
meneruskan saja. Di lapangan, banyak terjadi kendala yang disebabkan adanya banyak
korupsi, masalah Irian Barat yang tidak kunjung selesai, dan tetap terjadinya pemberontakan
di berbagai wilayah. Puncaknya, kabinet ini pecah setelah pemberian bantuan ekonomi
Amerika serikat yang dengan perjanjian akan memperhatikan kepentingan Amerika di
Indonesia. Tindakan Sukiman dianggap oleh PNI sebagai pelanggaran terhadap politik bebas
aktif. Pertentangan antara Masyumi dan PNI kembali memuncak dan akhirnya kekuasaan
pemerintahan dikembalikan lagi kepada Presden Sukarno.