Anda di halaman 1dari 7

7 Kabinet

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada
7 kabinet pada masa ini.

1. 1950-1951 - Kabinet Natsir

2. 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo

3. 1952-1953 - Kabinet Wilopo

4. 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I

5. 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap

6. 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II

7. 1957-1959 - Kabinet Djuanda

Kabinet Natsir

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama pada masa demokrasi liberal. Kabinet ini terbentuk pada tanggal
6 September 1950 dan dilantik pada tanggal 7 September 1950. Perdana Menteri kabinet ini adalah
Moh. Natsir dari Masyumi. Menteri kabinetnya berasal dari Masyumi ditambah tokoh-tokoh yang
mempunyai keahlian istimewa, seperti Sri Sultan Hamengku Buana IX,Prof. Dr. Sumitro Joyohadikusumo,
Assaat, dan Ir Juanda.

Program kerja kabinet Natsir :

1) Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante

2) Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk kelengkapan negara

3) Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman

4) Meningkatkan kesejahteraan rakyat

5) Menyempurnakan organisasi angkatan perang

6) Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat

Kegagalan Kabinet Natsir adalah :

1. Tidak bisa menyelesaikan masalah Papua Barat

2. Mengeluarkan peraturan pemerintahan (PP) nomor 39 tahun 1950 tentang DPRD yang dianggap
menguntungkan partai Masyumi.
Keberhasilannya Kabinet Natsir adalah :

1. di bidang ekonomi ada Sumitro plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional 2.
Indonesia masuk PBB

3. berlangsungnya perundingan antara indonesia-belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah


Irian Barat

Akan tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951
dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena kebijakan Natsir dalam rangka pembentukan DPRD
dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi.

Kabinet Sukiman

Kabinet Sukiman merupakan kabimet koalisi. Partai-partai yang berkoalisiadalah kedua partai terbesar
waktu itu, yaitu Masyumi dan PNI. Dr. Sukimandari Masyumi terpilih menjadi perdana menteri dan
Suwiryo dari PNI sebagaiwakilnya. Kabinet Sukiman terbentuk apada tanggal 20 April 1951

Program kerja kabinet Sukiman :

1) Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untukmenjamin keamanan dan
ketentraman serta menyempurnakan organisasialat-alat kekuasaan negara

2) Membuat dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangkapendek untuk mempertinggi
kehidupan sosial ekonomi rakyat danmempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam
pembangunan

3) Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituantedan menyelengarakan


pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepatterlaksananya otonomi daerah

4) Menyiapakan undang-undang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerjasama, penetapan uapah


minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh

5) Menjalankan polotik luar negeri bebas aktif

6) Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secapatnyaKabinet Sukiman tidak mampu bertahan
lama dan jatuh pada bulan Februari1952.

Keberhasilan kabinet Sukiman :

kabinet Sukiman hanya melanjutkan ke program kerja Kabinet Natsir namun dengan perubahan skala
prioritas dalam pelaksanaan programnya seperti awalnya program menggiatkan usaha keamanan dan
ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan kketentraman

Kegagalan kabinet Sukiman :


1. adanya pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika kepada Indonesia
berdasarkan ikatan mutual security act (MSA) yang dipandang telah melanggar politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan dinilai telah memasukkan
Indonesia ke dalam blok barat

2. adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi pada setiap lembaga
pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang mewah

3. masalah Irian Barat yang belum juga teratasi

4. hubungan Sukiman dengan militer yang kurang baik tampak dengan kurang tegasnya tindakan
pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa Barat Jawa Tengah Sulawesi Selatan

Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompoksendiri akibat kebijakan politik luar
negeri yang dinilai terlalu condong keBarat atau pro-Amerika Serikat.Pada saat itu, kabinet Sukiman
telah menendatangani persetujuan bantuanekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika
Serikat. Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Baratsehingga bertentangan
dengan program kabinet tentang politik luar negeribebas aktif.

Kabinet Wilopo

Kabinet yang ketiga ini berhasil di bentuk pada 30 maret 1952. Kabinet ini juga merupakan Kabinet
koalisi antara PNI dan Masyumi. Wilopo dari PNI terpilih sebagai perdana Menteri.

Program kerja kabint Wilopo :

1) Mempersiapkan pemilihan umum

2) Berusaha mengembalikan IrianBarat ke dalam pangkuan RI

3) Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan

4) Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran

5) Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif

Keberhasilan kabinet wilopo :

1.melakukan pemilu

2. memperketat impor

3. memperkenalkan konsep balanced budget

4. rasionalisasi Angkatan Bersenjata melalui modernisasi dan pengurangan personil

5. menekan pengeluaran pemerintah


Kegagalan kabinet wilopo

1.adanya krisis ekonomi karena jatuhnya harga barang ekspor sementara kebutuhan barang impor terus
meningkat

2.terjadi defisit khas negara dengan terjadi karena terjadi penurunan hasil panen sehingga harus
mengimpor beras

3. munculnya gerakan separatisme dan provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa Karena
ketidakpuasan alokasi dana ke daerah tertentu yang tidak seimbang

4. terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952

5. terjadi peristiwa Tanjung Morawa

6. adanya mosi tidak percaya dari serikat buruh tani

Kabinet Wilopo banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnyagerakan-gerakan kedaerahan


dan benih-benih perpecahan yang akanmenggangu stabilitas polotik Indonesia. Ketika kabinet Wilopo
berusahamenyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara,kebijakan itu ditentang
oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehinggamenyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam
usia 14 bulan

Kabinet Ali Satroamijoyo (Kabinet Ali-Wongsonegoro)

Kabinet keempat berhasil dibentuk pada tanggal 31 Juli 1953 yang dipimpinoleh Ali Satroamijoyo dari
PNI dan wakilnya Wongsonegoro dari PIR (PartaiIndonesia Raya)

Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro :

1) Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah

2) Melaksanakan pemilihan umum

3) Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI

4) Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika

Keberhasilan

1. Berhasil menyelenggarakan Pemilu

2. Berhasil mengembalikan posisi Nasution sebagai KSAD

3. Pembubaran Uni Indonesia-Belanda


Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makinmeningkat, antara lain munculnya
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, DaudBeureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan.
Meskipun dihinggapiberbagai kesulitan, kabinet Ali-Wongsonegoro berhasil
menyelenggarakanKonferensi Asia Afrika. Oleh karena itu, kabinet Ali-Wongsonegoro ikutterangkat
namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro akhirnya jatuh pada bulan Juli1955 dalam usia 2 tahun (usia
terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet Ali-Wongsonegoro adalah perselisihan pendapat anatara TNI-
AD dan pemerintahtentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD

Kabinet Burhanuddin Harahap

Kabinet kelima terbentuk pada tanggal 12 Agustus 1955 yang dipimpin olehBurhanuddin Harahap dari
Masyumi.

Program kerja Kabinet Burhanuddin :

1) Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat

2) Akan dilaksankan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalahinflasi, dan pemberantasan


korupsi

3) Perjuangan mengembalikan Irian BaratPada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilaksanakan


pemilihan umumpertama di Indonesia.

keberhasilan dari kabinet Burhanuddin Harahap :

1. Menyelenggarakan pemilu yang pertama.

2. Perjuangan dalam diplomasi terkait masalah Irian Barat dengan pembubaran uni Indo-Belanda.

3. Pemberantasan korupsi oleh polisi militer.

4. Menyelesaikan permasalahan peristiwa tanggal 27 Juni 1955.

Selain adanya keberhasilan tentunya dalam kabinet ini memiliki kegagalan yaitu adanya keretakan
dalam kabinet ini, hal ini yang membuat kabinet menjadi tidak kompak dan utuh.

Kabinet ini menyerahkan mandatnya setelah DPR hasilpemilihan umum terbentuk pada bulan Maret
1956

Kabinet Ali Satroamijoyo II


Kabinet keenam terbentuk pada tanggal 24 Maret 1956 di pimpin oleh AliSatroamijoyo. Kabinet Ali II
merupakan kabinet pertama hasil pemilihanumum.

Program kerja Kabinet Ali II :

1) Menyelesaikan pembatasan hasil KMB

2) Menyelesaikan masalah Irian Barat

3) Pembentukan provinsi Irian Barat

4) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif

keberhasilan:

1. berhasil menghapus Uni Indonesia Belanda

2. berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia

3.Afrika membentuk panitia Pemilu

Kegagalan:

adanya suatu masalah pergantian kepemimpinan TNI-AD atas berlaku di dalam lingkungan TNI-AD atas
dasar untuk melanjutkan peristiwa 17 Oktober 1952 yang dianggap tidak sejalan dengan sebuah norma

Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan akhirnyadigantikan oleh kabinet Juanda

Kabinet Juanda

Kabinet Juanda disebut juga Kabinet Karya. Ir. Juanda diambil sumpahnyasebagai perdana menteri pada
tanggal 9 April 1957.

Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi :

1) Membentuk Dewan Nasional

2) Normalisasi keadaan RI

3) Melanjutkan pembatalan KMB

4) Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI

5) Mempercepat pembangunan

Hasil atau pencapaian yang diperoleh Kabinet Juanda, yaitu:

1. Dapat disetujui kembali batas nasional Indonesia melalui deklarasi Juanda.


2. Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang mendukung dan menyalurkan pertumbuhan
masyarakat dan diketuai oleh presiden.

3. Diadakannya Musyawarah Nasional Pembangunan yang mendukung untuk mengatasi masalah dalam
negeri.

Kegagalan

Sementara gagal Kabinet Juanda ini disebabkan oleh Peristiwa Cikini adalah peristiwa percobaan atas
Presiden Soekarno

Kabinet Djuanda resmi berakhir setelah Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ini
menjadi awal dari masa demokrasi terpimpin sekaligus berakhirnya era demokrasi liberal atau
parlementer.

Ada beberapa penyebab yang memicu keruntuhan Kabinet Djuanda sekaligus sistem pemerintahan
demokrasi liberal, yaitu:

1) Banyaknya kepentingan antar golongan dan partai politik yang ada di dalam pemerintahan.

2) Banyaknya peristiwa politik yang menghambat kepentingan masing-masing kelompok di tubuh


konsituen.

3) Kegagalan menghadapi pergolakan di daerah.

4) Krisis ekonomi dan keuangan yang buruk sehingga program kerja kabinet sulit dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai