Anda di halaman 1dari 9

Perkembangan Politik (Sistem Pemerintahan)

Oleh: Abd. Adim, S.Pd.


Kabinet Natsir

Sumber: http://historia.id/modern/ketika-masyumi-memimpin-kabinet

Kabinet pertama pada masa Demokrasi Liberal adalah Kabinet Natsir.Kabinet Natsir merupakan
kabinet koalisi yang dipimpin oleh Masyumi.Perdana menteri kabinet ini adalah
Moh.Natsir.Kabinet Natsir mendapat dukungan dari tokoh-tokoh terkenal yang memiliki keahlian
dan reputasi tinggi seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Mr. Asaat, Mr. Moh. Roem, Ir.
Juanda, dan Dr. Sumitro Joyohadikusumo. Kelebihan yang ada dalam program kabinet Natsir
disaat sedang menjabat sebagai Kabinet Indonesia Pertama pada masa Parlementer adalah dari
komposisinya dapat melihat bahwa para menteri pada umumnya terdiri dari orang-orang yang
masuk grup administraror. Kabinet ini berlangsung antara 7 September 1950-1923.Pemimpin
kabinet Moh. Natsir (Partai Masyumi). Program kerja Kabinet Natsir :
1) Melaksanakan Pemilu untuk memilih anggota Konstituante.
2) Menyempurnakan struktur pemerintahan dan kelengkapan Negara.
3) Menstabilkan keamanan negara.
4) Reorganisasi angkatan perang.
5) Menyelesaikan masalah Irian Barat.
Kabinet Natsir memiliki beberapa keunggulan yaitu kehidupan ekonomi masa ini cukup baik
karena adanya perang Korea yang mengakibatkan hasil produksi Indonesia seperti karet
mendapatkan pasaran yang baik.Hubungan kabinet dengan pimpinan militer baik karna KSAP
Simatupang dengan KSAD Nasution termasuk anggota golongan administrator. Selain kelebihan
terdapat juga kelemahan dari kabinet Natsir yaitu parlemen (sementara) yang diketuai oleh
Sartono (PNI) merupakan lawan bukan patner kerjanya, banyak anggota parlemen yang menuduh
bahwa pemerintah pada dasarnya terlalu meremehkan parlemen yang dianggap tidak bisa
menjalankan tugas dan melanjutkan politik kolonial. Selain itu kabinet juga sering mengeluarkan
UU darurat.Sikap Kabinet Natsir mencerminkan golongan adminisator yang berkebalikan dengan
sikap golongan penganjur persatuan yang dipelopori oleh Presiden Soekarno.Pada masa Kabinet
Natsir ini, untuk pertama kalinya dilangsungkan perundingan antara Indonesia dan Belanda
menyangkut masalah Irian Barat pada tanggal 4 Desember 1950.Namun, perundingan ini menemui
jalan buntu, Masalah inilah yang menyebabkan munculnya mosi tidak percaya dari parlemen
terhadap Kabinet Natsir. Tekanan semakin besar ketika Hadikusumo (PNI) menyatakan mosi
tidak percaya sekitar pencabutan PP No. 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang diterima oleh
parlemen sehingga Kabinet Natsir jatuh pada tanggal 21 Maret 1951, kemudian Natsir
mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.

Kabinet Sukiman

Sumber: http://www.materikelas.com/2015/09/kabinet-sukiman-program-kerja-dan.html

Kabinet Sukiman mepakan kabinet kedua pada masa Demokrasi Liberal yang berlangsung antara
26 April 1951-23 Februari 1952 yang dipimpin oleh dr. Sukiman dari partai Masyumi.Presiden
Soekarno menunjuk dua orang formatur baru, yaitu Sidik Joyosukarto (PNI) dan DR. Sukiman
(Masyumi) untuk membentuk kabinet baru. Setelah melalui proses perundingan, maka pada
tanggal 26 April 1951 diumumkan susunan kabinet baru di bawah pimpinan Sukiman Wiryosanjoyo
(Masyumi) dan Suwiryo (PNI).Kabinet Sukiman kurang bersifat administrator seperti Kabinet
Natsir.Kabinet ini merupakan saingan dari Kabinet Natsir tetapi mereka dekat dengan
Presiden.Program kerja kabinet Sukiman meneruskan dari program kerja kabinet Natsir yaitu :
1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan
dan ketenteraman serta menyempurnakan organisai alat-alat kekuasaan negara.
2. Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangkapendek untuk
mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas
pejuang dalam pembangunan.
3. Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan
menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi
daerah.
4. Meyiapkan undang-undang (UU) pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama,
penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
5. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.
Kelebihan kabinet sukiman yaitu Kabinet menaruh perhatian atas usaha memajukan perusahaan
kecil.Selanjutnya yang lebih mengagumkan lagi adalah perluasan pendidikan yang cepat ke
seluruh pelosok tanah air dan berdirinya berbagai macam sekolah dari berbagai
tingkat.Kelemahan dari Kabinet Sukiman yaitu hubungan yang kurang baik dengan militer
berakibat terhadap sikap manis Menteri Kehakiman Yamin terhadap para tahanan politik yang
terkena tindakan penangkapan pada jaman pemerintahan Hatta dan Natsir karena tuduhan
terlibat dalam kerusuhan. Tindakan Yamin mendapat celaan keras dari berbagai pihak sehingga ia
mengundurkan diri dan hampir semua tahanan yang telah dibebaskannya ditahanan kembali.
Kabinet Sukiman programnya berpegang pada prinsip politik bebas dan aktif tetapi dalam
prakteknya terlalu cenderung ke Amerika Serikat. Kecenderungan ini terlihat pada
penandatanganan naskah yang dirancang Amerika. Kelemahan lainnya yaitu pengankatan Sewaka
menjadi Menteri Pertahanan yang tidak disenangi, karena kewibawaanya dinilai kurang. Kemudian
kalangan masyarakat mulai mendengar adanya krisis moral yang ditandai oleh korupsi dan
kegemaran akan barang-barang mewah, sementara harga beras menunjukkan tanda-tanda naik.
Sebelum melaksanakan penerusan kabinet Natsir, kabinet Sukiman jatuh tanggal 23 Februari
1952 karena mosi tidak percaya DPR mengenai program bantuan militer Amerika Serikat Mutual
Security Act yang dianggap menyalahi politik luar negeri bebas aktif Indonesia karena
pertukaran nota antara Menteri Luar Negeri Ahmad Subarjo dan Duta Besar Amerika Merle
Cochran. Nota tersebut berisi tentang pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah
Amerika Serikat kepada pemerintah Indonesia berdasarkan Mutual Security Act (MSA) atau
undang-undang kerja sama keamanan. Kerja sama tersebut dinilai sangat merugikan politik luar
negeri bebas aktif yang dianut Indonesia. Kabinet Sukiman dituduh telah memasukkan Indonesia
ke dalam Blok Barat.Oleh karena itu, DPR menggugat kebijakan Kabinet Sukiman.Akhirnya
Kabinet Sukiman Jatuh dan mengembalikkan mandatnya kepada presiden.

Kabinet Wilopo

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Wilopo

Berlangsung antara 30 Maret 1952-3 Juni 1953 dipimpin oleh Mr. Wilopo (PNI).Program kerja
kabinet Wilopo meneruskan program kerja Kabinet Sukiman dan melaksanakan politik luar negeri
bebas aktif.Program kerja Kabinet Wilopo yaitu :
1. Mempersiapkan pemilihan umum.
2. Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
3. Menigkatkan keamanan dan kesejahteraan.
4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran.
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif.
Kelebihan Kabinet Wilopo yaitu perkembangan tambang minyak yang menguntungkan sehingga
mengimbangi kemerosotan ekspor hasil bumi.Meluasnya korupsi dan kemewahan dibatasi.Tetapi
dengan terjadinya kericuhan di kalangan militer usaha memulihkan keamanan terutama di Jawa
Barat dan Sulawesi tidak berhasil.Sedangkan kekurangannya membuat jurang pemisah antara
Masyumi dan PNI makin melebar.Kekalahan Wilopo berarti kemenangan golongan penganjur
persatuan yang begitu tidak rukun dengan tokoh-tokoh Masyumi terutama grup Natsir. Peristiwa
17 Oktober 1952 memiliki peran dalam perkembangan ekonomi, reorganisasi atau profesionalisasi
tentara dan campur tangan parlemen atas persoalan-persoalan militer. Perkembangan ekonomi
dunia kurang menguntungkan sehingga penerimaan devisa menurun.
Kesulitan yang dihadapi Kabinet Wilopo adalah adanya gerakan separatisme di sejumlah daerah,
adanya peristiwa 17 Oktober 1952 mengenai gerakan sejumlah perwira Angkatan Darat yang
menekan Presiden Soekarno agar membubarkan parlemen, dan peristiwa Tanjung Morawa di
Sumatra Utara.
Peristiwa Tanjung Morawa terjadi karena pemerintah sesuai dengan persetujuan KMB
mengizinkan pengusaha asing untuk kembali mengusahakan tanah-tanah perkebunan.Pada masa
Kabinet Sukiman, Mr. Iskaq Cokroadisuryo (menteri dalam negeri) menyetujui dikembalikan
tanah Deli Planters Vereenging (DPV) yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan pemiliknya.Namun,
selama ditinggalkan oleh pemiliknya, tanah tersebut digarap oleh para petani.
Penyerahan kembali tanah tersebut dilaksanakan pada masa Kabinet Wilopo.Polisi pada tanggal
16 Maret 1953 mengusir para penggarap tanah yang tidak memiliki izin. Akibatnya terjadilah
bentrokan senjata dan lima orang petani terbunuh. Peristiwa-peristiwa tersebut mendapatkan
sorotan yang tajam dari pers maupun dari parlemen.Sidik Kertapati dari Serikat Tani Indonesia
(Sakti) mengajukan mosi tidak percaya terhadap Kabinet Wilopo.Akhirnya pada tanggal 2 Juni
1953 Wilopo mengembalikan mandat kepada presiden.

Kabinet Ali I

Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Sastroamidjojo
Berlangsung antara 1 Agustus 1953 hingga 24 Juli 1955 yang dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo
(PNI) sebagai Pernada Menteri dan Mr. Wongsonegoro(PIR) sebagai wakil Perdana Menteri.
Program kerja kabinet Ali I yaitu :
1) Menumpas pemberontakan DI/TII.
2) Melaksanakan Pemilu.
3) Mengembalikan Irian Barat.
4) Menyelenggarakan KAA.
Pemerintahan kabinet Ali I terganggun oleh pemberontakan DI/TII di Aceh dan Sulawesi
Selatan.Prestasi dari kabinet Ali I adalah berhasil menyelenggarakan KAA di Bandung tahun
1955.Jatuhnya kabinet Ali I karena peristiwa 27 Juni 1955 mengenai pergantian pimpinan TNI
AD.

Kabinet Burhanudin Harahap

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Burhanuddin_Harahap
Kabinet Ali – Wongso digantikan oleh kabinet Burhanuddin Harahap pada tanggal 12 Agustus
1955. Kabinet ini adalah Kabinet koalisi dengan Masyumi sebagai intinya, sedang partai Nasional
Indonesia (PNI) menjadi partai oposisi.Kabinet Burhanuddin Harahap domissioner pada tanggal 1
Maret 1956 seiring dengan diumumkannya hasil pemilihan umum pertama diIndonesia.Kabinet ini
merupakan kabinet terakhir yang pembentukannya didasarkan atas perimbangan kekuatan
parlemen sementara.Setelah itu di mulai kembali kabinet baru yang dibentuk berdasarkan atas
perimbangan kekuatan dalam parlemen hasil pemilu. Yaitu Kabinet Ali – Rum – Idham kabinet
baru yang dilantik tanggal 24 Maret 1956 dan serah terima dengan kabinet Burhanuddin
Harahap tanggal 26 Maret 1956.
Kabinet Burhanuddin Harahap adalah merupakan kabinet koalisi yang terdiri atas beberapa
partai, bahkan hampir merupakan Kabinet Nasional, sebab jumlah partai yang tergabung dalam
koalisi kabinet ini berjumlah 13 partai.Tetapi karena masih ada beberapa partai yang sebagai
oposisi tidak duduk dalam kabinet seperti PNI dan beberapa partai lainnya, maka kabinet ini
termasuk kabinet koalisi.
Kabinet ini didominasi oleh Partai Masyumi, walaupun terdapat banyak partai lain tersangkut di
dalamnya, tetapi seakan-akan hanya pelengkap saja. Sehingga sementara pihak ada yang
menyebut kabinet sebagai Kabinet Masyumi karena Masyumi yang paling banyak mawarnai
kabinet ini.Dalam kabinet ini PNI tidak duduk didalamnya dan otomatis bertindak sebagai partai
oposisi, begitu juga PKI yang menjadi musuh Masyumi tidak duduk dalam kabinet.Seakan-akan
kabinet sebagai ganti Kabinet Ali-Wongso-Arifin di mana Masyumi tidak ikut dan sebagai oposisi.
Program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap yaitu:
1. Mengembalikan kewibawaan (Gezag) moril pemerintah Cq kepercayaan Angkatan Darat
dan Masyarakat kepada Pemerintah.
2. Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah diitetapkan dan
menyegerakan terbentuknya parlemen baru.
3. Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun
1955 ini juga.
4. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
5. Memberantas korupsi.
6. Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam Wilayah
Republik Indonesia.
7. Memperkembangkan politik kerja sama Afrika – Asia berdasarkan politik bebas dan
aktif menuju perdamaian.

Program Kabinet yang berhasil dengan baik adalah :


1. Mengadakan perbaikan ekonomi, termasuk di dalamnya keberhasilan pengendalian
harga, menjaga agar jangan terjadi inflasi dan sebagainya. Dalam masalah ekonomi
kabinet ini berhasil cukup baik. Dapat dikatakan kehidupan rakyat semasa kabinet
cukup makmur, harga barang tidak melonjak naik akibat inflasi.
2. Berhasil ,menyelenggarakan pemilihan umum untuk anggota-anggota DPR.
3. Berhasil mengembalikan wibawa pemerintah terhadap Angkatan Darat

Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah hanya selama 5 – 6 bulan saja, tetapi banyak
mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan sebagaimana kami tuturkan di atas. Setelah hasil
pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi di DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret
1956 pukul 10.00 siang Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan
mandatnya kepada Presiden, untuk dibentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilihan umum.
Sebenarnya kabinet ini seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak ada mosi tidak
percaya dari parlemen.Tetapi secara Etika politik demokrasi parlementer, kabinet ini dengan
sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik untuk anggota DPR
maupun konstituante.Kabinet ini jatuh tidak dikarenakan keretakan di dalam tubuh kabinet, juga
bukan karena dijatuhkan oleh kelompok oposisi yang mencetuskan mosi tidak percaya dari
parlemen, tetapi merasa tugasnya sudah selesai.

Kabinet Ali II
Kabinet Ali Sastroamijoyo II didukung oleh Masyumi dan NU serta sejumlah partai kecil.Kabinet
Ali Sastroamijoyo II dilantik pada tanggal 24 Maret 1955. Program kerja Kabinet Ali
Sastroamijoyo II adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan dan melaksanakan Pembangunan Lima Tahun.
b. Mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.
c. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai Kabinet Ali Sastroamijoyo II, antara lain sebagai
berikut :
1. Dibangunnya Pabrik Semen Gresik.
2. Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
Pada masa pemerintah Kabinet Ali Sastroamijoyo II timbul pergolak yang dilancarkan para
dewan daerah.Mereka menentang pemerintah karena pemerintah dinilai tidak berhasil dalam
meningkatkan ekonomi. Adapun beberapa dewan daerah yang memberontak tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Dewan Banteng di bawah pimpinan Kolonel Achmad Hussein.
b. Dewan Gajah di bawah pimpinan Kolonel Simbolon.
c. Dewan Garuda di bawah Letnan Kolonel Barlian.
d. Permesta di bawah Letnan Kolonel Ventje Sumual.
Berbagai dewan daerah tersebut menyatakan memisahkan diri dari kekuasaan Republik
Indonesia dan mengambil alih kekuasaan atas pemerintah daerah mereka masing-masing.Di
samping itu, Masyumi juga menyatakan keluar dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II dengan menarik
menteri-menterinya.
Berbagai peristiwa tersebut sangat melemahkan Kabinet Ali Sastroamijoyo II sehingga pada
tanggal 14 Maret 1957 Ali Sastroamijoyo II terpaksa menyerahkan mandatnya kepada Presiden
Soekarno dan berakhirlah Kabinet Ali Sastroamijoyo II.

Kabinet Djuanda

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Djuanda
Kabinet Djuanda ini berlangsung sejak 9 April 1957 hingga 5 juli 1959. Perdana menteri kabinet
ini adalah Ir. Djuanda dengan tiga orang wakil, yaitu Mr. Hardi, Idham Chalid, dan dr. Leimena.
Kabinet Djuanda menyusun program yang terdiri dari lima pasal yang diesbut Pancakarya. Oleh
karena itu, Kabinet Djuanda disebut juga sebagai Kabinet Karya.Program-program Kabinet Karya
sebagai berikut.
1. Membentuk Dewan Nasional.
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
3. Melanjutkan pembatalan KMB.
4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia.
Dewan Nasional adalah badan baru untuk menampung dan menyalurkan kekuatan-kekuatan yang
ada dalam masyarakat.Dewan Nasional ini pernah diusulkan oleh Presiden Soekarno ketika
mengutarakan konsepsi presiden sebagai langkah awal dari terbentuknya demokrasi
terpimpin.Pada masa Kabinet Djuanda ini muncul pergolakan-pergolakan di daerah-daerah yang
menghambat hubungan antara pusat dan daerah.Untuk meredakan pergolakan-pergolakan
tersebut, diselenggarakan musyawarah nasional (munas) pada tanggal 14 September 1957 di
Gedung Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur No. 56.Dalam munas tersebut dibahas masalah
pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, serta pembagian wilayah
Republik Indonesia.Munas kemudian dilanjutkan dengan musyawarah nasional pembangunan
(munap) pada bulan November 1957.
Pada tanggal 30 November 1957, terjadi peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden
Soekarno di depan Perguruan Cikini yang dikenal dengan Peristiwa Cikini. Setelah Peristiwa Cikini
tersebut, keadaan negara semakin memburuk.Banyak daerah yang menentang kebijakan
pemerintah pusat yang kemudian berkembang menjadi pemberontakan PRRI/Permesta.Kabinet
Djuanda berakhir setelah Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959.

PENGAYAAN
Munculnya Peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur
(Deli). Perkebunan tersebut adalah perkebunan milik orang asing, yaitu perkebunan kelapa sawit,
teh, dan tembakau. Sesuai dengan perjanjian KMB pemerintah mengizinkan pengusaha asing
untuk kembali ke Indonesia dan mengembalikan lahan perkebunan mereka kembali serta memiliki
tanah-tanah perkebunan. Pemerintah menyetujui tuntutan dari pengusaha asing ini dengan alasan
akan menghasilkan devisa dan akan menarik modal asing lainnya msuk ke Indonesia. Tanah
perkebunan di Deli yang telah ditinggalkan pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh
para petani di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953
muncullah aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap telah
mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para petani tidak mau pergi sebab telah dihasut oleh
PKI. Para petanipun melakukan protes kepada polisi dan disambut oleh tembakan polisi sehingga
jatuh korban dikalangan rakyat.

REMIDIAL
Program kerja Kabinet Natsir :
1) Melaksanakan Pemilu untuk memilih anggota Konstituante.
2) Menyempurnakan struktur pemerintahan dan kelengkapan Negara.
3) Menstabilkan keamanan negara.
4) Reorganisasi angkatan perang.
5) Menyelesaikan masalah Irian Barat.
Program kerja kabinet Natsir yaitu :
1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan
dan ketenteraman serta menyempurnakan organisai alat-alat kekuasaan negara.
2. Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangkapendek untuk
mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas
pejuang dalam pembangunan.
3. Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan
menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi
daerah.
4. Meyiapkan undang-undang (UU) pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama,
penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
5. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.

Program kerja Kabinet Wilopo yaitu :


1. Mempersiapkan pemilihan umum.
2. Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
3. Menigkatkan keamanan dan kesejahteraan.
4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran.
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif.

Sumber :
Hapsari, Ratna dkk.2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Wajib.Jakarta
: Airlangga.
Herimanto dan Eko Targiyatmi.2014. Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif kelas XII
kelompok Wajib. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sawitri, Indah dkk. 2014. Sejarah Wajib Ilmu-ilmu Sosial XII. Surakarta: Mediatama.

Anda mungkin juga menyukai