Perkembangan
Politik Masa
Demokrasi Liberal
KELOMPKOK 3 :
Dini Daraini Anwar
Melinda Krisdianti
Mohamad Azis Bayu Saputra
Mohamad Sundra Sutisna
Rica Puspita Sari
Yuggara Jihaad p
PENGERTIAN DEMOKRASI
Kata Demokrasi berasal dari Yunani, yaitu demos, yang berarti rakyat, dan
kratos, yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi demokrasi ialah rakyat yang
berkuasa
Setelah Perang Dunia ke-II, secara formal demokrasi merupakan dasar dari
kebanyakan negara di dunia. Di antara semakin banyak aliran pemikiran yang
menamakan dirinya sebagai demokrasi, ada dua aliran penting, yaitu demokrasi
konstitusional dan kelompok yang mengatasnamakan dirinya “demokrasi” namun
pada dasarnya menyandarkan dirinya pada komunisme.
Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,
masih dalam taraf perkembangan. Dan mengenai sifat dan cirinya masih terdapat
pelbagai tafsiran serta pandangan. Pada perkembangannya, sebelum berdasarkan
pada demokrasi pancasila, Indonesia mengalami tiga periodeisasi penerapan
demokrasi, yaitu:
PEMILU MERUPAKAN :
• Sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat kepada negara
dalam sistem demokrasi Pancasila adalah melalui Pemilihan
Umum (Pemilu).
• Rakyat sebagai pemegang kedaulatan berhak menentukan warna
dan bentuk pemerintahan serta tujuan yang hendak dicapai, sesuai
dengan konstitusi yang berlaku.
Dalam pasal 1 ayat 2 UUD1945 disebutkan "Kedaulatan berada di
tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar"
TUJUAN PEMILU
• Melaksanakan kedaulatan rakyat
• Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat
• Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPRD,
DPD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden
• Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai,
aman, dan tertib
Pemilu tahun 1955, Pemilu pertama kali ini diselenggarakan pada
masa sistem pemerintahan negara berdasarkan demokrasi
parlementer dengan konstitusi UUDS 1950,
PELAKSANAN PEMILIHAN UMUM
TAHUN 1955
Pemilu merupakan salah satu sarana untuk melaksanakan demokrasi guna
mengkutsertakan rakyat dalam kehidupan bernegara, belum dapat dilaksanakan di tahun-tahun
pertama kemerdekaan sekalipun ide tentang itu sudah muncul adapun latar belakangnya adalah
a. Revolusi fisik/perang kemerdekaan, menuntut semua potensi bangsa untuk
memfokuskan diri pada usaha mempertahankan kemerdekaan.
b. Pertikaian Internal, baik dalam lembaga politik maupun pemerintah cukup menguras
energi dan perhatian.
c. Belum adanya UU pemilu yang mengatur tentang pelaksanaan pemilu ( UU pemilu baru
disahkan pada tanggal 4 april 1953 yang dirancang dan disahkan oleh kabinet wilopo)
Di dorong oleh kesadaran untuk menciptakan demokrasi yang sejati, masyarakt menuntut
diadakan pmilu. Pesiapan pemilu dirintis oleh kabinet Ali Sastroamijoyo I. pemerintah
membntuk panitia pemilu pada bulan Mei 1954. Panitia tersebut merencanakan pelaksanaan
pemilu dalam dua tahap, yaitu :
pilih)
b. Prosentase suara yang sah cukup signifikan ( + 80 % dari suara yang masuk)
1959.
Pemilu 1955 bahkan berujung pada krisis ketatanegaraan yang mendorong lahirnya
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 sebagai akibat dari kegagalan Dewan
Konstituante dalam menghasilkan konstitusi baru.
b) Tidak ada parpol yang memperoleh suara mayoritas mutlak.
Tidak ada parpol yang memperoleh suara mayoritas mutlak, sehingga tujuan Pemilu
yang semula dimaksudkan untuk menghasilkan parlemen yang representatif, stabilitas
pemerintahan dan mampu menghasilkan konstitusi baru untuk menggantikan UUDS
1950 tidak berhasil. Selain itu, tidak adanya pemenang mayoritas juga menimbulkan
masalah lain, dimana kekuasaan terbagi-bagi ke dalam berbagai aliran politik yang
akhirnya mengakibatkan sistem pemerintahan saat itu menjadi tidak stabil.
c) Kekecewaan diantara Partai Politik
Jumlah partai lebih bertambah banyak dari pada berkurang, dengan dua puluh delapan
partai mendapat kursi, padahal sebelumnya hanya dua puluh partai yang mendapat
kursi. Beberapa pemimpin Masyumimerasa bahwa kemajuan Islam menuju
kekuasaan nasional kini terhalang dan bahwa perhatian mereka seharusnya dialihkan
untuk mengintensifkan Islam ditingkat rakyat jelata.
Perdana Menteri Ali Sastro Mohammad Natsir sedang
Atmijayo, sedang berkampanye berkampanye untuk Masyumi
dari Partai Nasional Indonesia (Majelis Syuro Muslimin Indonesia),
partai terkuat di Sumatera Barat.
DN Aidit (DN = Dipa Nusantara)
Kampanye PSI (Partai Sosialis sedang berkampanye untuk PKI
Indonesia) bersama mantan (Partai Komunis Indonesia)
perdana menteri Sutan Syahrir.
Di Bali PSI menjadi partai
terbesar kedua setelah PNI.