Anda di halaman 1dari 10

MASA DEMOKRASI LIBERAL 

A. KONDISI POLITIK MASA 4.      Mengembangkan dan memperkuat


DEMOKRASI LIBERAL ekonomi rakyat.
Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai 5.      Memperjuangkan penyelesaian
dengan konstitusi yang berlaku saat itu, yakni masalah Irian Barat.
Undang Undang Dasar Sementara 1950. Hasil                 :
Kondisi ini bahkan sudah dirintis sejak Berlangsung perundingan antara Indonesia-
dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal Belanda untuk pertama kalinya mengenai
16 Oktober 1945 dan maklumat tanggal 3 masalah Irian Barat.
November 1945, tetapi kemudian terbukti Kendala/ Masalah yang dihadapi      :
bahwa demokrasi liberal atau parlementer – Upaya memperjuangkan masalah Irian
yang meniru sistem Eropa Barat kurang Barat dengan Belanda mengalami jalan
sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun 1950 buntu (kegagalan).
sampai 1959 merupakan masa berkiprahnya – Timbul masalah keamanan dalam negeri
parta-partai politik. Dua partai terkuat pada yaitu terjadi pemberontakan hampir di
masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti seluruh wilayah Indonesia, seperti
memimpin kabinet. Sering bergantinya Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis,
kabinet sering menimbulkan ketidakstabilan Gerakan APRA, Gerakan RMS.
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan Berakhirnya kekuasaan kabinet         :
keamanan. Ciri-ciri demokrasi liberal adalah Adanya mosi tidak percaya dari PNI
sebagai berikut : menyangkut pencabutan Peraturan
1. Presiden dan Wakil Presiden tidak Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS.
dapat diganggu gugat PNI menganggap peraturan pemerintah No.
2. Menteri bertanggung jawab atas 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu
kebijakan pemerintah menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut
3. Presiden bisa dan berhak berhak disetujui parlemen sehingga Natsir harus
membubarkan DPR mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
4. Perdana Menteri diangkat oleh
Presiden b. KABINET SUKIMAN (27 April 1951
– 3 April 1952)
KABINET MASA DEMOKRASI Merupakan kabinet koalisi antara
LIBERAL Masyumi dan PNI. Dipimpin Oleh: Sukiman
a. KABINET NATSIR (6 September 1950 Wiryosanjoyo
– 21 Maret 1951) Program             :
Merupakan kabinet koalisi yang 1. Menjamin keamanan dan
dipimpin oleh partai Masyumi. Dipimpin ketentraman
Oleh : Muhammad Natsir 2. Mengusahakan kemakmuran rakyat
Program        : dan memperbaharui hukum agraria
1.      Menggiatkan usaha keamanan dan agar sesuai dengan kepentingan
ketentraman. petani.
2.      Mencapai konsolidasi dan 3. Mempercepat persiapan pemilihan
menyempurnakan susunan pemerintahan. umum.
3.      Menyempurnakan organisasi 4. Menjalankan politik luar negeri
Angkatan Perang. secara bebas aktif serta memasukkan
Irian Barat ke dalam wilayah RI Muncul pertentangan dari Masyumi dan
secepatnya. PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka
Hasil                  : menarik dukungannya pada kabinet tersebut.
Tidak terlalu berarti sebab programnya DPR akhirnya menggugat Sukiman dan
melanjtkan program Natsir hanya saja terjadi terpaksa Sukiman harus mengembalikan
perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan mandatnya kepada presiden.
programnya, seperti awalnya program
Menggiatkan usaha keamanan dan c. KABINET WILOPO (3 April 1952 –
ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk 3 Juni 1953)
menjamin keamanan dan ketentraman Kabinet ini merupakan zaken kabinet
Kendala/ Masalah yang dihadapi      : yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang
 Adanya Pertukaran Nota Keuangan ahli dalam bidangnya.Dipimpin Oleh : Mr.
antara Mentri Luar Negeri Indonesia Wilopo
Soebardjo dengan Duta Besar Program :
Amerika Serikat Merle Cochran. 1. Program dalam negeri      :
Mengenai pemberian bantuan Menyelenggarakan pemilihan umum
ekonomi dan militer dari pemerintah (konstituante, DPR, dan DPRD),
Amerika kepada Indonesia meningkatkan kemakmuran rakyat,
berdasarkan ikatan Mutual Security meningkatkan pendidikan rakyat, dan
Act (MSA). Dimana dalam MSA pemulihan keamanan.
terdapat pembatasan kebebasan 2. Program luar negeri : Penyelesaian
politik luar negeri RI karena RI masalah hubungan Indonesia-
diwajibkan memperhatiakan Belanda, Pengembalian Irian Barat ke
kepentingan Amerika. Tindakan pangkuan Indonesia, serta
Sukiman tersebut dipandang telah menjalankan politik luar negeri yang
melanggar politik luar negara bebas-aktif.
Indonesia yang bebas aktif karena Kendala/ Masalah yang dihadapi :
lebih condong ke blok barat bahkan  Adanya kondisi krisis ekonomi yang
dinilai telah memasukkan Indonesia disebabkan karena jatuhnya harga
ke dalam blok barat. barang-barang eksport Indonesia
 Adanya krisis moral yang ditandai sementara kebutuhan impor terus
dengan munculnya korupsi yang meningkat.
terjadi pada setiap lembaga  Terjadi defisit kas negara karena
pemerintahan dan kegemaran akan penerimaan negara yang berkurang
barang-barang mewah. banyak terlebih setelah terjadi
 Masalah Irian barat belum juga penurunana hasil panen sehingga
teratasi. membutuhkan biaya besar untuk
 Hubungan Sukiman dengan militer mengimport beras.
kurang baik tampak dengan kurang  Munculnya gerakan sparatisme dan
tegasnya tindakan pemerintah sikap provinsialisme. Semua itu
menghadapi pemberontakan di Jawa disebabkan karena rasa ketidakpuasan
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi akibat alokasi dana dari pusat ke
Selatan. daerah yang tidak seimbang.
Berakhirnya kekuasaan kabinet         :  Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952.
Merupakan upaya pemerintah untuk
menempatkan TNI sebagai alat sipil perkebunan di Sumatera Timur
sehingga muncul sikap tidak senang (Deli).
dikalangan partai politik sebab Berakhirnya kekuasaan kabinet :
dipandang akan membahayakan Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah
kedudukannya. Peristiwa ini mosi tidak percaya dari Serikat Tani
diperkuat dengan munculnya masalah Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga
intern dalam TNI sendiri yang Wilopo harus mengembalikan mandatnya
berhubungan dengan kebijakan pada presiden.
KSAD A.H Nasution yang ditentang
oleh Kolonel Bambang Sugeng d. KABINET ALI SASTROAMIJOYO
sehingga ia mengirim petisi mengenai I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
penggantian KSAD kepada menteri Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI
pertahanan yang dikirim ke seksi dan NU. Dipimpin Oleh : Mr. Ali
pertahanan parlemen sehingga Sastroamijoyo
menimbulkan perdebatan dalam Program             :
parlemen. Konflik semakin 1. Meningkatkan keamanan dan
diperparah dengan adanya surat yang kemakmuran serta segera
menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot menyelenggarakan Pemilu.
Subroto dalam memulihkan 2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
keamanana di Sulawesi Selatan. 3. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan
 Munculnya peristiwa Tanjung peninjauan kembali persetujuan
Morawa mengenai persoalan tanah KMB.
perkebunan di Sumatera Timur 4. Penyelesaian Pertikaian politik
(Deli). Sesuai dengan perjanjian Hasil                            :
KMB pemerintah mengizinkan  Persiapan Pemilihan Umum untuk
pengusaha asing untuk kembali ke memilih anggota parlemen yang akan
Indonesia dan memiliki tanah-tanah diselenggarakan pada 29 September
perkebunan. Tanah perkebunan di 1955.
Deli yang telah ditinggalkan  Menyelenggarakan Konferensi Asia-
pemiliknya selama masa Jepang telah Afrika tahun 1955.
digarap oleh para petani di Sumatera Kendala/ Masalah yang dihadapi                     :
Utara dan dianggap miliknya.  Menghadapi masalah keamanan di
Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953 daerah yang belum juga dapat
muncullah aksi kekerasan untuk terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa
mengusir para petani liar Indonesia Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
yang dianggap telah mengerjakan  Terjadi peristiwa 27 Juni 1955
tanah tanpa izin tersebut. Para petani menunjukkan adanya kemelut dalam
tidak mau pergi sebab telah dihasut tubuh TNI-AD. Masalah TNI –AD
oleh PKI. Akibatnya terjadi yang merupakan kelanjutan dari
bentrokan senjata dan beberapa Peristiwa 17 Oktober 1952. Bambang
petani terbunuh.Intinya peristiwa Sugeng sebagai Kepala Staf AD
Tanjung Morawa merupakan mengajukan permohonan berhenti
peristiwa bentrokan antara aparat dan disetujui oleh kabinet. Sebagai
kepolisian dengan para petani liar gantinya mentri pertahanan menunjuk
mengenai persoalan tanah Kolonel Bambang Utoyo tetapi
panglima AD menolak pemimpin 1955 (memilih anggota DPR) dan 15
baru tersebut karena proses Desember 1955 (memilih
pengangkatannya dianggap tidak konstituante). Terdapat 70 partai
menghiraukan norma-norma yang politik yang mendaftar tetapi hanya
berlaku di lingkungan TNI-AD. 27 partai yang lolos seleksi.
 Keadaan ekonomi yang semakin Menghasilkan 4 partai politik besar
memburuk, maraknya korupsi, dan yang memperoleh suara terbanyak,
inflasi yang menunjukkan gejala yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
membahayakan.  Menyelesaikan masalah Irian Barat
 Memudarnya kepercayaan rakyat dengan pembubaran Uni Indonesia-
terhadap pemerintah. Belanda.
 Munculnya konflik antara PNI dan  Pemberantasan korupsi dengan
NU yang menyebabkkan, NU menangkap para pejabat tinggi yang
memutuskan untuk menarik kembali dilakukan oleh polisi militer.
menteri-mentrinya pada tanggal 20  Terbinanya hubungan antara
Juli 1955 yang diikuti oleh partai Angkatan Darat dengan Kabinet
lainnya. Burhanuddin.
Berakhirnya kekuasaan kabinet    :  Menyelesaikan masalah peristiwa 27
NU menarik dukungan dan menterinya Juni 1955 dengan mengangkat
dari kabinet sehingga keretakan dalam Kolonel AH Nasution sebagai Staf
kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus Angkatan Darat pada 28 Oktober
mengembalikan mandatnya pada presiden. 1955.
Kendala/ Masalah yang dihadapi   :
e. KABINET BURHANUDDIN Banyaknya mutasi dalam lingkungan
HARAHAP (12 Agustus 1955 – 3 Maret pemerintahan dianggap menimbulkan
1956) ketidaktenangan.
Dipimpin Oleh     : Burhanuddin Harahap Berakhirnya kekuasaan kabinet      :
Program                         : Dengan berakhirnya pemilu maka tugas
1. Mengembalikan kewibawaan kabinet Burhanuddin dianggap selesai.
pemerintah, yaitu mengembalikan Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang
kepercayaan Angkatan Darat dan cukup terhadap kabinet sehingga kabinetpun
masyarakat kepada pemerintah. jatuh. Akan dibentuk kabinet baru yang harus
2. Melaksanakan pemilihan umum bertanggungjawab pada parlemen yang baru
menurut rencana yang sudah pula.
ditetapkan dan mempercepat
terbentuknya parlemen baru f. KABINET ALI SASTROAMIJOYO
3. Masalah desentralisasi, inflasi, II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
pemberantasan korupsi Kabinet ini hasil koalisi 3 partai yaitu PNI,
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat Masyumi, dan NU. Dipimpin Oleh : Ali
5. Politik Kerjasama Asia-Afrika Sastroamijoyo
berdasarkan politik luar negeri bebas Program            :
aktif. Program kabinet ini disebut Rencana
Hasil                             : Pembangunan Lima Tahun yang memuat
 Penyelenggaraan pemilu pertama program jangka panjang, sebagai berikut.
yang demokratis pada 29 September 1. Perjuangan pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi Cina karena memang merekalah yang
dan mempercepat terbentuknya kuat ekonominya. Muncullah
anggota-anggota DPRD. peraturan yang dapat melindungi
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum pengusaha nasional.
buruh dan pegawai.  Timbulnya perpecahan antara
4. Menyehatkan perimbangan keuangan Masyumi dan PNI. Masyumi
negara. menghendaki agar Ali Sastroamijoyo
5. Mewujudkan perubahan ekonomi menyerahkan mandatnya sesuai
kolonial menjadi ekonomi nasional tuntutan daerah, sedangkan PNI
berdasarkan kepentingan rakyat. berpendapat bahwa mengembalikan
Selain itu program pokoknya adalah, mandat berarti meninggalkan asas
 Pembatalan KMB, demokrasi dan parlementer.
 Pemulihan keamanan dan ketertiban, Berakhirnya kekuasaan kabinet         :
pembangunan lima tahun, Mundurnya sejumlah menteri dari
menjalankan politik luar negeri bebas Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I ini
aktif, jatuh dan menyerahkan mandatnya pada
 Melaksanakan keputusan KAA. presiden.
Hasil                      :
Mendapat dukungan penuh dari presiden g. KABINET DJUANDA ( 9 April 1957-
dan dianggap sebagai titik tolak dari periode 5 Juli 1959)
planning and investment, hasilnya adalah Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu
Pembatalan seluruh perjanjian KMB. kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli
Kendala/ Masalah yang dihadapi      : dalam bidangnya. Dibentuk karena Kegagalan
 Berkobarnya semangat anti Cina di konstituante dalam menyusun Undang-
masyarakat. undang Dasar pengganti UUDS 1950. Serta
 Muncul pergolakan/kekacauan di terjadinya perebutan kekuasaan antara partai
daerah yang semakin menguat dan politik. Dipimpin Oleh : Ir. Juanda
mengarah pada gerakan sparatisme Program            :
dengan pembentukan dewan militer Programnya disebut Panca Karya
seperti Dewan Banteng di Sumatera sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet
Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Karya, programnya yaitu :
Utara, Dewan Garuda di Sumatra  Membentuk Dewan Nasional
Selatan, Dewan Lambung Mangkurat  Normalisasi keadaan Republik
di Kalimantan Selatan, dan Dewan Indonesia
Manguni di Sulawesi Utara.  Melancarkan pelaksanaan
 Memuncaknya krisis di berbagai Pembatalan KMB
daerah karena pemerintah pusat  Perjuangan pengembalian Irian Jaya
dianggap mengabaikan pembangunan  Mempergiat/mempercepat proses
di daerahnya. Pembangunan
 Pembatalan KMB oleh presiden Semua itu dilakukan untuk menghadapi
menimbulkan masalah baru pergolakan yang terjadi di daerah, perjuangan
khususnya mengenai nasib modal pengembalian Irian Barat, menghadapi
pengusaha Belanda di Indonesia. masalah ekonomi serta keuangan yang sangat
Banyak pengusaha Belanda yang buruk.
menjual perusahaannya pada orang Hasil                   :
 Mengatur kembali batas perairan –  Keadaan ekonomi dan keuangan yang
nasional Indonesia melalui Deklarasi semakin buruk sehingga program pemerintah
Djuanda, yang mengatur batas sulit dilaksanakan.
wilayah kepulauan Indonesia.
Krisis demokrasi liberal mencapai
Kemudian dikuatkan dengan
peraturan Pemerintah pengganti puncaknya.
Undang- Undang No. 4 prp. Tahun – Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa
1960 tentang perairan Indonesia. percobaan pembunuhan terhadap Presiden
Pasca Deklarasi Djuanda, perairan Sukarno di depan
Indonesia bertambah luas sampai 12 Perguruan Cikini saat sedang menghadir
mil yang sebelumnya hanya 3 mil . pesta sekolah tempat putra-purinya
Melalui deklarasi ini menunjukkan
bersekolah pada tanggal 30
telah terciptanya Kesatuan Wilayah
November 1957. Peristiwa ini
Indonesia dimana lautan dan daratan
menyebabkan keadaan negara semakin
merupakan satu kesatuan yang utuh
memburuk karena mengancam
dan bulat.
kesatuan negara.
Berakhirnya kekuasaan kabinet         :
 Terbentuknya Dewan Nasional
Berakhir saat presiden Sukarno
sebagai badan yang bertujuan
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
menampung dan menyalurkan
dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu
pertumbuhan kekuatan yang ada
Demokrasi Terpimpin.
dalam masyarakat dengan presiden
sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak
B. KEADAAN EKONOMI INDONESIA
untuk menegakkan sistem demokrasi
MASA LIBERAL
terpimpin.
Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi
 Mengadakan Musyawarah Nasional
tersendat adalah sebagai berikut.
(Munas) untuk meredakan pergolakan
1. Setelah pengakuan kedaulatan dari
di berbagai daerah. Musyawarah ini
Belanda pada tanggal 27 Desember
membahas masalah pembangunan
1949, bangsa Indonesia menanggung
nasional dan daerah, pembangunan
beban ekonomi dan keuangan seperti
angkatan perang, dan pembagian
yang telah ditetapkan dalam KMB
wilayah RI.
yaitu hutang.
 Diadakan Musyawarah Nasional
2. Defisit yang harus ditanggung oleh
Pembangunan untuk mengatasi
Pemerintah pada waktu itu sebesar
masalah krisis dalam negeri tetapi
5,1 Miliar.
tidak berhasil dengan baik.
3. Indonesia hanya mengandalkan satu
Kendala/ Masalah yang dihadapi      :
jenis ekspor terutama pertanian dan
–  Kegagalan Menghadapi pergolakan di
perkebunan
daerah sebab pergolakan di daerah semakin
4. Politik keuangan Pemerintah
meningkat. Hal ini
Indonesia tidak di buat di Indonesia
menyebabkan hubungan pusat dan
melainkan dirancang oleh Belanda.
daerah menjadi terhambat. Munculnya
5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi
pemberontakan seperti
nilai-nilai yang cukup untuk
PRRI/Permesta.
mengubah sistem ekonomi kolonial
menjadi sistem ekonomi nasional.
6. Belum memiliki pengalaman untuk jumlah uang yang beredar dan pemerintah
menata ekonomi secara baik, belum mendapat kepercayaan pemerintah Belanda
memiliki tenaga ahli dan dana yang dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200
diperlukan secara memadai. juta.
7. Banyaknya pemberontakan dan 2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
gerakan sparatisme di berbagai Sistem ekonomi Gerakan Benteng
daerah di wilayah Indonesia. merupakan usaha pemerintah Republik
8. Tidak stabilnya situasi politik dalam Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi
negeri mengakibatkan pengeluaran yang berat sebelah yang dilakukan pada masa
pemerintah untuk operasi-operasi Kabinet Natsir yang direncanakan oleh
keamanan semakin meningkat. Sumitro Joyohadikusumo (menteri
9. Kabinet terlalu sering berganti perdagangan). Program ini bertujuan untuk
menyebabakan program-program mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi
kabinet yang telah direncanakan tidak struktur ekonomi nasional (pembangunan
dapat dilaksanakan, sementara ekonomi Indonesia).
program baru mulai dirancang.
10. Angka pertumbuhan jumlah
penduduk yang besar. Programnya :
Masalah jangka pendek yang harus  Menumbuhkan kelas pengusaha
dihadapi pemerintah adalah : dikalangan bangsa Indonesia.
1. Mengurangi jumlah uang yang beredar  Para pengusaha Indonesia yang
2. Mengatasi Kenaikan biaya hidup. bermodal lemah perlu diberi
Sementara masalah jangka panjang yang kesempatan untuk berpartisipasi
harus dihadapi adalah : dalam pembangunan ekonomi
1.Pertambahan penduduk dan tingkat nasional.
kesejahteraan penduduk yang rendah.  Para pengusaha Indonesia yang
bermodal lemah perlu dibimbing dan
C. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK diberikan bantuan kredit.
MENGATASI MASALAH EKONOMI  Para pengusaha pribumi diharapkan
MASA LIBERAL secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
1. Gunting Syafruddin Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai program Kabinet Natsir dan Program Gerakan
uang (sanering). Caranya memotong semua Benteng dimulai pada April 1950.
uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga Kegagalan program ini disebabkan karena :
nilainya tinggal setengahnya. 1. Pengusaha pribumi tidak dapat
Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri bersaing dg pengusaha non pribumi
Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada dalam sistem ekonomi liberal.
masa pemerintahan RIS. Tujuannya untuk 2. Para pengusaha pribumi memiliki
menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. mentalitas yang cenderung
5,1 Miliar. konsumtif.
Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan 3. Para pengusaha pribumi sangat
karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas tergantung pada pemerintah.
hanya orang-orang kelas menengah dan kelas 4. Para pengusaha kurang mandiri untuk
atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi mengembangkan usahanya.
5. Para pengusaha ingin cepat Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba,
mendapatkan keuntungan besar dan 1. Pengusaha pribumi diwajibkan untuk
menikmati cara hidup mewah. memberikan latihan-latihan dan
6. Para pengusaha menyalahgunakan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga
kebijakan untuk mendapatkan bangsa Indonesia agar dapat
keuntungan secara cepat. menduduki jabatan-jabatan staf.
Dampaknya program ini menjadi salah 2. Pemerintah menyediakan kredit dan
satu sumber defisit keuangan. lisensi bagi usaha-usaha swasta
3. Nasionalisasi De Javasche Bank nasional
Seiring meningkatnya rasa nasionalisme 3. Pemerintah memberikan
maka pada akhir tahun 1951 pemerintah perlindungan agar mampu bersaing
Indonesia melakukan nasionalisasi De dengan perusahaan-perusahaan asing
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. yang ada.
Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai
pemberian kredi tharus dikonsultasikan pada Program ini tidak dapat berjalan dengan
pemerintah Belanda. Hal ini menghambat baik sebab:
pemerintah dalam menjalankan kebijakan Pengusaha pribumi kurang pengalaman
ekonomi dan moneter. sehingga hanya dijadikan alat untuk
Tujuannya adalah untuk menaikkan mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, Sedangkan pengusaha non pribumi lebih
serta melakukan penghematan secara drastis. berpengalaman dalam memperoleh bantuan
Perubahan mengenai nasionalisasi De kredit.
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia Indonesia menerapkan sistem Liberal
sebagai bank sentral dan bank sirkulasi sehingga lebih mengutamakan persaingan
diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 bebas.
4. Sistem Ekonomi Ali-Baba Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing
Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh dalam pasar bebas.
Iskaq Tjokrohadisurjo (mentri perekonomian
kabinet Ali I). Tujuan dari program ini 5. Persaingan Finansial Ekonomi
adalah (Finek)
 Untuk memajukan pengusaha Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap
pribumi. dikirim delegasi ke Jenewa untuk
 Agar para pengusaha pribumi merundingkan masalah finansial-ekonomi
Bekerjasama memajukan ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda.
nasional. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede
 Pertumbuhan dan perkembangan Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai
pengusaha swasta nasional pribumi kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang
dalam rangka merombak ekonomi berisi
kolonial menjadi ekonomi nasional.  Persetujuan Finek hasil KMB
 Memajukan ekonomi Indonesia perlu dibubarkan.
adanya kerjasama antara pengusaha  Hubungan Finek Indonesia-Belanda
pribumi dan non pribumi. didasarkan atas hubungan bilateral.
Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi,  Hubungan Finek didasarkan pada
Baba sebagai pengusaha non pribumi Undang-undang Nasional, tidak boleh
khususnya Cina.
diikat oleh perjanjian lain antara diangkat sebagai menteri perancang nasional.
kedua belah pihak. Biro ini berhasil menyusun Rencana
Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang
menandatangani, sehingga Indonesia rencananya akan dilaksanakan antara tahun
mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11
13 Februari1956, Kabinet Burhanuddin November 1958. Tahun 1957 sasaran dan
Harahap melakukan pembubaran Uni prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah
Indonesia-Belanda secara sepihak. Nasional Pembangunan (Munap).
Tujuannya untuk melepaskan diri dari Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar
keterikatan ekonomi dengan Belanda. rupiah.
Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya RPLT tidak dapat berjalan dengan baik
Presiden Sukarno menandatangani undang- disebabkan karena :
undang pembatalan KMB.  Adanya depresi ekonomi di Amerika
Dampaknya : Banyak pengusaha Belanda Serikat dan Eropa Barat pada akhir
yang menjual perusahaannya, sedangkan tahun 1957 dan awal tahun 1958
pengusaha pribumi belum mampu mengambil mengakibatkan ekspor dan
alih perusahaan Belanda tersebut. pendapatan negara merosot.
6. Rencana Pembangunan Lima  Perjuangan pembebasan Irian Barat
Tahun (RPLT) dengan melakukan nasionalisasi
Masa kerja kabinet pada masa liberal perusahaan-perusahaan Belanda di
yang sangat singkat dan program yang silih
berganti menimbulkan ketidakstabilan politik Indonesia menimbulkan gejolak
dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya ekonomi.
kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya  Adanya ketegangan antara pusat dan
pelaksanaan pembangunan. daerah sehingga banyak daerah yang
Program yang dilaksanakan umumnya melaksanakan kebijakan ekonominya
merupakan program jangka pendek, tetapi masing-masing.
pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II,
pemerintahan membentuk Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional yang disebut Biro
Perancang Negara. Tugas biro ini merancang 8. Musyawarah Nasional Pembangunan
pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda
Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan 2. Terjadi ketegangan politik yang tak
hubungan antara pusat dan daerah. Masalah dapat diredakan.
tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi 3. Timbul pemberontakan
dengan Musayawaraah Nasional PRRI/Permesta.
Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan 4. Membutuhkan biaya besar untuk
Munap adalah untuk mengubah rencana menumpas pemberontakan PRRI/
pembangunan agar dapat dihasilkan rencana Permesta sehingga meningkatkan
pembangunan yang menyeluruh untuk jangka defisit Indonesia.
panjang. Tetapi tetap saja rencana 5. Memuncaknya ketegangan politik
pembangunan tersebut tidak dapat Indonesia- Belanda menyangkut
dilaksanakan dengan baik karena : masalah Irian Barat mencapai
1. Adanya kesulitan dalam menentukan konfrontasi bersenjata.
skala prioritas.
D. AKHIR MASA DEMOKRASI tentang penetapan dasar negara.
LIBERAL Terjadi tarik-ulur di antara
Kekacauan politik yang golongan-golongan dalam
timbul karena pertikaian partai konstituante. Sekelompok partai
politik di Parlemen menyebabkan menghendaki agar Pancasila
sering jatuh bangunnya kabinet menjadi dasar negara, namun
sehingga menghambat sekelompok partai lainnya
pembangunan. Hal ini diperparah menghendaki agama Islam
dengan Dewan Konstituante yang sebagai dasar negara. Dalam
mengalami kebuntuan dalam situasi dan kondisi seperti itu,
menyusun konstitusi baru, pada tanggal 5 Juli 1959,
sehingga Negara Indonesia tidak Presiden Soekarno mengeluarkan
memiliki pijakan hukum yang dekrit. Setelah keluarnya Dekrit
mantap. Kegagalan konstituante Presiden 5 Juli 1959 dan tidak
disebabkan karena masing- diberlakukannya lagi UUDS
masing partai hanya mengejar 1950, maka secara otomatis
kepentingan partainya saja tanpa sistem pemerintahan Demokrasi
mengutamakan kepentingan Liberal tidak berlaku lagi di
negara dan Bangsa Indonesia Indonesia dan mulainya sistem
secara keseluruhan. Presidensil dengan Demokrasi
Masalah utama yang Terpimpin ala Soekarno.
dihadapi konstituante adalah

Anda mungkin juga menyukai