A. KONDISI POLITIK MASA 4. Mengembangkan dan memperkuat
DEMOKRASI LIBERAL ekonomi rakyat. Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai 5. Memperjuangkan penyelesaian dengan konstitusi yang berlaku saat itu, yakni masalah Irian Barat. Undang Undang Dasar Sementara 1950. Hasil : Kondisi ini bahkan sudah dirintis sejak Berlangsung perundingan antara Indonesia- dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal Belanda untuk pertama kalinya mengenai 16 Oktober 1945 dan maklumat tanggal 3 masalah Irian Barat. November 1945, tetapi kemudian terbukti Kendala/ Masalah yang dihadapi : bahwa demokrasi liberal atau parlementer – Upaya memperjuangkan masalah Irian yang meniru sistem Eropa Barat kurang Barat dengan Belanda mengalami jalan sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun 1950 buntu (kegagalan). sampai 1959 merupakan masa berkiprahnya – Timbul masalah keamanan dalam negeri parta-partai politik. Dua partai terkuat pada yaitu terjadi pemberontakan hampir di masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti seluruh wilayah Indonesia, seperti memimpin kabinet. Sering bergantinya Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, kabinet sering menimbulkan ketidakstabilan Gerakan APRA, Gerakan RMS. dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan Berakhirnya kekuasaan kabinet : keamanan. Ciri-ciri demokrasi liberal adalah Adanya mosi tidak percaya dari PNI sebagai berikut : menyangkut pencabutan Peraturan 1. Presiden dan Wakil Presiden tidak Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. dapat diganggu gugat PNI menganggap peraturan pemerintah No. 2. Menteri bertanggung jawab atas 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu kebijakan pemerintah menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut 3. Presiden bisa dan berhak berhak disetujui parlemen sehingga Natsir harus membubarkan DPR mengembalikan mandatnya kepada Presiden. 4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden b. KABINET SUKIMAN (27 April 1951 – 3 April 1952) KABINET MASA DEMOKRASI Merupakan kabinet koalisi antara LIBERAL Masyumi dan PNI. Dipimpin Oleh: Sukiman a. KABINET NATSIR (6 September 1950 Wiryosanjoyo – 21 Maret 1951) Program : Merupakan kabinet koalisi yang 1. Menjamin keamanan dan dipimpin oleh partai Masyumi. Dipimpin ketentraman Oleh : Muhammad Natsir 2. Mengusahakan kemakmuran rakyat Program : dan memperbaharui hukum agraria 1. Menggiatkan usaha keamanan dan agar sesuai dengan kepentingan ketentraman. petani. 2. Mencapai konsolidasi dan 3. Mempercepat persiapan pemilihan menyempurnakan susunan pemerintahan. umum. 3. Menyempurnakan organisasi 4. Menjalankan politik luar negeri Angkatan Perang. secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI Muncul pertentangan dari Masyumi dan secepatnya. PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka Hasil : menarik dukungannya pada kabinet tersebut. Tidak terlalu berarti sebab programnya DPR akhirnya menggugat Sukiman dan melanjtkan program Natsir hanya saja terjadi terpaksa Sukiman harus mengembalikan perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan mandatnya kepada presiden. programnya, seperti awalnya program Menggiatkan usaha keamanan dan c. KABINET WILOPO (3 April 1952 – ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk 3 Juni 1953) menjamin keamanan dan ketentraman Kabinet ini merupakan zaken kabinet Kendala/ Masalah yang dihadapi : yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang Adanya Pertukaran Nota Keuangan ahli dalam bidangnya.Dipimpin Oleh : Mr. antara Mentri Luar Negeri Indonesia Wilopo Soebardjo dengan Duta Besar Program : Amerika Serikat Merle Cochran. 1. Program dalam negeri : Mengenai pemberian bantuan Menyelenggarakan pemilihan umum ekonomi dan militer dari pemerintah (konstituante, DPR, dan DPRD), Amerika kepada Indonesia meningkatkan kemakmuran rakyat, berdasarkan ikatan Mutual Security meningkatkan pendidikan rakyat, dan Act (MSA). Dimana dalam MSA pemulihan keamanan. terdapat pembatasan kebebasan 2. Program luar negeri : Penyelesaian politik luar negeri RI karena RI masalah hubungan Indonesia- diwajibkan memperhatiakan Belanda, Pengembalian Irian Barat ke kepentingan Amerika. Tindakan pangkuan Indonesia, serta Sukiman tersebut dipandang telah menjalankan politik luar negeri yang melanggar politik luar negara bebas-aktif. Indonesia yang bebas aktif karena Kendala/ Masalah yang dihadapi : lebih condong ke blok barat bahkan Adanya kondisi krisis ekonomi yang dinilai telah memasukkan Indonesia disebabkan karena jatuhnya harga ke dalam blok barat. barang-barang eksport Indonesia Adanya krisis moral yang ditandai sementara kebutuhan impor terus dengan munculnya korupsi yang meningkat. terjadi pada setiap lembaga Terjadi defisit kas negara karena pemerintahan dan kegemaran akan penerimaan negara yang berkurang barang-barang mewah. banyak terlebih setelah terjadi Masalah Irian barat belum juga penurunana hasil panen sehingga teratasi. membutuhkan biaya besar untuk Hubungan Sukiman dengan militer mengimport beras. kurang baik tampak dengan kurang Munculnya gerakan sparatisme dan tegasnya tindakan pemerintah sikap provinsialisme. Semua itu menghadapi pemberontakan di Jawa disebabkan karena rasa ketidakpuasan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi akibat alokasi dana dari pusat ke Selatan. daerah yang tidak seimbang. Berakhirnya kekuasaan kabinet : Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952. Merupakan upaya pemerintah untuk menempatkan TNI sebagai alat sipil perkebunan di Sumatera Timur sehingga muncul sikap tidak senang (Deli). dikalangan partai politik sebab Berakhirnya kekuasaan kabinet : dipandang akan membahayakan Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah kedudukannya. Peristiwa ini mosi tidak percaya dari Serikat Tani diperkuat dengan munculnya masalah Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga intern dalam TNI sendiri yang Wilopo harus mengembalikan mandatnya berhubungan dengan kebijakan pada presiden. KSAD A.H Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang Sugeng d. KABINET ALI SASTROAMIJOYO sehingga ia mengirim petisi mengenai I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955) penggantian KSAD kepada menteri Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI pertahanan yang dikirim ke seksi dan NU. Dipimpin Oleh : Mr. Ali pertahanan parlemen sehingga Sastroamijoyo menimbulkan perdebatan dalam Program : parlemen. Konflik semakin 1. Meningkatkan keamanan dan diperparah dengan adanya surat yang kemakmuran serta segera menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot menyelenggarakan Pemilu. Subroto dalam memulihkan 2. Pembebasan Irian Barat secepatnya. keamanana di Sulawesi Selatan. 3. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan Munculnya peristiwa Tanjung peninjauan kembali persetujuan Morawa mengenai persoalan tanah KMB. perkebunan di Sumatera Timur 4. Penyelesaian Pertikaian politik (Deli). Sesuai dengan perjanjian Hasil : KMB pemerintah mengizinkan Persiapan Pemilihan Umum untuk pengusaha asing untuk kembali ke memilih anggota parlemen yang akan Indonesia dan memiliki tanah-tanah diselenggarakan pada 29 September perkebunan. Tanah perkebunan di 1955. Deli yang telah ditinggalkan Menyelenggarakan Konferensi Asia- pemiliknya selama masa Jepang telah Afrika tahun 1955. digarap oleh para petani di Sumatera Kendala/ Masalah yang dihadapi : Utara dan dianggap miliknya. Menghadapi masalah keamanan di Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953 daerah yang belum juga dapat muncullah aksi kekerasan untuk terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa mengusir para petani liar Indonesia Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh. yang dianggap telah mengerjakan Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 tanah tanpa izin tersebut. Para petani menunjukkan adanya kemelut dalam tidak mau pergi sebab telah dihasut tubuh TNI-AD. Masalah TNI –AD oleh PKI. Akibatnya terjadi yang merupakan kelanjutan dari bentrokan senjata dan beberapa Peristiwa 17 Oktober 1952. Bambang petani terbunuh.Intinya peristiwa Sugeng sebagai Kepala Staf AD Tanjung Morawa merupakan mengajukan permohonan berhenti peristiwa bentrokan antara aparat dan disetujui oleh kabinet. Sebagai kepolisian dengan para petani liar gantinya mentri pertahanan menunjuk mengenai persoalan tanah Kolonel Bambang Utoyo tetapi panglima AD menolak pemimpin 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 baru tersebut karena proses Desember 1955 (memilih pengangkatannya dianggap tidak konstituante). Terdapat 70 partai menghiraukan norma-norma yang politik yang mendaftar tetapi hanya berlaku di lingkungan TNI-AD. 27 partai yang lolos seleksi. Keadaan ekonomi yang semakin Menghasilkan 4 partai politik besar memburuk, maraknya korupsi, dan yang memperoleh suara terbanyak, inflasi yang menunjukkan gejala yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI. membahayakan. Menyelesaikan masalah Irian Barat Memudarnya kepercayaan rakyat dengan pembubaran Uni Indonesia- terhadap pemerintah. Belanda. Munculnya konflik antara PNI dan Pemberantasan korupsi dengan NU yang menyebabkkan, NU menangkap para pejabat tinggi yang memutuskan untuk menarik kembali dilakukan oleh polisi militer. menteri-mentrinya pada tanggal 20 Terbinanya hubungan antara Juli 1955 yang diikuti oleh partai Angkatan Darat dengan Kabinet lainnya. Burhanuddin. Berakhirnya kekuasaan kabinet : Menyelesaikan masalah peristiwa 27 NU menarik dukungan dan menterinya Juni 1955 dengan mengangkat dari kabinet sehingga keretakan dalam Kolonel AH Nasution sebagai Staf kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus Angkatan Darat pada 28 Oktober mengembalikan mandatnya pada presiden. 1955. Kendala/ Masalah yang dihadapi : e. KABINET BURHANUDDIN Banyaknya mutasi dalam lingkungan HARAHAP (12 Agustus 1955 – 3 Maret pemerintahan dianggap menimbulkan 1956) ketidaktenangan. Dipimpin Oleh : Burhanuddin Harahap Berakhirnya kekuasaan kabinet : Program : Dengan berakhirnya pemilu maka tugas 1. Mengembalikan kewibawaan kabinet Burhanuddin dianggap selesai. pemerintah, yaitu mengembalikan Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang kepercayaan Angkatan Darat dan cukup terhadap kabinet sehingga kabinetpun masyarakat kepada pemerintah. jatuh. Akan dibentuk kabinet baru yang harus 2. Melaksanakan pemilihan umum bertanggungjawab pada parlemen yang baru menurut rencana yang sudah pula. ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru f. KABINET ALI SASTROAMIJOYO 3. Masalah desentralisasi, inflasi, II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957) pemberantasan korupsi Kabinet ini hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, 4. Perjuangan pengembalian Irian Barat Masyumi, dan NU. Dipimpin Oleh : Ali 5. Politik Kerjasama Asia-Afrika Sastroamijoyo berdasarkan politik luar negeri bebas Program : aktif. Program kabinet ini disebut Rencana Hasil : Pembangunan Lima Tahun yang memuat Penyelenggaraan pemilu pertama program jangka panjang, sebagai berikut. yang demokratis pada 29 September 1. Perjuangan pengembalian Irian Barat 2. Pembentukan daerah-daerah otonomi Cina karena memang merekalah yang dan mempercepat terbentuknya kuat ekonominya. Muncullah anggota-anggota DPRD. peraturan yang dapat melindungi 3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum pengusaha nasional. buruh dan pegawai. Timbulnya perpecahan antara 4. Menyehatkan perimbangan keuangan Masyumi dan PNI. Masyumi negara. menghendaki agar Ali Sastroamijoyo 5. Mewujudkan perubahan ekonomi menyerahkan mandatnya sesuai kolonial menjadi ekonomi nasional tuntutan daerah, sedangkan PNI berdasarkan kepentingan rakyat. berpendapat bahwa mengembalikan Selain itu program pokoknya adalah, mandat berarti meninggalkan asas Pembatalan KMB, demokrasi dan parlementer. Pemulihan keamanan dan ketertiban, Berakhirnya kekuasaan kabinet : pembangunan lima tahun, Mundurnya sejumlah menteri dari menjalankan politik luar negeri bebas Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I ini aktif, jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Melaksanakan keputusan KAA. presiden. Hasil : Mendapat dukungan penuh dari presiden g. KABINET DJUANDA ( 9 April 1957- dan dianggap sebagai titik tolak dari periode 5 Juli 1959) planning and investment, hasilnya adalah Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu Pembatalan seluruh perjanjian KMB. kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli Kendala/ Masalah yang dihadapi : dalam bidangnya. Dibentuk karena Kegagalan Berkobarnya semangat anti Cina di konstituante dalam menyusun Undang- masyarakat. undang Dasar pengganti UUDS 1950. Serta Muncul pergolakan/kekacauan di terjadinya perebutan kekuasaan antara partai daerah yang semakin menguat dan politik. Dipimpin Oleh : Ir. Juanda mengarah pada gerakan sparatisme Program : dengan pembentukan dewan militer Programnya disebut Panca Karya seperti Dewan Banteng di Sumatera sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Karya, programnya yaitu : Utara, Dewan Garuda di Sumatra Membentuk Dewan Nasional Selatan, Dewan Lambung Mangkurat Normalisasi keadaan Republik di Kalimantan Selatan, dan Dewan Indonesia Manguni di Sulawesi Utara. Melancarkan pelaksanaan Memuncaknya krisis di berbagai Pembatalan KMB daerah karena pemerintah pusat Perjuangan pengembalian Irian Jaya dianggap mengabaikan pembangunan Mempergiat/mempercepat proses di daerahnya. Pembangunan Pembatalan KMB oleh presiden Semua itu dilakukan untuk menghadapi menimbulkan masalah baru pergolakan yang terjadi di daerah, perjuangan khususnya mengenai nasib modal pengembalian Irian Barat, menghadapi pengusaha Belanda di Indonesia. masalah ekonomi serta keuangan yang sangat Banyak pengusaha Belanda yang buruk. menjual perusahaannya pada orang Hasil : Mengatur kembali batas perairan – Keadaan ekonomi dan keuangan yang nasional Indonesia melalui Deklarasi semakin buruk sehingga program pemerintah Djuanda, yang mengatur batas sulit dilaksanakan. wilayah kepulauan Indonesia. Krisis demokrasi liberal mencapai Kemudian dikuatkan dengan peraturan Pemerintah pengganti puncaknya. Undang- Undang No. 4 prp. Tahun – Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa 1960 tentang perairan Indonesia. percobaan pembunuhan terhadap Presiden Pasca Deklarasi Djuanda, perairan Sukarno di depan Indonesia bertambah luas sampai 12 Perguruan Cikini saat sedang menghadir mil yang sebelumnya hanya 3 mil . pesta sekolah tempat putra-purinya Melalui deklarasi ini menunjukkan bersekolah pada tanggal 30 telah terciptanya Kesatuan Wilayah November 1957. Peristiwa ini Indonesia dimana lautan dan daratan menyebabkan keadaan negara semakin merupakan satu kesatuan yang utuh memburuk karena mengancam dan bulat. kesatuan negara. Berakhirnya kekuasaan kabinet : Terbentuknya Dewan Nasional Berakhir saat presiden Sukarno sebagai badan yang bertujuan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menampung dan menyalurkan dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu pertumbuhan kekuatan yang ada Demokrasi Terpimpin. dalam masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak B. KEADAAN EKONOMI INDONESIA untuk menegakkan sistem demokrasi MASA LIBERAL terpimpin. Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi Mengadakan Musyawarah Nasional tersendat adalah sebagai berikut. (Munas) untuk meredakan pergolakan 1. Setelah pengakuan kedaulatan dari di berbagai daerah. Musyawarah ini Belanda pada tanggal 27 Desember membahas masalah pembangunan 1949, bangsa Indonesia menanggung nasional dan daerah, pembangunan beban ekonomi dan keuangan seperti angkatan perang, dan pembagian yang telah ditetapkan dalam KMB wilayah RI. yaitu hutang. Diadakan Musyawarah Nasional 2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pembangunan untuk mengatasi Pemerintah pada waktu itu sebesar masalah krisis dalam negeri tetapi 5,1 Miliar. tidak berhasil dengan baik. 3. Indonesia hanya mengandalkan satu Kendala/ Masalah yang dihadapi : jenis ekspor terutama pertanian dan – Kegagalan Menghadapi pergolakan di perkebunan daerah sebab pergolakan di daerah semakin 4. Politik keuangan Pemerintah meningkat. Hal ini Indonesia tidak di buat di Indonesia menyebabkan hubungan pusat dan melainkan dirancang oleh Belanda. daerah menjadi terhambat. Munculnya 5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi pemberontakan seperti nilai-nilai yang cukup untuk PRRI/Permesta. mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional. 6. Belum memiliki pengalaman untuk jumlah uang yang beredar dan pemerintah menata ekonomi secara baik, belum mendapat kepercayaan pemerintah Belanda memiliki tenaga ahli dan dana yang dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 diperlukan secara memadai. juta. 7. Banyaknya pemberontakan dan 2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng gerakan sparatisme di berbagai Sistem ekonomi Gerakan Benteng daerah di wilayah Indonesia. merupakan usaha pemerintah Republik 8. Tidak stabilnya situasi politik dalam Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi negeri mengakibatkan pengeluaran yang berat sebelah yang dilakukan pada masa pemerintah untuk operasi-operasi Kabinet Natsir yang direncanakan oleh keamanan semakin meningkat. Sumitro Joyohadikusumo (menteri 9. Kabinet terlalu sering berganti perdagangan). Program ini bertujuan untuk menyebabakan program-program mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi kabinet yang telah direncanakan tidak struktur ekonomi nasional (pembangunan dapat dilaksanakan, sementara ekonomi Indonesia). program baru mulai dirancang. 10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar. Programnya : Masalah jangka pendek yang harus Menumbuhkan kelas pengusaha dihadapi pemerintah adalah : dikalangan bangsa Indonesia. 1. Mengurangi jumlah uang yang beredar Para pengusaha Indonesia yang 2. Mengatasi Kenaikan biaya hidup. bermodal lemah perlu diberi Sementara masalah jangka panjang yang kesempatan untuk berpartisipasi harus dihadapi adalah : dalam pembangunan ekonomi 1.Pertambahan penduduk dan tingkat nasional. kesejahteraan penduduk yang rendah. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan C. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK diberikan bantuan kredit. MENGATASI MASALAH EKONOMI Para pengusaha pribumi diharapkan MASA LIBERAL secara bertahap akan berkembang menjadi maju. 1. Gunting Syafruddin Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai program Kabinet Natsir dan Program Gerakan uang (sanering). Caranya memotong semua Benteng dimulai pada April 1950. uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga Kegagalan program ini disebabkan karena : nilainya tinggal setengahnya. 1. Pengusaha pribumi tidak dapat Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri bersaing dg pengusaha non pribumi Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada dalam sistem ekonomi liberal. masa pemerintahan RIS. Tujuannya untuk 2. Para pengusaha pribumi memiliki menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. mentalitas yang cenderung 5,1 Miliar. konsumtif. Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan 3. Para pengusaha pribumi sangat karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas tergantung pada pemerintah. hanya orang-orang kelas menengah dan kelas 4. Para pengusaha kurang mandiri untuk atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi mengembangkan usahanya. 5. Para pengusaha ingin cepat Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, mendapatkan keuntungan besar dan 1. Pengusaha pribumi diwajibkan untuk menikmati cara hidup mewah. memberikan latihan-latihan dan 6. Para pengusaha menyalahgunakan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga kebijakan untuk mendapatkan bangsa Indonesia agar dapat keuntungan secara cepat. menduduki jabatan-jabatan staf. Dampaknya program ini menjadi salah 2. Pemerintah menyediakan kredit dan satu sumber defisit keuangan. lisensi bagi usaha-usaha swasta 3. Nasionalisasi De Javasche Bank nasional Seiring meningkatnya rasa nasionalisme 3. Pemerintah memberikan maka pada akhir tahun 1951 pemerintah perlindungan agar mampu bersaing Indonesia melakukan nasionalisasi De dengan perusahaan-perusahaan asing Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. yang ada. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredi tharus dikonsultasikan pada Program ini tidak dapat berjalan dengan pemerintah Belanda. Hal ini menghambat baik sebab: pemerintah dalam menjalankan kebijakan Pengusaha pribumi kurang pengalaman ekonomi dan moneter. sehingga hanya dijadikan alat untuk Tujuannya adalah untuk menaikkan mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, Sedangkan pengusaha non pribumi lebih serta melakukan penghematan secara drastis. berpengalaman dalam memperoleh bantuan Perubahan mengenai nasionalisasi De kredit. Javasche Bank menjadi Bank Indonesia Indonesia menerapkan sistem Liberal sebagai bank sentral dan bank sirkulasi sehingga lebih mengutamakan persaingan diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 bebas. 4. Sistem Ekonomi Ali-Baba Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh dalam pasar bebas. Iskaq Tjokrohadisurjo (mentri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini 5. Persaingan Finansial Ekonomi adalah (Finek) Untuk memajukan pengusaha Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap pribumi. dikirim delegasi ke Jenewa untuk Agar para pengusaha pribumi merundingkan masalah finansial-ekonomi Bekerjasama memajukan ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. nasional. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Pertumbuhan dan perkembangan Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai pengusaha swasta nasional pribumi kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang dalam rangka merombak ekonomi berisi kolonial menjadi ekonomi nasional. Persetujuan Finek hasil KMB Memajukan ekonomi Indonesia perlu dibubarkan. adanya kerjasama antara pengusaha Hubungan Finek Indonesia-Belanda pribumi dan non pribumi. didasarkan atas hubungan bilateral. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi, Hubungan Finek didasarkan pada Baba sebagai pengusaha non pribumi Undang-undang Nasional, tidak boleh khususnya Cina. diikat oleh perjanjian lain antara diangkat sebagai menteri perancang nasional. kedua belah pihak. Biro ini berhasil menyusun Rencana Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang menandatangani, sehingga Indonesia rencananya akan dilaksanakan antara tahun mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 13 Februari1956, Kabinet Burhanuddin November 1958. Tahun 1957 sasaran dan Harahap melakukan pembubaran Uni prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Indonesia-Belanda secara sepihak. Nasional Pembangunan (Munap). Tujuannya untuk melepaskan diri dari Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar keterikatan ekonomi dengan Belanda. rupiah. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya RPLT tidak dapat berjalan dengan baik Presiden Sukarno menandatangani undang- disebabkan karena : undang pembatalan KMB. Adanya depresi ekonomi di Amerika Dampaknya : Banyak pengusaha Belanda Serikat dan Eropa Barat pada akhir yang menjual perusahaannya, sedangkan tahun 1957 dan awal tahun 1958 pengusaha pribumi belum mampu mengambil mengakibatkan ekspor dan alih perusahaan Belanda tersebut. pendapatan negara merosot. 6. Rencana Pembangunan Lima Perjuangan pembebasan Irian Barat Tahun (RPLT) dengan melakukan nasionalisasi Masa kerja kabinet pada masa liberal perusahaan-perusahaan Belanda di yang sangat singkat dan program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik Indonesia menimbulkan gejolak dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya ekonomi. kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya Adanya ketegangan antara pusat dan pelaksanaan pembangunan. daerah sehingga banyak daerah yang Program yang dilaksanakan umumnya melaksanakan kebijakan ekonominya merupakan program jangka pendek, tetapi masing-masing. pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang 8. Musyawarah Nasional Pembangunan pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan 2. Terjadi ketegangan politik yang tak hubungan antara pusat dan daerah. Masalah dapat diredakan. tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi 3. Timbul pemberontakan dengan Musayawaraah Nasional PRRI/Permesta. Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan 4. Membutuhkan biaya besar untuk Munap adalah untuk mengubah rencana menumpas pemberontakan PRRI/ pembangunan agar dapat dihasilkan rencana Permesta sehingga meningkatkan pembangunan yang menyeluruh untuk jangka defisit Indonesia. panjang. Tetapi tetap saja rencana 5. Memuncaknya ketegangan politik pembangunan tersebut tidak dapat Indonesia- Belanda menyangkut dilaksanakan dengan baik karena : masalah Irian Barat mencapai 1. Adanya kesulitan dalam menentukan konfrontasi bersenjata. skala prioritas. D. AKHIR MASA DEMOKRASI tentang penetapan dasar negara. LIBERAL Terjadi tarik-ulur di antara Kekacauan politik yang golongan-golongan dalam timbul karena pertikaian partai konstituante. Sekelompok partai politik di Parlemen menyebabkan menghendaki agar Pancasila sering jatuh bangunnya kabinet menjadi dasar negara, namun sehingga menghambat sekelompok partai lainnya pembangunan. Hal ini diperparah menghendaki agama Islam dengan Dewan Konstituante yang sebagai dasar negara. Dalam mengalami kebuntuan dalam situasi dan kondisi seperti itu, menyusun konstitusi baru, pada tanggal 5 Juli 1959, sehingga Negara Indonesia tidak Presiden Soekarno mengeluarkan memiliki pijakan hukum yang dekrit. Setelah keluarnya Dekrit mantap. Kegagalan konstituante Presiden 5 Juli 1959 dan tidak disebabkan karena masing- diberlakukannya lagi UUDS masing partai hanya mengejar 1950, maka secara otomatis kepentingan partainya saja tanpa sistem pemerintahan Demokrasi mengutamakan kepentingan Liberal tidak berlaku lagi di negara dan Bangsa Indonesia Indonesia dan mulainya sistem secara keseluruhan. Presidensil dengan Demokrasi Masalah utama yang Terpimpin ala Soekarno. dihadapi konstituante adalah