Anda di halaman 1dari 12

NAMA KELOMPOK

Lies Josina Wena Rumbiak / 4


Maria Carolina De Jesus / 9
Meydiatric Wiran / 19
Ni Komang Ayu Pratiwi / 26
XII MIPA 2
KABINET WILOPO

PROGRAM PARTAI
PROSES BERAKHIRNYA
KERJA PENDUKUNG
TERBENTUKNYA KABINET
KABINET KABINET
KABINET
PROSES TERBENTUKNYA KABINET
Kabinet wilopo terbentuk setelah berakhirnya Kabinet sebelumnya yaitu Kabinet
Sukiman. Hal ini dikarenakan Kabinet Soekiman menandatangani persetujuan bantuan
ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual
Security Act (MSA). Persetujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah
memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif. Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan
Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya
menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada
presiden.
Atas dasar itu pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjukan
Sidik Djojosukarto (PNI) dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) menjadi
formatur, yang diminta oleh Presiden Soekarno kepada formatur ialah
sebuah kabinet yang kuat dan mendapat dukungan cukup dari parlemen.
Usaha kedua formatur untuk membentuk kabinet yang kuat menemui
kagagalan, sebab tidak ada kesepakatan tentang calon – calon yang akan
didudukkan di dalam kabinet. Pada tanggal 19 kedua formatur itu
mengembalikan mandatnya dan Presiden Soekarno menunjuk Mr. Wilopo
(PNI) sebagi formatur baru.
Akhirnya setelah berusaha selama 2 minggu, pada tanggal 30 Maret Mr. Wilopo
mengajukan susunan kabinetnya yang terdiri atas :

• PNI dan Masyumi masing-masing jatah empat orang

• PSI dua orang

• PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia), Parkindo (Partai Kristen


Indonesia), Parindra (Partai Indonesia Raya), Partai Buruh, dan Partai Syarikat
Islam Indonesia (PSII) masing - masing satu orang dan golongan tak berpartai
tiga orang
PROGRAM KERJA KABINET
1.Organisasi Negara
• Melaksanakan pemilihan umum untuk konstituante dan Dewan -dewan Daerah
(konstituante, DPR, dan DPRD). Program untuk menyelenggarakan pemilu ini
merupakan program yang diutamakan dalam kabinet Wilopo
• Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah.
• Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat.
2. Kemakmuran
• Memajukan tingkat penghidupan rakyat dan mempertinggi produksi nasional,
terutama bahan makanan rakyat, dan
• Melanjutkan usaha perubahan agraria
3. Keamanan Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah keamanan dengan kebijaksanaan
sebagai negara hukum, menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara, dan mengembangkan tenaga
masyarakat untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
4. Perburuhan Memperlengkap perundang-undangan perburuhan untuk meningkatkan derajat kaum
buruh guna menjamin proses produksi nasional.
5. Pendidikan dan Pengajaran Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan
pengajaran.
6. Luar Negeri
 Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif yang sesuai dengan kewajiban kita dalam kekeluargaan
bangsa-bangsa dan dengan kepentingan nasional menuju perdamaian dunia.
 Menyelesaikan penyelenggaraan perhubungan Indonesia Belanda atas dasar Unie-statuut menjadi
hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa dan menghilangkan hasil-hasil Konferensi Meja
Bundar yang merugikan rakyat dan Negara.
 Meneruskan perjuangan memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia secepatnya.
PARTAI PENDUKUNG KABINET
Kabinet Wilopo mendapat dukungan koalisi dari PNI, Masyumi dan PSI.

• Partai Sosialis Indonesia (PSI) didukung oleh kaum intelektual Jakarta


tetapi hanya mendapat sedikit dukungan umum dikota-kota lainnya.

• Basis utama Partai Nasional Indonesia (PNI) ialah didalam birokrasi dan
kalangan para pegawai kantor. Motivasi partai-partai mendukung
pemerintahan yaitu agar mereka duduk di dalam parlemen dengan praktik
“politik dagang sapi” yang hanya menguntungkan segelintir elite politik.
BERAKHIRNYA KABINET
Faktor - faktor yang Menyebabkan Kabinet Wilopo Jatuh:
• Masalah ekonomi yaitu adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena
jatuhnya harga barang-barang ekspor Indonesia sementara kebutuhan impor terus
meningkat.
• Penerimaan negara menjadi menurun.
• Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang banyak
terlebih setelah terjadi penurunan hasil panen sehingga membutuhkan biaya besar
untuk mengimport beras.
• Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa
yang harus segera diselesaikan. Di beberapa tempat, terutama di Sumatera dan Sulawesi
timbul rasa tidak puas terhadap pemerintahan pusat

• Munculnya sentimen kedaerahan akibat ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Mereka juga


menuntut diperluasanya hak otonomi daerah.

• Reorganisasi (profesionalisasi tentara) : menimbulkan kericuhan di kalangan militer yang


menjurus ke arah perpecahan. Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952 yaitu adanya konflik
ditubuh angkatan darat (tentara) dan politisi sipil (DPR) yang diawali dari upaya pemerintah
untuk menempatkan TNI sebagai alat sipil sehingga muncul sikap tidak senang dikalangan
partai politik sebab dipandang akan membahayakan kedudukannya.
• Munculnya Peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah perkebunan di
Sumatera Timur (Deli). Perkebunan tersebut adalah perkebunan milik orang asing, yaitu
perkebunan kelapa sawit, teh, dan tembakau. Sesuai dengan perjanjian KMB pemerintah
mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia dan mengembalikan lahan
perkebunan mereka kembali serta memiliki tanah-tanah perkebunan. Pemerintah
menyetujui tuntutan dari pengusaha asing ini dengan alasan akan menghasilkan devisa
dan akan menarik modal asing lainnya msuk ke Indonesia. Tanah perkebunan di Deli
yang telah ditinggalkan pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh para petani di
Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953
muncullah aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap telah
mengerjakan tanah tanpa izin tersebut.
Berakhirnya kekuasaan kabinet

Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani
.
Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Peristwa Tanjung Morawa ini dijadikan sarana
oleh kelompok yang anti kabinet dan pihak oposisi lainnya untuk mencela pemerintah.
Akibatnya Kabinet wilopo mengembalikan mandatnya kepada presiden pada tanggal 2
Juni 1953 tanpa menunggu mosi itu diterima oleh parlemen.

Anda mungkin juga menyukai