Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara 1950,
Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965. Pada masa orde lama banyak sekali terjadi perubahan-
perubahan system pemerintahan dan gejolak-gejolak serta pemberontakan akibat dari system
pemerintahan yang tidak stabil tersebut.
1. “PELAKSANAAN SISTEM POLITIK PADA MASA ORDE LAMA”
1. Tahun 1945 – 1950
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:
a) Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
b) Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer.
Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil menjadi
parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presiden memiliki fungsi ganda, yaitu
sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
2.Tahun 1950 – 1959
Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer kabinet dengan demokrasi
liberal. Ciri-ciri demokrasi liberal:
1) presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2) Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3) Presiden berhak membubarkan DPR.
4) Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Pembentukan MPRS dan DPAS
2. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
3. Pembubaran Konstituante
Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
• 1950-1951 - Kabinet Natsir ( Mohammad Natsir )
Program-program :
1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Konstituante.
2. Mencapai konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan serta membentuk
peralatan negara yang kuat dan daulat.
3. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
4. Menyempurnakan organisasi Angkatan perang dan pemulihan bekas – bekas anggota
tentara dan gerilya dalam masyarakat.
5. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat secepatnya.
6. Mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi
pelaksanaan ekonomi nasional yang sehat.
7. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha – usaha
meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat.
8. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha – usaha
meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat.
9. Pelaksanaan program industrialisasi (Rencana Sumitro).
10. Pembentukan DPRD.
Keberhasilan :
1. Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi
nasional.
2. Indonesia masuk PBB.
3. Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai
masalah Irian Barat.
Masalah-masalah :
1. Pada penerapan Sumitro Plan, pengusaha nasional diberi bantuan kredit, tetapi bantuan
itu diselewengkan penggunaannya sehingga tidak mencapai sasaran.
2. Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami jalan buntu
(kegagalan).
3. Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan hampir di seluruh
wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.
4. Seringnya mengeluarkan Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan dari partai
oposisi.
Kegagalan :
1. Kegagalan kabinet dalam menyelesaikan masalah Irian Barat.
2. Adanya Mosi tidak percaya dari PNI tentang pencabutan peraturan pemerintah mengenai
DPRD dan DPRDS, Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga mandat kabinet harus
dikembalikan kepada Presiden.
Kegagalan :
Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin dianggap selesai. Pemilu
tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet sehingga cabinet pun jatuh.
KONDISI EKONOMI