Anda di halaman 1dari 12

LAMPIRAN 1 (MATERI KD 3.

3 MASA DEMOKRASI LEBERAL)


1) Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Liberal

Pemberlakuan pemerintahan Indonesia pada tahun 1950 – 1959 tersebut mengalami


banyak gonjangan politik, ekonomi, dan sosial. Berikut beberapa keadaan politik pada
masa demokrasi liberal yang perlu diketahui.

1. Pergantian kabinet

Keadaan politik pada masa demokrasi liberal pertama dan yang paling mudah dilihat
adalah adanya banyak pergantian kabinet selama masa demokrasi liberal dari tahun 1950
– 1959. Kabinet menjadi bagian dari sistem pemerintahan parlementer yang ditetapkan.
Selama masa demokrasi liberial ada 7 kabinet yang pernah terbentuk diantaranya kabinet
Natsir, kabinet Sukiman, kabinet Wilopo, kabinet Alisostroamidjoyo I, kabinet
Burhanuddin Harahap, kabinet Alisostroamidjoyo II, kabinet Djuanda. Seringnya berganti
kabinet tersebut menjadikan strategi pemerintahan dan tujuan demokrasi liberal tidak
berjalan dengan baik karena setiap kabinet memiliki pemikiran tersendiri.

2. Sistem mulitpartai

Pada masa pemerintahan demokrasi liberal ada kebebasan individu menjadikan salah satu
dasar munculnya banyak partai di Indonesia yang sebenarnya warisan dari penerapan
partai tahun tahun sebelumnya. Sistem kerpartaian ini diawali sejak lama ketika Presiden
Soekarno mendirikan PNI kemudiaan diikut dengan keputusan wakil Presiden Moh. Hatta
mengesahkan 10 partai diantaranya seperti Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo,
PRS, Permai,PKRI.

3. Pemilu 1955

Pada saat penerapan demokrasi liberal di Indonesia, salah satu yang paling mencolok
terkait keadaan politik masa itu adalah pelaksanaan pemilu 1955 yang banyak dikatakan
sukses. Pemilu 1955 dilaksanakan untuk memilih anggota DPR dan anggota konstituante
yang berlansung dalam dua tahapan. Pemilu 1955 menghasilkan 5 parpol terkuat
diantaranya PNI, Masyumi, NU, PKI, dan PSII.

4. Kegagalan Konstituante

Keadaan politik lain yang terlihat dalam masa demokrasi liberal adalah terjadinya banyak
gesekan antar partai yang memiliki kepentingan masing masing. Kondisi gesekan antar
partai tersebut menjadi salah satu alasan kegagalan konstituante dalam tugasnya.
Konstituante yang ditugasi untuk merumuskan UUD baru tidak mampu menjalankan
tugasnya bukan karena gesekan antar partai yang menimbulkan banyak perselisihan saja
namun juga karena adanya desakan yang kuat untuk kembali pada UUD 1945.
Konstituante akhirnya dibubarkan pada tahun 1959 melalui dekrit presiden Soekarno pada
saat itu.
a. Kabinet Yang Memerintah pada Masa Demokrasi Liberal
1) Kabinet Natsir
merupakan kabinet koalisi yang berisikan Partai Masyumi dan Perdana Menteri
Muhammad Natsir. Tokoh yang terloibat dalam kabinet ini yaitu Sultan
Hamengkubuwono IX, Mr. Asaat, Ir. Djuanda, dan Prof. Sumitro Joyohadikusumo.

Sistem Kerja
Dalam kabinet ini memiliki beberapa sistem kerja, yaitu :

1. Upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban


2. Memperkuat konsolidasi dan penyempurnaan pemerintah
3. Penyempurnaan angkatan perang
4. Mengembangkan dan memperkuat perekonomian rakyat
5. Upaya memperjuangkan penyelesaian Irian Barat

Keberhasilan

Keberhasilan yang dicapai oleh kabinet Natsir adalah peningkatan atau kesejahteraan
perekonomian rakyat. Pada tanggal 21 Maret 1951 kabinet Natsir mengalami
kegagalan yang disebabkan oleh masalah pembentukan DPRD yang dianggap
menguntungkan pembentukan Masyumi dan merugikan golongan lainnya.

2) Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)

Kabinet Sukiman ini merupakan kabinet koalisi antara PNI


dan Masyumi dengan Perdana Menterinya Sukiman Wiryosanjoyo.

Program Kerja

Dalam kabinet ini memiliki beberapa program kerja, yaitu :

1) Mempertegas hukum negara agar tercipta keamanan


2) Upaya meningkatkan kemakmuran rakyat
3) Upaya persiapan pemilihan umum
4) Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif
5) Upaya memperjuangkan Irian Barat

Penyebab Jatuh

Adapun beberapa penyebab jatuhnya kabinet Sukiman, yaitu :

 Adanya tuduhan memasukan Indonesia kedalam blok barat setelah


penandatanganan bantuan ekonomi dan militer dari Amerika
 Adanya sikap kurang tegas dalam menghadapi pemberontakan di Jawa Tengah
dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan

3) Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )

Kabinet Wilopo atau biasa disebut juga dengan Zaken Kabinet yang dipimpin
langsung oleh Mr. Wilopo. Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI, Masyumi dan
PSI.
Program Kerja

1) Melaksanakan pemilihan umum


2) Meningkatkan kemakmuran rakyat
3) Upaya menciptakan keamanan dalam negeri
4) Upaya memperjuangkan Irian Barat
5) Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif

Kegagalan

Adapun beberapa kegagalan yang dialami kabinet Wilopo, yaitu :

1. Peristiwa pada tanggal 17 Oktober 1952 yang disebabkan oleh masalah ekonomi,
reorganisasi atau profesionalisasi tentara, dan adanya campur tangan parlemen atas
permasalahan militer
2. Adanya kondisi krisis ekonomi sehingga menyebabkan jatuhnya harga barang ekspor
Indonesia
3. Peristiwa Tanjung Morawa, yaitu peristiwa dimana rakyat protes kepada pemerintah
yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para investor asing dengan alasan
untuk meningkatkanhasil devisa Negara

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )

Kabinet Ali Satroamidjojo I ini dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamidjojo. Kabinet ini juga
merupakan koalisi antara PNI dan NU. Sedangkan Masyumi menjadi oposisi (partai
penentang).

Program Kerja

Dalam kabinet ini juga mempunyai beberapa program kabinet, yaitu :

1) Pelaksana pemilu
2) Usaha pembebasan Irian Barat secepatnya
3) Upaya pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif dan melakukan peninjauan
kembali persetujuan KMB
4) Penyelesaian pertikaian politik

Prestasi

Prestasi yang dapat diraih oleh kabinet ini adalah dapat menyelenggarakan KAA
(Konferensi Asia Afrika).
Penyebab Jatuh

Penyebab jatuhnya kabinet Ali I adalah adanya masalah pergantian KSAD (Kepala
Staf Angkatan Darat) yaitu Jenderal Nasution mengundurkan diri dari KSAD.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956 )

Program Kerja

Beberapa program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap yaitu :


1) Mengembalikan wibawa pemerintah
2) Melaksanakan pemilihan umum (pemilu)
3) Pengembalian Irian Barat
4) Melaksanakan kerja sama antara Asia-Afrika
5) Upaya menghilangkan faktor yang menimbulkan inflasi

Prestasi

Prestasi yang diraih Kabinet Burhanuddin Harahap yaitu dapat menyelenggarakan


Pemilu I bagi bangsa Indonesia. Pengisian jabatan KSAD dan pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.

Keberhasilan

1. Berhasil menyelenggarakan Pemilu I


2. Berhasil mengembalikan posisi Nasution sebagai KSAD
3. Pembubaran Uni Indonesia-Belanda

Penyebab Jatuh

Sedangkan penyebab jatuhnya Kabinet Burhanuddin yaitu jumlah suara partai-partai yang
diwakilinya tidak cukup besar untuk mencapai jumlah kursi mayoritas di DPR.

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II ( 12 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )

Kabinet Ali II merupakan koalisi antara PNI, Masyumi dan NU.

Program Kerja

1) Pembatalan KMB
2) Upaya perjuangan mengembalikan Irian Barat ke Pangkuan Republik Indonesia
3) Melaksanakan keputusan KAA ( Konferensi Asia Afrika )
4) Upaya pemulihan keamanan
5) Usaha dalam memperbaiki nasib kaum buruh dan pegawai

Penyebab Jatuhnya

1. Adanya pemberontakan antara PRRI-Permesta


2. Terjadi perpecahan dalam kabinet antara PNI dan Masyumi
3. Adanya konflik dalam badan konstituante

6) Kabinet Juanda ( 9 April 1957 – 5 Juli 1959 )

Kabinet Juanda atau biasa disebut dengan Kabinet Karya. Dapat dilihat dari anggota
kabinet yang berasal dari para ahli dalam bidangnya, kabinet ini disebut juga Zaken
Kabinet.

Program Kerja

1. Membentuk Dewan Nasional


2. Upaya normalisasi keadaan negara
3. Pembatalan KMB
4. Perjuangan Irian Barat
5. Upaya mempercepat pembangunan

Prestasi

1. Dapat mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui deklarasi Juanda.
2. Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan untuk menampung dan
menyalurkan pertumbuhan kekuatan masyarakat dan diketuai oleh presiden.
3. Diadakannya Musyawarah Nasional Pembangunan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah krisis dalam negeri.

Kegagalan

Sedangkan kegagalan Kabinet Juanda ini disebabkan oleh adanya Peristiwa Cikini yaitu
peristiwa percobaan pembunuhan atas diri Presiden Soekarno.

B. Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal

Sebagai “negara baru”, Indonesia masih harus banyak belajar dalam berbagai hal agar
negaranya semakin kuat. Salah satunya adalah dalam bidang ekonomi. Di masa demokrasi
liberal, sering terjadi perubahan kabinet yang ternyata berdampak pada kehidupan ekonomi
Indonesia saat itu. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, ada beberapa kebijakan yang
dilakukan antara lain:

Gunting Syafruddin

Kalau kamu pikir program ini adalah menggunting uang kertas, salah.
Salah banget. Kebijakan ini merupakan pemotongan nilai uang. Caranya dengan memotong
uang yang bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya menjadi setengah. Kebijakan ini
dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 1950 oleh Menteri Keuangan saat itu, Syafruddin
Prawiranegara.

Kebijakan ini dilakukan dengan cara menggunting uang kertas menjadi dua bagian, bagian
kanan dan bagian kiri. Guntingan uang kertas bagian kiri tetap merupakan alat pembayaran
yang sah dengan nilai separuh dari nilai nominal yang tertera, sedangkan guntingan uang
kertas bagian kanan ditukarkan dengan surat obligasi pemerintah yang dapat dicairkan
beberapa tahun kemudian. Kebijakan ini dilakukan pemerintah guna mengurangi jumlah uang
beredar di masyarakat dan menambah kas negara.

Ilustrasi kebijakan Gunting Syafruddin. Bagian kiri digunakan sebagai uang, bagian kanan
bisa ditukarkan dengan obligasi.
Gerakan Benteng

Salah lagi, Squad! Sistem ekonomi gerakan benteng bukan seperti benteng yang di atas,
ya, catet! Sistem ekonomi gerakan benteng bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi
kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Program ini dicetuskan oleh Dr. Sumitro
Djojohadikusumo, seorang ahli ekonomi Indonesia, yang dituangkan dalam program
kerja Kabinet Natsir.

Pada dasarnya sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha dalam
negeri dengan cara memberikan bantuan berupa kredit dan bimbingan konkret. Sekitar
700 pengusaha dalam negeri telah mendapat bantuan kredit dari pemerintah. Namun, program
ini tidak berjalan dengan baik karena kebiasaan konsumtif yang dimiliki oleh pengusaha
dalam negeri. Banyak yang menggunakan dana kredit tersebut untuk memenuhi kepentingan
pribadinya.

Sumitro Djojohadikusumo. (Sumber: http://iluni-feb-ui.com).

Sistem Ekonomi Ali Baba

Sistem ekonomi Ali Baba diprakarsai oleh Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo menteri ekonomi
pada masa Kabinet Ali I. Kabinet ini fokus pada kebijakan Indonesia dan mengutamakan
kaum pribumi. Kata “Ali” mewakili pengusaha pribumi dan “Baba” mewakili pengusaha
Tionghoa. Program ini berisi pemberian kredit dan lisensi pemerintah untuk pengusaha swasta
nasional pribumi agar dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi. Namun, program ini
gagal karena pengusaha pribumi masih miskin dibandingkan pengusaha nonpribumi.

Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo. (Sumber: amazon.fr).


Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap dikirim seorang delegasi ke Jenewa,
Swiss untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan
Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung tanggal 7 Januari 1956, adapun
kesepakatan yang pada Finek adalah:

1. hasil KMB dibubarkan.


2. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
3. Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional

Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani sehingga Indonesia mengambil


langkah secara sepihak. Pada tanggal 13 Februari 1956, Kabinet Burhanudin Harahap
melakukan pembubaran Uni-Indonesia dan akhirnya tanggal 3 Mei 1956 Presiden Soekarno
menandatangani pembatalan KMB.

Gerakan Asaat

Gerakan Asaat yang digagas oleh Mr. Asaat bertujuan melindungi perekonomian warga
Indonesia asli dari persaingan dagang dengan pengusaha asing khususnya Tionghoa. Pada
Oktober 1956, pemerintah menyatakan akan membuat lisensi khusus untuk para pengusaha
pribumi.

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

Ketidakstabilan politik dan ekonomi menyebabkan merosotnya ekonomi, inflasi, dan


lambatnya pelaksanaan pembangunan. Pada awalnya kabinet menekankan pada program
pembangunan ekonomi jangka pendek kemudian dibentuk Badan Perancang Pembangunan
Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Pada bulan Mei 1956 biro ini menyusun
RPLT. Kalau di saat ini, mungkin sebutan yang sering digunakan adalah Renstra (Rencana
Strategis) mungkin, yaa...

Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)

Pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo II terjadi ketegangan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musyawarah Nasional
Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana
pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk
jangka panjang. Rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:

1. adanya kesulitan dalam menentukan prioritas.


2. Terjadi ketegangan politik.
3. Timbul pemberontakan PRRI/ Permesta.

Nasionalisasi Perusahaan Asing

Selain kebijakan-kebijakan yang diberlakukan pada warga negara Indonesia, perkembangan


kehidupan ekonomi Bangsa Indonesia di masa demokrasi liberal juga tidak lepas dari
kehadiran perusahaan-perusahaan asing yang dijadikan menjadi milik pemerintah
Indonesia atau lebih dikenal dengan nasionalisasi. Tahap ini dimulai sejak Desember 1958
dengan dikeluarkannya undang-undang tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik
Belanda.
Beberapa perusahaan asing yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia di antaranya
adalah Bank Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij (Bank Dagang Negara), Bank
De Nationale Handelsbank N. V (Bank Umum Negara), N.V Nederlandsche Handels
Maatschappij (Bank Exim), Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart
Maatschappij/KNILM (Garuda Indonesia), dll.

Pesawat KNILM di salah satu bandara di Jawa. (Sumber: media-kitlv.library.leiden.edu).

Nasionalisasi de Javasche Bank

Squad pernah jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta lalu pergi ke Museum BI (Bank Indonesia)?
Bangunan tersebut punya sejarah yang panjang sebagai saksi kehidupan ekonomi bangsa.
Dulunya gedung itu milik Belanda, tepatnya milik de Javasche Bank.

Pada tanggal 19 Juni 1951, Kabinet Sukiman membentuk Panitia Nasionalisasi de Javasche
Bank yang berdasarkan pada keputusan Pemerintah RI No. 122 dan 123. Pemerintah
memberhentikan Dr. Houwing sebagai Presiden de Javasche Bank dan mengangkat Mr.
Syafruddin Prawiranegara sebagai Presiden de Javasche Bank yang baru. Pada tanggal 15
Desember 1951 diumumkan Undang-Undang No. 24 tahun 1951 tentang Nasionalisasi de
Javasche Bank menjadi Bank Sentral kemudian pada tanggal 1 Juli 1953, de Javasche Bank
berganti menjadi Bank Indonesia.
SOAL PENGETAHUAN

1. Moh. Natsir menjabat sebagai perdana menteri Indonesia dimulai


pada tanggal 6 September 1950 – 21 Maret 1951. Berakhirnya
Kabinet Natsir disebabkan oleh mosi Hadikusumo yang menuntut
pemerintah agar mencatut peraturan tentang ....
A. Kebebasan rakyat membentuk partai politik
B. Kesepakatn dalam konferensi Meja Bundar
C. Pemilihan anggota Lembaga Perwakilan Daerah
D. Penyusunan Undang-undang oleh Dewan Konstituante
E. Penjanjian Mutual Security Act dengan Amerika Serikat

2. Perhatikan pernyataan dibawah ini !


1)Menyelenggarakan konferensi Asia Afrika di Bandung
2)Membentuk panitia pemilihan umum yang diketuai Hadikusumo
3)Menyelenggarakan pemilu pertama
4)Melaksanakan hasil keputusan konferensi Asia Afrika
5)Membatalkan hasil konferensi Meja Bundar terkait utang
Prestasi Kabinet Ali Sastroamidjojo I saat menjalankan pemerintahan
adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 2, 3 dan 4
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4 dan 5

3. Pada masa kabinet Sukiman sering terjadi pertikaian politik antara


pemerintah di kabinet dan parlemen. Salah satu pertikaian dipicu
oleh peristiwa ....
A. Pembebasan tahanan SOB oleh salah satu menteri kabinet
Sukiman
B. Pengangkatan orang-orang PNI menjadi menteri dalam kabinet
C. Penggunaan lahan milik negara untuk kepentingan Partai politik
D. Penandatangan perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan AS
E. Pengangkatan orang-orang PKI sebagai gubernur

4. Perhatikan keterangan berikut!


1) Memiliki program utama yaitu pemberantasan korupsi.
2) Membubarkan Uni Indonesia–Belanda.
3) Menyelenggarakan pemilu pertama pada tahun 1955.
Keterangan di atas menunjukkan keberhasilan kabinet . . . .
A. Wilopo
B. Burhanuddin Harahap
C. Djuanda
D. Sukiman
E. Ali Sastroamidjojo I

5. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia telah direncanakan sejak awal


kemerdekaan. Akan tetapi, pemilu baru dapat diselenggarakan pada
tahun 1955 karena . . . .
A. antusiasme rakyat terhadap rencana pelaksanaan pemilu relatif
rendah
B. pemerintah belum membentuk organisasi penyelenggara pemilu
C. partai politik yang terbentuk belum mengakomodasi aspirasi rakyat
Indonesia
D. instabilitas pemerintahan dan keamanan sejak masa revolusi
hingga awal tahun 1950-an
E. tidak ada peraturan yang dapat dijadikan landasan hukum
pelaksanaan pemilu tahun 1950-an

6. Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan Gunting Syafruddin adalah


untuk mengatasi ....
A. Utang luar negeri
B. Defisit neraca perdagangan
C. Peningkatan import
D. Meningkatnya investasi asing
E. Defisit anggaran dan mengurangi jumlah uang yang beredar

7. Soemitro Djojohadikusumo merupakan ekonom Indonesia yang


mencetuskan kebijakan Gerakan Benteng pada masa Demokrasi
Liberal. Langkah konkret kebijakan tersebut adalah .....
A. Membangun kewirausahaan pribumi
B. Memotong nilai uang bernilai Rp 2,5 ke atas
C. Menyediakan bantuan kredit bagi perusahaan nasional
D. Merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional
E. Merancang pembanguan jangka Panjang dan jangka pendek

8. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung berhasil


diselenggarakan pada masa Perdana menteri ….
A. Ali Sastroamidjojo
B. Burhanuddin Harahab
C. Muhammad Hatta
D. Amir Syarifudin
E. Natsir
9. Moh. Hatta mendukung penerapan system multipartai pada masa
Demokrasi Liberal. Latar belakang dukungan tersebut adalah . . . .
A. sistem multipartai mewakili seluruh ideology yang berkembang di
Indonesia
B. corak demokrasi yang baik dapat diukur melalui penerapan sistem
multipartai
C. sistem multipartai dianggap sistem terbaik untuk mencegah
kekuasaan otoriter
D. seluruh kekurangan sistem partai tunggal dapat diatasi melalui
sistem multipartai
E. pertanggungjawaban pemimpin perjuangan dapat diminta melalui
sistem multipartai

10. Keberhasilan pelaksanaan pemilu 1955 ditindaklanjuti dengan . . . .


A. pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
B. pembentukan undang-undang dasar baru untuk menggantikan
UUD 1945
C. pengalihan kekuasaan pemerintahan dari perdana menteri kepada
presiden
D. pembentukan parlemen baru yang diikuti dengan pembentukan
Konstituante
E. penyerahan mandat Kabinet Burhanuddin Harahap kepada
presiden

11. Ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi, teknik, dan


persenjataan dari Amerika Serikat oleh Kabinet Sukiman dianggap
bahwa…
1) Telah terjadi perpecahan di dalam Kabinet
2) Indonesia telah memasuki Blok Barat
3) Kabinet yang ada tidak didukung oleh presiden
4) Kabinet Sukiman telah meninggalkan politik luar negeri bebas aktif
A.1 dan 3
B.1dan 4
C.2dan 3
D.2dan 4
E.3dan 4
12. Dalam masa Kabinet Parlementer usianya relatif singkat. Penyebab
Kabinet Sukiman jatuh yang pemerintahan hanya satu tahun
adalah…
A. Gagal dalam menyelesaikan masalah pengembalian Irian Barat ke
pangkuan RI
B. Terjadinya masalah peristiwa tanah Tanjung Morawa di Sumatera
Utara
C. Masalah pergantian KSAD dari A. H. Nasution kepada Bambang
Supeno
D. Kegagalan dalam pelaksanaan pemilu yang sudah diprogramkan
E. Penandatangan bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual
Security Act (MSA)

13. Empat partai pemenang dalam pelaksanaan pemilu pertama 1955


adalah…
a. PSH, PNI, NU, dan PKI
b. PPTI, NU, PKI, dan Partai Buruh
c. PNI, Masyumi, NU, dan PKI
d. PNI, PBSI, Parkindo, dan PSII
e. NU, Masyumi, PSI, dan Partai Buruh

14. Yang bukan penyebab ekonomi tersendat-sendat pada masa


Demokrasi Liberal adalah…
A. Keamanan dalam negeri tidak menguntungkan, terjadinya
pemberontakan, dan separatisme daerah
B. Belum berpengalaman dalam menata ekonomi yang baik, belum
memiliki tenaga ahli
C. Dana bantuan dari luar negeri melalui IMF bunganya sangat besar
D. Kabinet terlalu sering berganti, programnya belum trelaksana,
program baru mulai dirancang
E. Diandalkannya satu jenis impor terutama pertanian dan
perkebunan

15. Krisis yang menimpa Kabinet Wilopo antara lain…


a. Pertikaian antara presiden dan perdana menteri
b. Konflik Indonesia – Malaysia
c. Terjadinya DI/ TII Jawa Barat
d. Peristiwa 17 Oktober 1952
e. Penandatanganan MSA

1. Jelaskan iri kehidupan politik pada masa demokrasi liberal !


2. Jelaskan kebijakan ekonomi pada masa demokrasi liberal ! Tuliskan
kebijakan apa saja dan siapa pencetusnya.

Anda mungkin juga menyukai