Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada 18
Agustus 1945. Namun, sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS dan sejak tanggal
17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dalam buku UUD 1945 (2007), Dekrit Presiden 5 Juli 1959
kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Apa latar belakang terbentuknya UUDS? Meski sudah memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia,
ternyata Indonesia harus mengalami beberapa peristiwa. Di antaranya kesepakatan Konferensi Meja Bundar
pada 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949.
Makna dan Pokok Pikiran Di mana konferensi tersebut menyatakan bahwa Belanda mengakui kemerdekaan
Republik Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1950
RIS dibubarkan dan menjadi Republik Indonesia serta menggunakan UUDS 1950 yang menggunakan Sistem
Parlementer.
Latar belakang terbentuknya UUDS 1950 karena dibubarkannya RIS. RIS dibubarkan karena adanya demo
besar-besaran dari rakyat yang menuntut kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi tersebut dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara. Menunggu terpilihnya Dewan
Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru.
Hal tersebut tertuang pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara
Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia dalam Sidang
Pertama babak ketiga Rapat ke-71 DPR
Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan Latar Belakangnya Kabinet masa UUDS 1950 Pada masa
UUDS 1950, gejolak partai mengalami pergolakan. Bahkan kondisi politik menjadi tidak stabil, sehingga
kabinet pemerintahan terkena imbasnya.
Tercatat pada periode 1950-1959 ada tujuh pergantian kabinet, yaitu:
1. KABINET NATSIR (SEPTEMBER 1950-MARET 1951)
PROGRAM KABINET NATSIR
1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman;
2. Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintah
3. Menyempurnakan organisasi angkatan perang
4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat
5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Pada penerapan Sumitro Plan, pengusaha nasional diberi bantuan kredit, tetapi bantuan itu
diselewengkan pengunaannya sehingga tidak mencapai sasaran.
Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami jalan buntu (kegagalan).
Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan hampir di seluruh wilayah
Indonesia seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, dan Gerakan RMS.
PENYEBAB JATUHNYA PEMERINTAHAN KABINET NATSIR
Jatuhnya Kabinet Natsir sepertinya tidak dapat dilepaskan dari tindakan awal ketika pembentukan
kabinet. Di mana, partai koalisinya, yaitu PNI tidak dimasukkan ke dalam susunan kabinet tersebut.
Kemudian, PNI memilih untuk menjadi partai oposisi bersama PKI dan Murba. Ketika Kabinet Natsir
mulai melaksanakan programnya, kelompok oposisi segera melontarkan berbagai kritik terhadap kinerja
kabinet. Salah satu permasalahan yang menjadi momok bagi Kabinet Natsir, yakni adanya mosi
Hadikusumo dari PNI yang menuntut supaya pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No. 39 tahun
1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah
-Mengembalikan kewibawaan (Gezag) moril pemerintah, kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada
Pemerintah.
-Melaksanakan pemilu menurut rencana yang sudah ditetapkan dan menyegerakan terbentuknya Parlemen yang
baru.
-Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun 1955 ini juga.
-Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
-Memberantas korupsi.
DI SUSUN OLEH :
K
E
L
O
M
P
O
K
II
SERI DAYAH
WINDA SAHARA
ELISA PUTRI
MASDAWANI
AHMAD GOJALI
ALI USMAN
SMA NEGERI I
MANDAILING NATAL
MAKALAH
Tentang
NAMA-NAMA KABINET MASA DEMOKRASI LIBERAL
BERLAKUNYA UUD SEMENTARA 1950
DI SUSUN OLEH :
K
E
L
O
M
P
O
K
I
ALDI SAPUTRA
ABDUL BASID
HARUN ARRASYD
HUSNUL PIKRI
HERI SUWANDANA
AGHNA M.AQIL HASAN
SRI WAHYUNI
ANISAH KHAIRANI
SMA NEGERI I
PMANDAILING NATAL
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan tersebut tidak hanyaberasal dari kalangan elit politik saja, akan tetapi berkembang pula
dari kalangan masyarakat bawah yang menghendaki diubahnya bentuk negarafederal menjadi negara
kesatuan (Ricklefs, 2009, hlm. 503).
Pada masa ini terdapat kebebasan yang diberikan kepada rakyat tanpa
pembatasan dan persyaratan yang tegas dalam melakukan kegiatan
politik, sehingga berakibat semakin banyak partai yang bermunculan.
Akan tetapi percobaan demokrasi pertama ini telah mengalami
kegagalan, korupsi tersebar luas, kesatuan wilayah negara terancam,
keadilan sosial belum tercapai, masalah-masalah ekonomi belum
terpecahkan, dan banyak harapan yang ditimbulkan dari revolusi belum
terwujud (Ricklefs, 2009, hlm. 493).
Persaingan partai politik diIndonesia pada saat itu sangat jelas terasa.
Meraka berlomba untuk mencapai cita-cita dengan tujuan politiknya yang memicu jatuh
bangunnya kabinet pada masa Demokrasi Liberal tersebut.