Sebab :
gangguan keamanan di Indonesia baik gangguan keamaman dalam negeri maupun
dari luar negeri.
Dalam rangka pembangunan,pemerintah membuka seluas-luasnya kebebasan dan
kerjasama dengan partai-partai politik. Artinya, pemerintah mengizikan berdirinya
partai-partai politik di Indonesia dengan berbagai macam azas
(agama,nasionalis,sosialis,komunis).
Realisasi :
Indonesia menggunakan sistem kabinet Parlementer (seharusnya Presidensiil )
Muncul banyak partai politik dengan berbagai macam azas
(agama,nasionalis,sosialis,komunis)
UUD yang digunakan adalah UUDS tahun 1950.
Akibatnya :
Tidak ada stabilitas politik. Adanya partai-partai politik mendorong terjadinya
persaingan antar partai karena partai-partai mementingkan kepenngan partai
dan/golongannya.
Terbukti antara tahun 1950 – 1955 terjadi pergantian kabinet 4 kali ( kabinet Ali
Santroamijoyo I, kabinet Wilopo, kabinet Sukiman dan kabinet Ali Sastroamijoyo II )
Sebab jatuhnya:
a. pemberontakan diberbagai daerah di Indonesia.
b. keadaan ekonomi yang makin memburuk,karena korupsi dan inflasi.
c. masalah dengan TNI-AD berkaitan dengan peristiwa Tanjung Morawa.
d. NU secara sepihak memutuskan koalisi dengan cara menarik menteri-menteri yang
masuk dalam kabinet Ali I
Latar belakang:
Ordonansi Laut dan Daerah Maritim (Teritoriale Zee in Kringen Maritime
Ordonanci)yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda tahun 1939 yang mengatur
wilayah laut Indonesia.
Isinya : laut teritorial Indonesia diukur 3 mil laut dari pantai saat air surut.
Apa artinya?
Apa akibatnya bagi Indonesia ?
Isi Deklarasi Juanda : teritorial laut Indonesia diulur 12 mil diukur dari garis-garis
dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau terluar.
Apa artinya ?
Apa akibatnya bagi Indonesia ?
MSA ?
PP 39 thun 1950 ?
Zaken kabinet ?
Politik dagang sapi ?
KONDISI EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa demokrasi liberal, kondisi ekonomi Indonesia sangat buruk. Hal ini
disebabkaan oleh :
Setelah pengakuaan kedaulatan dari Belanda pada 27 Desember 1949, bangsa
Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yg ditetapkan dlm
hasil KMB.
Politik keuangan pemerintah Indonesiaa bukan dibuat di Indonesia melainkan
dirancang di Belanda.
Pemerintah Hindia Belanda tidak mewariskan ahli ahli yg cukup untuk mengubah
sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
Tidak stabilnya situasi politik di dalam negeri mengakibatkan pengeluaran
pemerintah untuk operasi keamanan semakin meningkat.
Ekspor Indonesia hanaya bergantung pada sektor perkebunan.
Angka pertumbuhan penduduk tinggi.
Defisit yang ditanggung pemerintah RI pad waktu itu sebesar RP. 5,1 milyar.
1. Senering = pemotongan mata uang, yaitu pemotongan nilai mata uang yang
berjumlah RP. 2,50 ke atas menjadi setengahnya. Merupakan program Syafruddin
Prawiranegara.
2. Program Banteng oleh Sumitro Joyohadikusumo. Program ini bertujuan untuk
menumbuhkan kelas menengah dan pengusaha Indonesia dalam pembangunan
ekonomi nasional dengan pemberian bantuan kredit. Namun usaha ini kurang
berhasil.
3. Nasionalisasi De Javache Bank oleh Sukiman. Nasionalisasi De Javache Bank
menjadi Bank Indonesiaa sebagai Bank Sentral dan Bank sirkulasi.
4. Sistem ekonomi Ali – Baba oleh Mr. Iskaq Cokro Adisuryo. Sistem ini dimaksudkan
sebagai bentuk kerja sama antar pengusaha Tionghoa dan pribumi. Namun ternyata
dominasi pengusaha Tionghoa lebih besar, pengusaha pribumi justru menjadi alat.
5. Rencana Pembangnan Lima Tahun (RPLT) oleh Ir. Juanda. Rencananya RPLT
akan dilaaksanakan antar tahun 1956-1961, namun tidak berjalan dengan baik.
6. Musyawarah Nasional Pembangunan (MUNAP). Oleh Ir. Juanda. Membuat rencana
pembanguan yang menyeluruh untuk jaangka paanjang. Akan tetapi tidaak berhasil
karena kesulitan dalaam menentukaan skala prioritas. ...
.