2 Sukiman-Suwirjo Kerja sama keamanan RI – Amerika Kabinet ini jatuh karena hubungan
(26 April – 3 April Serikat (Mutual Security Art) dimana pemerintah sipil dengan militer
1952). RI mendapat bantuan persenjataan juga kurang baik, korupsi meluas,
Koalisi antara PNI dari Amerika Serikat. ketimpangan sosial makin
dan Masyumi. melebar, yaitu para pemimpin
hidup mewah sedang rakyat tetap
miskin, dan perjuangan
pembebasan Irian Barat
mengalami kegagalan
Masa singkat yang dialami oleh masing masing kabinet menunjukan terjadinya
ketidakstabilan Faktor faktor yang menimbulkan ketidakstabilan politik tersebut antaranya sebagai
berikut.
1. Masing-masing Perdana Menteri yang berkuasa mementingkan partai/golongannya sendiri,
karena itu menimbulkan pertentangan antarpartai politik.
2. Terjadinya gerakan-gerakan gangguan keamanan di daerah.
3. Pemerintah yang bersifat terpusat (sentralistik) menimbulkan terjadinya kesenjangan antara
pusat dan daerah.
1.1.3 Pemilihan Umum 1955
Didorong oleh kesadaran menciptakan demokrasi yang sejati, masyarakat menuntut diadakannya
Pemilu. Persiapan Pemilu dirintis oleh Kabinet Ali Sastroamidjoyo 1. Pemerintah membentuk Panitia
Pemilu, pada bulan Mei 1954. Panitia tersebut merencanakan pelaksanaan Pemilu dalam 2 tahap.
1. Pemilu tahap pertama akan dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih
anggota DPR.
2. Pemilu tahap kedua akan dilaksanakan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota
Konstituante (dewan pembuat undang-undang dasar).
Meskipun Kabinet Ali jatuh, Pemilu terlaksana sesuai rencana semasa Kabinet Burhanuddin
Harahap. Pemilihan umum yang pertama dilaksanakan pada tahun 1955. Sekitar 39 juta rakyat
Indonesia dating ke kotak suara untuk memberikan suaranya. Pemilu saat itu berjalan dengan tertib,
disiplin, serta tanpa politik uang dan tekanan dari pihak mana pun. Itulah sebabnya, banyak pakar
politik menilai, Pemilu tahun 1955 sebagai pemilu paling demokratis yang pernah terlaksana di
Indonesia sampai sekarang ini. Jumlah orang orang yang hadir dalam pemilihan umum untuk memilih
anggota anggota DPR pada bulan September 1955 sangat banyak. Lenih dari 39 juta orang
memberikan suara, mewakili 91.5 persem dari para pemilih yang terdaftar.
Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu bahwa pemilu pertama kali berhasil
diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur, dan adil serta sangat demokratis. Pemilu ini diikuti oleh
lebih 30-an partai politik dan lebih dari serratus daftar kumpulan dan calon perorangan.
Pemilu untuk anggota Dewan Konstituante dilakukan tanggal 15 Desember 1955. Jumlah
kursi anggota Konstituante dipilih sebanyak 520. Hasil pemilihan anggota Dewan Konstituante
meunjukan bahwa PNI, NU dan PKI meningkat dukungannya, sementara Masyumi, meski dalam
pemilihan anggota DPR. Peserta pemilihan anggota Konestituante yang mendapatkan kursi itu adalah
sebagai berikut.
Meskipun Pemilu 1 terlaksana secara demokratis, baik DPR hasil Pemilu maupun
Konstituante tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Kecenderungan partai-partai untuk
lebih mementingkan kepentingan kelompoknya dari pada aspirasi rakyat masih tetap muncul.
Akibatnya, stabilitas politik menjadi terganggu. Keadaan itulah yang turut membuat sejumlah daerah
bergejolak, seperti pemberontakan PRII dan Permesta. Krisi politik yang semakin memuncak
mendorong Presiden Soekarno mengulurkan suatu dekrit yang mengakhiri masa demokrasi liberal.
1. Gunting Syarifudin Pemotongan nilai uang dengan cara memotong semua uang yang
bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya
(Sanering)
2. Sistem ekonomi Usaha pemerintah RI untuk mengubah struktur ekonomi yang berat
Gerakan Banteng sebelah pada masa Kabinet Natsir. Program ini bertujuan untuk
mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi nasional
4. Ssitem ekonomi Ali Digagas oleh Isaq Tjokroadisurjo pada masa Kabinet Ali
– Baba Sastroamidjoyo 1. Suatu bentuk Kerjasama ekonomi antara pengusaha
pribumi dan non-pribumi
5. Biro Perancang Merencanakan pembangunan jangka Panjang pada masa Kabinet Ali
Negara Sastroamidjoyo 2. Biro ini menghasilkan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (RPLT)
6. Munap Masa Kabinet Djuanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan
(Musyawarah daerah. Masalah tersebut untuk sementara teratasi dengan Munap,
Nasional tujuan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat
Pembangunan) dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka
Panjang.