Reno Apriliyandi
XII IPS 4
apriliyandir@gmail.com
Kehidupan Masa Demokrasi Liberal
Indonesia
Kabinet Ali Sastroamidjojo | Kabinet Burhanudin Kabinet Ali Sastroamidjojo Kabinet Djuanda
(30/07/1953 – 12/08/1955) Harahap II (9 April 1957 - 5 Juli 1959)
PM : Ali Sastroamidjojo (12/08/1955 – 03/03/1956) (20/03/1956 – 14/03/1957) PM : Ir.Djuanda (Masyumi)
Kabinet koalisi antara PNI, NU, dan PM: Burhanudin Harahap PM : Ali Sastroamidjojo Merupakan Kabinet zaken.
partai-partai kecil lainnya. (Masyumi) Kabinet NU, Masyumi, PNI. Hasil Programnya Pancakarya:
*01/08/1953, Pemberontakan DI/TII *Pembubaran Uni Indonesia- Pemilu. Dan berakhir sebab (1).Membentuk Dewan Nasional,
Sulawesi Selatan oleh Kahar Masyumi mundur. (2).Normalisasi keadaan,
Belanda (3).Pembatalan KMB,
Muzakar *Politik Bebas Aktif
*20/09/1953, Pemberontakan DI/TII *Pemilu pertama di tahun 1955 (4).Perjuangan Irian Jaya,
*Pembebasan Irian Barat
Aceh oleh Daud Beureuh Kabinet bubar karena (5).Menguatkan Pembangunan.
*Konferensi Asia Afrika kurangnya dukungan di *Negara sedang gawat, banyak
Pertikaian NU vs PNI sebabkan parlemen. terbentuk Dewan daerah
kabinet ini bubar. *Deklarasi Djuanda
Dewan Daerah:
5 Februari 1958, Ahmad Husein mendirikan
1.
Dewan Banteng Sumatra Tengah oleh
PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik
Ahmad Husein
2. Dewan Gajah Sumatra Utara oleh Indonesia) di Padang dengan Syafrudin
Kolonel Simbolon Prawiranegara sebagai PM-nya.
3. Dewan Garuda Sumatra Selatan oleh Upaya Penanggulangan:
Letkol Barlian
1. Operasi Militer: Operasi Tegas, Operasi
4. Dewan Manguni Sulawesi Selatan oleh
17 Agustus, Operasi Saptamarga,
Vence Sumual
Operasi Sadar
Pemberontakan berhasil dipadamkan,
2. AS diduga membantu PRRI. Maka pilot
semua TNI yang terlibat semuanya AS, Allen Pope ditangkap setelah
dipecat. pesawatnya ditembak jatuh oleh AURI.
Kebijakan Ekonomi
Masa Demokrasi Liberal
Sebagai “negara baru’, Indonesia masih harus banyak belajar dalam berbagai hal agar ekonominya semakin kuat.
Kondisi ekonomi Indonesia pada masa awal kemerdekaan sangat sulit. Pemerintah Indonesia menanggung beban utang
luar negeri kepada pemerintah Belanda. Sumber penghasilan negara masih terbatas, dan sumber daya manusia
Indonesia yang mengerti soal perekonomian masih terbatas.