KELOMPOK 2
-AIKA AL IZATI
-NASYTHA ALNALD
1. Perkembangan Politik
a. Sistem Pemerintahan
Berdasarkan tabel ini, dapat kita lihat dari tahun 1950-1959 telah terjadi tujuh kali
pergantian kabinet. Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet Jatuh bangunnya
kabinet membuat program-program kabinet tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
b. Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian yang dianut pada masa ini adalah sistem multi partai, yaitu suatu
sistem kepartaian yang memiliki banyak partai politik. Partai- partai tersebut sebagai
berikut
Nama partai Pemimpin Tanggal Pendirian
Majelis syuro Muslimin Dr.Sukirman Wiryosanjoyo 7 November 1945
Indonesia (Masyuni)
Banyaknya partai politik yang ikut serta dalam pemerintahan menyebabkan munculnya persaingan
antarpartai Partai-partai politik yang ada cenderung memperjuangkan kepentingan golongan dari
pada kepentingan nasional. Partai-partai yang ada saling bersaing, saling mencari kesalahan dan
saling menjatuhkan. Partai-partai politik yang tidak memegang jabatan dalam kabinet dan tidak
memegang peranan penting dalam parlemen sering melakukan oposisi yang kurang sehat dan
berusaha menjatuhkan partai politik yang memerintah. Hal inilah yang menyebabkan sering
terjadinya pergantian kabinet. Kabinet tidak berumur panjang sehingga program-programnya tidak
bisa berjalan sebagaimana mestinya dan menyebabkan stabilitas politik, sosial ekonomi, serta
keamanan terganggu.
c.Pemilu 1955
Pada tahun 1955 diselenggarakan pemilihan umum (Pemilu) pertama di Indonesia. Pemilu pertama
ini merupakan tonggak demokrasi pertama di Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan Pemilu
tahun 1955 menandakan telah berjalannya demokrasi di kalangan rakyat. Rakyat telah
menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil-wakil mereka. Banyak kalangan yang menilai bahwa
Pemilu 1955 merupakan Pemilu paling demokratis yang dilaksanakan di Indonesia. Pada Pemilu
pertama ini 39 juta rakyat Indonesia memberikan suara.
Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada 29 September
1955 dan tahap kedua pada 15 Desember 1955. Pemilu tahap pertama adalah untuk memilih
anggota DPR yang berjumlah 250 orang. Perolehan suara terbanyak pada Pemilu ini dimenangkan
oleh empat partai politik, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Pemilu tahap kedua adalah untuk
memilih anggota Dewan Konstituante yang akan bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar
yang tetap, untuk menggantikan UUD Sementara 1950 Anggota DPR hasil Pemilu 1955 dilantik pada
20 Maret 1956, sedangkan pelantikan anggota Konstituante dilaksanakan pada 10 November 1956.
d. Gangguan Keamanan
Pemilu tahun 1955 berhasil diselenggarakan dengan lancar, tetapi ternyata tidak dapat memenuhi
harapan rakyat yang menghendaki pemerintah yang stabil. Para wakil rakyat terpilih hanya
memperjuangkan partainya masing- masing sehingga pergantian kabinet terus saja terjadi dan
mengakibatkan keadaan politik dan kemanan menjadi tidak stabil. Hal ini menyebakan munculnya
berbagai pergolakan di berbagai daerah. Dalam perkembangannya, pergolakan-pergolakan itu
mengarah pada gerakan pemberontakan yang berniat memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berikut ini beberapa gerakan pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi
Parlementer
Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini didasari oleh adanya
kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang akan membawa mereka ke
suasana aman dan tenteram serta memerintah dengan adil dan bijaksana. Tujuan gerakan
APRA adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki
tentara tersendiri pada negara bagian RIS. Pada tanggal 23 Januan 1950, pasukan APRA
menyerang Kota Bandung serta melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap
anggota TNI. APRA tidak mau bergabung dengan Indonesia dan memilih tetap
mempertahankan status quo karena jika bergabung dengan Indonesia mereka akan
kehilangan hak istimenya. Pemberontakan APRA berhasil ditumpas melalui operasi militer
yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangi.
2. perkembangan ekonomi
a. Gunting Syafruddin
Dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran, pada
tanggal Maret 1950, Menteri Keuangan. Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan
memotong semua uang yang bernilai Rp2.50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya
Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer banyak dipengaruhi oleh
gejolak politik dan permasalahan ekonomi. Gejolak politik menyebabkan munculnya gangguan
kemanan di berbagai tempat dan upaya perbaikan ekonomi yang tidak berjalan lancar
menyebabkam meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
b. pendidikan
Pada tahun 1950, diadakan pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintal Belanda kepada
Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) Kemudian, disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang
dititikberatkan kepada spesialisasi sebab menurut Menteri Pendidikan pada saat itu, bangsa
Indonesia sangat tertinggal dalam pengetahuan teknik yang sangat dibutuhkan oleh dunia modern.
Menurut garis besar konsepsi tersebut, pendidikan umum dan pendidikan teknik dilaksanakan
dengan perbandingan 3 banding 1. Maksudnya, setiap ada 3 sekolah umum, diadakan 1 sekolah
teknik.
Setiap lulusan sekolah dasar diperbolehkan melanjutkan ke sekolah teknik menengah (3 tahun),
kemudian melanjutkan ke sekolah teknik atas (3 tahun). Setelah lulus sekolah teknik menengah dan
sekolah teknik atas, diharapkan siswa dapat mengerjakan suatu bidang tertentu Selain itu, karena
Indonesia merupakan negara kepulauan, di beberapa kota seperti Surabaya, Makassar, Ambon,
Manado, Padang, dan Palembang diadakan Akademi Pelayaran, Akademi Oseanografi, dan Akademi
Research Laut Tenaga pengajarnya didatangkan dari luar negeri seperti Inggris, Amerika Serikat, dan
Prancis.
Pada masa Demokrasi Parlementer didirikan beberapa universitas baru di antaranya adalah
Universitas Andalas di Padang, Universitas Sumatra Utara di Medan, Universitas Indonesia di Jakarta,
Universitas Padjajaran di Bandung. Universitas Airlangga di Surabaya, dan Universitas Hasanuddin di
Makassar.
c. Kesenian
Dalam bidang kesenian, muncul berbagai organisasi seni lukis, seperti organisasi Pelukis Indonesia
(PI) dan Gabungan Pelukis Indonesia (GPI). Selain itu, berdiri pula Akademi Seni Rupa Indonesia
(ASRI) di Yogyakarta.
Tanya jawab