Anda di halaman 1dari 17

SISTEM DAN STRUKTUR

POLITIK DAN EKONOMI


INDONESIA MASA
DEMOKRASI PARLEMENTER
-Rizki Amalia, S.Pd-
Kopetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif
dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kopetensi Dasar
3.3 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik,
sosial dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal.
4.3. Merekonstruksi perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal dan menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab berikut ini, siswa diharapkan
dapat:
1. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan politik,
sosial dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi liberal
2. Memahami perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal
Apersepsi
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada Agustus
1945, maka presiden RI yang pertama, yakni Ir. Soekarno segera menata
sistem pemerintahan Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Kondisi politik dan ekonomi pada awal kemerdekaan sejatinya masih sangat
kacau. Hal inilan yang menjadikan para pemimpin bangsa Indonesia
bekerja keras untuk menciptakan tata penyelenggaraan negara yang
demokratis demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Nah, dalam bab
berikut ini Anda akan mempelajari mengenai sistem politik dan ekonomi
Indonesia pada masa demokrasi parlementer yang berlangsung pada
periode tahun 1950-1959. Mari simak materi berikut dengan saksama
Perkembangan politik masa
demokrasi liberal
Sistem pemerintahan ini berdasar pada 1959 UUDS dan
periode tahun ini masa memanasnya partai politik
mengambil kekuasaan PNI dan Masyumi
Kabinet Natsir memiliki keberhasilan dalam upaya
perundingan antara Indonesia-Belanda untuk
pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.
Kabinet Natsir sendiri kemudian berakhir
disebabkan oleh adanya mosi tidak percaya dari
PNI di parlemen Indonesia menyangkut pencabutan
Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan
DPRDS, PNI menganggap peraturan pemerintah

Book No. 39 Tahun 1950 mengenai DPRD terlalu


menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut
title disampaikan kepada parlemen tanggal 22 Januari
1951 dan memperoleh kemenangan, sehingga pada
tanggal 21 Maret 1951 Natsir harus mengembalikan
mandatnya kepada Presiden.

Kabinet Natsir (6 September


1950-21 Maret 1951)
Masalah-masalah yangdihadapi Kabinet Sukiman
1) Hubungan dengan militer yang kurang baik.2) Adanya pertukaran nota
antara Menten Luar Negeri Subardjo dengan kedutaan besarAmerika Serikat3)
Kabinet Sukiman dituduh telah memasukan Indonesia ke dalam Blok Barat.
Akhirnya Kabinet Sukiman mengalami nasib yang sama seperti Kabinet Natsir
mengalamikejatuhan dan terpaksa mengembalikan mandat kepada Presiden
Soekarno, Kabinet Sukiman yang mulai memerintah dari 27 April 1951 dan
berakhir pada tanggal 3 April 1952 dan jika dihitung masa pernerintahan
Kabinet Sukiman kurang dari satu tahun.

Kabinet Sukiman 27 April


1951-3 April 1952
Kabinet Wilopo 3
nasional.Kabinet Wilopo juga
April 1952 -3 Juni harus menghadapi konflik 17
1953 Oktober 1952 yang menempatkan
TNI sebagai alat sipil dan
Dalam menjalankan tugasnya Kabinet munculnya masalah intern dalam
Wilopo menghadapi krisis ekonomi, defisit TNI sendiri. Konflik semakin
kas negara, dan meningkatnya tensi diperparah dengan adanya surat
gangguan keamanan yang disebabkan yang menjelekkan kebijakan
pergerakan gerakan sparatis yang progresif. Kolonel Gatot Subroto dalam
Ketimpangan Jawa dan luar Jawa membuat usahanya memulihkan keamanan
terjadi gelombang ketidakpuasan di daerah di Sulawesi Selatan.
yang memperparah kondisi politik nasional.
Kabinet Ali Terjadinya Peristiwa 27 Juni 1955, yaitu
peristiwa yang menunjukkan adanya
sastroamijoyo 31 juli kemelut dalam tubuh TNI- AD
1953-12 agustus 1955 memperburuk usaha peningkatan
keamanan negara Pada masa kabinet ini
Kabinet Ali ini juga sama seperti kabinet keadaan ekonomi masih belum teratasi
terdahulu mengalami permasalahan karena maraknya korupsi dan peningkatan
mengatasi pemberontakan di daerah seperti inflasiKonflik PNI dan NU memperburuk
DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan koalisi partai pendukung Kabinet Ali yang
Aceh. mengembalikan mandatnya pada mengakibatkan NU menarik menteri-
presiden pada tanggal 24 Juli 1955. menterinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang
diikuti oleh partai lainnya Keretakan partai
pendukung mendorong Kabinet Ali Sastro
I harus
Kabinet Ali sastroamijoyo Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan mengakibatkan krisis
II 20 maret 1956-4maret kepercayaan daerah luar Jawa dan
1957 menganggap pemerintah pilih kasih dalam
melakukan pembangunan. Pembatalan
Pada masaperubahan ekonomi kolonial KMB menimbulkan masalan baru
menjadi ekonomi nasional berdasarkan knususnya mengenai nasib modal
kabinet ini muncul gelombang anti Cina di pengusaha Belanda di indonesia.
masyarakat, meningkatnyapergolakan dan Timbulnya perpecanan antara Masyumi
kekacauan di daerah yang semakin menguat, dan PNI mengakibatkan mundurnya
serta mengarah pada gerakan sparatisme sejumlah menteri dari Masyumi membuat
dengan pembentukan dewan militer di kabinet hasil Pemilu ini jatuh
Sumatra dan Sulawesi. danmenyerahkan
mandatnya pada presiden.
Sistem kepartaian
Partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-ang orientasi, nilai-
nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dibentuknya partai memperoleh, merebut dan
mempertahankan kekuasaan secara konstitusio partai politik erat kaitannya dengan
kekuasaan. Keberadaan parlemen, da MPR pada masa demokrasi liberal, tidak terlepas
dari kebutuhan adanya politik, yaitu partai politik.Pada 23 Agustus 1945 Presiden
Soekarno mengumumkan pembent Indonesia sebagai partai tunggal, namun keinginan
Presiden Soekarno tic Gagasan pembentukan partai baru muncul lagi ketika pemerintah
men Pemerintah pada tanggal 3 November 1945. Maklumat Politik 3 November oleh
Moh. Hatta, hadir sebagai sebuah peraturan dari pemerintah Indo mengakomodasi
suara rakyat yang majemuk. Adapun isi Maklumat November 1945 yang dimaksud
ialah:a. Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik karena dengan ad segala
aliran paham yang ada dalam masyarakat dapat dipimpin kej b. Pemerintah berharap
supaya partai-partai itu telah tersusun sebelum dianggota badan-badan perwakilan
rakyat dalam bulan Januari 1946
Pemilihan umum
1955
Latar Belakang Pemilu 1950
pada tahun 1955 sangat penting dalam sejarah pemilu di Indonesia karena
kekuatan parpol-parpol akan terukur dengan lebih cermat dan menghasilkan
parlemen yang lebih bermutu sebagai suatu lembaga perwakilan. Sebelumnya
parlemen selalu menjadi sasaran kekecewaan rakyat dan kelompok militer. Selain
itu, rakyat juga memiliki harapan yang tinggi akan suksesnya pemilu karena
berkali-kali jatuh bangunnya kabinet, pemerintah yang selalu ditentang oleh
tentara, korupsi, nepotisme dan kesan ketidak mampuan pelaksanaan untuk
menghadapi berbagai masalah negara. Adapun yang menjadi latar
belakangpemilu pada tahun 1955 adalah sebagai berikut. kemerdekaan, menuntut
semua potensi bangsa untuk memfokuskan kemerdekaan
Tujuan Pemilu 1955
Berdasar dari Undang-undang Nomor 7 Tahun
1953, Pemilu pada tahun 1955 dilakukan
untuk memilih anggota parlemen (DPR)
beserta dengan Konstituante (lembaga yang
telah diberikan tugas dan wewenang untuk
melakukan perubahan terhadap
konstitusi negara
Tahapan Pemilihan
Umum 1955
Sesuai tujuannya dua tahap, yaitu adalah pemilu untuk
memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada
tanggal 29 September 1955 dan diikuti olen 29 partai
politik dan individu. Tahap kedua adalah Pemilu untuk
memilih anggota konstituante. Tahap ini diselenggarakan
pada tanggal 15 Desember 1955
Hasil Pemilu
Hasil pemilu 1955 tahap pertama, yaitu pada tanggal 29
September 1955 ini diikuti oleh 172 kontestan. Dari 172
kontestan dan diikuti oleh peran serta 39 juta rakyat
Indonesia ini ternyata hanya 28 kontestan yang tiga
diantaranya adalah perseorangan yang berhasil mendaptkan
kursi. Dominasi dan partai besar masih sangat kuat, yaitu
Partai Nasional Indonesia (57 kursi/22,3%). Masyumi (57
kursi/20.9%), Nahdlatul Ulama (45 kursi/18,4%). dan
Partai Komunis Indonesia (39 kursi/15,4%).
TERIMAKSIH
Key words are great for catching your
audience’s attention

Anda mungkin juga menyukai