Defisit ini sebagian besar hasil dikurangi dengan peminjaman pemerintah dan
kebijakan ekspor impor barang, terutama ketika pecah Perang Korea
Kebijakan yang ditemukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan
tersebut di antaranya adalah melakukan industrialisasi
Pemikiran Ekonomi Nasional
Pemikiran ekonomi pada 1950-an pada umumnya
merupakan upaya mengubah struktur perekonomian Upaya pembangunan ekonomi nasional juga
kolonial menjadi perekonomian nasional. Hambatan diwujudkan melalui Program Pembangunan Rencana 5
yang dihadapi dalam mewujudkan hal tersebut adalah tahun, 1956-1960, yang disiapkan oleh Biro Perancang
sudah berakarnya sistem perekonomian kolonial yang Nasional (BPN) yang dipimpin oleh Djuanda. Program
cukup lama. Warisan ekonomi kolonial membawa Ini pertama kali dijalankan pada masa Kabinet Ali
dampak perekonomian Indonesia banyak didominasi Sastroamidjojo II. Tujuan dari rencana 5 tahun adalah
leh perusahaan asing dan ditopang oleh kelompok etnis mendorong munculnya industri besar, munculnya
China sebagai penggerak perekonomian Indonesia. perusahaan-perusahaan yang melayani kepentingan
Kondisi inilah yang ingin diubah oleh para pemikir umum dan jasa pada sektor publik yang hasilnya
ekonomi nasional di setiap kabinet di era Demokrasi diharapkan mampu mendorong penanaman modal
Parlementer. Upaya membangkitkan perekonomian dalam sektor swasta.
sudah dimulai sejak kabinet pertama di era Demokrasi
Parlementer, Kabinet Natsir.
03. Kesimpulan
a). Salah satu ciri yang tampak pada masa demokrasi parlementer
adalah seringnya terjadi pergantian kabinet, mulai dari kabinet
Natsir, kabinet Sukiman, kabinet wilopo, kabinet Ali
Sastroamidjojo I, kabinet Burhanudin Harahap, kabinet Ali
Sastroamidjojo
b). Penyebab II, dan
utama seringnya kabinet
terjadi Djuanda.
pergantian kabinet pada masa demokrasi parlementer adalah
karena adanya perbedaan kepentingan di antara partai-partai yang tidak pernah dapat terselesaikan
dengan baik pada masa ini sistem kepartaian yang diterapkan memang bersifat multipartai.
b). Penyebab utama seringnya terjadi pergantian kabinet pada
masa demokrasi parlementer adalah karena adanya perbedaan
kepentingan di antara partai-partai yang tidak pernah dapat
terselesaikan dengan baik pada masa ini sistem kepartaian yang
diterapkan memang bersifat multipartai.
Terimakasih