Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ARDITA INDAH CAHYANI

KELAS : XII MIPA 1


NO. ABSEN : 01
Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal adalah macam demokrasi yang menempatkan badan legislatif
lebih tinggi dari badan eksekutif. Salah satu ciri demokrasi liberal yaitu jabatan
perdana menteri diangkat oleh Presiden. Sistem pemerintahan demokrasi ini
menganut kedaulatan di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Tahun 1950-1959, Indonesia menganut sistem demokrasi liberal dan sistem
pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Pemilu yang diadakan tahun
1955, memunculkan partai politik baru dan pergantian kabinet sebanyak 7 kali.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1953, pemilu tahun 1955 itu
dilaksanakan dalam rangka memilih anggota-anggota parlemen (DPR) dan
Konstituante. Konstituante sendiri adalah lembaga yang memiliki tugas dan
wewenang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi negara.
A. Pemilu
Pelaksanaan Pemilu dibagi menjadi 2 tahap Pembagian ini dilakukan
berdasarkan tujuannya, yaitu:
1. Tahap pertama merupakan pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap
ini diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 dengan diikuti oleh
29 partai politik dan individu.
2. Tahap kedua merupakan pemilu untuk memilih anggota Konstituante.
Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Ada tujuh kabinet dalam demokrasi parlementer yaitu :
1. Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (27 April 1951-3 April 1952)
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952- 3 Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957)
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)

B. Kebijakan Ekonomi
1. Gunting Syarifudin, kebijakan pemotongan uang ini dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapatkan kepercayaan dari
Pemerintah Belanda dengan mendapatkan pinjaman sebesar 200 juta.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng, Usaha pemerintah untuk mengubah
ekonomi dengan cara pengusaha pribumi dibimbing dan mendapatkan
pinjaman kredit oleh pemerintah. Namun, program tersebut tidak berhasil
karena pengusaha pribumi sangat bergantung kepada pemerintah.
3. Nasionalisasi De Javasche Bank, Perubahan De Javasche Bank menjadi
Bank Indonesia untuk menaikan penapatan dan menurunkan biaya
ekspor, serta melakukan penghematan secara drastic.
4. Sistem Ekonomi Ali Baba, Bantuan kredit bank dengan tujuan agar
pengusaha pribumi dan pengusaha nonpribumi dapat bekerja sama
memajukan ekonomi nasional.
5. Persaingan Finansial Ekonomi (Finek), Finek dibentuk untuk
menyelesaikan masalah ekonomi antara Belanda dengan Indonesia di
masa Kabinet Burhanuddin Harahap. Delegasi itu mencapai kesepakatan
Finek di mana hubungan Finek Indonesia dan Belanda hanya
berlandaskan hubungan bilateral dan persetujuan Finek hasil KMB
dibubarkan.
6. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPTL), PLT berisikan program-
program jangka panjang yang nilainya mencapai 12,5 milyar Rupiah.
Adapun rencana tersebut berisikan, Perjuangan pengembalian Irian Barat,
Adanya daerah-daerah otonom, Perbaikan nasib buruh dan pegawai, dll.
Lagi-lagi program ini tidak dapat terlaksana dengan baik karena ekspor
dan pendapatan Indonesia merosot drastis.
7. Musyawarah Nasional Pembangunan, Ketegangan antara pemerintah
pusat dengan daerah sedikit bisa reda ketika adanya Munap. Namun, tetap
saja program yang satu ini tidak bisa berjalan karena sulit menentukan
bagaimana skala prioritas yang tepat.

Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin merupakan penyeimbangan kekuasaan antara kekuatan


politik militer Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia dan Presiden
Soekarno sebagai balancer diantara keduanya. Demokrasi Terpimpin berlaku di
Indonesia antara 1959-1966.

Demokrasi terpimpin juga disebut dengan orde lama. Orde Lama adalah era di
mana Indonesia baru merdeka, sehingga pemerintahan belum begitu stabil.
Pemerintah bersama rakyat masih disibukkan dengan usaha mempertahankan
kemerdekaan yang hendak kembali direbut penjajah Belanda.

Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin diawali sejak dikeluarkannya Dekrit


Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dekrit ini dianggap menandai kekuasaan Soekarno
yang hampir tidak terbatas dan pemusatan kekuasaan berada di tangan Presiden
Soekarno.
Isi dari Dekrit Presiden 1959 tersebut antara lain:
a. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
b. Pemberlakuan kembali UUD '45 dan tidak berlangsungnya UUDS 1950.
c. Pembubaran Konstituante

A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin


1. Pembentukan MPRS
2. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR GR
3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
4. Pembentukan Kabinet Kerja
5. Pembentukan Front Nasional
6. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)

B. Pemasyarakatan Ajaran Nasakom dan Resopim


Nasakom merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam masyarakat.
Presiden Soekarno percaya bahwa dengan menerima dan melaksanakan
nasakom maka persatuan Indonesia akan terwujud. Upaya menyebarluaskan
nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan bahwa PKI merupakan
barisan terdepan pembela nasakom. Keterlibatan PKI menyebabkan ajaran
nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan bernegara serta
menggeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis.
Ajaran Resopim merupakan singkatan dari Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan
Pimpinan Nasional, cenderung ditujukan untuk memperkuat kedudukan
Presiden Soekarno. Dampak dari pemasyarakatan ajaran Resopim ini
kedudukan lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan di bawah
presiden.
C. Pembatasan Partai-Partai
Pada masa Demokrasi Terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh penetapan
presiden. Partai yang tidak memenuhi syarat akan dibubarkan. Akibatnya, dari
28 partai yang ada hanya tinggal 11 partai.

D. Perjuangan Membebaskan Irian Barat


Untuk mengembalikan Irian Barat, Indonesia memilih tiga bentuk perjuangan,
yaitu diplomasi, konfrontasi politik dan ekonomi, serta konfrontasi militer.
Presiden Soekarno juga mengumumkan Tri Komando dan membentuk
Komando Mandala. Peristiwa ini menandai dimulainya secara resmi konfrontasi
militer terhadap Belanda dalam rangka mengembalikan Irian Barat.
Orde Baru
Orde Baru yang muncul sebagai koreksi total terhadap Orde Lama ternyata
hanya dalam wacana. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan Orde Lama,
berbagai penyimpangan tetap terjadi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
bermuara pada tumbangnya pemerintahan Orde Baru dan lahirnya Orde
Reformasi. Lahirnya Orde Reformasi di Indonesia ditandai dengan mundurnya
Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998.
Dalam rangka melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, pemerintah Orde Baru
menciptakan Demokrasi Pancasila. Upaya tersebut dimulai dengan
melaksanakan pemilihan umum secara teratur dan dilanjutkan dengan penataan
Lembaga-lembaga negara. Pada awalnya, perkembangan kehidupan demokrasi
di Indonesia menunjukan kemajuan. Namun, dalam perkembangannya tidak
berbeda dengan Demokrasi Terpimpin, Trias Politika yang seharusnya menjadi
acuan Demokrasi Pancasila tidak diindahkan.
1. Membubarkan PKI dan Organisasi di Bawahnya
Berdasarkan wewenang yang dimilikinya sebagai pengemban Supersemar,
Jendral Soeharto mengambil Tindakan untuk menjamin keamanan,
ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan.

2. Pemilihan Umum (PEMILU)


Selama berkuasa, pemerintah Orde Baru telah berhasil melaksanakan
pemilu sebanyak 6 kali. Pemilu pertama dilaksanakan pada tahun 1971,
disusul pemilu berikutnya yang dilaksanakan setiap 5 tahun.
a. Pemilu 1971
b. Pemilu 1977
c. Pemilu 1982
d. Pemilu 1987
e. Pemilu 1992
f. Pemilu 1997

3. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Soeharto mengemukakan gagasan
mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila,
Gagasan itu disebut Eka Prasetya Pancakarsa. Gagasan itu kemudia
diajukan untuk menjadi ketetapan MPR. Dalam siding umum 1978, MPR
mengkukuhkan gagasan tersebutdalam ketetapan mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau yang biasa disebut P4
4. Penataan Politik Luar Negeri
Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi penyimpangan politik luar
negeri. Penyimpangan itu seperti konfrontasi antara Oldefo dan Nefo ,
konfrontasi dengan Malaysia, politik poros dan Tindakan keluar dari
keanggotaan PBB. MPR kemudian mengeluarkan sejumlah ketetapan
yang menjadi landasan politik luar negeri Indonesia.
a. Kembali Menjadi Anggota PBB
b. Normalisasi Hubungan dengan Malaysia
Penataan Kehidupan Ekonomi
Sistem Ekonomi Terpimpin yang diterapkan pada masa Demokrasi Terpimpin,
negara Bersama apparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi
sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta.
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
2. Kerja sama luar negeri
3. Pembangunan Nasional (Pelita I, II, III, IV, V, VI)
Kehidupan Sosial Masyarakat pada Masa Orde Baru
Suksesnya pembangunan fisik pada masa Orde Baru memberikan kehidupan
sosial yang mapan bagi masyarakat Indonesia. Ironisnya, pembangunan juga
menimbulkan permasalahan rumit terutama untuk masyarakat kecil. Kehidupan
sosial masyarakat pada masa orde baru meliputi
1. Pluralisme; pemerintah mengakui 5 agama resmi
2. Keluarga Berencana; setiap keluarga hanya memiliki 2 orang anak
3. Pendidikan; program wajib belajar dan program bebas uang sekolah
4. Kritik terhadap Orde Baru; banyak nya kritik terhadap orde baru karena
di pandang melakukan demokrasi semu
Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru
Peristiwa yan terjadi pada bulan Mei 1998 adalah awal jatuhnya pemerintahan
Orde Baru karena beberapa fakta yang paling berkaitan.
1. Krisis Politik
2. Krisis Ekonomi
3. Krisis Sosial
Pengunduran Diri Presiden Soeharto
Guna menanggulangi krisis moneter dan mengurangi beban anggaran negara,
pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tindakan ini
mengakibatkan kenaikan harga barang-barang lainnya. Akibtanya, muncul aksi
protes dimana-mana, baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun oleh
masyarakat

Era Reformasi
Masa reformasi adalah masa perubahan dari masa sebelumnya. Di Indonesia
masa reformasi terjadi pada tahun 1998, yaitu masa peralihan dari orde baru
(pemerintahan soeharto) ke masa selanjutnya.
Awal dari pemerintahan di era reformasi atau yang disebut sebagai masa transisi
ini digunakan untuk membuka peluang dalam menata kehidupan yang lebih
berdemokrasi. Masa reformasi dimulai dengan adanya kepemimpinan BJ
Habibie sebagai presiden untuk menggantikan Soeharto yang telah
mengundurkan diri.
Perkembangan Kehidupan Masyarakat dan Negara Setelah Jatuhnya
Pemerintahan Orde Baru
Setelah jatuhnya Orde Baru, Indonesia memasuki orde reformasi. Selama orde
reformasi, Indonesia dipimpin oleh beberapa Presiden seperti berikut
1. Masa pemerintahan B.J. Habibie
2. Masa pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid
3. Masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri
4. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
5. Masa pemerintahan Joko Widodo
Kekerasan Politik Pasca Reformasi
Selama masa transisi pasca reformasi, Indonesia diguncang berbagai aksi
kekerasan akibat konflik sosial dan politik. Setelah jatuhnya pemerintahan Orde
Baru, pendudukan merasakan akibat langsung dari perubahan politik di
Indonesia seperti
1. Lemahnya penegakan hukum
2. Konflik SARA
3. Terorisme
Dampak Reformasi terhadap Kehidupan Rakyat
Reformasi yang tidak terkendali akan kebablasan dan mekanggar norma-norma
hukum, serta tidak akan pernah membawa kebaikan bagi masa depan bangsa.
Hal yang mendesak adalah upaya mengatasi kesulitan rakyat banyak, khususnya
tersedianya Sembilan bahan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau
oleh rakyat.

Anda mungkin juga menyukai