Standar Kompetensi 1. Menanalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya orde baru. Kompetensi Dasar 1.4 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia di tengah-tengah usaha mengisi kemerdekaan Tujuan Pembelajaran 1. Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa demokrasi liberal dengan demokrasi terpimpin. 2. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi pada masa demokrasi liberal 3. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin.
Peta Konsep
Kehidupan Politik Demokrasi Liberal Kehidupan Ekonomi
A. Perkembangan politik dan perubahan masyarakat di Indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan. 1. Masa Demokrasi Liberal Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepal negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kaAbinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KABINET NATSIR ( 6 September 1950 20 Maret 1951 ) KABINET SUKIMAN (27 April 1951 3 April 1952) KABINET WILOPO (3 April 1952 3 Juni 1953) KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 12 Agustus 1955) KABINET BURHANUDDIN HARAHAP (12 Agustus 1955 3 Maret 1956) KABINET ALI SASTROAMIJOYO II (20 Maret 1956 4 Maret 1957) KABINET DJUANDA ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
2. Pemilihan Umum Tahun 1955 Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Hasil Lima besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia mendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen), Masyumi 57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen), Nahdlatul Ulama 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis Indonesia 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (2,89 persen).
3. Konferensi ASIA-AFRIKA
Konferensi Asia-Afrika diprakasai oleh Perdana Menteri RI, Ali Mr. Ali Sastroamidjojo. Hal itu mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Srilangka, dan Burma. Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Dihadiri oleh wakil-wakil 29 negara (23 Asia, 6 Afrika). Negara yang tidak hadir adalah Federasi Afrika Tengah yang disebabkan negara tsb masih dikuasai Inggris. Konferensi Asia-Afrika berhasil mencetuskan 10 prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dikenal dengan nema Bandung Spirit atau Dasasila Bandung.
4.
Masa Demokrasi Liberal a. Keadaan ekonomi pada masa Demokrasi Liberal Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi Kondisi Ekonomi Indonesia masih sangat buruk. Upaya untuk mengubah stuktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia berjalan tersendat-sendat. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi masalah Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal Gunting Syafruddin Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Nasionalisasi De Javasche Bank Sistem Ekonomi Ali-Baba Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) Musyawarah Nasional Pembangunan
5.
Berdasarkan Penpres No. 7 Tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959, kehidupan partai politik ditata dengan menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh partai politik. Partai politik yang tidak memenuhi syarat dihapuskan.
Langkah yang ditempuh pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara serta menunjang pembangunan ekonomi :
Devaluasi Pembentukan Front Nasional Pembentukan Kabinet Kerja Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) Deklarasi Ekonomi (Dekon) Kenaikan laju inflasi Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (KESOP) 9. Konfrontasi Ekonomi dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat
Peta Konsep
Masa Orde Baru
B.
1. Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) Isi tritula : 1. Pembubaran PKI. 2. Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G 30 S / PKI. 3. Penurunan harga/perbaikan ekonomi. 2. Sidang Umum MPRS Sidang Umum IV MPRS yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 1966 telah menghasilkan beberapa ketetapan yang dapat memperkokoh tegaknya Orde Baru. 3. Nawaksara MPRS meminta pertanggungjawaban terhadap Presiden Sukarno dalam Sidang Umum MPRS 1966 atas pemberontakan G30 S/ PKI, kemerosotan ekonomi dan moral. Untuk memenuhi permintaan MPRS, maka Presiden Sukarno menyampaikan amanatnya pada tanggal 22 Juni 1966 yang berjudul Nawaksara (sembilan pasal). 4. Politik Luar Negeri Politik luar negeri Indonesia pada masa yang condong kepada salah satu blok pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan pengalaman pahit bagi bangsa Indonesia. Politik luar negeri yang memihak kepada salah satu blok dinyatakan salah oleh MPRS (kemudian MPR). Indonesia harus kembali ke politik luar negeri yang bebas dan aktif serta tidak memencilkan diri. Sebagai landasan kebijakan politik luar negeri Orde Baru telah ditetapkan dalam Tap No. XII/ MPRS / 1966.
5. Pemilihan Umum Pemilihan Umum pada masa Orde Baru pertama kali dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971. Pemilu pada waktu itu berbeda dengan pemilu tahun 1955 karena telah menggunakan sistem distrik bukan sistem proporsional. Dalam sistim distrik ini partai-partai harus memperebutkan perwakilan yang disediakan untuk sesuatu daerah. Pemilu tahun 1977 diikuti oleh 10 kontestan, yakni PKRI, NU, Parmusi, Parkindo, Murba, PNI, Perti, IPKI, dan Golkar.
6. Sidang MPR Tahun 1973 Dengan Pemilu I 1971, maka untuk pertama kali RI mempunyai MPR tetap, yakni bukan MPRS. Pimpinan MPR dan DPR hasil Pemilu I adalah Idham Chalid. Selanjutnya MPR ini mengadakan sidang pada bulan Maret 1973 yang menghasilkan beberapa keputusan di antaranya sebagai berikut : Tap IV /MPR /73 tentang Garis- garid Besar Haluan Negara sebagai pengganti Manipol. Tap IX /MPR /73 tentang pemilihan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI. Tap XI /MPR /73 tentang pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai Wakil Presiden RI. Dengan demikian RI telah memiliki Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan amanat UUD 1945.
Standar Kompetensi 2. Menanalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai Reformasi. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis proses jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan terjadinya Reformasi. 2.3 menganalisis perkembangan polotik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indoesia pada masa Reformasi. Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab tuntutan reformasi dan jatuhnya pemerintahan Orde Baru. 2. Menghubungkan krisis politik, ekonomi, dan sosial dengan jatuhnya pemerintahan Orde Baru. 3. Merekonstruksi jatuhnya pemerintahan Orde Baru secara kronologis. 4. Mendeskripsikan perkembangan politik setelah 21 Mei 1998. 5. Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat pada masa reformasi. 6. Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat pada masa reformasi.
Peta Konsep
Krisis Multidimensional
Krisis Sosial
Krisis Politik
Krisis Ekonomi
A 22 Januari 1998 B
2 February 1998
Rupiah melemah terhadap dollar AS, nilai mata uang rupiah menembus angka 17.000 per dollar Presiden soeharto, mengangkat wiranto menjadi panglima ABRI(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
C D
E F
19 mei 1998
20 mei 1998
21 mei 1998
Presiden soeharto berbicara di TVRI, ia menyatakan tidak akan mengundurkan diri, tetapi kan segera mengadakan perubahan kainet, akan membentuk komite reformasi, dan segera mengadakan pemilu. Beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat bertemu dengan presiden soeharto. Amien Rais membatalkan rencana demontrasi besar-besaran di monas karena dijaga ketat. Demonstrasi besar lainya juga terjadi di yogyakarta termasuk sri sultan hamengkubuwono IX, surakarta, dan bandung. Soeharto meletakkan jabatan
2.
1. Gerakan Reformasi Gerakan reformasi bertujuan memperbaharui tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa, bemegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 2. Latar Belakang Munculnya Reformasi Krisis Ekonomi Ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah turun dari Rp. 2.575,00 menjadi Rp. 2.603,00 pada 1 Agustus 1997. Krisis Politik Ditandai dengan kemenangan mutlak Golkar dalam Pemilihan Umum 1997 yang dinilai penuh kecurangan. Krisis Kepercayaan Pemerintahan Orde Baru yang diliputi KKN secara terselubung maupun terang-terangan pada bidang parlemen, kehakiman, dunia usaha, perbankan, peradilan, pemerintahan sudah berlangsung lama sehingga disana-sini muncul ketidakadilan, kesenjangan sosial, rusaknya system politik, hukum, dan ekonomi mengakibatkan timbul ketidak percayaan rakyat terhadap pemerintahan dan pihak luar negeri terhadap Indonesia. Krisis Hukum Orde Baru banyak terjadi ketidak adilan dibidang hukum, dalam kekuasaan kehakiman berdasar Pasal 24 UUD 1945 seharusnya memiliki kekuasaan yang merdeka terlepas dari kekuasaan eksekutif, tapi Kenyataannya mereka dibawah eksekutifpengadilan sulit terwujud bagi rakyat, sebab hakim harus melayani penguasa. Sehingga sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan.
3.
Masa Pemerintahan B.J. Habibie Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Langkah-langkah Pemerintahan Habibie
1 2 3 4 5 6 7
8
9