Sejarah Indonesia 47
Sebaliknya harus diakui, bahwa zaman itu telah menjadi sebagian sejarah kita
sejak merdeka dan berlangsung hampir satu dasa warsa, serta banyak unsur-
unsur di dalamnya yang patut kita pelajari lebih mendalam. (Wilopo, 1978).
Sejarah Indonesia 49
Pemilu 1955
Hikmah lagi
Perkembangan
Politik dan
Ekonomi Masa
Reformasi
ARTI PENTING
Mempelajari sistem demokrasi parlementer yang berlangsung di
Indonesia pada tahun 1950-an, dapat memberikan pembelajaran pada
kita tentang bagaimana bangsa Indonesia belajar berdemokrasi pada
masa awalnya. Hal ini tentu saja dapat menjadi hikmah bagi kita di
tengah kehidupan demokratis yang kini tengah berlangsung. Begitu
pula dengan sistem ekonomi nasional yang diberlakukan. Penerapan
kebijakan di bidang ekonomi dalam suasana demokratis seperti pada
tahun 1950-an tentu dapat menjadi pembelajaran kesejarahan yang
positif bilamana kita hendak membandingkannya dengan konteks
kekinian.
Sejarah Indonesia 51
1. Sistem Pemerintahan
Bangsa kita sebenarnya adalah bangsa pembelajar. Indonesia sampai dengan
tahun 1950-an telah menjalankan dua sistem pemerintahan yang berbeda, yaitu
sistem presidensial dan sistem parlementer. Tidak sampai satu tahun setelah
kemerdekaan, sistem pemerintahan presidensial digantikan dengan sistem
pemerintahan parlementer. Hal ini ditandai dengan pembentukan kabinet
parlementer pertama pada November 1945 dengan Syahrir sebagai perdana
menteri. Sejak saat itulah jatuh bangun kabinet pemerintahan di Indonesia
terjadi. Namun pelaksanaan sistem parlementer ini tidak diikuti dengan
perubahan UUD. Baru pada masa Republik Indonesia Serikat pelaksanaan
sistem parlementer dilandasi oleh Konstitusi, yaitu Konstitusi RIS. Begitu
juga pada masa Demokrasi Liberal, pelaksanaan sistem parlementer dilandasi
oleh UUD Sementara 1950 atau dikenal dengan Konstitusi Liberal.
Sejarah Indonesia 53
Sejarah Indonesia 55
Sejarah Indonesia 57
Sejarah Indonesia 59
“Sistem politik yang terbaik dan tercocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia! Ya, nyata demokrasi yang sampai sekarang ini kita praktikan
di Indonesia, bukan satu sistem politik terbaik dan tercocok dengan kepribadian
dan dasar hidup bangsa Indonesia! Nyata kita dengan apa yang kita namakan
dengan demokrasi itu, tidak menjadi makin kuat dan makin sentosa, melainkan
menjadi makin rusak dan makin retak, makin bubrah dan makin bejat. (Presiden
Soekarno, Amanat Proklamasi III, 1956-1960, Inti Idayu Press dan Yayasan
Pendidikan Soekarno, 1986).
Coba kamu cari informasi, pemikiran apa yang disampaikan Presiden Soekarno
melalui Konsepsi Presidennya!
Sejarah Indonesia 61
“laut territorial Indonesia itu lebarnya 3 mil diukur dari garis air rendah
(laagwaterlijn) dari pada pulau-pulau dan bagian pulau yang merupakan
bagian dari wilayah daratan (grondgebeid) dari Indonesia.”
Berdasarkan pasal tersebut, Indonesia jelas merasa dirugikan, lebar laut 3
mil dirasakan tidak tidak cukup menjamin dengan sebaik-baiknya kepentingan
rakyat dan negara. Batas 3 mil dari daratan menyebabkan adanya laut-laut
bebas yang memisahkan pulau-pulau di Indonesia. Hal ini menyebabkan
kapal-kapal asing bebas mengarungi lautan tersebut tanpa hambatan. Kondisi
ini akan menyulitkan Indonesia dalam melakukan pengawasan wilayah
Indonesia.
Sebagai suatu negara yang berdaulat Indonesia berhak dan berkewajiban
untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk melindungi
keutuhan dan keselamatan Republik Indonesia. Melihat kondisi inilah
kemudian pemerintahan Kabinet Djuanda mendeklarasikan hukum teritorial
kelautan Nusantara yang berbunyi:
Dari deklarasi tersebut dapat kita lihat bahwa faktor keamanan dan
pertahanan merupakan aspek penting, bahkan dapat dikatakan merupakan
salah satu sendi pokok kebijaksanaan pemerintah mengenai perairan Indonesia.
Dikeluarkannya deklarasi ini membawa manfaat bagi Indonesia yaitu mampu
menyatukan wilayah-wilayah Indonesia dan sumber daya alam dari laut bisa
dimanfaatkan dengan maksimal. Deklarasi tersebut kemudian dikenal sebagai
Deklarasi Djuanda.
Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi
memandang laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada
masa kolonial, namun harus dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan
wahana pembangunan nasional. Deklarasi Djuanda membuat batas kontinen
laut kita diubah dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau
terluar. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari
sebelumnya hanya 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2 tanpa memasukkan
wilayah Irian Barat, karena wilayah itu belum diakui secara internasional.
Hal ini berdampak pula terhadap titik-titik pulau terluar yang menjadi garis
Sejarah Indonesia 63
TUGAS
• Buatlah mind mapping mengenai sistem pemerintahan pada masa Demokrasi
Parlementer!
Sejarah Indonesia 65
PNI 57 kursi
Masyumi 57 kursi
Nahdatul Ulama 45 kursi
PKI 39 kursi
Pemilihan Umum 1955 menghasilkan susunan anggota DPR dengan
jumlah anggota sebanyak 250 orang dan dilantik pada tanggal 24 Maret 1956
oleh Presiden Soekarno. Acara pelantikan ini dihadiri oleh anggota DPR yang
Sejarah Indonesia 67
Sejarah Indonesia 69
TUGAS
Buatlah essay mengenai perbandingan antara pemilu tahun 1955 dengan
pemilu yang dilaksanakan sekarang!
Sejarah Indonesia 71
TUGAS
Buatlah karikatur yang menggambarkan tentang Program Gunting
Syarifuddin, Gerakan Benteng, Program Ali Baba, Gerakan Asaat (pilih
salah satu). Ikuti petunjuk guru kalian!
Sejarah Indonesia 73
KESIMPULAN
1. Salah satu ciri yang tampak pada masa Demokrasi Parlementer
adalah seringnya terjadi penggantian kabinet, mulai dari
Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali
Sastroamidjojo I, Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali
Sastroamidjojo II, dan Kabinet Djuanda.
Sejarah Indonesia 75
Sejarah Indonesia 77
Cakupan Menuju
Demokrasi
Bahasan Terpimpin
Dewan Perancang
Peta Kekuatan Nasional
Politik Nasional
Devaluasi
Perjuangan Mata Uang
Pembebasan Irian
Barat (Trikora) Deklarasi
Ekonomi
Konfrontasi
Malaysia
(Dwikora)
Sejarah Indonesia 79
ARTI PENTING
Belajar Sejarah Demokrasi Terpimpin penting bagi kesadaran bangsa
Indonesia untuk memahami salah satu bentuk demokrasi dan sistem
ekonomi yang pernah diterapkan di negeri ini. Pemahaman dan
pengalaman kita akan kehidupan berdemokrasi diharapkan menjadi
semakin kaya. Tentu dengan kesadaran akan kekurangan dan kelebihan
yang ada.
Sejarah Indonesia 81
Sejarah Indonesia 83
Dekret juga mendapat sambutan baik dari masyarakat yang hampir selama
10 tahun merasakan ketidakstabilan kehidupan sosial politik. Mereka berharap
dengan Dekret akan tercipta suatu stabilitas politik. Dekret pun dibenarkan
dan diperkuat oleh Mahkamah Agung. Dekret juga didukung oleh TNI dan
Sejarah Indonesia 85
Sejarah Indonesia 87
TUGAS
a. Bacalah materi halaman 82-89 tentang Dekret Presiden 5 Juli 1959 dan
tindak lanjut setelah Dekret tersebut dibacakan Soekarno.
b. Kemudian gambarkan bagan struktur lembaga-lembaga negara (MPR,
DPR, Presiden, DPA, BPK, MA) berdasarkan UUD 1945 sebelum
Amendemen sekarang atau yang berlaku setelah Dekret Presiden 5 Juli
1959 dibacakan.
c. Gambarkan pula struktur lembaga-lembaga negara pada masa
Demokrasi Terpimpin.
d. Buatlah analisis perbandingan antara kedua bagan struktur tersebut,
dan berikan komentar tertulis.
BANDINGKAN
Sejarah Indonesia 89
Sejarah Indonesia 91
Sejarah Indonesia 93
TUGAS
Carilah informasi mengenai tokoh-tokoh yang memiliki kaitan dengan upaya
pembebasan Irian Barat. Buat keterangan singkat tentang tokoh-tokoh
tersebut berikut peranan mereka. Informasi bisa kamu dapatkan melalui
studi pustaka dan internet.
Sejarah Indonesia 95
“Kami perintahkan kepada dua puluh satu juta sukarelawan Indonesia yang
telah mencatatkan diri: perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan bantuan
perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah, Serawak dan
Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia”. (Taufik Abdullah dan AB
Lapian, 2012)
Untuk menjalankan konfrontasi Dwikora, Presiden Soekarno membentuk
Komando Siaga dengan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai Panglimanya.
Walaupun pemerintah Indonesia telah memutuskan melakukan konfrontasi
secara total, namun upaya penyelesaian diplomasi terus dilakukan. Presiden
RI menghadiri pertemuan puncak di Tokyo pada tanggal 20 Juni 1964.
Sejarah Indonesia 97
“Oleh karenanya, jikalau PBB sekarang, PBB yang belum diubah, yang tidak
lagi mencerminkan keadaan sekarang, jikalau PBB menerima Malaysia menjadi
anggota Dewan Keamanan, kita, Indonesia, akan keluar, kita akan meninggalkan
PBB sekarang”. (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012)
Dari pidato tersebut terlihat bahwa keluarnya Indonesia dari PBB adalah
karena masuknya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB. Ketika tanggal 7 Januari 1965 Malaysia dinyatakan diterima sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dengan spontan Presiden Sokearno
menyatakan “Indonesia keluar dari PBB”.
Walaupun Indonesia sudah keluar dari PBB, sasaran-sasaran yang ingin
dicapai oleh pemerintah Indonesia terkait sengketa Indonesia Malaysia dan
perombakan PBB tetap tidak tercapai. Karena dengan keluarnya Indonesia
dari PBB, Indonesia kehilangan satu forum yang dapat digunakan untuk
mencapai penyelesaian persengketaan dengan Malaysia secara damai.
TUGAS
a. Buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang
b. Masing-masing kelompok mencari informasi tentang perekonomian
pada masa Demokrasi Terpimpin. Melalui bimbingan guru, setiap
kelompok mendapatkan satu topik seperti yang tercantum di bawah ini:
1) Kebijakan sanering mata uang
2) Pola Pembangunan Semesta Berencana
3) Penurunan nilai uang dan pembekuan simpanan di Bank
4) Konsep Juanda
5) Panitia 13
6) Dekon
7) Proyek Mercusuar
c. Informasi tentang topik-topik tersebut akan kalian diskusikan dan
presentasikan pada pertemuan berikutnya.
Sejarah Indonesia 99