Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

SISTEM & STRUKTUR POLITIK & EKONOMI INDONESIA

MASA DEMORASI PARLEMENTER(1950 – 1959)

&

SISTEM KEPARTAIAN & PEMILIHAN UMUM 1955

DI

OLEH

KELOMPOK 2

KETUA : HAJRAH

ANGGOTA : ANGGI HARDIANTI

- ANGGI HARDIANTI
- REGINA PUTRI
- YULIANA
- ASWAR
- MUH IQRAM HAS
- HALIM

KELAS : XII IPS 1

SMAN 13 GOWA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penyusun ucapan kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Kepartaian & Pemilihan Umum 1955” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad shallallahu alaihi wasallam keluarganya, Sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah tentang
peran Sistem kepartaian & Pemilihan Umum 1955 ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah Sistem kepartaian & Pemilihan Umum 1955
ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah Sistem Pemerintahan & Pemilihan umun 1955 ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, dan Kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah
subhanahu wa ta'ala dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar belakang.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. SISTEM & STRUKTUR POLITIK & EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI


PARLEMENTER (1950-1959).......................................................................
1. Sistem kepartaian............................................................................
2. Pemilihan Umum 1955....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran................ ..........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari sistem demokrasi parlementer yang berlangsung di Indonesia pada tahun


1950-an, dapat memberikan pembelajaran pada kita tentang bagaimana bangsa Indonesia
belajar berdemokrasi pada masa awalnya. Hal ini tentu saja dapat menjadi hikmah bagi kita di
tengah kehidupan demokratis yang kini tengah berlangsung. Begitu pula dengan sistem
ekonomi nasional yang diberlakukan. Penerapan kebijakan di bidang ekonomi dalam suasana
demokratis seperti pada tahun 1950-an tentu dapat menjadi pembelajaran kesejarahan yang
positif bilamana kita hendak membandingkannya dengan konteks

Bangsa kita sebenarnya adalah bangsa pembelajar. Indonesia sampai dengan tahun 1950-
an telah menjalankan dua sistem pemerintahan yang berbeda, yaitu sistem presidensial dan
sistem parlementer. Tidak sampai satu tahun setelah kemerdekaan, sistem pemerintahan
presidensial digantikan dengan sistem pemerintahan parlementer. Hal ini ditandai dengan
pembentukan kabinet parlementer pertama pada November 1945 dengan Syahrir sebagai
perdana menteri. Sejak saat itulah jatuh bangun kabinet pemerintahan di Indonesia terjadi.
Namun pelaksanaan sistem parlementer ini tidak diikuti dengan perubahan UUD. Baru pada
masa Republik Indonesia Serikat pelaksanaan sistem parlementer dilandasi oleh Konstitusi,
yaitu Konstitusi RIS. Begitu Juga pada masa Demokrasi Liberal, pelaksanaan sistem
parlementer dilandasi oleh UUD Sementara 1950 atau dikenal dengan Konstitusi Liberal.
B A B II

PEMBAHASAN

A SISTEM & STRUKTUR POLITIK & EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER (1950-

1959)

1. .Sistem Kepartaian

Partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggotaanggotanya


mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.Tujuan dibentuknya partai
politik adalah untuk memperoleh, merebut dan mempertahankan kekuasaan secara
konstitusional. Jadi munculnya partai politik erat kaitannya dengan kekuasaan.

Pasca-proklamasi kemerdekaan, pemerintahan RI menpertahankan adanya


lembaga parlemen yang berfungsi sebagai perwakilan rakyat sesuai dengan amanat
UUD 1945. Keberadaan parlemen, dalam hal ini DPR dan MPR, tidak terlepas dari
kebutuhan adanya perangkat organisasi politik,yaitu partai politik. Berkaitan dengan
hal tersebut, pada 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan
Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal, namun keinginan Presiden Soekarno
tidak dapat diwujudkan. Gagasan pembentukan partai baru muncul lagi ketika
pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah pada tanggal 3 November 1945.
Melalui maklumat inilah gagasan pembentukan partai-partai politik dimunculkan
kembali dan berhasil membentuk partai-partai politik baru. Di antara partai-partai
tersebut

Sistem kepartaian yang dianut pada masa Demokrasi Liberal adalah multi partai.
Pembentukan partai politik ini menurut Mohammad Hatta agar memudahkan dalam
mengontrol perjuangan lebih lanjut. Hatta juga menyebutkan bahwa pembentukan
partai politik ini bertujuan untuk mudah dapat mengukur kekuatan perjuangan kita
dan untuk mempermudah meminta tanggung jawab kepada pemimpin-pemimpin
barisan perjuangan. Walaupun pada kenyataannya partai-partai politik tersebut
cenderung untuk memperjuangkan kepentingan golongan daripada kepentingan
nasional. Partai-partai politik yang ada saling bersaing, saling mencari kesalahan dan
saling menjatuhkan. Partai-partai politik yang tidak memegang jabatan dalam kabinet
dan tidak memegang peranan penting dalam parlemen sering melakukan oposisi yang
kurang sehat dan berusaha menjatuhkan partai politik yang memerintah. Hal inilah
yang menyebabkan pada era ini sering terjadi pergantian kabinet, kabinet tidak
berumur panjang sehingga programprogramnya tidak bisa berjalan sebagaimana
mestinya yang menyebabkan terjadinya instabilitas nasional baik di bidang politik,
sosial ekonomi maupun keamanan

Kondisi inilah yang mendorong Presiden Soekarno mencari solusi untuk


membangun kehidupan politik Indonesia yang akhirnya membawa Indonesia dari
sistem Demokrasi Liberal menuju Demokrasi Terpimpin.

2. Pemilihan Umum
➢ Latar Belakang Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955Pemilihan umum merupakan
salah satu syarat agar sistem pemerintahan yang demokratis berfungsi,
Persiapan mendasar pemilu dapat diselesaikan pada masa Pemerintahan Kabinet
Ali Sastoamijoyo I. Kabinet Ali Sastroamijoyo I mempunyai agenda utama untuk
mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum yang direncanakan berlangsung
pada pertengahan tahun 1955. Pada tanggal 31 Juli 1954 dibentuk Panitia
Pemilihan Umum Pusat dengan ketuanya Hadikusumo (PNI). Pada tanggal 16
April 1955 Hadikusumo mengumumkan bahwa pemilihan umum untuk parlemen
akan diadakan pada tanggal 29 September 1955. Pengumuman tersebut
mendorong partai-partai untuk menigkatkan kampanyenya hingga sampai ke
pelosok- pelosok desa. Masing-masing partai berusaha untuk mendapatkan
suara terbanyak.

➢ Pelaksanaan Pemilihan Umum 1955 Diadakannya pemilu diharapkan dapat


menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan. Dengan pemerintahan yang
kuat dan stabil diharapkan dapat melaksanakan program-program
pembangunan. Pemilu direncanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk
memilih anggota DPR dan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih
anggota konstituante (dewan pembuat undang-undang dasar). Setelah
diumumkan pelaksanaan pemilu, maka fase kampanye dimulai dengan
menyelenggarakan rapat- rapat raksasa. Beberapa partai yang akan mengikuti
pemilu, yaitu PNI, Masyumi, PSII, PSI, NU, PKI, PIR, PI Perti, Parkindo, Partai
Katolik, PRN, Murba, dan Partai Buruh. Bahkan dari kelompok tentara, yang
diprakarsai oleh A.H. Nasution pada tahun 1954 membentuk suatu organisai atau
partai yang memiliki golongan tentara di parlemen. Partai inilah yang dikenal
dengan IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia).Wilayah Indonesia
dalam pelaksanaan pemilu dibagi menjadi 16 daerah pemilhan yang meliputi 208
kabupaten, 2.139 kecamatan, dan 43.429 desa dengan jumlah pemilih dalam
pemilu pertama sekitar 39 juta orang.Penyelenggaraan pemilu pertama
berdasarkan padaUndang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1954. Akhirnya pada tanggal 29 September 1955
pemilu dapat terlaksana dengan lancar, sekalipun semula ada ketegangan-
ketegangan, namun berikutnya berlangsung dengan aman, tertib, dan disiplin.
Kemudian pada tanggal 15 Desember1955 diselenggarakan pemilu untuk memili
anggota konstituante. Suasana pemilihan konstituante ini lebih bila dibandingkan
ketika pemilihan anggota DPR.

➢ Hasil Pemilihan Umum Tahun 1955 Pemilu yang berhasil dilaksanakan pada tahun
1955 tersebut memunculkan empat partai terkemuka yang meraih kursi
terbanyak di DPR dan konstituante. Keempat partai terkemuka yang meraih kusri
terbanyak di DPR dan konstituante adalah Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi), Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdatul Ulama (NU), dan Partai
Komunis Indonesia (PKI). Dominasi keempat partai tersebut tampak dari
perimbangan kusri di DPR yang terdiri dari 272 kursi. Untuk kursi DPR Masyumi
60 kursi, PNI 58 kursi, NU 47 kursi, PKI 32 kursi, dan partai lain memperebutkan
sisa 75 kursi, sedangkan perimbangan kursi konstituante 520 kursi. Masyumi 119
kursi, PNI 112 kursi, NU 91 kursi, PKI 80 kursi, dan partai lainnya memperebutkan
sisa 118 kursi. Pelantikan anggota DPR hasil pemilu dilakukan pada tanggal 20
Maret 1956, sedangkan pada anggota Dewan Konstituante dilakukan pada
tanggal 10 November 1955
B A B II

PENUTUP

A. kesimpulan
❖ Sistem Kepartaian
• Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
• Wapres Moh .Hatta mengeluarkan Maklumat pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo,
PRS, Permai, PKRI.
• Sistem kepartaian Yang dianut adalah sistem multipartai.

❖ Pemilu 1955 Dilaksanakan dalam 2 tahap:


• Tahap pertama (29 September 1955) DPR (parlemen
• Tahap kedua (15 Desember 1955) konstituante
❖ Partai besar pada Pemilu 1955 PNII, Masyumi, NU, PKI, PSII. Nilai positif yang dapat
diambil
• Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
• Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
• Kesadaran berdemokrasi
B. Saran
Kami Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih Jauh dari sempurna.Oleh karena itu kami
sangat menbutuhkan saran serta kritikan dari pembaca/ pendengar yang sifatnya menbangun
agar penulisan makalah- makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami
ucapkan terimah kasih.

Anda mungkin juga menyukai