Pemilu 1955
Situasi Gawat Krisis ini yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan
Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak
berlaku, dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari
penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai
ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
Manifesto politik
Poros Jakarta - Peking Politik Konfrontasi
Puncak peristiwa tersebut yaitu meletusnya pemberontakan Gestapu PKI atau
dikenal dengan G30S PKI pada tangga 30 September 1965 untuk merebut
kekuasaan yang sah Negara RI yang dipliomasikan tanggal 17 Agustus 1945,
disertai dengan pembunuhan yang keji dari para Jenderal yang tidak berdosa.
Pemberontakan PKI tersebut berupaya untuk mengganti secara paksa ideologi dan
dasar filsafat negara Pancasila dengan ideologi Komunis Marxis. Adanya
kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-
nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan pancasila dengan ideologi lain.
Dalam upaya memberi arah perjalanan bangsa, beliau menekankan
pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala Indonesia, demokrasi
terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian nasional.
Hasil terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun
posisi Indonesia tetap dihormati si dunia internasional dan integritas wilayah serta
semangat kebangsaan dapat ditegakkan.
Kesimpulan yang ditarik adalah Pancasila telah diarahkan sebagai ideologi
otoriter, konfrontatif dan tidak memberi ruang pada demokrasi bagi rakyat.
Berkat lindungan Allah yang Maha Kuasa maka Bangsa Indonesia tidak goyah
walaupun akan diganti dengan ideologi komunis secara paksa. Hal ini
dikarenakan Pancasila telah merupakan pandangan hidup bangsa serta
sebagai jiwa bangsa. Atas dasar peristiwa tersebut, maka 1 Oktober 1965
diperingati bangsa Indonesia sebagai “ Hari Kesaktian Pancasila”.
Supersemar
Tugas pemegang Super Semar cukup berat, yaitu untuk memulihkan keamanan
dengan jalan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI beserta
ormas-ormasnya, membubarkan PKI dan ormas-ormasnya serta mengamankan 15
menteri yang memiliki indikasi terlibat G30S PKI dan lain-lainnya.
Sidang MPRS IV/1966, menerima dan memperkuat Super Semar dengan
dituangkan dalam Tap No. IX/MPRS/1966. Hal ini berarti semenjak itu Super
Semar tidak lagi bersumberkan Hukum Tata Negara Darurat akan tetapi
bersumber pada kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
Pemilu 1973
Situasi internasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik
dan keamanan dalam negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia
dihadapkan pada pilihan yang sulit, memberikan sandang dan pangan kepada
rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi dan politik di arena
internasional seperti yang dilakukan oleh Ir. Soekarno.
Dilihat dari konteks zaman, upaya Soeharto tentang Pancasila, diliputi
oleh paradigma yang esensinya adalah bagaimana menegakkan stabilitas
guna mendukung rehabilitasi dan pembangunan ekonomi. Istilah yang
terkenal pada saat itu adalah stabilitas politik yang dinamis diikuti dengan
trilogi pembangunan.
Trilogi Pembangunan
Dibentuklah BP7 sejak tingkat Pusat, Tingkat Propensi dan tingkat kabupaten/Kota
Madya di seluruh Indonesia.
Pada awalnya memang memberikan angin segar dalam pengamalan pancasila.
Karena ditangani secara sistymatis oleh seluruh jalur dan dukungan masyarakat
penuh.
Karena kitu saat peresmian museum diorama eka prasetya panca karsa (P4) di
komplek candi penataran ini oleh Gubernur Jawa Timur (Bpk. Sularso) dihadiri
kepala BP7 Pusat (Bpk.Oetoyo Oesman) disaksikan oleh :
Daerah tingkat II lain di Jawa Timur yang telah tuntas garapan P4 nya diantaranya
Kabupaten Pacitan.
Sayang sekali pada beberapa tahun kemudian kebijakan pemerintah pusat yang
dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa pancasila. Kendati terjadi peningkatan
kesejahteraan rakyat dan penghormatan dunia internasional tetapi kondisi politik dan
keamanan dalam negeri tetap rentan, karena pemerintahan sentralistik dan otorian.
Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi
tafsiran lain.
Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana – mana
yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau Negara. Pancasila sering kali digunakan
sebagai legitemator tindakan yang menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alas an
untuk kestabilan nasional dari pada sebagai Ideologi yang memberikan ruang
kebebasan untuk berkreasi.
Walhasil, Pancasila selama orde baru dairahkan menjadi ideology yang hanya
mengutungkan satu golongan yaitu loyalitas tunggal pada pemerintah dan atas nama
persatuan dan kesatuan akhirnya hak – hak demokrasi dikekang.
Orde reformasi gerakan yang ingin menformat ulang / menata kembali hal – hal
yang menyimpang dikembalikan kepada bentuk semula sesuai konsensus
Nasional
Implementasi GHBN 1998 pada pembagian jangka panjang ke II pelita stabilitas
politik goyah
Pada masa pemerintrahan Bj. Habibie ini banyak prestasi yang di capai, tetapi
problem berat pun tak kalah banyaknya
- Tugas berat terus menghadang : berbagi kehidupan politik sosial budaya dan
ekonomi belum sesuai dengangan nilai Pancasila
- Kebebasan berserikat, berbicara, dan bertindak menimbulkan semangat
primordial
- Menurunkan semangat persatuan dan kesatuan
- Banyak konflik horizontal dan vertikal ( misalnya Maluku dan Papua )
- Ideology Pancasila cenderung sebatat retorika politik.
- NKRI mendapat tantangan berat : Timor – Timur Lepas dari Pemerintah
RI, beberapa wilayah ingin melepaskan diri dari RI, gerakan radikalisme
menyebar, mahasiswa justru direkrut jamaah Ahmadiyah, Mll dan lain –
lain.
Pancasila secara formal tetap sebagai dasar idiologi Negara, tetapi
pemahaman sebagai Aparat dan sebagai masyarakat menurun. Sesanti
Bhineka Tunggal Ika kyang menyemangati persatuan dan kesatuan
seakan luntur.
Pemilihan Presiden pada tanggal ..................... menghasilkan Presiden baru
yaitu pasangan Ir. Jokowi dodo dengan Jusuf Kala
( ) ( ) ( Djoko Soesilo )
ESTAFET KEPEMIMPINAN PANCASILA