Pada masa orde lama yang dipimpin Soekarno, Pancasila mengalami ideologisasi.
Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan
serta kepribadian bangsa Indonesia. Masa ini merupakan masa pencarian bentuk
implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila
diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama.
Selain itu, Di Maluku pada 25 April 1950 terjadi pemberontakan RMS (Republik
Maluku Selatan). Di Sumatera Barat pada 15 Februari 1958 lahir PRRI
(Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Di Jakarta pada 30 September
1965 PKI (Parti Komunis Indonesia) melakukan pengkhianatan. Dan semua
keberhasilan penguasa dalam memadamkan segala bentuk pemberontakan
tersebut dilakonkan sebagai Keperkasaan Pancasila. Bahkan menyusul
keberhasilan penguasa dalam waktu sehari memberantas pemberontakan G30S
PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia) yang pecah pada tanggal
30 September 1965, maka serta merta tanggal 1 Oktober secara khusus
diisytiharkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Dan ini merupakan bukti adanya
usaha untuk membangun Pancasila sebagai Mitologi Baru, sekali pun sejumlah
pakar cuba untuk menyangkal hal tersebut
Selama Orde Lama telah terjadi tiga sistem demokrasi : Demokrasi Liberal (1945-
1955), lalu Demokrasi Berparlimen (1955-1959), kemudian Demokrasi Terpimpin
(1959-1966).
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang
presidensial, namun pada praktiknya sistem ini tidak dapat diwujudkan walau
penjajah diusir. Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan. Muncul
upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan paham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 dan olen
DI/TII yang ingin mendirikan negara Islam. Periode ini disebut sebagai periode
Demokrasi Liberal, kerana memang merupakan era awal kemerdekaan. Pada
periode ini terjadi euforia revolusi, sehingga setiap orang boleh mengekspresikan
rasa kemerdekaannya dengan kebebasan mengemukan pendapat seluasluasnya,
termasuk dalam menafsirkan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Demokrasi di periode ini, telah memberi kesempatan kepada Ir. Soekarno selaku
penguasa Orde Lama, untuk memelihara dan mengasuh Pancasila sesuai dengan
tafsirannya. Ir. Soekarno sebagai seorang Nasionalis Sekuler tulen, yang amat
mengagungkan Karl Marx, telah menafsirkan Pancasila secara subjektif sesuai
dengan fahaman yang dianutnya, sehingga Fahaman Marxisme, Komunisme dan
Sosialisme boleh hidup dengan subur di bawah naungan Pancasila.
Kerananya, ketika Indonesia baru dua bulan merdeka, pada 21 Oktober 1945,
Parti Komunis Indonesia (PKI) berdiri dengan amat mudahnya. Dan dalam
Pilihan Raya tahun 1955, PKI berhasil menduduki empat besar setelah Masyumi,
PNI dan NU. Dalam periode ini, sepanjang jangka waktu 18 Agustus 1945 s/d 27
Desember 1949, Republik Indonesia secara khusus berada dalam suasana
Revolusi Fisik. Dan selama periode ini pula, telah terjadi tiga kali perubahan
Konstitusi :
Periode ini disebut sebagai periode Demokrasi Berparlemen, kerana sejak digelar
Pilihan Raya Pertama di Indonesia pada 15 Disember 1955, maka terbentuklah
Majelis Konstituante yang berfungsi sebagai Parlemen dan bertugas untuk
memgubal Undang-Undang Dasar.
Sekali pun Manipol 1959 merupakan penjelasan rasmi dari Dekrit Presiden 5 Juli
1959, namun pengaruh PKI cukup kuat dalam kelahirannya. Hal ini penulis
cermati dari fakta berikut :
1. Isi Manipol 1959 sesuai dengan apa yang diusulkan oleh Sidang Pleno ke
– 7 Central Comitte PKI pada bulan November 1958.
2. Dewan Partimbangan Agung saat itu dipimpin oleh Ketua Umum PKI,
D.N.Aidit.
3. Isi Manipol 1959 mirip seperti Konsepsi D.N. Aidit, Ketua Umum PKI,
yang terkenal dengan nama ”Masyarakat Indonesia dan Revolusi
Indonesia”, yang disingkat MIRI.
Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang
menyimpang dari pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan
Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi
implementasi dan aplikasinya sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila.
Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi
tafsiran lain.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni, Orde baru berhasil
mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil
mengatasi paham komunis di Indonesia. Dalam pemerintahannya presiden
Soeharto melakukan beberapa penyelewengan dalam penerapan Pancasila, yaitu
diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah.
Penyelewengan yang lain adalah pelanggengan korupsi, kolusi, dan nepotisme
sehingga pada masa ini banyak pejabat negara yang melakukan korupsi. Tak
hanya itu, pada masa ini negara Indonesia juga mengalami krisis moneter yang di
sebabkan oleh keuangan negara yang tidak stabil dan banyaknya hutang kepada
pihak negara asing.
Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa
orde baru dan orde lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan itu adalah KKN yang merupakan masalah yang sangat besar dan sulit
untuk dituntaskan. Pada masa ini korupsi benar-benar merajalela. Para pejabat
negara yang melakukan korupsi sudah tidak malu lagi. Mereka justru merasa
bangga, ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung KPK dengan
melambaikan tangan serta tersenyum seperti artis yang baru terkenal. Selain
KKN, globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia karena semakin lama
ideologI Pancasila tergerus oleh ideologi liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan
pada masa ini bersifat terbuka, lebih bebas, dan nyata.
Globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia karena semakin lama ideologI
Pancasila tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada
masa ini bersifat terbuka, lebih bebas, dan nyata.
1. Kisah Raja Linge ke XIV, iaitu Raja di daerah Linge, Kabupaten Aceh Tengah
sekarang. Diceritakan bahawa di masa Sultan Ala’uddin Ri’ayatsyah Al-Qahhar
(1537 s/d 1571), telah dijatuhi hukuman oleh Qadhi Malikul Adil (Hakim Agung
Kesultanan) terhadap Raja Linge dengan membayar diyat 100 ekor kerbau kerana
telah membunuh adik tirinya.
2. Kisah Sultan Iskandar Muda (1603 s/d 1637) yang telah menjatuhkan hukum
rejam kepada anak kandungnya sendiri kerana terbukti berzina dengan salah
seorang isteri bangsawaan di dalam lingkungan istana.
Syariah
Guru Besar penulis di King Saud University, Riyadh – Saudi Arabia, Prof. DR.
Muhammad Rawwas Qol'ah-ji, mengertikan Syariah sebagai berikut :
Dalam Kamus Besar Bahasa Melayu disebut dengan Syariat, Syariah dan Sereat yang
diertikan Hukum Agama. Sedang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut dengan
Syariah dan Syariat yang diertikan Hukum Agama yang menetapkan peraturan hidup
manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan
alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
Islam
Islam berasal dari bahasa Arab ( )الَمِإس, asal katanya adalah ( ) ْلمس, yang secara
bahasa berarti damai atau selamat.
Dalil Syar’i tentang kewajiban penerapan Syariah Islam merupakan Dasar Hukum
Syar’i yang menjadi landasan perjuangan penerapan Syariah Islam di Indonesia.
Dalil Syar’i tersebut terdiri dari : Dalil Naqli dan Dalil Aqli. Prof. Muhammad
Mushthofa Syalabi, dalam kitabnya Ushul AlFiqh Al-Islami, mentakrifkan Dalil
Naqli sebagai berikut yang artinya : ”(Dalil) Naqli : Ia adalah (dalil) yang jalannya
melalui penukilan, tidak ada tempat bagi Mujtahid untuk membentuk dan
menciptakannya, dan tugasnya (Mujtahid) hanya terbatas kepada pemahaman
hukum-hukum dari pada isi (nukilan) nya setelah penetapan (keabsahan) nya.
Sedang Dalil ‘Aqli, beliau mentakrifkannya sebagai berikut yang artinya : ”(Dalil)
Aqli : Ia adalah (dalil) yang bagi akal ada tempat untuk membentuknya, atau
dengan ungkapan yang lain ; Ia adalah (dalil) yang bagi Mujtahid ada usaha dalam
menciptaknnya.
Kewujudan Dalil Naqli dan Dalil Aqli diakui oleh Al-Quran dan As-Sunnah.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman yang artinya :
”Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu
kepada Rasulullah dan kepada Ulil Amri (orang-orang yang berkuasa) dari
kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam
sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah
dan (Sunnah) Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari
Akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu) dan lebih baik elok pula
kesudahannya.”
Pengkajian Dalil Syar’i dalam Tesis ini menjadi penting, kerana perjuangan
penerapan Syariah Islam di Indonesia meletakkan asas pergerakannya di atas Dalil
Syar’i tersebut. Melalui pengkajian Dalil Syar’i tersebut, baik Naqli mahupun
Aqli, akan terlihat apakah perjuangan penegakan Syariah Islam di Indonesia
merupakan murni perjuangan Islam atau hanya suatu perjuangan politik yang
mengatas-namakan Islam.
Dalil Naqli
Dalil Naqli yang paling utama dan merupakan sumber dari segala sumber Hukum Islam
adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Semua bentuk dalil, samada Naqli mahupun Aqli,
bersumber dari dua sumber utama Hukum Islam, iaitu : Al-Quran dan As-Sunnah.
Dalil Aqli
Hadits Mu’adz ibnu Jabal ra yang sudah penulis paparkan merupakan Hujjah bagi
pengakuan eksistensi Dalil Aqli. Namun demikian, Dalil Aqli tidak berlaku secara
Syar’i kecuali jika bersandar kepada Dalil Naqli, sebagaimana ditegaskan Al-
Imam Asy-Syatibhi rhm. Artinya, apa pun bentuk dan jenis Dalil Aqli tidak boleh
berlawanan dengan Dalil Naqli, kerana Dalil Naqli jika difahami secara benar
tidak akan pernah bertentangan dengan akal yang sehat.
Allah SWT sebagai Pencipta segala sesuatu tentu menjadi pihak yang paling tahu
dan mengerti tentang apa sahaja menyangkut semua ciptaan-Nya. Sehingga Dia
pulalah yang menjadi pihak yang paling tahu dan paling mengerti tentang aturan
yang bagaimana yang sesuai bagi semua ciptaan-Nya. Kerananya, menjadi
kewajiban para makhluq (ciptaan) untuk mengikuti aturan yang dibuat Sang
Khaliq (Pencipta), agar selamat kehidupannya di dunia mahupun akhirat.
Berkaitan hal ini, maka analogi yang boleh diambil adalah : Jika sebuah
perusahaan elektronik menciptakan suatu produk, maka perusahaan itulah yang
paling tahu dan paling mengerti tentang segala sesuatu berkaitan produknya, baik
kelebihan mahupun kekurangannya. Sehingga perusahaan itu pulalah yang paling
tahu dan paling mengerti tentang aturan pakai, perawatan, penggantian dan
lainnya berkaitan produk ciptaannya tadi. Maka jika ingin produk tersebut
berfungsi dengan baik dan menghasilkan kerja yang memuaskan serta terpelihara
dari kerusakan, maka ikuti aturan yang dibuat oleh sang pencipta produk tersebut,
seperti yang tertulis dalam buku petunjuk pemakaian dan pemeliharaan yang
dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan.
3.KAJIAN TENTANG PERAN ISLAM MEMBENTUK IDENTITAS
NASIONAL INDONESIA PANCASILA DENGAN PIAGAM JAKARTA
Bila kita berbicara dalam konteks sejarah, seorang ahli politik, George McT
Kahin, mengatakan bahwa sebetulnya yang membentuk nasionalisme Indonesia
itu adalah Islam. Karena Islam mayoritas dan menyebar di begitu banyak pulau di
seluruh indonesia.
Indonesia sering dikatakan bukan sebagai suatu bangsa, tapi sebagai kumpulan
bangsa-bangsa. Baik itu Jawa, Sunda dan lain-lain. Mereka berbeda-beda. Tapi
karena disatukan oleh kitab, lalu mereka membangun bangsa Indonesia. Jadi
kontribusi pertama Islam adalah membangun kebangsaan. Orang Indonesia yang
beragama Islam, yang terdapat di berbagai daerah bersama-sama membangun
suatu bangsa. Islam lah yang mempersatukan mereka.
Dalam pidato Pancasilanya, Bung Karno berkata semua orang Islam dalam NKRI
itu bisa berjuang mati-matian secara demokratis untuk memperjuangkan haknya.
Tapi kelompok-kelompok yang lain juga bisa berjuang secara demokratis.
Pertandingannya itu dalam pemilu. Entah kenapa, belakangan pertandingan itu
bergeser, tidak lagi dalam pemilu. Tapi dalam kehidupan sehari-hari. Saya lihat
ini terjadi pasca Soeharto (Orde Baru). Karena di zaman Soeharto, orang-orang
yang menyentuh masalah agama itu dianggap SARA. Akan segera ditindak oleh
Soeharto kalau menyerempet SARA.
Setelah itu, Soeharto digantikan oleh Habibie dan Gus Dur. Sampai zaman Gus
Dur kita masih menghargai Ke-Bhineka-Tunggal-Ika-an negeri ini, walaupun
mulai muncul kebangkitan kaum muslimin. Orang-orang Islam sekarang
membentuk partai. Banyak parpol yang mengatasnamakan Islam, mereka
bertanding juga dalam pemilu dan sebagian akhirnya memperoleh suara yang
bagus. Dalam situasi seperti itu, sering sekali isu-isu agama itu disentuh, menurut
saya karena kepentingan politik. Ada kepentingan politik tertentu, sehingga
mereka membangkitkan semangat keagamaan yang khusus.
Dan belakangan ini mulai muncul tindakan-tindakan intoleran. Bukan saja antar
agama, orang Islam dengan agama lain, tetapi juga sesama Islam. Seperti yang
terjadi dalam penyerangan Ahmadiyah dan Syiah. Kami selalu bertanya ada apa
di balik konflik-konflik sosial itu?
Dengan semakin banyak orang-orang Islam terjun di dunia politik, Islam Politik
menjadi hidup kembali. Islam Politik itu dulu di zaman Soeharto di-asas-tunggal-
kan. Tapi pasca reformasi, khususnya setelah SBY naik, kepentingan-kepentingan
politik, kelompok-kelompok agama itu mulai menguat kembali. Dan sekarang
simbol-simbol keagamaan dijadikan alat untuk merekrut para pemilih.
Secara historis kita adalah contoh bangsa yang sangat toleran. Begitu tolerannya
sampai ada yang menduga bahwa orang Indonesia itu sinkretis. Jadi dia bisa
menghimpun unsur-unsur dari berbagai peradaban. Tapi sekarang kita berada
pada posisi yang mengkhawatirkan. Dulu bangsa yang damai, kok sekarang jadi
galak-galak. Ada seorang penulis Amerika yang meninjau Islam di Indonesia
menulis buku tentang “orang beriman yang pemarah”, itu gelar yang diberikan si
penulis. Kemudian muncul isu terorisme, yang boleh jadi itu isu yang
dibangkitkan untuk menimbulkan kebencian terhadap Islam dari dunia.
Nah aksi terorisme itu kemudian dimuat oleh banyak media. Karena beritanya
buruk, seksi, maka lakulah di media. Sementara berita-berita yang tidak seksi,
seperti ada gerakan sosial di kalangan kaum muslimin sekarang ini, ada yang
namanya sedekah rombongan, tidak banyak ditulis media. Ada beberapa orang
pengusaha kecil bersama-sama memberikan bantuan kepada masyarakat miskin
yang tidak mamu membayar pengobatan di rumah sakit, tidak pernah masuk
berita. Tapi kalau masjid disegel, Gereja Yasmin, tempat ibadah ditutup, orang-
orang Syiah diserang, itu ramai diberitakan.
Ada tiga gejala menarik yang muncul pasca reformasi. Salah satunya adalah
munculnya kelompok-kelompok kecil yang ekstrim. Kelompok ini muncul karena
organisasi transnasional. Sebetulnya mereka tidak bisa dipisahkan dari apa yang
terjadi di dunia Islam. Terus ada gerakan yang secara alamiah biasa disebut
gerakan pengkafiran. Ada macam-macam bentuknya. Yang berbeda pendapat
dengan mereka disebut kafir. Yang disebut kafir bukan hanya orang-orang non-
muslim, tapi juga orang muslim yang fahamnya tidak sama dengan mereka.
Untungnya bangsa kita masih memiliki sikap toleransi. Kita tidak terlalu
terpengaruh dengan gerakan-gerakan yang intoleran. Di Indonesia mereka hanya
kelompok kecil. Tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap bangsa kita.
Menurut kami pemerintah harus bertindak tegas atas sikap-sikap intoleran. Kita
Insyaallahakan menikmati Indonesia yang damai. Karena pada dasarnya kita
sangat toleran. Kita punya sikap toleran secara genetis dari orang-orang terdahulu.
Sehingga seluruh bangsa bisa hidup berdampingan. Jadi gejala sekarang ini hanya
gejala temporer saja. Pemerintah harus menghidupkan kembali lembaga dialog
antar umat beragama atau menegakan, membantu lembaga-lembaga yang
memperjuangkan kebebasan beragama. Itu harus dibantu. Di masyarakat sudah
terjadi sekarang ini. Jangan sampai berhadap-hadapan antara pemerintah yang
membiarkan intoleransi dengan masyarakat umum yang membela toleransi umat
beragama.
Kami tidak setuju juga di TV ada acara orang masuk Islam. Itu menimbulkan
gejala tidak sehat. Itu cuma ciri khas di zaman pasca reformasi, semasa Soeharto
tidak ada. Pancasila sangat relevan. Karena Pancasila itu disepakati oleh seluruh
agama. Sama kelompok ekstrim sekalipun, karena saya dulu juga pernah jadi
anggota kelompok ekstrim. Apa dari Pancasila itu yang melanggar atau
bertentangan dengan Islam? Tidak ada. Periksa satu persatu, tidak ada yang
bertentangan dengan ajaran Kristiani, Budha, semua agama sepakat.
4.DEMOKRASI DALAM PANDANGAN ISLAM, PANCASILA DAN HAM
Mulanya, demokrasi lahir di Yunani dan berkembang pesat di Eropa dan bumi
bagian Utara. Sementara Islam terlahir di Arab dan sistem pemerintahan Islam
yang berupa khalifah berkembang pesat di wilayah Selatan. Demokrasi
merupakan produk akal, sedangkan Islam adalah wahyu yang difirmankan Alloh
kepada Rasulullah SAW. Fakta sejarah menjukkan bahwa pemerintahan yang
dijalankan oleh Rasulullah SAW dan Khulafa’ al-Rasyidin tidak menyebutkan
antara berlandaskan pada demokrasi. Pertemuan Islam dan demokrasi merupakan
pertemuan peradaban dan ideologi saja.
Demokrasi dalam pengertian sedehanan sering diartikan sebagai dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian aktualitas demokrasi di dalam suatu
Negara sendiri adanya kedaulatan rakyat. Hal ini merupakan semangat dari
terbentuknya suatu Negara yang menginginkan keadilan dan kemakmuran bagi
rakyat.
HAM dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang
dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Sehingga
pada dasarnya HAM asasi manusia pasti ada kalaumanusia yang hisup dalam
kehidupan sosialnya.sama saja dengan melihat hukum itu sendiri dengan
istilah ubi societas ibi ius. Bisa dikatakan bahwa sebenarnya HAM terletak pada
keberadaan manusia yang melahirkan demokrasi yang sebenarnya.
Konsepsi HAM dan demokrasi dapat di lacak secara teologis berupa relativitas
manusia dan kemutlakan Tuhan. Konsekuensinya, tidak ada manusia yang
dianggap menempati posisi lebih tinggi, karena hanya satu yang mutlak dan
merupakan prima facie, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang diciptakan
oleh tuhan sangat mengerti kalau ia adalah mahluk tuhan yang hasrus
menghormati sesama ciptaan tuhan oleh karena itu, dengan sedinrinya demokrasi
akan maju karena refleksi dari kemajuan demokrasi adalah pengakuan dan
peghormatan HAM yang didapat dari memaknai rasa Ketuhanan. Manusia
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin
derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak
asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang
merupakan karunia Sang Pencipta.
Selain itu, prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat dapat menjamin peran serta
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga setiap peraturan
perundang-undangan yang diterapkan dan ditegakkan benar-benar mencerminkan
perasaan keadilan masyarakat. Sesuai dengan konsep HAM yakni penghormatan
sebagai insane manusia, dalam suatu Negara warga Negara adalah individu
manusia yang memiliki hak. Hak itu termasuk hak didengarkan suaranya melalui
DPR. Jadi perasaan keadilan masyarakat didengarkan dan prinsip demokrasi
menjembatani dan sebagai wadah untuk itu.
Jika dikaji sesuai dengan Generasi HAM maka rumusan hak asasi manusia dalam
Undang-Undang Dasar dapat mencakup lima kelompok materi sebagai berikut:
b. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan atau penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat kemanusiaan.
e. Setiap orang berhak untuk bebas memiliki keyakinan, pikiran dan hati nurani.
g.Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum dan
pemerintahan.
h. Setiap orang berhak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.
B Setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga
perwakilan rakyat.
d. Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pekerjaan yang sah dan
layak bagi kemanusiaan.
e. Setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat imbalan, dan mendapat perlakuan
yang layak dalam hubungan kerja yang berkeadilan.
c. Hak khusus yang melekat pada diri perempuan yang dikarenakan oleh fungsi
reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum.
d. Setiap anak berhak atas kasih sayang, perhatian dan perlindungan orangtua,
keluarga, masyarakat dan negara bagi pertumbuhan fisik dan mental serta perkem-
bangan pribadinya.
e. Setiap warga negara berhak untuk berperan serta dalam pengelolaan dan turut
menikmati manfaat yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan alam.
f. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilai-nilai agama,
moralitas dan kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat yang
demokratis.