Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN SIKAP DEMOKRASI

DARI MASA KE-MASA


Guru Pembimbing:
Tumiar Butar Butar S.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok III – XI IPA 9
Ketua : Musyaffa Hirzy
Moderator : Nasywa A.P
Notulen : Muhammad Irfan
Presenter : Naila Zhafirah
Anggota : Philip Justin
Lilis Mikitah
Putra N. L
Rayhan Syahputra
Nazwa Fadilla

1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………….
C. PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA MASA ORDE BARU………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. PENJELASAN………………………………………………………………………………..
B. SEJARAH LAHIRNYA ORDE BARU………………………………………………….
C. PENATAAN KEHIDUPAN DEMOKRASI PADA MASA ORDE BARU……
D. PRINSIP PRINSIP DEMOKRASI………………………………………………………
E. PERMASALAHAN PADA MASA ORDE BARU……………………………………
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………….
B. SARAN……………………………………………………………………………………………

BAB I
2
PENDAHULUAN
Lahirnya orde baru tentu tidak terlepas dari terbitnya surat perintah 11 Maret
1966 atau supersemar.
Lewat supersemar,presiden Soekarno menyerahkan mandat kekuasaannya
kepada Soeharto,yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri/Panglima
Angkatan darat.
Masa kemimpinan Soeharto,yang pada akhirnya bertahan hingga 1998,disebut
dengan era orde baru.Pada hakikatnya orde baru lahir untuk melaksanakan
Kembali kehidupan bermasyarakat dan di negara sesuai Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen.
Lahirnya orde baru dilatarbelakangi oleh pergolakan politik di Indonesia yang
terjadi pada pertengahan 1960-an.Bahkan pada masa itu disebut sebagai salah
satu periode paling penuh gejolak dalam sejarah modern Indonesia.
Penyerahan mandat kekuasaan lewat Supersemar dilatarbelakangi dengan
guncangan pasca G30S/PKI pada 1 oktober 1965.
Demokrasi terpimpin Soekarno pun melemah akibat tudingan tentara bahwa
partai komunis Indonesia (PKI) merupakan dalang di balik peristiwa
pembunuhan 7 jenderal tsb.
Tuduhan tersebut tentu memicu amarah dari pada pemuda antikomunis.
Akhir oktober 1965, para mahasiswa membentuk kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia atau KAMI , dengan dilindungi oleh para tentara.
Kelompok ini dibuat untuk memprotes Soekarno yang enggak bertindak apa
apa terkait peristiwa G30S/PKI .
Selain itu , rakyat juga melakukan unjuk rasa soal buruknya perekonomian
dibawah kepemimpinan Soekarno pasalnya , memasuki 1966 , inflasi telah
mencapai 600 persen lebih.
Melihat situasi tsb , Soekarno juga tidak memberi tanggapan apa2 terkait suara
rakyat.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas
Soekarno dan membuat nya mengeluarkan surat perintah kepada Letjen
Soeharto untuk melakukan segala tindakan demi keamanan , ketenangan ,dan
stabilitas politik .
Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan orde baru.
Pemerintah orde baru menggunakan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama
pemerintahan orde baru adalah menerapkan nilai Pancasila dan UUD 1945,
secara murni serta konsekuen dalam aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

3
A. Latar Belakang
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat,dengan demikian
berarti suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan atau kedaulatan ada ditangan
rakyat.
Orde Baru adalah adalah tatanan seluruh perkehidupan rakyat,bangsa dan negara
RI yang diletakkan kepada kemurnian pelaksaan Pancasila UUD 1945.
Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsipil terhadap praktik-praktik
penyelewengan yang telah terjadi pada masa lampau yang lazim disebut zaman
Orde Lama.
Lahirnya orde baru tentu tidak terlepas dari terbitnya surat perintah 11 Maret
1966 atau Supersemar .
Lewat Supersemar , presiden Soekarno menyerahkan mandat kekuasaannya
kepada Soeharto , yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri / panglima
Angkatan Darat.
Masa kepemimpinan Soeharto yang pada akhirnya bertahan hingga 1998, disebut
dengan era orde baru. Pada hakikatnya orde baru lahir untuk melaksanakan
Kembali kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
Lahirnya orde baru dilaterbelakangi oleh pergolakan politik di Indonesia yang terjadi
pada pertengahan 1960-an
Lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tri Tuntutan Rakyat yang merupakan ide
perjuangan Angkatan 66 /KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
TRITURA semakin panas karena sikap Presiden Soekarno yang bertolak belakang
dengan aksi – aksi mereka hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat
Indonesia menurun kepercayaannya terhadap pemerintahan Soekarno.
Supersemar 11 Maret 1966 , dalam surat perintah tersebut Soekarno menunjuk
Soeharto
Untuk melakukan segala Tindakan demi keamanan , ketenangan san stabilitas
politik.
Supersemar menjadi titik awal perkembangannya kekuasaan orde baru.
Dimasa pemerintahannya , Soeharto melakukan koreksi total sehingga penerapan
Pancasila semakin kuat lebih lengkapnya
Penyebab jatuhnya pemerintahan orde baru ,infrastruktur yang merata untuk
masyarakat ,namun perkembangan diikuti dengan praktik korupsi , kolusi dan
nepotisme.

4
B. Tujuan
Penyerahan mandat kekuasaan lewat Supersemar dilatarbelakangi dengan guncangan
pasca G30S-PKI pada 1 OKtober 1965.
Penyerahan mandat kekuasaan lewat Supersemar dilatarbelakangi dengan
guncangan pasca G30S/PKI pada 1 oktober 1965.
Demokrasi termimpin soekarno pun melemah akibat tudingan tentara bahwa
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan dalang dibalik peristiwa pembunuhan 7
jenderal tersebut.Tuduhan tersebut tentu memicu amarah dari para pemuda
antikomunis,akhir Oktober para mahasiswa membentuk kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia atau kami,dengan dilindungi oleh para tentara.
Selain itu,rakyat juga melakukan unjuk rasa soal buruknya perekonomian dibawah
kemimpinan Soekarno,Pasalnya,memasuk 1966 inflasi telah mencapai 600% lebih.
Melihat situasi tersebut,Soekarno juga tidak memberi tanggapan apa-apa terkait
suara rakyat.
Lahirnya orde baru didorong oleh kacaunya kondisi politik pada tahun 1966.
Adapun faktor politik yang mendorong lahirnya orde baru adalah presiden
Soekarno menolak bertanggung jawab atas peristiwa G30S/PKI.
Supersemar atau surat perintah 11 Maret adalah surat yang mengawali peralihaan
kepemimpinan nasional dari pemerintah orde lama ke orde baru.
Melalui surat yang dikeluarkan pada 11 Maret 1966, terjadi peralihan kepemimpinan
nasional dan penyerahan mandate kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto ,
yang saat itu menjabat sebagai Menteri Panglima Komando Operasi Keamanan dan
ketertiban.
Presiden soeharto mengambil alih sejumlah keputusan melalui SK Presiden
1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 atas nama presiden /panglima tertinggi
ABRI/Mandataris MPRS/PBR.
Keputusan tersebut berisi
1.pembubaran partai komunis beserta ormasnya dan menyatakannya sebagai partai
terlarang.
2.penangkapan 15 menteri yang terlibat atau pun mendukung G30S/PKI beserta
ormasnya

5
C. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru
Masa orde baru dimulai pada tahun 1966. Pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh
Presiden Soeharto, mengawali jalannya pemerintahan dengan tekad melaksanakan
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen. Berdasarkan pengalaman di
masa orde lama, pemerintahan orde baru berupaya menciptakan stabilitas politik dan
keamanan untuk menjalankan pemerintahannya. Orde baru menganggap bahwa
penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 adalah sebab utama kegagalan
dari pemerintahan sebelumnya. Orde baru merupakan tatanan perikehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia atas dasar pelaksanaan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945
secara murni dan konsekuen. Demokrasi yang dijalankan dinamakan demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang didasarkan atas nilai-nilai dari sila-sila yang
terdapat pada Pancasila.

Namun, pada praktiknya, cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang
demokratis tersebut justru runtuh dikarenakan penyalahgunaan kekuasaan pemerintah,
terutama oleh presiden. Pada masa orde baru, bangsa Indonesia seakan-akan malah
terjatuh menjadi negara yang totalite. Kondisi tersebut dapat terjadi karena beberapa hal
berikut.

1. Hak-hak Politik Rakyat Sangat Dibatasi

Sejak tahun 1973, jumlah partai politik di Indonesia dibatasi hanya ada tiga. Pegawai
pemerintahan dan ABRI diharuskan mendukung partai penguasa. Pertemuan-pertemuan
politik harus mendapatkan izin dari penguasa. Para pengkritik pemerintah dikucilkan secara
politik, bahkan ada yang disingkirkan secara paksa. Meskipun pers dinyatakan bebas, pada
kenyataannya pemerintah dapat memberangus/membredel penerbitan pers yang dianggap
berseberangan dengan pemerintah. Di samping itu, ada perlakuan diskriminatif terhadap
anak keturunan orang yang dianggap terlibat G30S/PKI.

2. Pemusatan Kekuasaan di Tangan Presiden

Meskipun pada masa orde baru kekuasaan negara dibagi menjadi berbagai lembaga negara
yang formal (MPR, DPR, DPA, MA, dan sebagainya), pada praktiknya lembaga-lembaga tinggi
negara tersebut dikendalikan oleh presiden.

3. Pemilu yang Tidak Demokratis

Pada masa orde baru, pemilu memang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya pemilu tersebut tidak berlangsung secara demokratis. Partai
penguasa melakukan berbagai cara agar dapat memenangkan pemilu.

4. Pembentukan Lembaga Ekstra Konstitusional

6
Pemerintah membentuk Kopkamtib (Komando Pengendalian Keamanan dan Ketertiban),
yang berfungsi untuk mengamankan pihak-pihak yang potensial menjadi oposisi penguasa
dengan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya.

5. Diskriminatif Terhadap Etnis Tertentu

Pada masa orde baru juga terjadi diskriminatif terhadap etnis tertentu. Misalnya saja, warga
keturunan Tionghoa dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap
sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga
pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Pemerintah
orde baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang
lebih lima juta dari keseluruhan rakyat Indonesia, dikhawatirkan akan menyebarkan
pengaruh komunisme di tanah air. Padahal, pada kenyataannya, kebanyakan dari keturunan
Tionghoa berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang
diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan.

6. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) Merajalela

Pelaksanaan pemerintahan negara yang terlalu sentralistis pada masa orde baru berakibat
merajalelanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di segala bidang. Hal ini
mengakibatkan rakyat semakin sengsara, hingga timbul sebuah istilah yang mengatakan
bahwa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Meskipun dalam pelaksanaannya dianggap tidak demokratis, pada masa orde baru juga
mencatat beberapa keberhasilan di berbagai bidang, antara lain sebagai berikut:

1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70, pada
tahun 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
2. Berhasil melaksanakan program transmigrasi, meskipun menimbulkan kecemburuan
sosial di kalangan tertentu.
3. Berhasil melaksanakan program Keluarga Berencana (KB).
4. Berhasil memerangi buta huruf di kalangan masyarakat

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penjelasan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga diterapkan pada masa Orde Baru
sejak 1966-1998 ketika Soeharto menjadi Presiden. Lima bunyi Pancasila juga
dijadikan sebagai landasan negara selama rezim orde baru kendati sempat terjadi
polemik dalam sejarahnya.
Didalam pancasila dihasilkan dari berbagai pandangan dari nilai budaya bangsa
Indonesia yang dilahirkan pada 1 Juni 1945.
Didalam pancasila termuat berbagai hal semacam adat istiadat,kebudayaan,agama
dan mencerminkan wujud pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.

Berikut bunyi 5 sila yang ada dalam Pancasila


1.Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3.Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5.Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Insonesia.
Penerapan Pancasila sebagai Ideologi bangsa pun berproses sesuai dengan
keadaan zamannya termasuk pada masa orde baru.
Di orde sebelumnya sempat terjadi penyelewengan dan penyimpangan prinsip
utama. Isi Pokok Demokrasi Pancasila dan Asasnya
Era pemerintahan pada masa Soeharto dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep
Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Indonesia.
Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan harapan bagi rakyat Indonesia.
Terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan politik.
Perubahan politik dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di
bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis pada Orde Baru.

8
Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden
Soeharto atas dasar beberapa hal, yaitu:
1. Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang sebagai sosok
pemimpin yang mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan.
2. Soeharto berhasil membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
menjadi musuh Indonesia pada masa ini.
3. Soeharto berhasil menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca
pemberontakan PKI dalam waktu relatif singkat.

ASAS POKOK DEMOKRASI


Tetapi harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena sebenarnya tidak
ada perubahan subtantif dari kehidupan politik Indonesia.
Antara Orde Baru dan Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter.
Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan
pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.

Lembaga kepresidenan adalah pengontrol utama lembaga negara lain yang bersifat
suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun infrastruktur (LSM, Partai
Politik dan sebagainya).
Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun seperti
Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima
Tertinggi ABRI.
Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari
harapan.
Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat
politik penguasa.

9
B.Sejarah Lahirnya Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde
Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya
Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru
berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang
merajalela. Orde Baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
pada tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya. Orde Baru bertujuan
meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada kemurnian
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945

Kelahiran Supersemar terjadi dalam serangkaian peristiwa pada tanggal 11 Maret 1966. Saat
itu, Sidang Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dipimpin oleh Presiden Soekarno
sedang berlangsung. Di tengah acara, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana
terdapat pasukan yang tidak dikenal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
Presiden Soekarno menyerahkan pimpinan sidang kepada Wakil Perdana Menteri
(Waperdam) II Dr.jahanes leiman dan berangkat menuju Istana Bogor, didampingi oleh
Waperdam I Dr.subandrio, dan Waperdam II chairul saleh. Leimena sendiri menyusul
presiden segera setelah sidang berakhir.

Di tempat lain, tiga orang perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir
Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud bertemu dengan Letnan Jenderal
Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi
Pemulihan Keamanan dan Ketertiban untuk meminta izin menghadap presiden. Segera
setelah mendapat izin, di hari yang sama tiga perwira tinggi ini datang ke Istana Bogor
dengan tujuan melaporkan kondisi di ibukota Jakarta meyakinkan Presiden Soekarno bahwa
ABRI, khususnya AD, dalam kondisi siap siaga. Namun, mereka juga memohon agar
Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan ini.

Menanggapi permohonan ini, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah yang ditujukan
kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil
tindakan dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan stabilitas pemerintahan demi
keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. Perumusan surat perintah ini sendiri dibantu
oleh tiga perwira tinggi ABRI, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal M.
Yusuf, Brigadir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir Jenderal Subur, Komandan Pasukan
Pengawal Presiden Cakrabirawa. Surat perintah inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat
Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

10
C. Penataan Kehidupan Demokrasi pada Masa Orde Baru
1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya

Dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, serta stabilitas pemerintahan, Soeharto


sebagai pengemban Supersemar telah mengeluarkan kebijakan:

 Membubarkan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat
dengan Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966.
 Menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
 Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat
Gerakan 30 September 1965.

2. Penyederhanaan Partai Politik

Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada masa Orde Baru
pemerintahan pemerintah melakukan penyederhanaan dan penggabungan (fusi) partai-
partai politik menjadi tiga kekuatan sosial politik. Penggabungan partai-partai politik
tersebut tidak didasarkan pada kesamaan ideologi, tetapi lebih atas persamaan program.
Tiga kekuatan sosial politik itu adalah:

 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi,
PSII, dan PERTI.
 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik,
Partai Murba, IPKI, dan Parkindo.
 Golongan Karya.

Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upaya
menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengalaman sejarah pada masa
pemerintahan sebelumnya telah memberikan pelajaran, bahwa perpecahan yang terjadi di
masa Orde Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan ketidakseragaman persepsi
serta pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia

11
D.Prinsip-Prinsip Demokrasi
1. Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah, melalui
pelaksanaan tugas yang tepat dan warga negara sipil memilih wakil-wakil mereka
secara teratur melalui pemilu yang bebas dan adil dengan hak pilih yang universal
dan sama, terbuka untuk semua pihak, dilakukan secara rahasia, dipantau oleh
otoritas pemilu yang independen, dan bebas dari penipuan dan intimidasi.
2. Hak setiap orang untuk mendapatkan akses yang sama ke layanan publik dan
untuk mengambil bagian dalam urusan publik secara langsung atau melalui wakil-
wakil yang dipilih dengan bebas.
3. Hak setiap orang atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau lainnya, asal
nasional atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.
4. Hak setiap orang atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, termasuk
bertukar dan menerima ide dan informasi melalui media apapun tanpa batas.
5. Hak setiap orang atas kebebasan berpikir, hati nurani, dan agama.
6. Hak setiap orang untuk mendapatkan akses yang sama atas pendidikan.
7. Hak pers untuk mengumpulkan, melaporkan, dan menyebarluaskan informasi,
berita, dan opini.
tunduk hanya pada pembatasan yang diperlukan dalam masyarakat demokratis dan
ditentukan oleh hukum dan praktik- praktik internasional yang berkembang di bidang
ini.
8. Hak setiap orang untuk menghormati kehidupan pribadi keluarga, rumah, dan
cara-cara berkomunikasi, termasuk komunikasi elektronik, bebas dari campur
tangan sewenang-wenang atau melanggar hukum.
9. Hak setiap orang atas kebebasan berkumpul secara damai dan berserikat,
termasuk untuk membentuk atau bergabung dengan partai politik mereka sendiri,
kelompok-kelompok sipil, serikat buruh atau organisasi lainnya dengan jaminan
hukum yang diperlukan untuk memungkinkan mereka beroperasi secara bebas atas
dasar perlakuan yang sama di hadapan hukum.
10. Hak kelompok minoritas atau kelompok yang kurang beruntung untuk
perlindungan hukum yang sama
11. Hak setiap orang untuk bebas dari penangkapan sewenang-wenang atau
penahanan; untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan kejam, tidak manusiawi
atau merendahkan atau hukuman lainnya, dan untuk menerima proses hukum,
termasuk untuk dianggap tidak bersalah sampai terbukti pengadilan hukum
12. Bahwa hak-hak tersebut, yang penting untuk partisipasi penuh dan efektif dalam
suatu masyarakat demokratis, harus ditegakkan oleh peradilan yang kompeten,
independen dan tidak memihak, dan terbuka untuk umum, didirikan dan dilindungi
oleh hukum.

12
13. Bahwa pemimpin terpilih menjunjung tinggi hukum dan fungsi secara ketat
sesuai dengan konstitusi negara yang bersangkutan dan prosedur yang ditetapkan
oleh hukum.
14. Hak orang-orang yang terpilih untuk membentuk pemerintahan, memangku
jabatan, dan memenuhi masa jabatan sebagaimana ditetapkan secara hukum.
15. Kewajiban pemerintah yang dipilih untuk menahan diri dari tindakan ekstra-
konsti- tusional, memungkinkan untuk penyelenggaraan pemilihan umum secara
berkala dan menghormati hasilnya, dan melepaskan kekuasaan tersebut ketika
mandat berakhir secara hukum. dan kebebasan untuk menikmati budaya mereka
sendiri, untuk menganut dan menjalankan agama mereka menggunakan sendiri.
sendiri, bahasa dan mereka.
16. Bahwa harus dan institusi transparan, sepenuhnya pemerintah partisipatif,
bertanggung jawab kepada warga negara dan mengambil langkah-langkah untuk
memerangi korupsi karena korupsi merusak demokrasi.
17. Bahwa legislatif akan terpilih secara transparan dan bertanggung jawab kepada
rakyat. 18. Bahwa kontrol sipil demokratis atas militer harus dibentuk dan
dilestarikan.
19. Bahwa semua hak asasi manusia, baik sipil, budaya, ekonomi, politik, maupun
sosial, akan dipromosikan dan dilindungi sebagaimana diatur

13
E.Permasalah Masa Orde Baru
Latar Belakang , Sistem Pemerintahan dan penyebab jatuhnya
* Terjadi peristiwa tgl 30 september 1965 disinyalir didalangi oleh PKI Presiden Soekarno
sedikit demi sedikit kekuasaannya dikurangi, bahkan dilengserkan dari jabatan presiden
pada tahun 1967.
*Masa jabatan Presiden Soeharto sebagai Presiden kedua Indonesia dikenal sebagai Orde
Baru .
Rentang waktu kekuasaan pemerintahan orde baru berlangsung selama 32 tahun. Diawali
surat perintah yang dikeluarkan pada tgl 11 Maret 1965 hingga tahun 1998.
Melalui Tap MPR No. XXXIII/MPRS/1967, masa orde baru yang pimpin Presiden Soeharto
mulai memimpin negara.
Pemerintah berusaha segera pulih usai berakhirnya era kepemimpinan Presiden Soekarno.
Orde baru adalah tatanan kehidupan bangsa dan negara yang dikembalikan pada Pancasila
dan UUD 1945. Di orde sebelumnya sempat terjadi penyelewengan dan penyimpangan
prinsib utama .
Di masa pemerintahannya, Soeharto melakukan koreksi total sehingga penerapan Pancasila
semakin kuat. Lebih lengkapnya , simak latar belakang kelahiran , system pemerintahan ,
hingga jatuhnya pemerintahan orde baru.
-Latar Belakang lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tuntutan Rakyat yang merupakan
ide perjuangan Angkatan 66/KAMI ( kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
TRITURA TERDIRI DARI 3 TUNTUTAN yaitu :
1.pembubaran PKI
2.Perombakan Kabinet Dwikora dan
3.penurunan harga
TRITURA semakin panas karena sikap Presiden Soekarno yang bertolak belakang dengan aksi
-aksi mereka. Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia
menurunkan kepercayaan terhadap pemerintahan Soekarno.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunya kredibilitas Soekarno dan
membuatnya mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat
Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). Dalam surat perintah tsb Soekarno menunjuk
Soeharto untuk melakukan segala Tindakan demi keamanan , ketenangan , dan stabilitas
politik. Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
-Sistem pemerintahan pada masa orde baru mengunakan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan orde baru adalah menerapkan nilai Pancasila dan UUD 1945 ,
secara murni serta konsekuensi dalam aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

14
Di masa orde baru , komunisme dan gagasan yang bertolak belakang dengan Pancasila
sempat meluas.
Hal ini membuat Soeharto di masa jabatannya melakukan indoktrinasi Pancasila.

Beberapa metode indoktrinasiyang dilakukannya yaitu :


1.Menerapkan P4 ( Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) di
sekolah.
2.Membentuk organisasi dengan syarat menggunakan asas Pancasila.
3.Melarang kritik yang menjatuhkan pemerintah dengan alasan stabilitas negara.
System pemerintahan pada masa orde baru adalah presidensial dengan bentuk
pemerintahan Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang berlaku .
Dalam periode masa orde baru , terjadi banyak perubahan – perubahan politik dan
ekonomi.
Ekonomi Indonesia berkembang pesat walaupun dibarengi dengan praktik korupsi yang
merajalela .
Lewat beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara juga semakin kuat. Namun
kondisi ini menurun Ketika di tahun 1997 saat terjadi krisis moneter.
Krisis inilah yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan rakyat sehingga Soeharto
sebagai presiden mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 yang mengakhiri kekuasaan
Orde Baru.
-Penyebab jatuhnya pemerintahan orde baru. Meski selama masa tsb perekonomian
Indonesia melaju pesat dan pembangunan infrastruktur yang merata untuk masyarakat ,
namun perkembangan tsb diikuti dengan praktik korupsi , kolusi dan nepotisme.
Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap presiden Soeharto dan memicu aksi
demo mahasiswa dan masyarakat umum. Demonstrasi semakin gencar setelah pemerintah
menaikkan harga BBM di tanggal 4 Mei 1998.
Belum lagi terjadi Tragedi Trisakti yaitu tertembaknya 4 mahasiswa di depan Universitas
Trisakti yang semakin mendorong masyarakat menentang kebijakan pemerintah.
Tahun 1997-1998 merupakan periode orde baru yang menjadi masa kelam bagi rakyat
Indonesia.
Perekonomian yang tadinya melesat langsung mengalami penurunan disusul dengan
berakhirnya rezim orde baru.
Besarnya gelombang demonstrasi di berbagai daerah , membuat presiden Soeharto mundur
pada tanggal 21 Mei 1998

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan orde baru,
terutama terletak pada ketidak adilan di bidang politik ,ekonomi dan hukum.
*pemerintah orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto selama 32 tahun , ternyata
tidak konsisten dan konsekuen terhadap tekad awal munculnya orde baru .Tekad wal orde
baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuensi dalam tatanan
kehidupan.bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
*pelaksanaan pada masa pemerintahan , orde baru terdapat banyak ketidakadilan ,
misalnya kekuasaan mempertahanaaakan status terus menerus . Akhirnya berbagai macam
penyelewengan dilakukan .
Hal ini menimbulkan akses negatif , yaitu semakin jauh dari tekad awal orde baru tsb.
*sejak munculnya Gerakan Reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa masalah
hukum agar dapat mendudukkan masalah -masalah hukum pada kedudukkan atau posisi
yang sebenarnya peran mahasiswa dalam refrmasi telah ditunjukkan sebagai pelopor untuk
melakukan perubahan dan pembaharuan dalam konteks system ketatanegaraa Indonesia.
SARAN
IndonesGerakan Reformasi diia terjadi pada Tahun 1998 telah me,bawa berbagai dampak
bagi bangsa Indonesia .walaupun sdh terjadi dalam kurun waktu yang sudah lama ,dampak
tersebut masih kita rasakan sampai saat ini, baik dampak positif maupun dampak negatif .
-dampak negatif dari reformasi yaitu:
1.Iklim politik yang semeraut karena banyak yang menyalah artika makna dari demokrasi.
2. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin tidak beretika.
3.banyak yang demonstrasi yang seharusnya sebagai sarana menyampaikan aspirasi ,justru
malah menganggu kenyamanan masyarakat.
Namun reformasi juga berdampak positif bagi bangsa Indonesia.
1.masyarakat yg sebelumnya era reformasi di kekang kebebasannya dalam menyampaikan
aspirasi dan kritiknya tersebut dengan benas.
2.derajat bangsa Indonesia Dimata dunia semakin terangkat ,karena berhasil melepaskan
diri dari pemerintahan yang kurang demokratis dan membentuk pemerintahan yang lebih
demokratis.
3.Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap dunia internasional ,sehingga mobilitas
terhadap berbagai bidang semakin bwrkembang.
Reformasi memang telah membawa perubahan bagi bangsa Indonesia.

16
Dampak utama dari reformasi adalah kebebasan kita dalam menyampaikan aspirasi tidak
lagi dikekang seperti yang terjadi pada masa orde baru.kita bebas menyalurkan aspirasi kita
bagi pemerintahan ,baik berupa pendapat maupun kritik.
Namun perlu diingat ,bahwa kebebasan dalam beraspirasi tsb harus tetap mengikuti norma2 yang
berlaku .Aspirasi yg kita sampaikan harus dapat berguna bagi kemajuan bangsa, jangan sampai
malah memecah belah persatuan bangsa.

Intinya reformasi harus bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih
demokratis ,sebagaimana cita - cita dari reformasi itu sendiri .

17

Anda mungkin juga menyukai