PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian orde baru adalah suatu penataan kembali kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD
1945. Hal tersebut dilakukan karena adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila
yaitu peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/ PKI).
Kehidupan Partai Politik di Indonesia mengalami masa pasang surut. Sejak
awal kemerdekaan, pemaksaan Partai Politik tunggal di Indonesia mendapat kecaman
keras dari tokoh-tokoh nasional Indonesia. Setelah itu berkembanglah kehidupan
multipartai di Indonesia di tengah situasi pemerintahan yang parlementer. Demokrasi
Pancasila yang lahir menggantikan Demokrasi Parlementer di era Orde Baru memang
menghalalkan lahirnya partai politik namun perjalanan dan esksistensi partai-partai
politik selain Golkar tampaknya dipersulit dan dikendalikan oleh kebijakan-kebijakan
Pemerintah Orde Baru demi satu alasan yakni stabilitas politik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Pengertian Orde Baru ?
2. Menguraikan Latar Belakang Orde Baru ?
3. Menjelaskan Masa Orde Baru ?
4. Menjelakan Kebijakan Orde Baru ?
5. Menjelaskan Kelebihan Dan Kekurangan Masa Orde Baru ?
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu Menjelaskan Pengertian Orde Baru !
2. Agar mahasiswa mampu Menguraikan Latar Belakang Orde Baru !
3. Agar mahasiswa mampu Menjelaskan Masa Orde Baru !
4. Agar mahasiswa mampu Menjelakan Kebijakan Orde Baru !
5. Agar mahasiswa mampu Menjelaskan Kelebihan Dan Kekurangan Masa Orde
Baru !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Orde Baru
Pengertian Orde Baru adalah sebutan untuk masa pemerintahan presiden
Soeharto di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Masa orde baru (ORBA) dimulai
sejak tahun 1966 menggantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan
presiden Soekarno.
Pengertian orde baru adalah suatu penataan kembali kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD
1945. Hal tersebut dilakukan karena adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila yaitu
peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/ PKI).
Menurut sejarahnya, pada masa itu Partai Komunis Indonesia (PKI)
menyebarkan paham komunisme di Indonesia dan telah mengancam keberlangsungan
ideologi Pancasila. Awal lahirnya orde baru adalah ketika presiden Soekarno
menyerahkan mandatnya kepada Jendral Suharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret
(SUPERSEMAR).
B. Latar belakang orde baru
Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Orde Baru adalah terjadinya kudeta
yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia terhadap kebijakan pemerintah pada
waktu itu. Bahkan pada 30 September 1965 beberapa Jendral TNI diculik, disiksa, dan
dibunuh oleh para pemberontak tersebut yang sempat mengakibatkan kekacauan di
Indonesia.
Peristiwa pembunuhan para Jendral TNI tersebut mengakibatkan munculnya
gelombang kebencian besar terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Masyarakat dan
TNI kemudian melakukan penangkapan dan pembantaian terhadap para anggota PKI di
berbagai daerah di Indonesia.
Pada masa itu, kerusuhan juga terjadi di berbagai lokasi sehinga keamanan
negara sangat rentan. Hal tersebut membuat pengaruh dan kekuasaan presiden
Soekarno menjadi melemah dan kehilangan kepercayaan dari sebagian rakyatnya.
Selain kerusuhan, masyarakat juga kerap melakukan demonstrasi di berbagai
tempat. Beberapa tuntutan demonstran kepada pemerintah pada waktu itu adalah:
Membubarkan PKI dan organisasi-organisasi pendukungnya (Gerwani, Lekra,
BTI, Pemuda Rakyat, dan lain-lain).
Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI
Menurunkan harga sembako
Untuk menindaklanjuti tuntutan rakyat tersebut, presiden Soekarno kemudia
melakukan reshuffle Kabinet Dwikora. Namun, upaya tersebut dianggap
mengecewakan karena masih terdapat unsur komunis di dalam kabinet baru.
Pada masa genting tersebut akhirnya presiden Soekarno memutuskan untuk
mengundurkan diri sebagai presiden. Tepat pada tanggal 11 Maret 1966 Soekarno
menandatangani SUPERSEMAR, dimana isinya Soekarno menyerahkan mandatnya
kepada Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia.
Pada 22 Februari 1967 akhirnya Soeharta diangkat menjadi presiden RI ke-2
secara resmi, yaitu melalui Ketetapan MPRS No. XV / MPRS / 1966 dan sidang
istimewa MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) pada tanggal 7 – 12
Maret 1967.
Kebijakan/Politik Hukum
Politik hukum pada masa Orba sangat unik dan menarik untuk
diamati, disebut unik dan menarik karena ada dua macam kebijakan dalam
politik hukumnya yang biasanya tidak sejalan. Politik hukum pertama
adalah menciptakan hukum untuk mempertahankan dan mengonsentrasikan
kekuasaan di tangan Soeharto, dengan cara melemahkan fungsi legislatif
dengan Golkar sebagai alatnya demi terciptanya kestabilan di eksekutif
tanpa adanya gangguan dari oposisi. Dan yang kedua yaitu menciptakan
hukum sebagai landasan dalam kebijakan ekonomi yang liberal. Hal tersebut
sebenarnya jarang dipakai dala suatu sistem yang autoriter, yang sering
dipakai adalah sistem monopoli oleh pemerintah, dan kurang memberikan
tempat bagi para kapitalis. Inilah uniknya Orba, walaupun akhirnya sistem
perekonomian yang cenderung liberal itu berdampak negatif yaitu
menjadikan perekonomian nasional di tangan segelintir orang (pengusaha),
menciptakan maraknya KKN.
Orba dalam kebijakan pembangunan ekonomi menerapkan ekonomi
liberal atau kapitalis, dan untuk mendapatkan dukungan dari rakyat rezim ini
memang melakukan pembangunan nasional atau secara sentralistik. Untuk
itu maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah pun diatur sepenuhnya
dari pusat melalui pembentukan UU No. 5/1974 tentag Pemerintahan di
Daerah yang sangat sentralistik. Daera menjadi penonton dalam
pembangunan ekonomi, aparat daerah pun melalui undang-undang tersebut
dijadikan alat pusat dan menjadikan Kepala Daera sebagai alat pemerintah
pusat di daerah serta dijadikan penguasa tunggal di daerahnya.
Banyaknya peraturan perundang-undangan yang menrahkan kepada
konsep ekonomi liberal, tetapi dalam prakteknya perekonomian di Indonesia
dikuasai oleh hanya sekelompok kecil pengusaha yang terkenal sebagai
KONGLOMERAT. Kelompok ini sangat dekat dengan penguasa, hal ini
terjadi karena maraknya KKN dalam setipa kebijakan penguasa yang
diberikan umumnya melalui Keputusan-keputusan Presiden. Akibatnya
kesenjangan dalam masyarakat semakin tajam, hal ini menimbulkan
munculnya oposisi (bukan parpol) dalam masyarakat yang dipelopori oleh
golongan menengah, mahasiswa, LSM.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Orde Baru adalah sebutan untuk masa pemerintahan presiden
Soeharto di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Masa orde baru (ORBA) dimulai
sejak tahun 1966 menggantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan
presiden Soekarno.
Pada masa permulaan Orba, penguasa mendapat dukungan yang luas dari
masyarakat Indonesia terutama yang anti komunis, organisasi politik yang tidak
mendapat tempat pada masa Demokrasi Terpimpin, organisasi kemasyarakatan yang
anti komunis, mahasiswa, dll. Semuanya mengharapkan Orba memperbaiki kehidupan
ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hukum yang terpurukmasa Demokrasi
Terpimpin.
Orba dalam kebijakan pembangunan ekonomi menerapkan ekonomi liberal
atau kapitalis, dan untuk mendapatkan dukungan dari rakyat rezim ini memang
melakukan pembangunan nasional atau secara sentralistik. Untuk itu maka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah pun diatur sepenuhnya dari pusat melalui
pembentukan UU No. 5/1974 tentag Pemerintahan di Daerah yang sangat sentralistik.
Daera menjadi penonton dalam pembangunan ekonomi, aparat daerah pun melalui
undang-undang tersebut dijadikan alat pusat dan menjadikan Kepala Daera sebagai
alat pemerintah pusat di daerah serta dijadikan penguasa tunggal di daerahnya.
B. SARAN
kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Kaisiepo Manuel. 1987. Dari kepolitikan Birokratik ke Negara Orde Baru dan
Pengendalian Partai Politik. PT. Gramedia. Jakarta.
Mohtar Mas’oed. 1989. Negara orde baru dan pengendalian politik 1966-1971,
LP3ES. Jakarta.
M.C Rickleft, 2005. Sejarah Orde Baru modern. Jakarta: serambi ilmu semesta.