Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI


DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP
PERTEMUAN KE - 2

Darwati, S.Pd.
 Era demokrasi terpimpin di bawah pimpinan Presiden Soekarno
mendapat tamparan yang keras ketika terjadinya peristiwa tanggal
30 September 1965. Yang disinyalir didalangi oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI)
 Pemberontakan PKI tersebut membawa akibat yang teramat fatal
bagi partai itu sendiri, yaitu dibubarkannya PKI dengan seluruh
organisasi di bawahnya dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang
 Begitu juga dengan Presiden Soekarno sebagai pemimpim besar
revolusi dan panglima angkatan perang Indonesia. Kekuasaan secara
pasti, sedikit demi sedikit mulai berkurang bahkan lengser dari
jabatannya sebagai Presiden.
 Hal tersebut terjadi dengan dikeluarkannya pengumuman penyerahan
kekuasaan pemerintah kepada Jendral Soeharto sebagai pengemban
ketetapan MPRS NO.IX/MPRS/1966 pada tanggal 20 Februari
1967 menegaskan penyerahan kekuasaan pemerintah kepada
Jendral Soeharto
 Perpindahan kekuasaan ini, dikukuhkan oleh MPRS dalam sidang
istimewa tanggal 1 Maret 1967 yang dituangkan dalam Tap MPR
No. XXXIII /MPRS/1967, yaitu mencabut kekuasaan pemerintah
dari Presiden Soekarno, dan mengangkat Soeharto sebagai
Pejabat Presiden hingga dilaksanakan PEMILU.
 Orde Baru dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat
antara tahun 1966 – 1968.
 Dengan demikian menandai berakhirnya masa Orde Lama dan
digantikan oleh kekuatan baru yang dikenal dengan sebutan
ORDE BARU
. PENERAPAN PANCASILA PADA MASA ORDE BARU
(1966 – 1998 )

 Ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.


Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep
Demokrasi Pancasila.
 Visi utama pemerintahan Orde Baru  ini adalah untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
 Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah
harapan bagi rakyat Indonesia, terutama yang berkaitan
dengan perubahan-perubahan politik. Dari yang bersifat
otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden
Soekarno menjadi lebih demokratis.
 Harapan rakyat tersebut tentu saja ada dasarnya. Presiden
Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang rakyat
sebagai sesosok manusia yang mampu mengeluarkan
bangsa ini keluar dari keterpurukan.
 Hal ini dikarenakan beliau berhasil membubarkan PKI, yang
ketika itu dijadikan musuh utama negeri ini.
 Selain itu, beliau juga berhasil menciptakan stabilitas
keamanan negeri ini pasca pemberontakan PKI dalam
waktu yang relatif singkat.
 Itulah beberapa anggapan yang menjadi dasar kepercayaan rakyat
terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden
Soeharto.
 Pada masa pemerintahan ORBA, pembangunan nasional dapat
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui Repelita
dan program pembangunan yang tertuang di dalam GBHN. Hal
tersebut menjadikan pembangunan tumbuh dengan pesat di segala
bidang.
 Namun demikian dalam perjalananya Orde Baru melakukan beberapa
penyimpangan.
 Penyimpangan pada masa Orde Baru, yaiu:
1. Bidang Ekonomi.
Penyelenggaraan Ekonomi tidak sesuai dengan UUD 1945
sehingga timbul praktek monopoli (penguasaan ekonomi oleh
sekelompok orang) dan bersifat sentralistik sehingga terjadi jurang
pemisah antara pusat dan daerah.
2. Lembaga eksekutif merupakan pengontrol utama lembaga
lainnya
3. Kebebasan berpolitik dibatasi dengan jumlah partai politik yang
terbatas pada 3 partai saja (PPP, Golkar, PDI).

4. Kebebasan pers dan berpendapat dibatasi.

5. Terjadi penangkapan para aktivis yang mengkritik kebijakan


pemerintah.
 Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena,
sebenarnya tidak ada perubahan yang substansi dari kehidupan
politik Indonesia.
 Antara Orde Baru dan Orde Lama sebenarnya sama saja (sama-sama
otoriter).
 Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan
Presiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.
PENERAPAN PANCASILA PADA MASA REFORMASI
(1998 – SEKARANG )
MASA REFORMASI (1998 – Sekarang )

 Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara


dan pandangan hidup bangsa terus menghadapi berbagai
tantangan.
 Penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman
pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila
dengan ideologi lain.
 Akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat
yang diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas.
 Kebebasan  yang  mewarnai  kehidupan   masyarakat   Indonesia
saat  ini meliputi berbagai macam bentuk mulai dari kebebasan
berbicara, berorganisasi, berekspresi dan sebagainya.
 Kebebasan tersebut di satu sisi dapat memacu kreatifitas
masyarakat, tapi disisi lain juga bisa mendatangkan dampak negatif
yang merugikan bangsa Indonesia sendiri.
 Dampak negative dari kebebasan yang tidak sesuai dengan
Pancasila :
◦ 1. Pola komunikasi yang tidak beretika, contohnya: Berita bohong
◦ 2. Budaya permisif atau serba boleh, contonya : Pergaulan bebas
◦ 3. Peredaran narkoba dan miras
◦ 4. Aksi anarkis dan Vandalisme, memicu terjadinya perpecahan
◦ 5. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan antar sesama warga
(Tawuran Antar Kampung, Tawuran Antar Pelajar, Tindak kekerasan
dalam menyelesaikan masalah)
◦ 6. Westernisasi / pola hidup yang meniru ala barat
◦ 7. Maraknya tindak korupsi

Anda mungkin juga menyukai