Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Pancasila dari Masa Ke Masa

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam perwujudannya
banyak mengalami pasang surut. Sejarah bangsa kita mencatat bahwa pernah ada
upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa dengan ideologi lainnya. Upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia
sendiri. Hal ini tidak berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara
sudah berakhir. Tantangan masa kini dan masa depan yang terjadi dalam
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia internasional, dapat menjadi
ancaman bagi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup.

1. Masa Orde Lama

Terdapat 3 periode penerapan Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950,


periode1950-1959,danperiode1959-1966.

Periode 1945-1950

Terdapat upaya-upaya mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Upaya-


upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang
tujuannya mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya,yaitu:
1. Pemberontakan PKI ( tanggal 18 September 1948) dipimpin oleh Muso. Tujuan
utamanya adalah mendirikan negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis
yang berarti pemberontakan tersebut akan mengganti Pancasila dengan paham
komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.
2. Pemberontakan DI/TII  dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII)
pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at islam. Kartosuwiryo
bersama para pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.

Periode 1950-1959

Pada periode ini dasar negara Pancasila, dalam penerapannya lebih diarahkan
seperti ideologi leberal. Hal tersebut dapat dilihat pada penerapan sila keempat
yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting).
Pada periode ini terdapat pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin
melepaskan diri dari NKRI. palam bidang politik Pemilu 1955 dianggap sebagai
pemilu paling demokratis. Namun anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat
menyusun Undang-Undang Dasar sehingga menimbulkan krisis politik, ekonomi,
dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959
untuk membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950
tidak berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Periode1959-1965

Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin karena demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai
Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Akibatnya
Soekarno menjadi pemimpin yang otoriter, misalnya beliau diangkat menjadi
presiden seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok bagi NKRI.

Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan
Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan paham komunis,
namun pemberontakkan ini dapat digagalkan.

2. Masa Orde Baru

Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat
yaitu antara tahun 1966-1968. Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik
Indonesia. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.
Presiden Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dianggap sebagai sesosok yang
mampu mengeluarkan bangsa ini keluar dari keterpurukan. Beliau berhasil
membubarkan PKI dan berhasil menciptakan stabilitas keamanan negeri. Itulah
beberapa anggapan yang menjadi dasar kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada
perubahan yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia. Dalam perjalanan
politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh
proses politik di Indonesia. Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol utama
lembaga negara lainnya baik yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK
dan MA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya).
Presiden Soeharto juga mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh s
iapapun seperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan
dan Panglima Tertinggi ABRI.

3. Masa Reformasi

Beberapa tantangan yang dihadapi pada masa reformasi antara lain :


1. Adanya kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan sebagainya di satu
sisi dapat memacu kreativitas masyarakat, namun di sisi lainya berdampak
negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak hal negatif yang
timbul sebagai akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, seperti
munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika yang dapat
memicu terjadinya perpecahan, dan sebagainya.
2. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga yang ditandai
dengan adanya tawuran pelajar,dan  tindak kekerasan yang dijadikan sebagai
alat untuk menyelesaikan permasalahan dan sebagainya.
3. Bangsa Indonesia dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat dan
mendasar, serta berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini
sedang terus dalam gerak mencari tata hubungan baru, baik di lapangan politik,
ekonomi maupun pertahanan keamanan. Sehingga kewaspadaan dan kesiapan
harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak
sesuai dengan Pancasila.

Pengertian Reformasi

Perubahan atau pembaruan yang dilakukan secara drastis untuk perbaikan di segala
bidang, baik di bidang sosial, politik, atau agama di dalam suatu masyarakat atau
negara.
Syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat diberlakukannya sebuah
reformasi dan melakukan sebuah pembaruan, yaitu:
1. Terjadi berbagai macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya
pelanggaran hak warga negara,
2. Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
3. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar maupun
sistem dan prisip-prinsip demokrasi.
4. Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun
keadaan yang dianggap lebih baik
5. Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang
berpedoman pada asas ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn persatuan
dan kesatuan bangsa.
Tujuan Reformasi

1. Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan nilai-nilai


yang baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh, meliputi
perundangan serta konstitusi yang dianggap telah menyimpang dari tujuan awal
perjuangan yang dicita-citakan oleh masyarakat bangsa secara keseluruhan;
3. Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan keamanan;
4. Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di dalam
masyarakat yang tidak lagi sejalan dengan tuntutan reformasi. Misalnya
banyaknya kasus KKN, kekuasaan yang sewenang-wenang atau otoriter,
penyimpangan  undang-undang juga penyelewengan dalam kasus yang lain.
(baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara Mengatasinya)

Peran Pancasila dalam Reformasi:

Peran Pancasila di era reformasi yaitu : khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan
ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki
pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap
kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka berpikir atau
pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang ekonomi,sosial ,politik, hukum dan
Hankam dan Ilmu Pengetahuan

Posisi Pancasila diantara idelogi-ideologi lainnya

Pancasila memiliki posisi sendiri dari ideologi-ideologi lain di dunia. Negara Indonesia
merupakan negara demokrasi, yang berarti Indonesia mengarah ke Liberalisme dalam hal ini.
Liberalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan kebebasan individu. Hak setiap
individu dilindungi dan diakui dalam liberalisme. Dalam negara demokrasi, tentu mementingkan
suara rakyat dan memberikan kebebasan dalam setiap aspek kehidupan, seperti kebebasan dalam
hak memberi suara untuk pemilu.
Selain Liberalisme, Pancasila juga mengarah ke ideologi sosialisme dalam kehidupan sosial
masyarakat Indonesia. Sosialisme merupakan ideologi yang menekankan keberadaan kelompok.
Sosialisme mengutamakan paham pertemanan atau persahabatan dan bertentangan dengan
individualisme. Warga Indonesia masih menekankan kepentingan sosial daripada individualis.
Sosialisme juga merupakan bentuk perlawanan terhadap konsep kepemilikan privat atas alat-alat
produksi para pekerja, mengambil alih kepemilikan alat-alat produksi yang kemudian akan
digunakan oleh pemerintah (sebagai representasi dari kaum pekerja) untuk memenuhi kebutuhan
sosial secara merata.

Upaya dalam Mempertahankan Pancasila di Era Globalisasi

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi ini adalah melalui
efektivitas pembinaan kebangsaan melalui pembentukan sikap nasionalisme. Sikap nasionalisme
sebagai sikap mental dan menempatkan kesetiaan tertinggi pada negara, menjaga nilai-nilai
luhur, dan memelihara unsur-unsur identitas nasional. Oleh karena itu, pendidikan
kewarganegaraan sebagai sarana pembinaan semangat nasionalisme harus dapat diefektifkan,
sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yaitu “untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat”. Dengan ini, sikap nasionalisme akan dapat dijadikan sebagai pembentukan sikap
dan mental bangsa dalam mempertahankan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.

Menyadari akan tantangan perubahan, baik lokal, nasional, maupun global semakin berat,
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan sikap mental cerdas, penuh
tanggung jawab dari mahasiswa untuk mampu memahami, menganalisis, serta menjawab
berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara secara tepat, rasional, konsisten,
berkelanjutan serta menjadi warga negara yang tahu hak dan kewajibannya menguasai iptek serta
dapat menemukan jati dirinya, dan dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan,
dan berkemanusiaan.

Dengan kata lain secara konseptual, Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya mengembangkan


warga negara yang memiliki lima ciri utama, yaitu jati diri, kebebasan untuk menikmati hak
tertentu, pemenuhan kewajiban-kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan
publik, dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan. Karakteristik tersebut menuntut adanya
upaya pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat membantu


dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan di era global, baik dalam kajian disiplin
ilmu, kurikulum, dan pembelajaran. Pendidikan kewarganegaraan akan dapat memberikan
kekuatan dan berfungsi untuk memecahkan berbagai masalah dalam mempertahankan
kedaulatan bangsa. Selain itu, kita sebagai masyarakat yang cinta akan bangsa dan negara
Indonesia harus mampu mempertahankan nilai dan prinsip dengan menjaga identitas nasional
bangsa yang semakin terkikis oleh arus globalisasi.

Gerakan Reformasi

Nilai-nilai luhur Pancasila yang pada dasarnya merupakan sumber nilai, dasar
moral dan pedoman etika bagi negara dan aparat sebagai pelaksana negara. Hal
tersebut berguna menjadi alat legitimasi politik guna memuluskn segala macam
tindakan maupun kebijakan yang mengatasnamakan Pancasila yang pada
kenyataannya, tindakan maupun kebijakan tersebut dikethui sangat bertentangan
dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Pada klimaksnya, keadaan tersebut ditandai dengan terpuruknya perekonomian
nasional, sehingga muncul gerakan dari masyarakat terutama oleh mahasiswa,
cendekiawan yang menuntut diberlakukannya sebuah reformasi. Pembaruan di
segala segi bidang utamanya pada bidang hukum, politik, ekonomi, dan
pembangunan secara menyeluruh.
Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia ialah pada saat rakyat menuntut
mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, dan pemerintahannya
kemudian digantikan oleh B.J Habibie.

Hubungan Reformasi dan Pancasila

Pada kenyataannya, reformasi telah diartikan salah oleh bangsa Indonesia. Banyak
gerakan yang mengatas-namakan gerakan reformasi, namun sesungguhnya gerakan
tersebut sangat jauh dan tidak sesuai dengan pengertian dari reformasi itu sendiri.
Misalnya saja, saat masyarakat menuntut dan melakukan aksi demo anarkis yang
pada akhirnya berujung dengan pengerusakan fasilitas umum, dan menyebabkan
jatuhnya korban yang tak bersalah.
Dalam melakukan sebuah gerakan reformasi, masyarakat hendaknya mengetahui
serta paham mengenai pengertian dari sebuah reformasi, supaya dalam
menjalankan gerakan reformasi tetap sesuai dan sejalan dengan tujuan reformasi
yang sesungguhnya.
Reformasi secara harfiah mempunyai sebuah makna sebagai suatu gerakan untuk
memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang
untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat. yang juga menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia,
pada pelaksanaannya dimasa orde lama mengalami penyimpangan makna yang
bertentangan dengan nilai nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka. Sedang
pada masa orde baru, Pancasila dijadikan sebagai hegemoni politik oleh penguasa.
Yang membuat warga wajib mematuhi setiap kebijakan yang dikeluarkan
penguasa, dan dianggap bertentangan dengan Pancasila bila warga menolaknya.
Karenanya, gerakan reformasi harus merefleksikan nilai-nilai Pancasila sebagai
kepribadian bangsa yang memiliki  cita-cita dan ideologi yang luhur, agar tidak
timbul sikap maupun tindakan anarki yang dapat menjadi penyebab lunturnya
Bhinneka Tunggal Ika dan hancurnya kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Ideologi merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan negara yang bersumber dari nilai dasar
yang berkembang dalam suatu bangsa. Secara etimologi ideologi adalah ilmu tentang ide atau
ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61).

Urgensi pancasila sebagai ideologi negara, keterbukaan hubungan negara telah mempengaruhi
perubahan budaya yang cukup berpengaruh terhadap identitas bangsa indonesia, pancasila hadir
sebagai filter yang akan menyaring dan mengkristalisai pengaruh globalisasi.

Beberapa ideologi yang bertentangan dengan pancasila:

 Ateisme dalam marxsisme dan komunisme bertentangan dengan pancasila sila


ketuhanana Yang Maha Esa
 Individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan nilai gotong-royong dalam sila
keadilan sosiala bagi seluruh rakyat Indonesia
 Kapitalisme yan memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem perekonomian
negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyataan
 Magnis Suseno menegaskan bahwa pelaksanaan ideologi pancasila bagi penyelenggara
negara merupan suatu orientasi kehidupan konstitusional, artinya bahawa ideologi
Pancasila dijabarkan ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
 Unsur pancasila dalam konstisusional :
 Ketersediaan untuk saling menghargai
 Aktualisasi lima sila Pancasila

Sumber sosiologis Pancasila sebagai ideologi negara,

 Ketuhanan YME, dalam masyarakat sebagai kepercayaan dengan hal gaib


 Kemanusiaan yang adil dan beradab, saling menghargai dan menghormati hak dan tidak
sewenang-wenang
 Persatua Indonesia, bentuk solidaritas, setia kawan, cinta tanah air dll
 Kerakyatan yang dipmpin dalam musyawarah mufakat,menhargai pendapat orang lain
 Keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia, tercermin dalam sikap suka menolong,
sederhana, tidak berlebihan

Sumber politis sebagai ideologi Negara

 Semangat toleransi beragama


 Penghargaan HAM
 Kepentingan kelompok
 Musyawarah dalam mencapai keputusan
 Tidak menyalahgunkan kekuasaan

Hakikat pancasila memiliki 3 dimensi yaitu Dimensi realitas, Dimensi idealitas, dan Dimensi
fleksibilitas.
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa
penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah. Di samping
itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya mengandung dimensi
realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita, dan
keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila
secara akademis.

Pancasila di Era Reformasi dan Globalisasi


Secara etimologi makna kata reformasi berasal dari kata reformation, yang juga berakar dari kata
reform dan memiliki arti pembaruan. Sedang secara harfiah kata reformasi memiliki sebuah
makna mengenai sebuah gerakan yang mengatur ulang, merubah kembali, menata ulang atau
memperbarui  semua hal yang terjadi penyimpangan, untuk diperbarui pada keadaan atau bentuk
sebelumnya sesuai dengan nilai-nilai seperti yang di cita-citakan oleh rakyat.

Pengertian Reformasi

Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di artikan sebagai sebuah
perubahan atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis untuk perbaikan di segala bidang, baik
di bidang sosial, politik, atau agama di dalam suatu masyarakat atau negara.

Dalam memahami peranan Pancasila di era reformasi, terlebih lagi dalam konteks Pancasila
sebagai ideologi nasional dan dasar negara, merupakan sebuah keharusan agar setiap warga
negara memiliki satu pemahaman mengenai fungsi pokok Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebagaimana berikut syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat diberlakukannya sebuah
reformasi dan melakukan sebuah pembaruan, yaitu:

1. Terjadi berbaga macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya pelanggaran hak


warga negara,
2. Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
3. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar maupun sistem dan
prisip-prinsip demokrasi.
4. Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun keadaan yang
dianggap lebih baik
5. Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang berpedoman pada
asas ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan Reformasi
Reformasi membawa sebuah tujuan utama yang penting dan dicita-citakan dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Sebagaimana tujuan reformasi dalam kehidupan
masyarakat secara menyeluruh, dapat dijabarkan sebagaimana berikut:

1. Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan nilai-nilai yang baru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh, meliputi perundangan
serta konstitusi yang dianggap telah menyimpang dari tujuan awal perjuangan yang
dicita-citakan oleh masyarakat bangsa secara keseluruhan;
3. Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,
serta pertahanan keamanan;
4. Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di dalam masyarakat yang
tidak lagi sejalan dengan tuntutan reformasi. Misalnya banyaknya kasus KKN, kekuasaan
yang sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan  undang-undang juga
penyelewengan dalam kasus yang lain. (baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara
Mengatasinya)

Macam Macam Ideologi di Dunia

Pengertian Ideologi
Ideologi adalah sebuah gagasan atau ide.
Dalam sebuah negara, ideologi adalah sistem pemikiran yang abstrak dan
diterapkan di masyarakat sehingga akan muncul konsep yang akan menjadi inti
politik.
Beberapa macam ideologi :

1. Kapitalisme
Adalah meyakini bahwa pemilik modal dapat melakukan berbagai usaha untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Tokoh besar dalam berkembangnya ideologi
ini adalah Adam Smith, Ia beranggapan ada kekuatan tersembunyi yang dapat
mengatur pasar sehingga pasar harus memiliki kebebasan dari investasi
pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah hanya bertugas untuk mengawasi semua pekerjaan yang
dilakukan rakyatnya. Beberapa negara yang menganut paham kapital adalah
Spanyol, Belanda, Australia Portugis dan Perancis.
2. Komunisme
Dalam paham komunisme maka akan didahulukan kepentingan umum
dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan. Dalam ideologi ini juga
disebutkan bahwa segala hal yang terjadi dalam suatu negara akan dikuasai secara
mutlak oleh negara tersebut.
Asal paham ini adalah dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis Karl Marx
dan Friedrich Engels mengenai teori yang berisikan analisis pendekatan kepada
perjuangan kelas dan ekonomi kesejahteraan yang pernah menjadi salah satu
gerakan paling berpengaruh di dunia politik.
Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok adalah negara-negara yang
menganut ideologi Komunisme.

3. Liberalisme
Ideologi liberal ini didasarkan pada pemahaman akan kebebasan adalah nilai
politik paling utama. Pada dasarnya harapan dari dikembangkannya ideologi ini
adalah untuk mencapai masyarakat yang bebas dengan ciri utamanya adalah
kebebasan berpikir untuk setiap individu.
Liberalisme menginginkan adanya kebebasan bertukar gagasan, ekonomi pasar
yang mendukung usaha pribadi, menolak pembatasan secara individu dan memiliki
pemerintahan yang transparan. Amerika Serikat, Argentina Yunani dan Rusia
menjadi penganut paham liberalisme ini.

4. Konservatif
Konservatisme atau konservatif adalah paham yang memiliki beberapa unsur
penting yang harus ada di dalamnya yaitu sebagai berikut :

Filsafatnya adalah perubahan tidak selalu berarti sebuah kemajuan. Maka lebih
baik perubahan itu berlangsung tahap demi tahap tanpa harus mengguncang
struktur sosial politik dalam sebuah negara atau masyarakat yang bersangkutan

Inti pemikiran dari paham konservatisme ini adalah memelihara kondisi yang
sudah ada dan menjaga kestabilan yang dinamis serta statis

Landasan pemikiran konservatisme ini adalah bahwa manusia pada dasarnya


adalah lemah dan terdapat insting jahat di dalam dirinya. Sehingga diperlukan pola
pengendalian dengan aturan yang ketat

Memiliki sistem pemerintahan antara demokratis dan otoriter


5. Sosialisme
Seperti namanya yaitu berasal dari kata sosial maka ideologi ini dibuat dengan
tujuan untuk membentuk negara dengan kemakmuran berasal dari usaha secara
kolektif dan membatasi milik perseorangan.
Istilah sosialisme ini mulai digunakan pada awal abad ke 19 yang dalam Bahasa
Inggris digunakan pertama kali untuk menyebut para pengikut Robert Owen di
tahun 1827.
Memang dalam penggunaan istilah sosialisme ini banyak digunakan untuk
beragam konteks tetapi kebanyakan kelompok percaya bahwa istilah tersebut
berawal dari adanya pergolakan kaum buruk industri dan buruh tani berdasarkan
prinsip solidaritas serta perjuangan masyarakat egalitarian. Anda bisa menemukan
paham ini di Venezuela.

6. Fasisme
Ciri khas utama dari paham fasisme ini adalah mengagungkan kekuasaan tanpa
adanya sistem demokrasi. Sehingga dalam paham ini akan sangat terasa
nasionalisme yang fanatik dan sikap otoriter dari penguasanya.
Fasisme berasal dari fascis dalam Bahasa Latin yang berarti seikat tangkai-tangkai
kayu yang di tengahnya terdapat kapak. Fasis ini merupakan simbol kekuasaan dari
para pejabat pemerintahan negara yang digunakan oleh negara Jerman dan Italia.

7. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila
berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang memiliki arti asas atau
prinsip.
Kelima sila tersebut isinya sudah mengalami revisi dan melalui berbagai
pertimbangan matang agar dapat menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan
berbangsa serta bernegara dengan baik.
Apapun yang terjadi di masyarakat sebenarnya dalam kembali lagi pada dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila karena sudah ada banyak yang dapat dijelaskan
dari kelima pasal tersebut, apalagi sudah banyak juga butir pengamalan Pancasila
yang diturunkan dari dasar negara tersebut.
Sebenarnya ideologi memiliki ciri-ciri yaitu memiliki derajat yang tertinggi
sebagai nilai hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu ideologi juga mewujudkan
asas kerohanian, pandangan hidup, pandangan dunia dan pedoman hidup dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Fungsi dari ideologi ini yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai kekuatan untuk memberikan semangat serta motivasi pada individu,
masyarakat serta bangsa dan negara dalam menjalani kehidupan serta mencapai
tujuannya
2. Sarana dalam memformulasikan serta mengisi kehidupan manusia secara
individu
3. Jembatan pergeseran dari kendali dan kekuasaan dari generasi tua dengan
generasi muda agar kehidupan dapat berjalan tetap selaras dan tenteram
Adanya ideologi yang tepat untuk sebuah negara memang menjadi hal yang sangat
penting karena sebagai pedoman hidup tentunya juga akan mempengaruhi berbagai
kondisi di negara tersebut.
Namun memang seringkali pada generasi saat ini terutama, makna dari ideologi ini
sudah mulai dilupakan dan tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut memicu banyaknya masalah di kalangan masyarakat yang sebenarnya
tidak perlu terjadi jika ideologi yang sudah dibuat berdasarkan pemikiran matang
bisa dijalankan dengan baik dan benar.

Keunggulan dan Kelemahan macam-


macam ideologi
a. Ideologi liberalisme :
Keunggulan / kelebihan
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan
kepada masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak
akan laku di pasar.
Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari keuntungan
Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun
ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik
ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
⸗Kekurangan
Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja
hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya
makin kaya, yang miskin makin miskin.
Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh
individu yang sering terjadi
Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk
mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan
media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan
mereka.

Ideologi Komunisme :
⸗Keunggulan     
Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal
perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih
mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi
lainnya.
Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga
pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada

⸗Kelemahan
Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai
komunis
Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.

Ideologi Fasisme
⸗ kelebihan
adanya sikap-sikap nasionalisme
Aborsi  dan Homoseksualitas mendapat tentangan keras dalam kebijaksanaan negara.
Kontrol terhadap  Media - Media masa dikontrol secara langsung oleh Pemerintah, atau
dikontrol secara tidak langsung melalui peraturan pemerintah, atau lembaga sensor
yang kuat.
Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.
Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli
⸗ kekurangan
paham yang mengedepankan bangsa sendiri
memandang rendah bangsa lain.
Tidak percaya dengan adanya kemampuan nalar
Mempunyai keyakinan yang fanatik dan dogmatik
Pengingkaran terhadap derajat –derajat kemanusiaan
Adanya pendiskriminasian antar individu
Menolak konsep persamaan tradisi yang berdasarkan aspek kemanusiaan
Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan
pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh
anggota masyarakat.
Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit.
Adanya pengawasan yang sangat ketat bagi anggota masyarakat
bagi kaum penentang kekuasaan maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi
kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.
dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat
memaksakan kekerasan kepada rakyatnya.
Tidak memandang dan menghargai hak asasi manusia
Pemberian kekuatan lebih pada Militer  , Tentara dan Militer mendapat porsi yang lebih
dari pemerintah
Korupsi dan KKN yang merajalela

b. Ideologi  pancasila :
⸗ Keunggulan
Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah
sehingga tidak mengorbankan rakyat.
Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman

⸗ Kekurangan
Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda

Ideologi Sosialisme :
⸗ keunggulan
Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara
Sistem ekonomi negara diatur pemerintah sehingga tidak terjadi kesenjangan
Produksi dikelola oleh Negara , keuntungan yang diperoleh digunakan untuk
kepentingan-kepentingan Negara.
 rakyatnya hidup sejahtera karena di sana tidak ada hak pribadi semuanya hak
bersama
Luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap

⸗ kelemahan
Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar
Jual beli sangat terbatas harga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas
perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara,
bukan ditentukan oleh mekanisme pasar.
tidak ada kebebasan berfikir serta bertindak, secara tidak langsung sistem ini terikat
kepada sistem ekonomi dictator.
demokrasi sosialis hanya terdapat satu partai politik
menghancurkan ideologi komunisme
tidak menerima adanya partai politik lain

Ideologi Agama :
⸗ Kelebihan:
Hukum-hukum yang berlaku telah ditetapkan secara pasti di kitab suci

⸗ Kekurangan:
Tidak dapat memilih kebebasan beragama

Anda mungkin juga menyukai