3. Dasar pembentukan ideologi bukan keyakinan 3. Dasar pembentukannya adalah cita-cita atau keyakinan
sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dan ideologis perseorangan / satu kelompok orang.
kesepakatan dari masyarakat sendiri.
4. Tidak diciptakan oleh negara melainkan dari masyarakat 4. Pada dasarnya ideologi tersebut diciptakan oleh negara
itu sendiri sehingga ideologi tersebut adalah milik ,dalam hal isi penguasa negara yang mutlak harus diikuti
seluruh rakyat/anggota masyarakat. oleh seluruh warga masyarakat.
5. Tidak hanya dibenarkan , melainkan dibutuhkan oleh 5. Pada hakikatnya ideologi tersebut hanya dibutuhkan oleh
seluruh warga masyarakat. penguasa negara untuk melangengkan keuasaaanya dan
cenderung memiliki nilai kebenaran hanya dari sudut
pandang penguasa saja.
6. Isinya bersifat operasional. Ia baru bersifat operasional 6. Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan
apabila sudah dijabarkan ke dalam perangkat yang operasional yang bersifat keras yang wajib di taati oleh
berupa konstitusi atau peraturan. seluruh warga masyarakat.
7. Senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan 7. Tertutup terhadap pemikiran-pemikiran baru yang
aspirasi, pemikiran serta akselerasi dari masyarakat berkembang di masyarakatnya.
2. Kedudukan pancasila sebagai ideologi terbuka
Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai sebagai berikut
:
A. Nilai Dasar
Yaitu hakikat kelima sila pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa ,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia , kerakyatan
Yang di Pimpin oleh Hikmat Kebijaksanakan dalam Kemusyawaratan
dan Perwakilan , Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Nilai Instrumental
Yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila
berupa peraturan perundang-undangan dan lembaga
pelaksanaanya.
Ex; UUD, TAP MPR, UU dan peraturan perundang-undangan lainnya.
C. Nilai Praksis
Yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat
,berbangsa dan bernegara.
Ex; Saling menghormati, Toleransi, Kerja sama, Kerukunan, Gotong
Royong.
Contoh;
A. Nilai Dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Nilai Instrumental
Pasal 29 ayat 2
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing untuk beribadat meurut
agamanya dan kepercayaannya itu”.
C. Nilai Praksis
Lahirnya Lima agama di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Budha,
Konghucu
Contoh;
A. Nilai Dasar
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
B. Nilai Instrumental
Pasal 31 ayat 2
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya
C. Nilai Praksis
Wajib belajar 6 tahun
Sekolah gratis sampai SMP
Contoh;
A. Nilai Dasar
Persatuan Indonesia
B. Nilai Instrumental
Pasal 32 ayat 2
“Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional”.
C. Nilai Praksis
Di Indonesia dikenal berbagai macam bahasa daerah, spt; melayu,
jawa, batak, minang,dll.
Contoh;
A. Nilai Dasar
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
B. Nilai Instrumental
Pasal 1 ayat 2
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”.
C. Nilai Praksis
Memilih presiden dan kepala daerah melalui pemilu. Bukan
berdasarkan keturunan.
Contoh;
A. Nilai Dasar
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
B. Nilai Instrumental
Pasal 27 ayat 1
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya”.
C. Nilai Praksis
Setiap warga negara diperlakukan secara sama didepan hukum
Setiap warga negara bisa menduduki jabatan pemerintahan
Setiap warga negara harus menaati semua hukum yang berlaku.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki Tiga dimensi
1. Dimensi Idealisme
Ideologi mengandung cita-cita atau idealisme yang
hendak dicapai dalam kehidupan dimasa depan
yang bersifat baik dalam berbangsa dan
bernegara.
2. Dimensi Normatif
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, atau
aturan hukum yang jelas.
3. Dimensi Realitas
Ideologi itu mengandung nilai dasar yang bersumber
dari nilai-nilai riil (nyata) yang hidup didalam
masyarakat, terutama pada saat ideologi itu lahir
Contoh penerapan dimensi idealisme menurut
Pancasila :
• Sila 1 : Pengakuan terhadap adanya Tuhan yang
Maha Esa.
• Sila 2 : Pengakuan terhadap harkat martabat
manusia.
• Sila 3 : Terwujudnya persatuan dan kesatuan
bangsa.
• Sila 4 : Terwujudnya lembaga perwakilan yang
demokratis.
• Sila 5 : Terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur.
Contoh penerapan dimensi realita menurut Pancasila
:
• Sila 1 : seseorang menjalankan ibadah menurut
agamanya.
• Sila 2 : tidak memebeda-bedakan suku bangsa.
• Sila 3 : gotong royong membersihkan kelas.
• Sila 4 : memilih pengurus kelas.
• Sila 5 : menyantuni anak yatim.
C. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai
kehidupan
1. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang
politik dan hukum
Meliputi; lembaga negara, hak asasi manusia,
demokrasi, dan hukum.
a. Lembaga negara
Pengembangan lembaga negara dapat
dilakukan berdasarkan pada lembaga yang
ada dalam masyarakat, menciptakan lembaga
baru, atau mencontoh lembaga negara dari
negara lain.
Harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
b. Hak asasi manusia
Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, bukan hak asasi
manusia yang mengutamakan kebebasan individu
atau mengutamakan kewajiban tanpa
menghargai hak individu.
c. Demokrasi
Demokrasi yang kita kembangkan adalah
demokrasi Pancasila, yaitu suatu sistem demokrasi
yang tumbuh dari tradisi nilai-nilai budaya bangsa.
Ex; pemilu, pemilihan pemimpin sudah dikenal oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dulu.
d. Hukum
Pembangunan dalam bidang hukum, diarahkan pada
terciptanya sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila, yang merupakan sumber dari segala sumber
hukum.