PEMBAHASAN
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang
pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik
dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu:
1) Periode 1945-1950.
Konstitusi yang digunakan adalah pancasila dan UUD 1995 yang presidensil. Upaya–
upaya untuk mengganti pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI mulai
memberontak di madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang yang akan mendirikan negara dasar
islam.
2). Periode 1950-1959
Penerapan pancasila selama priode ini adalah pancasila diarahkan sebagai ideology
liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar negara tetap
pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwa musyawarah mufakat, melainkan suara
terbanyak (voting). Dalam bidang politik, demokrasi berjalan dengan baik dengan
terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.
3). Priode 1956-1965
Dikenal sebagai periode . Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga
yang memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi Presiden
Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap pancasila dalam konstitusi.
akibanya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi persiden seumur hidup, politik
konfrontasi, dan menggabungkan nasionalis, agama, dan komunis, yang ternyata tidak cocok
bagi NKRI.
Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan
sehingga situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari
situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan
keselamatan bangsa dan Negara. Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno
selaku presiden RI memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11
Maret 19669(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya
keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya
Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh
Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966-1998. Dalam jangka
waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat
yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
contoh dari gencarnya penanaman nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari penggunaan
Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi, yang menyatakan bahwa
semua organisasi, apapun bentuknya, baik itu organisasi masyarakat, komunitas,
perkumpulan, dan sebagainya haruslah mengunakan Pancasila sebagai asas utamanya.
Apabila ada asas-asas organisasi lain yang ingin ditambahkan sebagai asasnya, tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila. Oleh karena itu, muncul juga anggapan bahwa Pancasila
dianggap sebagai “pembius” bangsa, karena telah “melumpuhkan” kebebasan untuk
berorganisasi
Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat diperlukan orde baru
sebagai alat untuk membenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara. Sehingga
Pancasila oleh rezim orde baru kemudian ditafsirkan sedemikian rupa sehingga
membenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara. Maka dari itu Pancasila perlu
disosialisasikan sebagai doktrin komprehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna
memberikan legitimasi atas segala tindakan pemerintah yang berkuasa. dalam diri
masyarakat Indonesia. Adapun dalam pelaksanaannya upaya indroktinisasi tersebut
dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pengkultusan Pancasila sampai dengan Penataran
P4.
Secara harfiah reformasi berarti suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang
atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Adapun syarat-syarat gerakan
reformasi: 1. Reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan. 2. Reformasi dilakukan
harus dengan suatu cita-cita yang jelas (landasan ideologis) tertentu. 3. Suatu gerakan reformasi
dilakukan dengan berdasarkan pada suatu kerangka structural tertentu (dalam hal ini UUD)
sebagai kerangka acuan reformasi. 4. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan kondisi
serta keadaan yang lebih baik dalam segala aspek antara lain bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta kehidupan keagamaan.
artinya pancasila menjadi kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia,
khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasa kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini
berarti, bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus selalu dilandasi oleh
sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. 2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang
sosial politik
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama,
dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pemgambilan keputusan.
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan kesatuan.