KELOMPOK 4
Pendidikan Pancasila Kelas 67
ANGGOTA KELOMPOK 4
A. PENGERTIAN
• pengertian Pancasila dapat dibedakan menjadi dua :
• Pancasila formal yang berupa pengertian yang abstrak berupa ide atau tokoh-
tokoh perumus Pancasila yang kemudian dituangkan dalam rumusan tertulis
dalam dokumen-dokumen penting. Pancasila material yang hidup dan
berkembang dalam sejarah, peradaban, agama, hidup ketatanegaraan,
lembaga sosial ( struktur sosial asli Indonesia yang bersifat gotong royong ).
• Yang kedua pengertian Pancasila itu memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
dalam Pancasila material belum jelas batas batas antara sila 1 dan sila yang
lain seperti halnya pada Pancasila formal. bahkan mungkin saja orang belum
memahaminya sebagai sila-sila atau prinsip-prinsip yang abstrak, tetapi
mereka mengejarnya sebagai nilai-nilai kehidupan sehari-hari dalam bidang
sosial, politik pemerintahan, ekonomi, budaya dan agama.
PANCASILA : pengertian dan fungsi
B. FUNGSI
• Pancasila sebagai pedoman hidup
• Di dalam fungsi ini pancasila harus menjadi dasar
pedoman dalam menghadapi suatu masalah yang
menimpa bangsa Indonesia.
• Pancasila sebagai jiwa bangsa
• Di sini pancasila harus tampak dalam setiap organisasi
maupun insan yang berada di Indonesia.
• Pancasila sebagai kepribadian bangsa
PANCASILA : pengertian dan fungsi
KELEBIHAN
• Pemerintahan Orde Baru berhasil mempertahankan
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus
berhasil memberantas paham komunis di Indonesia.
• Pemberlakuan demokrasi pancasila, pemerintahan orde
baru melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen melalui program P4 (Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila). Program P4 ini diajarkan
disekolah – sekolah sebagai pembekalan.
• Pada masa orde baru prsiden Soeharto memperbolekan
adanya organisasi mayarakat dengan syarat berasaskan
pancasila atau dikenal sebagai asas tunggal pancasila.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN
• Pada masa orde baru terjadi perkembangan GDP per
kapita sehingga menyababkan kesejahteraan rakyat
meningkat.
• Presiden Suharto memiliki kemampuan ekonomi politik
yang kuat untuk membangun ekonomi Indonesia, salah
satunya dengan menonjolkan “kebesaran bangsa”
dalam bentuk kekuatan militer dan pembangunan
proyek mercusuar.
• Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil dengan
baik menekan tingkat inflasi yang sangat tinggi pada
tahun 1966 menjadi hanya sekitar 5% - 10% pada awal
decade 1970-an
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KEKURANGAN
• Diterapkannya demokrasi sentralistik.
• Pemegang kendali terhadap lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif depegang oleh presiden.
• Pemerintahan orde baru dikenal sebagai pemerintahan yang
melemahkan aspek demokrasi terutama pers karna dianggap
membahayakan keuasaan pemerintahan.
• Presiden Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaannya.
• Pada masa ini, DPR dan MPR tidak berfungsi dengan efektif.
• Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi.
• Buruknya kondisi sektor perbankan nasional dan semakin
besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal asing,
termasuk pinjaman dan impor.
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU
DAMPAK POSITIF
• Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun
1968 hanya USD $ 70 dan pada 1996 mencapai lebih dari
USD $ 1,565
• Suksesnya Transmigrasi
• Program KB yang berjalan dengan lancer
• Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
• Gerakan Wajib Belajar dan Nasional
Orang-Tua Asuh
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU
DAMPAK NEGATIF
• Banyaknya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.
• Adanya gerakan besar-besaran untuk menggulingkan rezim
Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
• Adanya penindasan ideologis
• Adanya penindasan secara fisik.
• Perlakuan diskriminasi oleh negara terhadap masyarakat non
pribumi (keturunan) dan golongan minoritas.
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU
DAMPAK NEGATIF
• Terjadinya pelanggaran HAM
• Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan
• Tidak adanya rencana suksesi (penurunan kekuasaaan ke
pemerintah / presiden selanjutnya)
• Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% asset
kekayaan Negara dipegang oleh swasta.
REFERENSI
Nurwadani, P. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.