Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH PANCASILA

PADA MASA ORDE BARU

KELOMPOK 4
Pendidikan Pancasila Kelas 67
ANGGOTA KELOMPOK 4

Retno Dewi Utari (171510701030)


Ilma Nurillah (191810401012)
Axgrandchy Ocktrilian (191810401036)
Muhammad Imam Thohari (191810401040)
Siti Khasanah (191810401042)
Layli Nazilatur Rohmah (191810401046)
Safira Isti’nafil Islam (191810401049)
Aldo Nurinsyah Islami (191810401074)
PANCASILA : pengertian dan fungsi

A. PENGERTIAN
• pengertian Pancasila dapat dibedakan menjadi dua :

• Pancasila formal yang berupa pengertian yang abstrak berupa ide atau tokoh-
tokoh perumus Pancasila yang kemudian dituangkan dalam rumusan tertulis
dalam dokumen-dokumen penting. Pancasila material yang hidup dan
berkembang dalam sejarah, peradaban, agama, hidup ketatanegaraan,
lembaga sosial ( struktur sosial asli Indonesia yang bersifat gotong royong ).

• Yang kedua pengertian Pancasila itu memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
dalam Pancasila material belum jelas batas batas antara sila 1 dan sila yang
lain seperti halnya pada Pancasila formal. bahkan mungkin saja orang belum
memahaminya sebagai sila-sila atau prinsip-prinsip yang abstrak, tetapi
mereka mengejarnya sebagai nilai-nilai kehidupan sehari-hari dalam bidang
sosial, politik pemerintahan, ekonomi, budaya dan agama.
PANCASILA : pengertian dan fungsi

B. FUNGSI
• Pancasila sebagai pedoman hidup
• Di dalam fungsi ini pancasila harus menjadi dasar
pedoman dalam menghadapi suatu masalah yang
menimpa bangsa Indonesia.
• Pancasila sebagai jiwa bangsa
• Di sini pancasila harus tampak dalam setiap organisasi
maupun insan yang berada di Indonesia.
• Pancasila sebagai kepribadian bangsa
PANCASILA : pengertian dan fungsi

• Pancasila harus berada pada setiap pribadi bangsa


Indonesia agar dapat membuat pancasila sebagai
pribadi bangsa.
• Pancasila sebagai sumber hokum
• Dengan kata lain sebagai dasar hokum suatu Negara
tidak boleh ada suatu persatuan yang bertentangan
dengan pancasila.
• Pancasila sebagai cita-cita bangsa
• Pancasila dibuat untuk menjadi tujuan serta cita-cita
bangsa Indonesia yang menjadi sebuah Negara yang
berketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang
tinggi, bersatu, bermusyawarah, dan memiliki
keadilan social.
PERALIHAN ORDE LAMA MENUJU ORDE
BARU
 Pada 11 Maret 1966, Presiden Soekarno dipaksa menandatangani sebuah dekrit
yang dikenal sebagai dokumen “SUPERSEMAR” (Surat Perintah Sebelas Maret)
sebagai alat pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto.
 Suharto secara formal dinyatakan sebagai presiden sementara pada tahun 1967
dan dilantik menjadi presiden Indonesia kedua pada tahun 1968. Dilantiknya
Suharto menjadi presiden ini membuat munculnya era baru yang disebut dengan
“Orde Baru” sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah berubah drastis.
 Setelah menjadi presiden, langkah yang dilakukan Suharto
selanjutnya adalah depolitasi Indonesia. Menteri tidak
diizinkan untuk membuat kebijakan mereka sendiri,
namun mereka harus mengimplementasikan kebijakan-
kebijakan yang diformulasikan oleh atasannya (presiden).
Golkar (akronim dari Golongan Karya atau kelompok-
kelompok fungsional) digunakan sebagai kendaraan
parlementer yang kuat milik Suharto.
PERALIHAN ORDE LAMA MENUJU ORDE
BARU
 Suharto mendorong sembilan partai politik yang ada untuk bergabung
sehingga tinggal tersisa dua partai. Dua partai tersebut yaitu Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) yang terdiri dari partai-partai Islam dan
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) terdiri dari partai-partai nasionalis dan
Kristen.
 Pada tahun 1984, semua organisasi sosial politik harus menyatakan
Pancasila (lima prinsip pendiri Negara Indonesia yang diperkenalkan oleh
Soekarno pada tahun 1940an) sebagai satu-satunya ideologi mereka.
Suharto kemudian menggunakan Pancasila sebagai alat penekanan
karena semua organisasi berada dibawah ancaman tuduhan melakukan
tindakan-tindakan anti-Pancasila.
PANCASILA PADA MASA ORDE BARU
• Soeharto mengeluarkan inpres No. 12/1968
• Tahun 1978 pemerintah Orde Baru mengembangkan strategi kekuasaan yaitu
Program tersebut yaitu pedoman, penghayatan, dan pengamalan pancasila (P-4).
Gagasan ini dikemukakan oleh Soeharto pada tanggal 12 April 1976. Kemudian
diterima dan ditetapkan oleh MPR melalui TAP MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4
(Ekaprasetia Pancakarsa).
• Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No. 10/1978
• Dikeluarkan juga Keppres No. 10/1979 tentang pembentukan BP-7. Kepres
tersebut ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri dengan menerbitkan
beberapa keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 239/1980, Nomor 163/1981,
dan nomor 86/1982.
• Menurut materi penataran P4 dalam buku yang diterbitkan BP7 akhir tahun 1994,
ada empat isme yang merupakan ancaman bagi Indonesia yang disebut sebagai
AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan,, dan Tantangan) yaitu adalah
Komunisme, Liberalisme, Militerisme dan fasisme, serta Pragmatisme.
PANCASILA PADA MASA ORDE BARU
• Tujuan ideologis dari penataran ini adalah untuk
membersihkan ide-ide Orde Lama dan paham komunisme
• Pendidikan pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan melalui
metode indoktrinasi dan unilateral, yang tidak memungkinkan
terjadinya perbedaan pendapat, semakin mempertumpul
pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila.
• Pemutaklakan atas pancasila di Orde Baru itu merupakan
bentuk radikalisasi Pancasila yang meyakini Pancasila melebihi
batas fungsi dan kedudukannya sebagai dasar negara.
• Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman
sejarah pemerintahan sebelumnya,
akhirnya kekuasaan otoritarian Orde
Baru pada akhir 1998-an runtuh oleh
kekuatan masyarakat.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN
• Pemerintahan Orde Baru berhasil mempertahankan
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus
berhasil memberantas paham komunis di Indonesia.
• Pemberlakuan demokrasi pancasila, pemerintahan orde
baru melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen melalui program P4 (Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila). Program P4 ini diajarkan
disekolah – sekolah sebagai pembekalan.
• Pada masa orde baru prsiden Soeharto memperbolekan
adanya organisasi mayarakat dengan syarat berasaskan
pancasila atau dikenal sebagai asas tunggal pancasila.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN
• Pada masa orde baru terjadi perkembangan GDP per
kapita sehingga menyababkan kesejahteraan rakyat
meningkat.
• Presiden Suharto memiliki kemampuan ekonomi politik
yang kuat untuk membangun ekonomi Indonesia, salah
satunya dengan menonjolkan “kebesaran bangsa”
dalam bentuk kekuatan militer dan pembangunan
proyek mercusuar.
• Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil dengan
baik menekan tingkat inflasi yang sangat tinggi pada
tahun 1966 menjadi hanya sekitar 5% - 10% pada awal
decade 1970-an
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KEKURANGAN
• Diterapkannya demokrasi sentralistik.
• Pemegang kendali terhadap lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif depegang oleh presiden.
• Pemerintahan orde baru dikenal sebagai pemerintahan yang
melemahkan aspek demokrasi terutama pers karna dianggap
membahayakan keuasaan pemerintahan.
• Presiden Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaannya.
• Pada masa ini, DPR dan MPR tidak berfungsi dengan efektif.
• Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi.
• Buruknya kondisi sektor perbankan nasional dan semakin
besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal asing,
termasuk pinjaman dan impor.
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU

DAMPAK POSITIF
• Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun
1968 hanya USD $ 70 dan pada 1996 mencapai lebih dari
USD $ 1,565
• Suksesnya Transmigrasi
• Program KB yang berjalan dengan lancer
• Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
• Gerakan Wajib Belajar dan Nasional
Orang-Tua Asuh
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU

DAMPAK NEGATIF
• Banyaknya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.
• Adanya gerakan besar-besaran untuk menggulingkan rezim
Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
• Adanya penindasan ideologis
• Adanya penindasan secara fisik.
• Perlakuan diskriminasi oleh negara terhadap masyarakat non
pribumi (keturunan) dan golongan minoritas.
DAMPAK KEBIJAKAN ORDE BARU

DAMPAK NEGATIF
• Terjadinya pelanggaran HAM
• Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan
• Tidak adanya rencana suksesi (penurunan kekuasaaan ke
pemerintah / presiden selanjutnya)
• Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% asset
kekayaan Negara dipegang oleh swasta.
REFERENSI
Nurwadani, P. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Putri, N.K.N.F. 2015. Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan Orde


Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi. Paper. Yogyakarta: Universitas
Mercu Buana.

Susanto. 2016. Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa:


Analisis Tentang Peran Pnancasila Sebagai Modal Sosial Berbangsa dan
Bernegara. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan. 2(1)

Syahrial Syarbani. 2004. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Utama, A.S., dan S. Dewi. 2018. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Indonesia Serta Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru, dan Era Reformasi. E-Journal Unri. 13(2): 12-13
SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI

Anda mungkin juga menyukai