Anda di halaman 1dari 29

PANCASILA MENJADI

DASAR NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
M AT E R I P R E S E N TA S I P E RT E M UA N K E - 4
M ATA K U L I A H P E N D I D I K A N PA N C A S I L A

P O L I T E K N I K K E U A N G A N N E G A R A S TA N
Kelompok 3
• AULIA RAHMADHANI
• ERIKHA ANINDITA PUTRI HIDAYAT
• IQBAL HAWARI
• SILVI SAGALA

K A M I B E R A SA L DA R I S U K U YA N G B E R B E DA - B E DA , N A M U N K A M I T E TA P
SATU.
INDONESIA
Our
01
Topic
OUR TOPIC
Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Dasar Negara

02 Esensi dan Urgensi Pancasila


sebagai Dasar Negara

03
05
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing
and typesetting industry.
1. DINAMIKA DAN
TANTANGAN
PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
PANCASILA ERA KEMERDEKAAN
JAKARTA CHARTER (PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945)
Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme
serta memuat dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta ini kemudian
disahkan oleh sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945, setelah
terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) kata dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemelukpemeluknya”, diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

INISIATIF SEJUMLAH TOKOH YANG HENDAK MELAKUKAN INTERPRETASI ULANG


TERHADAP PANCASILA (1950)
Saat itu muncul perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu. Pancasila pada
saat itu benar-benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalis netral agama
(Sidik Djojosukarto dan Sutan takdir Alisyahbana dkk) dan nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin
Zuhri sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara.
PANCASILA ERA ORDE LAMA
PERIODE 1945-1950
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil, namun
dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat diusir. Persatuan
rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk mengganti
Pancasila sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun
pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang ingin mendirikan Negara dengan agam Islam.

PERIODE 1950-1959
Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang pada nyatanya
tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar Negara tetap Pancasila, tetapi
rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak. Dalam
bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap
paling demokratis.
PANCASILA ERA ORDE LAMA
PERIODE 1956-1965 (DEMOKRASI TERPIMPIN)
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi demokrasi justru tidak berada
kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana
berada pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjado otoriter,
diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis,
Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok dengan kehidupan Negara Indonesia. Terbukti
dengan adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-
nilai pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
PANCASILA ERA ORDE LAMA
1966
Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak
ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama
yang menyimpang dari pancasila melalui program P4
PANCASILA BERHASIL DIPERTAHANKAN, (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila)
PAHAM KOMUNIS BERHASIL DIMUSNAHKAN atau Ekaprasetia Pancakarsa.
(12 MARET 1966). TAPI…
Pancasila justru dijadikan sebagai indoktrinasi. Pancasia
sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan.
1. Melalui ajaran P4 yang dilakukan di sekolah-sekolah
melalui pembekalan atau seminar.
2. Asa tunggal, yaitu presiden Soeharto membolehkan rakyat
untuk membentuk organisasi-organisasi dengan syarat
harus berasaskan Pancasila.
3. Stabilisasi yaitu presiden Soeharto melarang adanya
kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah.
Karena presiden Soeharto beranggapan bahwa kritikan
terhadap pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di
dalam negara. Dan untuk menstabilkannya presiden
Soeharto menggunakan kekuatan militer sehingga tak ada
yang berani untuk mengkritik pemerintah.
PANCASILA ERA ORDE LAMA

PENYELEWENGAN DALAM PENERAPAN


PANCASILA
1. Demokrasi Sentralistik
2. Presiden memegang kendali pada 3 elemen utama
pemerintahan.
3. Membentuk Departemen Penerangan (Lembaga
Sensor) untuk membatasi Pers.
4. Pelanggaran Korupsi, Kolusi, Nepotisme.
5. Krisis moneter besar-besaran.
6. Pelanggaran HAM
7. Penindasan Ideologis.
PANCASILA ERA ORDE LAMA

PANCASILA MULAI DILUPAKAN


Reformasi belum berlangsung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara maksimal
sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum memahami makna
sesungguhnya. Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila
tidak lagi populer seperti pada masa lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian dari
pengalaman buruk di masa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran. Masyarakat bahkan
seakan trauma terhadap segala polemic yang ada pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Masyarakat menolak
Pancasila karena Pancasila dianggap sebagai produk orde lama dan Orde Baru. Reformasi juga dianggap sebagai
era kebebasan. Hal ini mengancam Pancasila yang ditakutkan akan tergerus dan tergantikan oleh ideology lain.
2 . ESENSI DAN
URGENSI PANCASILA
SEBAGAI DASAR
NEGARA
Esensi
S E N S I PA N C A S I L A
EBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila
01
Sebagai Kaidah penuntun dalam
pembuatan politik hukum / kebijakan
negara.

1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integritas atau keutuhan bangsa.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan upaya pembangunan demokrasi dan
nomokrasi
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan upaya pembangunan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
4. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan pada prinsip toleransi beragama yang
berkeadaban.
Esensi
S E N S I PA N C A S I L A
EBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila
02 Berkedudukan sebagai dasar negara.

1.   Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia.


2.     Meliputi suasana kebatinan dalam UUD 1945.
3.     Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara.
4.     Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajbkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5.     Merupakan sumber semangat abadi UUD1945 bagi penyelengaraan negara, para pelaksana
pemerintahan.
URGENSI PANCASILA
SEBAGAI DASAR
NEGARA

SEMOGA, SETELAH INI TIDAK


A D A L A G I YA N G B E R TA N YA :

“Sebagai dasar negara,


Emang Pancasila
sebegitu penting ya?”

:
[ SOURCE

INSTAGRAM.COM ]
Pancasila
adalah Weltanschauung, satu
dasar falsafah dan juga satu
alat pemersatu bangsa yang
juga pada hakikatnya satu
alat mempersatukan dalam
perjuangan melenyapkan
segala macam penjajahan
- IR. SOEKARNO
terutama imperialisme.
3. HUBUNGAN
PANCASILA DAN
PEMBUKAAN UUD
1945
Pancasila
PA N C A S I L A D A N
PEMBUKAAN UUD 1945
Dan
A.)
Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945

1.     Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundamentalnorm. Oleh karena itu,
kedudukan Pembukaan merupakan peraturan hukum yang tertinggi  diatas Undang-Undang Dasar. Implikasinya,
semua peraturan perundang-undangan  dimulai dari pasal-pasal dalam UUD 1945 sampai dengan peraturan
Daerah harus sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
2.     Pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD1945 sebagai staatsfundamentalnorm. Secara
ilmiah akademis, pembukaan UUD 1945 sebagai staatfundamentalnorm mempunyai hakikat kedudukan yang
tetap, kuat,  dan tak berubah bagi negara yang dibentuk, dengan perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat
diubah.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
B.) mempunyai hubungan timbal balik sebagai
berikut :

Hubungan Secara Formal


 
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memporelehi
kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya
bertopang pada asas-asas social, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas
kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.)    Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b.)    Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah Negara yang
Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu :
1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-faktor mutlak bagi adanya
tertib hukum Indonesia.
2. Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi.

Pancasila
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
B.) mempunyai hubungan timbal balik sebagai
berikut :

c.)    Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai
Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-
Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung pada batang
tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
d.)  Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan dan
fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
e.)  Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan
yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.

Pancasila
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
B.) mempunyai hubungan timbal balik sebagai
berikut :

Hubungan secara material

Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD 1945, maka secara
kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru kemudian
Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat
negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam jakarata yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk
pertama pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang
tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib
hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber
materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang fubdamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok
kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah pancasila.

Pancasila
4. PENJABARAN
PANCASILA DALAM
PEMBUKAAN UUD
1945
Pancasila
E N J A B A R A N PA N C A S I L A D A L A M
EMBUKAAN UUD 1945
Dan
B.)
Penjabaran Pancasila dalam UUD 1945

Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut adalah
sebagai berikut:
1.    Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2.  Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3.    Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
4.   Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adali dan beradab”.
Implementasi Pancasila
dalam Perumusan
Kebijakan
• Bidang Politik
• Bidang Ekonomi
• Bidang Sosial Budaya
• Bidang Hankam
Sektor Sektor
Suprastruktur Masyarakat
Politik
5 prinsip pembangunan ekonomi
yang mengacu kepada nilai Pancasila
(menurut Mubyarto dalam Oesman dan Alfian)
Sila (3) Prioritas kebijaksanaan
Sila (1) Roda perekonomian Sila (2) Ada kehendak kuat dari ekonomi adalah penciptaan
digerakkan oleh rangsangan- seluruh masyarakat untuk perekonomian nasional yang
rangsangan ekonomi, sosial, mewujudkan pemerataan sosial, tangguh. Hal ini berarti
dan moral. sesuai asas kemanusiaan nasionalisme menjiwai setiap
kebijakan ekonomi

Sila (5) Adanya imbangan yang jelas Sila (4) koperasi


dan tegas antara perencanaan di merupakan sokoguru
tingkat nasional dan desentralisasi perekonomian dan
dalam pelaksanaan kebijaksanaan merupakan bentuk
ekonomi untuk mencapai keadilan saling konkrit dari usaha
ekonomi dan keadilan sosial. bersama
Mengingat karakter masyarakat Indonesia yang
berbhinneka tunggal ika sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 36 A UUD 1945. Hal tersebut
mengisyaratkan kepada segenap komponen bangsa
agar berpikir konstruktif, yaitu memandang
kebhinnekaan masyarakat sebagai kekuatan bukan
sebagai kelemahan, apalagi dianggap sebagai faktor
disintegratif, tanpa menghilangkan kewaspadaan
upaya pecah
belah dari pihak asing.
4. Bidang Hankam
Prinsip-prinsip yang merupakan nilai instrumental Pancasila dalam bidang
pertahanan dan keamanan (Pasal 30 UUD 1945)

Kedudukan warga Pasal 30 ayat (1) UUD 1945


negara dalam “Tiap-tiap warga negara berhak dan
pertahanan dan wajib ikut serta dalam usaha
keamanan pertahanan dan keamanan negara.”

Sistem Sistem pertahanan dan keamanan


pertahanan dan rakyat semesta
TNI dan Polri kekuatan utama
keamanan Rakyat kekuatan pendukung
Mempertahankan, melindungi, dan
Tugas pokok TNI memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara

Melindungi, mengayomi, melayani


Tugas pokok masyarakat, serta menegakkan
POLRI hukum
TERIMA
KASIH !
KESIMPULAN:

Pancasila telah melalui berbagai


kedinamikaan. Kita sebagai bangsa
Indonesia hendaknya selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Karena, Indonesia akan mencapai
tujuan yang di cita-citakan seperti
yang diharapan pejuang-pejuang
pada masa dulu jika rakyat
Indonesia menerapkan nila-nilai
yang terkandung dalam pancasila

Anda mungkin juga menyukai